Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrikus M. Ana
Abstrak :
ABSTRAK
Total Quality Management filosofi pengembangan mutu pendidikan tinggi keperawatan, yang tanggap dan mampu merespon perubahan pendidikan tinggi keperawatan demi kepuasan pada konsumen. Rendahnya mutu pendidikan berasal dari perancangan kurikulum, ketidaksesuaian manajemen, kurangnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya staf. Tujuan penelitian mengetahui gambaran umum penerapan Total Quality Management dalam pendidikan tinggi keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Husada Mandiri Kupang. Metode penelitian survei dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel secara purposive, berjumlah 44 orang. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dianalisa dengan mean dan proporsi. Hasil penelitian menunjukkan perencanaan mutu pendidikan tinggi keperawatan menurut pegawai 85,71 % kurang baik dan 14,29 % baik,dan menurut mahasiswa 53,33 % kurang baik dan 46,67 % baik. Peningkatan mutu pendidikan tinggi keperawatan menurut pegawai 42,86 % baik dan 57,14 % kurang baik, sedangkan menurut mahasiswa 83,33% baik dan 16,67 % kurang baik. Pengendalian mutu pendidikan tinggi keperawatan menurut pegawai 78,57% baik dan 21,43 % kurang baik, dan menurut mahasiswa 70% baik dan 30 % kurang baik. Penjaminan mutu pendidikan tinggi keperawatan menurut pegawai 35,71% baik dan 64,29 % kurang baik, dan menurut mahasiswa 86,67% baik dan 13,33% kurang baik. Hambatan yang dirasakan masih kurangnya sosialisasi bagi perguruan tinggi sehingga belum mengetahui dan mengerti, tentang pelaksanaannya hanya mengacu referensi buku. Pimpinan perlu merencanakan kebijakan mutu yang strategis, pengendalian dan penjaminan mutu yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan tinggi keperawatan. Elemenelemen harus diperhatikan etos kerja, motivasi, kerjasama tim, moral kerja, dan kerja keras.
ABSTRACT
Total Quality Management philosophy of the development of nursing higher education quality, responsive and able to respond to changes in higher education in nursing by consumer satisfaction. The low quality of education from curriculum design, management mismatch, lack of school hours, lack of staff resources. Studies find a general purpose application of Total Quality Management in higher education of nursing at the College of Health Sciences Husada Citra Mandiri Kupang
Methods of survey research with cross sectional design. Purposive sampling, totaling 44 people. Data collection using questionnaires and analyzed with means and proportions. The results showed a high quality planning of nursing education according to the employee 85.71% and 14.29% is not good either, and according to students 53.33% and 46.67% is not good either. Improving the quality of higher education of nursing staff by 42.86% is good and 57.14% is not good, according to students while 83.33% 16.67% good and less good. Quality control of higher education of nursing staff according to 78.57% and 21.43% good is not good, and according to students 70% good and 30% unfavorable. Quality assurance of higher education of nursing staff according to 35.71% and 64.29% good is not good, and according to students 86.67% 13.33% good and less good. Perceived barriers were the lack of socialization for colleges that do not yet know and understand, on a reference book only refers to their implementation. Leaders need to plan a strategic quality policy, quality assurance and control-oriented higher education quality improvement in nursing. Elements must be considered work ethic, motivation, teamwork, morale, and hard work.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42527
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Agnes Natalia
Abstrak :
ABSTRAK
Konsumsi makanan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan mahasiswa di Universitas Indonesiayang melibatkan 96 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan 78.1% adalah perempuan, 52.1% responden dengan keluarga besar, 53.1% mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai nutrisi dan 15.6% mahasiswa memiliki Indeks Masa Tubuh lebih besar dari 25. Selain itu, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan energi maupun protein denganIMT, fakultas dan pengetahuan. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitinan pada mahasiswa yang ada di Universitas Indonesia.
Abstract
Food consumption can affect the nutritional status of person. This research was conducted to determine the student an overview of food consumption in Universitas Indonesia that took a sample of the 96 respondents. The results of this study showed 53.1% of students have low levels of knowledge about nutrition and 15.6% of students had a body mass index greater than 25. Beside of that, there is no significant relationship between caloric intake or protein in weekdays or weekend with Body Mass Index, Faculty, and knowledge. This research could be as a recommendation for the other researcher that want to make a research in a student of Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ollyvia Freeska Dwi Marta
Abstrak :
ABSTRAK
Depresi merupakan permasalahan mental yang sering terjadi pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Jakarta Selatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel berjumlah 63 lansia yang tinggal di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta Selatan yang diambil secara purposive sampling. Analisa univariat menggunakan uji proporsi dan analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat depresi. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mengalami depresi sebesar 41,3% dan yang tidak mengalami depresi sebesar 58,7%. Analisa bivariat ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, status perkawinan, pekerjaan sebelum tinggal di panti, dan dukungan keluarga (pvalue ≥ 0,05). Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat depresi pada lansia seperti faktor dukungan sosial.
Abstract
Depression is a mental disorder that happens in elderly. This study purposed to know elderly depression level and examine what factors that affecting depression. This research used descriptive correlative design. Samples were 63 elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Jakarta Selatan by purposive sampling technique. Proportion test was used to univariate analysis and Chi-Square test was used to know relationship between internal and external factors with depression. The results showed elder people who got depression were 41,3% and who did not get depression were 58,7%. Bivariate analysis showed that there was no significant relationship between depression and age, gender, illness history, marital status, occupation, and family support (pvalue ≥ 0.05). The researcher suggest for next research to observe another factors that affecting depression in elderly.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Zakiyah
Abstrak :
Perawat sering melakukan kesalahan dalam memberikan cairan intravena. Hal ini dapat diminimalkan dengan supervisi, namun kenyataan yang ada kegiatan supervisi belum optimal dan hanya sebatas pengawasan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh supervisi pimpinan ruang terhadap pelaksanaan pemberian cairan intravena. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Sampel kuantitatif berjumlah 66 responden, partisipan FGD berjumlah 6. Hasil penelitian ketiga sub variabel supervisi berpengaruh terhadap pemberian cairan intravena. Hasil FGD diidentifikasi 5 tema yaitu pemahaman pimpinan ruang tentang supervisi, mempertahankan kinerja perawat pelaksana, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, pimpinan ruang memberikan dukungan dan dorongan, supervisi yang kurang terstandar. Direkomendasikan untuk meningkatkan kegiatan supervisi secara berjenjang dan membuat suatu perencanaan supervisi yang terstandar. ......Nurses often make mistakes in administering intravenous fluids. This can be minimized with supervision, but there is a fact that supervision has not been optimized and this activity limited only on one way control. The purpose of this study was to determine the influence of supervision by head nurse on intravenous therapy administration. The method used was quantitative and qualitative methods. Samples in a quantitative approach were 66 respondents, while the number of participants in Focus Group Discussion was 6 head of wards. The results obtained indicated that the three sub variables affected the administration of intravenous fluids. The results of FGD identified several themes, namely the understanding of head nurses about supervision, maintaining performance, improving knowledge and skills, providing support and encouragement, and supervision that was less standardized. It is recommended that head nurses need to improve supervision activities on an ongoing basis, to make a standardized plan about supervision.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31200
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susisusanti Daely
Abstrak :

Jumlah lansia selalu meningkat, begitu juga lansia terlantar, sehingga pemerintahan mendirikan panti sosial. Akibat penuaan, lansia mengalami perubahan yang mempengaruhi kualitas hidup. Metode penelitian deskriptif, pendekatan cross sectional, untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha di Jakarta. Responden dipilih dengan simple random sampling (107). Analisis karakteristik responden  menggunakan uji T-Independent dan anova. Penelitian menemukan responden panti werdha kebanyakan lansia muda, lansia lak-laki dan menikah dengan pendidikan rendah, dan tinggal di panti selama 2 tahun keatas. Kesimpulannya, kualitas hidup lansia panti rendah maka, lansia perlu diberikan dukungan sosial adekuat agar merasa diperhatikan, sehingga tercipta kualitas hidup tinggi.

 


The number of elderly people always increases, as well as abandoned elderly people, so the government has established social institutions. As a result of aging, the elderly experience changes that affect the quality of life. Descriptive research method, cross sectional approach, to describe the quality of life of the elderly at the Panti Sosial Tresna Werdha in Jakarta. Respondents were selected by simple random sampling (107). Analysis of respondent characteristics using independent t-test and anova. The study found that respondents of the panti werdha were mostly young elderly, elderly male and married, with low education, and lived in a nursing home for 2 years and above. In conclusion, the quality of life for the elderly is low, so the elderly need to be given adequate social support in order to feel cared, so that a high quality of life is created.

 

 

 

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Rachma Sari
Abstrak :
Kolaborasi interprofesional merupakan hal penting dalam pelayanan perawatan. Stereotip dianggap sebagai hambatan dalam penerapan kolaborasi interprofesional. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan stereotip terhadap implementasi kolaborasi tenaga kesehatan di RSUD Pasar Rebo. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif analitik cross sectional. Responden penelitian ini yaitu dokter, perawat, ahli gizi, dan farmasis (N=88). Sampel penelitian diambil dengan cara stratified random sampling. Penelitian menggunakan Student Stereotypes Rating Questionnaire (SSRQ) dan Assessment of Interprofessional Team Collaboration Scale (AITCS) sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara stereotip terhadap implementasi kolaborasi tenaga kesehatan (p=0.009; α=0.05). Analisis bivariat menunjukkan stereotip kategorik rendah berdasarkan 9 poin yang ada di SSRQ dan implementasi kolaborasi buruk berdasarkan partnership/shared decision making, coorperation, dan coordination mendominasi. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengupayakan meningkatkan hubungan interpersonal dengan tenaga kesehatan lainnya melalui pendekatan pemahaman peran masing-masing tenaga kesehatan dan memfasilitasi upaya tersebut merupakan hal yang penting. ...... Interprofessional collaboration is essential in healthcare. Stereotype are considered as barrier for interprofessional collaboration practice. This aim of this article is to prove the significant correlation between stereotype and interprofessional collaboration practice in RSUD Pasar Rebo. Cross sectional analytical was used in this study. Participants were healthcare provider which consist of physician, nurse, pharmacy, and dietitian in RSUD Pasar Rebo (N=88). This study used Student Stereotypes Rating Questionnaire (SSRQ) and Assessment of Interprofessional Team Collaboration Scale (AITCS) as its instrument. Sample were taken by stratified random sampling. This study showed there is correlation between stereotype with interprofessional collaboration practice (p=0.009; α=0.05). The result of bivariate analysis showed that low stereotype based on 9 point in SSRQ and bad implementation interprofessional collaboration based on partnership/shared decision making, cooperation, and coordination dominates. Based on result, to do other research is needed, the effort to do more in interpersonal relationship with understanding of each role member team, and facilitate this effort is important.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Fathiani Rahma
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena multikultural menuntut mahasiswa keperawatan harus memiliki kompetensi budaya. Mahasiswa keperawatan yang kompeten secara budaya lebih memahami perbedaan dan persamaan budaya klien dalam memberikan asuhan keperawatan peka budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya perbedaan tingkat kompetensi budaya berdasarkan jenjang program. Penelitian ini melibatkan 164 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa reguler semester 8 dan profesi profesi semester 2. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik sampling stratified random sampling. Sumber Kuisioner pada penelitian ini yaitu modifikasi dari instrument IAPCC-SV oleh Campinha Bacote. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat kompetensi budaya mahasiswa profesi semester 2 yaitu 60,0 dan mahasiswa reguler semester 8 yaitu 59,0 p value = 0,283; alpha=0,05 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa reguler semester 8 berada pada tingkat sadar budaya dan profesi semester 2 berada pada tingkat kompeten budaya dan secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi budaya.
ABSTRACT
Multicultural phenomena require nursing students to have cultural competence. Competent nursing students are culturally more understanding of cultural differences and equations of clients in providing culturally sensitive nursing care. This study aims to see the differences in the level of cultural competence based on program level. This study involves 164 students consisting of regular students of 8th term and profession student 2nd term. This research use cross sectional design with stratified random sampling technique. Questionnaire rsquo s sources in this study is a modification from IAPCC SV instrument by Campinha Bacote. The results showed that the average value of the competency level of professional students in the 2nd semester was 60.0 and the regular students of 8th term were 59.0 p value 0.283 alpha 0,05 . The results show that regular students of the 8th term are at a aware level of culture and the profession student term 2nd at the competent level of culture and there is no statistically significant difference. Further research is needed to look at the factors influencing cultural competence.
2017
S67360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Fitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Perawat memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan pasien dari efek samping transfusi darah. Namun, di Indonesia masih sangat sedikit penelitian mengenai prosedur transfusi yang dilakukan oleh perawat. Tujuan: hubungan pengetahuan perawat dengan kelengkapan pemberian transfusi yang dilakukan. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random dan consecutive sampling dan didapatkan 106 perawat yang bekerja di ruang rawat inap pasien dewasa. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang dikembangkan sendiri oleh peniliti dengan jumlah soal 46. Data dianalisis dengan uji korelasi pearson. Hasil: nilai pengetahuan perawat 15,59 SD= 2.77 dan kelengkapan pemberian transfusi 42,19 SD= 3.82 tergolong cukup dan terdapat hubungan yang signifikan di antara keduanya p = 0,049, alfa = 0,05. Hubungan tersebut bersifat positif meskipun keeratannya sangat lemah r =192. Kesimpulan: perlu adanya peningkatan pengetahuan untuk meningkatkan kelengkapan pemberian transfusi darah yang dilakukan perawat. Peningkatan pengetahuan dapat diberikan melalui pelatihan dan evaluasi secara berkala.
ABSTRACT
Background Nurses have a vital role in maintain patient safety from the side effects of blood transfusion. However, there is very little studies on transfusion procedures conducted by nurses in Indonesia. Aim to determine the relation between knowledge and completeness of blood transfusion administration. Methods This study applied correlative analytical with cross sectional design approach and sample technique used is proportional random and consecutive sampling and obtained 106 nurses who work in adult hospitalization. The data were collected using questionnaires developed by the researcher with 46 questions. Data was analyzed using Pearson correlation test. Result a mean knowledge score of 15,59 SD 2.77 and completeness of transfusion 42.19 SD 3.82 are fair and there is significant relationship between variables p value 0,049, 0,05. The relationship is positive despite its very weakness r 192 . Conclusions Increased knowledge is needed to improve the completeness of blood transfusion conducted by nurses. Increased knowledge can be provided through regular training and evaluation.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilza Maizar
Abstrak :
Pengetahuan tentang Mitigasi Bencana Gempa merupakan bagian dari upaya tersebut kesiapsiagaan yang perlu dimiliki oleh seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mitigasi dengan sikap kesiapsiagaan bencana di kalangan pelajar di Jakarta. Rancangan Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 107 mahasiswa reguler Poltekkes Kemenkes, Jakarta I.Rata-rata umur sampel dalam penelitian ini adalah 19,94 tahun. tahun, mayoritas perempuan, sebagian besar belum pernah menghadiri materi perkuliahan dan seminar / pelatihan terkait bencana. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan makna antara pengetahuan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana gempa bumi (p = 0,01; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pentingnya kesadaran meningkatkan pengetahuan tentang mitigasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi. ......Knowledge of Earthquake Disaster Mitigation is part of the preparedness effort that needs to be owned by the whole community, including health students. The purpose of this study was to determine the relationship between mitigation knowledge with an attitude of disaster preparedness among students in Jakarta. Design This study is a cross-sectional study with a total sample of 107 regular students at the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Jakarta I. The average age of the sample in this study was 19.94 years. years, the majority of women, most of whom have never attended lecture materials and seminars / training related to disasters. The results of this study indicate a meaningful relationship between knowledge of mitigation and earthquake disaster preparedness (p = 0.01; α = 0.05). This study recommends the importance of awareness increasing knowledge about mitigation to increase preparedness for earthquake disasters.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firohmatin
Abstrak :
ABSTRAK
TB Paru dan HIV AIDS merupakan masalah yang sering terjadi di perkotaan. Salah satu manifestasi TB Paru dengan HIV AIDS adalah Fatigue . Karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus yang bertujuan untuk memberikan gambaran pada asuhan keperawatan pada pasien TB Paru dengan HIV AIDS dengan menerapkan intervensi Graded Exercise Therapy/ GET. Hasil dari intervensi ini adalah terjadi penurunan skala fatigue dari skala 8 menjadi skala 5. Terapi sangat direkomendasikan untuk mengurangi fatigue pada pasien TB Paru dengan HIV AIDS. Oleh karena itu, pelayanan rumah sakit diharapkan dapat menerapkan GET.
ABSTRACT
Pulmonary Tuberculosis and HIV AIDS have been transformed as a prevalent problem in urban areas. One of sympthoms commonly experienced by tuberculosis with HIV AIDS patients is Fatigue. The type of approach in this research was case study which aims to provide an overview of nursing care in tuberculosis with HIV AIDS patients by applying Graded Exercise Therapy GET intervention. This thesis concludes that there was a decrease in the scale of fatigue from scale 8 to scale 5. Therapy is becoming increasingly recommended to reduce fatigue in tuberculosis with HIV AIDS patients. Therefore, hospital are strongly encouraged to adopt GET.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>