Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audentya Widoretno
"Skripsi ini membahas mengenai peran teknik visualisasi terhadap kemungkinan ruang yang terbentuk di dalam film. Arsitektur dan film merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dikaitkan bila berbicara mengenai ruang, waktu dan perpindahan. Film sebagai media yang memungkinkan seseorang untuk merancang ruang tanpa batas, yang kemudian membuat jelas bahwa ruang dan waktu menjadi sesuatu yang dapat dimanipulasi. Tulisan ini mengacu pada pernyataan arsitektur dan film sama-sama menghasilkan ruang untuk dihidupi (lived space) demi pemahaman ruang apa yang dihidupi di dalam film. Skripsi ini juga membahas mengenai narasi sebagai unsur pembentuk ruang yang bercerita dan pengaruh memori serta mimpi dalam pembentukkan persepsi seseorang akan ruang.

This thesis discusses the role of visualization techniques towards spatial possibilities formalized in film. Architecture and film are two disciplines that can be linked when we talking about space, time, and movement. Film as a medium allows one to design a space without boundaries, which then makes clear that space and time manipulable materials. This thesis refers to a statement about architecture and film that both of them produce lived space. This thesis also discusses narration as an element of spatial production that can narrate a story (narrative space) and influence the formation of memory and dream on forming one's perception of space."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Muhammad Taqy Arraihan
"ABSTRAK
Penulisan skripsi ini merupakan bentuk kritik terhadap buku Ketukangan: Kesadaran Material yang ditulis oleh Tim Kurator Paviliun Indonesia sebagai hasil dari keikutsertaannya dalam Pameran Arsitektur Internasional Ke-14 – La Biennale di Venezia. Pembahasan mencakup ketukangan di Indonesia dan perjalanannya dalam kurun waktu seratus tahun yang bersinggungan dengan modernisasi yakni terkait dengan singularitas, kemajuan teknologi – industrialisasi, dan kapitalisme.

ABSTRACT
This essay is critic on Craftsmanship: Material Consciousness a book written by Indonesian Pavilion Curatorial Team for its participation in The 14th International Architecture Exhibition – la Biennale di Venezia. The research is about craftsmanship in Indonesia and its experiences in a hundred years encountering modernity, in relationship with singularity, technology-industrialization, and capitalism.
"
2015
S60297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dic Fla Vidya Kriss Tanny
"Arsitektur dan proses pembuatan roti baking terdengar seperti dua dunia yang berbeda. Namun ternyata pembentukan ruang menjadi kunci penting dalam proses pembuatan roti. Ruang-ruang yang terbentuk dalam proses pembuatan roti terjadi secara alami dan menjadi struktur dalam rigiditas roti. Tugas akhir ini mencoba untuk memandang transformasi yang terjadi pada proses pembuatan roti baking dari kacamata arsitektur. Dengan melakukan pemahaman mengenai bagaimana setiap elemen material berperan dalam transformasi ruang yang terjadi. Studi ini bertujuan untuk memahami, merekam dan mencari potensi untuk mengontrol pertumbuhan ruang yang terjadi secara mandiri namun ternyata memiliki elemen kontrol.

The architecture and the baking process sound like two different worlds. But it turns out the formation of space becomes an important key in the process of making bread. The spaces formed in the baking process occur naturally and become structures in bread rigidity. This final project tries to look at the transformation that occurs in the baking process from the architectural view. By understanding how each material element plays a role in the transformation of space. This study aims to understand, record and seek the potential to control the growth of space that occurs independently but apparently has a element of control."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harishazka Fauzan
"ABSTRAK
Kemunculan Anamorphic Art tercatat pada sejarah yang tertuang pada Codex Atlanticus (1485), sebagai sebuah cara lain untuk membuat suatu karya seni visual dengan satu sudut pandang tertentu. Eksplorasi seniman dengan metode ini sudah terjadi sejak jaman Renaissance, dalam bentuk lukisan fresco di langit-langit gereja St. Igantius-nya Andrea Pozzo, hingga Felice Varini saat ini.
Anamorphic Art bisa dilibatkan dan akan menjadi suatu pengalaman ruang tersendiri apabila diterapkan di dalam ruang interior. Skripsi ini mencoba untuk mengulas pengalaman ruang interior yang tercipta oleh elemen ruang yang berasal dari karya Felice Varini. Dengan melakukan perbandingan dalam studi kasus akan didapatkan faktor apa saja yang mempengaruhi karya Felice Varini untuk dapat menghasilkan pengalaman ruang yang tidak biasa.

ABSTRAK
The emergence of Anamorphic Art is recorded in the Codex Atlanticus (1485), as a method to create visual artworks based on a particular point of view. Varioud artists have been experimenting with this method, from the time of the Renaissance, in the form of frescoes on the ceiling of the Church of St. Igantius by Andrea Pozzo, to Felice Varini in the contemporary era.
Anamorphic Art could be utilized and could offer a different experience when applied in interior space. This thesis attempts to describe the experience of interior space created by the elements of Felice Varini?s works. By doing comparative case studies, factors that affects particular spatial experience in Felice Varini?s works will be obtained."
2016
S64214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafaat
"Telah kita ketahui sistem negara Totaliter bukanlah bentuk pemerintahan yang ideal jika meningkatkan kesejahteraan penduduk merupakan agenda utama dari negara. Namun, sejarah menunjukkan dibawah rezim ini dapat terjadi peningkatan industrialisasi dan ekonomi seperti yang telah terjadi di Jerman dibawah pimpinan Adolf Hitler. Indonesia telah melewati 2 rezim yang bisa sidebut diwarnai dengan kediktatoran dan pada rezim tersebut Pasar Senen merupakan sarang premanisme yang membentangkan tangannya hingga ke mencapai ke ranah politik negeri ini. Penerapan arsitektur Totaliter dilakukan dalam konteks Pasar Senen bertujuan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dan re-regulasi premanisme untuk kesejahteraan masyarakat. Menggunakan 3 tokoh politik Indonesia menjadi sebuah ikon kediktatoran di negeri ini.

We know that from history, totalitarian states are not the ideal system to apply on a country if people's welfare is part of the government's agenda. Though, history has shown that under these regimes rapid industrialization and economic growth could be achieved as we could see to what happened in Germany under Hitler's command. Indonesia have passed under 2 regimes that could be synonymous to a dictatorship and at that regime Senen market has shown to be a lair of racketeering, growing rapidly and extending it's hands to political realms. Application of totalitarian architecture in the context of Senen market aims to increase the local economical movement and re-regulation of the thugs in conduct with racketeering to increase the people's welfare. Using 3 political actors to serve as an icon of dictatorship in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand Teguh
"ABSTRAK
Alam memiliki beberapa sistem yang mengatur cara kerja dan interaksi
komponen-komponen di dalamnya. Dalam sistem tersebut, wajar apabila terdapat komponen yang mengalami fase kelangkaan maupun fase berkelimpahan. Untuk mengatasinya, sistem tersebut beserta komponen di dalamnya haruslah bisa beradaptasi agar menciptakan sistem yang stabil dan berkelanjutan. Ketiga kata kunci (adaptasi,
stabilitas, dan berkelanjutan) tersebut menjadi salah satu dasar yang dibutuhkan bagi teknologi, khususnya arsitektur untuk mampu merespons perubahan situasi dan kondisi yang sangat cepat. Di tahun 2020, dunia mengalami pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-2 atau Covid-19). Perubahan yang berlangsung sangat cepat ini menjadi ujian bagi teknologi yang diciptakan manusia untuk menjaga kesehatan dan keselamatan manusia. 2033: New Normal menjadi salah satu eksperimen pikiran untuk mencoba melihat bagaimana arsitektur yang selama ini dianggap `kaku` bagi orang awam, mampu merespons perubahan dengan adaptasi teknologi. Dimana ada aksi, akan ada reaksi. Hasilnya, arsitektur yang mampu beradaptasi ini adalah sebuah aksi, dan reaksi yang terjadi adalah keseharian manusia yang menjadi `kaku`, tidak bebas.

ABSTRACT
Nature has several systems that control the scheme and interactions between the components inside. In the system, it is natural that there are components that experience a phase of scarcity and abundance. To overcome this, the system must be able to adapt to create a stable and sustained system. These three keywords (adaptation, stability, and
sustainability) become the foundation needed for technology, especially architecture, to be able to respond to rapid changes. By 2020, the world is experiencing a pandemic of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-2 or Covid-19). This rapid change is a test for the technology that humans created to prioritize human health and safety. 2033: New Normal is a thought experiment made to test architecture that has been considered `inflexible` by ordinary people, able to respond to rapid changes with adaptation of technology. Where there is action, there is reaction. The results, the action is the architecture that adaptive on rapid changes and the reaction that occurs is the daily life of people who become inflexible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Partogi, Eldwin Timothi
"Tugas Akhir ini membahas kemampuan manusia dalam menggali dan membuat sebuah ingatan/memori dengan lebih efektif dalam konteks arsitektur. Arsitektur sebagai media ruang berkegiatan memiliki peran penting terhadap ingatan manusia, baik ingatan yang baru ataupun ingatan yang lama. Tragedi mei 98 merupakan salah satu kejadian yang belum dapat dinyatakan secara literal di beberapa daerah. Cerita yang diangkat terkait dengan kepahitan yang masih dirasakan oleh korban ataupun pelaku yang masih belum dihukum hingga sekarang. Menyatakan sebuah memori menjadi penting, bukan sebagai pengungkit masa lalu yang membangkitkan kembali kemarahan dan kesedihan, tetapi sebagai sebuah pengingat dan pelajaran untuk masa depan. Kejadian yang terjadi berulang kali tidak lagi merupakan keburukan alam, melainkan keburukan manusia. Disaat manusia melupakan sesuatu yang sudah terjadi, hal tersebut merupakan disaster bagi manusia.

This thesis examined memory on its relation with human's mind on how to create a memory effectively in Architecture context. Architecture as an active space could giving more meanings for rememberance, even when the memories are old, or original. Mei 98 considered as one of the many tragedy, that too taboo to be stated in public scale on the certain continent. The story have a deep relation with sadness, anger, and wretch experince, which can still be felt by the victim or the villain that had not punished yet. Every memories need to get stated, not as something to arouse anger, nor sadness but as something to be remembered and to be learned for futureself. The disaster that happen twice with the same chronology are the disaster of human's mind and remembrance. When people started to forget tragedy, the disaster became real at that right moment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Putra Pamungkas
"Tulisan ini membahas bagaimana fotografi bisa dijadikan media pembelajaran arsitektur Fotografi adalah salah satu media representatif bagi arsitektur karena sifatnya yang dapat dipahami seperti sebuah teks Saya melihat kemampuan sebuah foto sebagai elemen generatif keruangan Tulisan ini membahas bagaimana fotografi bisa dijadikan media pembelajaran arsitektur. Fotografi adalah salah satu media representatif bagi arsitektur, karena sifatnya yang dapat dipahami seperti sebuah teks. Saya melihat kemampuan sebuah foto sebagai elemen generatif keruangan. Di sini, saya membuat diagram yang saya awali dari foto ke dalam bentuk denah dan pemodelan tiga dimensi. Saya menganalisis studi kasus melalui pendekatan arsitektur interior, pemahaman fotografi, hingga persepsi.

This paper discusses how photography can be used as a media for architectural study. Photography can serve as a representative media for architecture, as it can also be understood just as a text. Here I see how photographic works can be a spatial generative element in architecture. I convert photos into diagrams, in the forms of floor plans and three-dimensional modelling. Analysis of the case study is done using approaches of interior architecture, photographical understanding, and the theory of perception."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrudin Yan Wijaya
"ABSTRAK

Arsitektur bukan hanya persoalan gambar, bangunan, atau bentuk semata, melainkan juga manusia dan bagaimana manusia hidup. Sebuah novel berjudul Metro 2033 menceritakan bagaimana kehidupan manusia ketika harus dilanjutkan di stasiun-stasiun bawah tanah (metro) karena keadaan di atas tanah yang tidak mungkin dilakukan aktivitas karena radiasi nuklir, sebagai dampak dari perang nuklir. Tulisan ini akan membahas bagaimana faktor-faktor seperti perubahan cara hidup, affordance, dan sense of place mempengaruhi manipulasi ruang yang dilakukan di metro, yang tidak dirancang untuk keperluan pertahanan atau untuk melanjutkan kehidupan manusia, agar mampu melanjutkan kehidupan manusia yang berlindung di dalamnya.


ABSTRACT

Architecture isn’t all about drawings, buildings, or shapes, but is also about human and how human lives. A novel titled Metro 2033 tells a story of how mankind must continue their live inside a metro because the surface condition, caused by nuclear radiation as an effect of a nuclear war, renders activities impossible to occur. This paper analyzes how factors such as changes of the way one lives, affordance, and sense of place affect how metro, which is not designed for sheltering or living purposes, is manipulated in such ways so as to enable it to sustain the human’s life taking shelter in it.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalie Kinanthi Klayan Gusti
"Skripsi ini membahas penerapan metode perancangan ruang berdasarkan narasi pada sebuah ruang virtual berupa video musik. Video musik merupakan hasil gabungan antara lagu dan visualisasinya. Studi kasus video musik ?Red Shoes? yang terinspirasi dari sebuah cerita pendek(cerpen) The Red Shoes karya Hans Christian Andersen digunakan dalam skripsi ini untuk mengetahui proses perancangan ruang yang dilakukan. Lirik lagu dan cerpen digunakan sebagai ide awal yang kemudian diterjemahkan ke dalam elemen ruang. Analisis studi kasus membantu pembahasan tentang bagaimana proses penerjemahan pada narasi hingga menjadi elemen ruang yang dikenal dalam arsitektur untuk mendukung visualisasi lagu.

This paper discusses the application of design method based on narrative in virtual space in the form of music video. Music video results from combining a song and visualization. The case study is the music video ?Red Shoes?, inspired by short story by Hans Christian Andersen with the same name. Lyrics and stories from the song are used as the initial idea which are then translated spatial elements. Analysis of the case study helps the discussion, translating the narrative into spatial element in architecture, supporting the visualization of the song.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>