Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syafitri Wulandari
Abstrak :
Pengembangan sumber daya manusia selain dengan pendidikan dan pelatihan dapat juga dilakukan dengan rotasi pekerjaan. Rotasi pekerjaan merupakan perpindahan karyawan untuk meningkatkan keefektifan dan produktivitas karyawan dalam suatu organisasi. Tujuan rotasi pekerjaan diharapkan membantu karyawan dalam mempelajari keahlian baru, mengurangi kebosanan dan menghilangkan ketidakpuasan. Terlebih lagi persepsi yang berkembang saat ini bahwa rotasi kerja dilakukan pada perawat yang kualitas kerjanya sudah tidak baik atau bermasalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi rotasi pekerjaan dan kepuasan kerja perawat pelaksana. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang menggunakan 59 perawat pelaksana yang telah mengalami rotasi pekerjaan dengan masa kerja minimal 2 tahun yang tersebar di seluruh ruangan, dipilih dengan teknik convenience sampling. Analisis menggunakan uji Chi-square. Terdapat hubungan dari sub variable persepsi rotasi pekerjaan meliputi dasar Prinsip the right man and the righ job (p value 0,005), media kompetensi (p value 0,028), Terkoordinasi (p value 0,004). Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan sistem rotasi pekerjaan perawat pelaksana di RSPI Sulianti Saroso Jakarta. ......Development of human resources in addition to the education and training can also be done with a job rotation. A job rotation is a movement of employees to improve the effectiveness and productivity of employees in an organization. The purpose of job rotation is expected to help employees learn new skills, reduce boredom and eliminate dissatisfaction. In the contrary, currenly, the growing perception nowadays, is that a job rotation would be done by nurses who work no good or have trouble. This study aimed to determine the relationship of perception of job rotation and job satisfaction of nurses. The design of this study was descriptive cross sectional correlative with using 59 nurses who have undergone job rotation period of at least 2 years that scattered throughout the room. Those were selected by a convenience sampling technique. The analysis used Chi-square test. There was a perception of the relationship of the sub variables include basic principle of job rotation the right man and the righ job (p value 0.005), media competence (p value 0.028), Coordinated (p value 0.004). The results of this study are expected to be taken into consideration in the implementation of job rotation system nurses in RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Fahmi
Abstrak :
Kewaspadaan standart merupakan instrumen yang efektif untuk melindungi dan mengurangi angka kejadian infeksi pada tenaga kesehatan dan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang kewaspadaan standart di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Desain penelitian ini deskriptif sederhana teknik pengambilan sampel yang digunakan Proporsional Random Sampling, sampel berjumlah 64 responden. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukan gambaran pengetahuan tentang kewaspadaan standart sudah baik: pengetahuan baik tentang cuci tangan sebanyak 64,1%, 70,3% memiliki tingkat pengetahuan baik tentang alat pelindung diri, 67,2% memiliki pengetahuan yang baik tentang pengelolaan benda tajam, pengetahuan baik tentang pengelolaan alat kesehataan bekas pakai sebanyak 70,3%, pengetahuan baik tentang pengelolaan limbah infeksius sebesar 70,3%. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut agar meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi upaya pencegahan infeksi.
Standard precaution is an effective instrument to protect and decrease infection rate in health professionals and patients. The aim of this study was to know the overview of nurse knowledge about standard precaution in Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Simple descriptive study with proportional random sampling was conducted among 64 respondents. The data was analyzed by univariate analysis. The results showed that overview of nurse knowledge was good: good knowledge about hand wash was 64,1%; 70,3% had good knowledge about personal protective equipments, second hand health equipments, and infectious waste management; and 67,2% had good knowledge about sharp things management. There is need to identify factors that influence prevention of infection for further research.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43123
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Meldawati
Abstrak :
ABSTRAK
Motivasi untuk menyelesaikan pendidikan adalah suatu dorongan yang timbul untuk menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA, yang berasal dari dalam diri sendiri atau dari luar. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran motivasi untuk menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA. Desain penelitian yaitu deskriptif sederhana. Sampel penelitian berjumlah 40 responden remaja, berusia 11-20 tahun, bersekolah, dan tinggal di Rumah Singgah Vincentius, sampel dipilih secara total sampling. Analisis hasil penelitian menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan gambaran motivasi untuk menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA pada remaja di Rumah Singgah Vincentius adalah rendah serta tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik dengan tingkat motivasi. Kurangnya motivasi ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak, seperti dari pihak pemerintah dan keperawatan.
ABSTRACT
Motivation to finish study is an inducement that rises to finish study until senior high school, sourcing from inside their self or outside. The purpose of this study is to know the motivation to finish study until senior high school. This research is descriptive. Samples are 40 teenagers using random sampling, age 11-20 years old, study at school, and live in Rumah Singgah Vincentius. Data analyzed using univariat and bivariat by Chi-Square. The results showed that description of motivation to finish study until senior high school on teenagers who live in Rumah Singgah Vincentius is low motivation and there is no significant relation between characteristic and level of motivation. The decreased of the motivation need support from another institution, like a goverment and nursing.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Justitia Intan Miftakhul Jannah
Abstrak :
Nyeri pada pasien kanker serviks berupa nyeri kronik. Beberapa dampak dari nyeri kronik seperti kelemahan, depresi, insomnia, hambatan pada kehidupannya sehari-hari seperti mandi, berpakaian dan makan akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Perawatan paliatif merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala seperti nyeri sehingga diharapkan kualitas hidup pasien dapat meningkat. Imajinasi terbimbing adalah terapi komplementer yang digunakan untuk mengurangi nyeri dengan memanfaatkan narasi atau cerita yang tujuannya untuk mempengaruhi pikiran seseorang agar fokus dalam berimajinasi dan berkhayal. Tujuan dari laporan asuhan keperawatan ini adalah untuk menganalisis manfaat penerapan intervensi imajinasi terbimbing pada pasien kanker serviks yang menjalani operasi laparatomi debulking dan sistoscopi. Intervensi keperawatan yang diberikan berupa intervensi relaksasi nafas dalam dan imajinasi terbimbing. Setelah diberikan terapi imajinasi terbimbing dengan durasi 30 menit selama 4 hari berturut-turut, terjadi penurunan skala nyeri dari nyeri sedang (skala 6-4) menjadi ringan (skala 1-3). Selain itu, pasien juga menunjukan ekspresi yang lebih tenang, meningkatnya toleransi dalam beraktivitas, dan tidak tampak meringis kesakitan. Oleh karena itu, intervensi imajinasi terbimbing dapat digunakan sebagai upaya alternatif nonfarmakologis yang melengkapi intervensi farmakologis analgetik untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker. Kata kunci: imajinasi terbimbing, kanker serviks, nyeri, perawatan paliatif ......Pain in cervical cancer patients in the form of chronic pain. Some of the effects of chronic pain such as weakness, depression, insomnia, obstacles in daily life such as bathing, dressing and eating will affect the patient's quality of life. Palliative care is a type of health service that focuses on alleviating symptoms such as pain so that the patient's quality of life is expected to improve. Guided imagination is a complementary therapy that is used to reduce pain by utilizing narratives or stories whose purpose is to influence one's mind to focus on imagining and imagining. The purpose of this nursing care report is to analyze the benefits of implementing guided imagination interventions in cervical cancer patients undergoing debulking laparotomy and cystoscopy. The nursing interventions provided are deep breathing relaxation interventions and guided imagination. After being given guided imagination therapy with a duration of 30 minutes for 4 consecutive days, the pain scale decreased from moderate pain (scale 6-4) to mild (scale 1-3). In addition, the patient also showed a calmer expression, increased tolerance in activities, and did not seem to wince in pain. Therefore, guided imagination intervention can be used as an alternative non- pharmacological effort that complements analgesic pharmacological interventions to reduce pain in cancer patients
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widiyaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Kompetensi pembimbing klinik berkontribusi dalam meningkatkan perilaku caring dan komitmen perawat baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kompetensi pembimbing klinik dengan perilaku caring dan komitmen perawat baru di RS. Desain penelitian adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional pada 104 perawat baru di satu RS di wilayah Jakarta Selatan yang dipilih dengan metode random sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Kuesioner Kompetensi Pembimbing Klinik, Caring Behavior Inventory CBI -24 dan kuesioner Komitmen Allen Meyer. Hasil uji t-independent menunjukkan ada hubungan antara kompetensi pembimbing klinik dengan perilaku caring perawat baru p < 0,001; ? = 0,05 dan hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kompetensi pembimbing klinik dan komitmen perawat baru p = 0,844 . Uji regresi linier mendapatkan bahwa karakteristik personal pembimbing klinik merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan perilaku caring. Upaya pembinaan dan pemeliharaan karakteristik personal caring yang baik perlu diprogramkan, juga pelatihan dan penyegaran pembimbing klinik perlu dimasukkan dalam perencanaan strategis dan rencana kerja tahunan. Kata kunci : komitmen, kompetensi pembimbing klinik, perilaku caring
ABSTRACT
Competence of clinical instructure contributes to improving caring behavior and commitment of new nurses to improve the quality of nursing service. This study aims to identify the relationship of clinical instructure rsquo s competence with caring behavior and commitment of new nurses at the hospital. The study design was analytic comparative with the cross sectional approach of 104 new nurses in one hospital in South Jakarta area selected by random sampling method. The measuring instruments used are Competency Guidance Questioner Clinic, Caring Behavior Inventory CBI 24 and Allen Meyer 39 s Commitment Questionnaire. The result of the t independent test showed that there was a relationship between clinical instructure rsquo s competence and caring behavior of new nurse p 0,001 0,05 and chi square test showed the clinical instructure rsquo s competence was not relation to new nurse rsquo s commitment p 0,844 . The linear regression test found that personal characteristics of clinical instructure were the most dominant factor in caring behavior. Better coaching and maintenance of good personal caring characteristics needs to be programmed, as well as training and review of clinical instructures should be included in strategic planning and annual workplans. Keywords commitment, clinical instructor competence, caring behavior
2018
T50593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Fitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku caring sebagai identitas diri perawat pada kenyataannya masih belum sepenuhnya diterapkan dalam setiap asuhan keperawatan, adanya peningkatan beban kerja serta menurunnya komitmen kerja perawat dalam mencapai tujuan organisasi memberikan dampak terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan beban dan komitmen kerja dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit. Desain penelitian dengan observasional menggunakan pendekatan cross sectional pada 47 perawat yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Alat ukur menggunakan Caring Nurse-Patient Interaction CNPI versi-23 menilai aspek frekuensi perawat melakukan tindakan keperawatan yang mencerminkan perilaku caring A Three Component Allen and Meyer rsquo;s Instruments TCM untuk mengukur komitmen kerja perawat sedangkan beban kerja dengan teknik pengamatan work sampling. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring perawatan kenyamanan p=0,02 , hubungan antara komitmen kerja dengan perilaku caring perawatan klinis p=0,01 , hasil pengamatan beban kerja belum mencapai nilai optimum 72,72 . Rekomendasi yang diberikan agar top manajer melakukan evaluasi terhadap fungsi manajemen yang ada, telah menggambarkan perilaku caring sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan. Perlu disusun standar analisis beban kerja yang lebih objektif sehingga peran dan fungsi SDM Keperawatan lebih produktif.
ABSTRACT
Caring behavior as a nurse 39 s self identities is in fact still not fully applied in every nursing care, an increase in workload and decreased nurse occupational commitment in achieving organizational goals have an impact on patient satisfaction on health services. This study aims to identify the relationship nursing workload and occupational commitment with caring behavior of nurses at Ministry Hospital. Research design with observasional using cross sectional approach on 47 nurses selected by consecutive sampling technique. Measurements using Caring Nurse Patient Interaction CNPI with 23 statements to assess the frequency aspect of nurses performing nursing actions that reflect caring behavior. A Three Component Allen and Meyer 39 s Instruments TCM to measure nurses 39 occupational commitments while nursing workload with work sampling observation techniques. The result of statistical test showed that there was a correlation between nursing workload and comfort care of caring behavior p 0,02 , relation between occupational commitment and clinical care of caring behavior p 0,01 , nursing workload observation not yet reached optimum value 72,72 . Recommendations gaven to top managers to evaluate the existing management functions, has described caring behavior as a reference in providing nursing care. A more objective workload analysis standard is needed so that the roles and functions of the Nursing were more productive.
2018
T50672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Ida Kartanti
Abstrak :
ABSTRAK
Kepuasan kerja merupakan faktor pendorong intensitas tinggal perawat di puskesmas. Perpindahan dan pergantian perawat dapat mengganggu proses pelayanan kesehatan di masyarakat. Peran manajer keperawatan diperlukan untuk mendukung iklim kerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat di puskesmas. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 35 puskesmas di Kota Depok dengan total 122 perawat sebagai responden penelitian. Alat bantu yang digunakan adalah kuesioner kepuasan kerja yang memiliki nilai reliabilitas 0,930 dan 0,970. Hasil yang dicapai yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kepuasan ekstrinsik (OR=7,222; p= 0,005) dan kepuasan intrinsik (OR=13,176; p< 0,001) pada perawat puskesmas di Kota Depok. Kepuasan ekstrinsik yang dimaksud adalah kebijakan organisasi, kebijakan administrasi, supervisi, penghasilan, hubungan interpersonal, dan kondisi kerja. Kepuasan intrinsik yang dimaksud adalah pencapaian, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan keahlian. Determinan dari kepuasan kerja perawat adalah kepuasan intrinsik (OR= 15,199; p<0,001) setelah dikontrol umur. Hal tersebut dapat memberikan masukan yang baik bagi puskesmas dan dinas kesehatan untuk meningkatkan kepuasan intrinsik dan ekstrinsik perawat puskesmas, yaitu dengan menerapkan jenjang karir keperawatan komunitas sehingga peningkatan faktor keahlian (kepuasan intrinsik) dan pendapatan (kepuasan ekstrinsik) perawat puskesmas dapat terfasilitasi dengan baik.
ABSTRACT
Job satisfaction is a driving factor of nursing intention to stay at primary health care. Retention and replacement of nurses can disrupt the process of health services in the primary health care. The role of the nursing manager is needed to support a work climate that can increase nursing job satisfaction at primary health care. The aim of this research is to find the determinant of nursing job satisfaction in primary health care in Depok. This research used cross sectional quantitative methode in thirty-five primary health care in Depok with a total of 122 nurses as respondents. The tool used was a job satisfaction questionnaire with a reliability value of 0.930 and 0.970. The results was that there is a significant relationship between job satisfaction with extrinsic satisfaction (OR = 7,222; p<0.05) and intrinsic satisfaction (OR = 13,176; p<0.01) for nurses in Depok City primary health care. Subvariables of extrinsic satisfaction are company policies, administrative policies, supervision, salary, interpersonal relations and working conditions. Subvariables of intrinsic satisfaction are achievement, recognition, work itself, responsibility and advancement. The determinant of nursing satisfaction at primary health care in Depok is intrinsic satisfaction (OR=15,199 p<0.01) after controlled by age variable. This can provide good input for primary health care and health services to increase intrinsic and extrinsic satisfaction of primary health care nurses so that there is an increase in job satisfaction of nurses at the Depok City primary health care in particular and health services in general.
2019
T54909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah
Abstrak :
Penerapan keselamatan pasien yang baik dan bertanggung jawab diharapkan dapat membawa perasaan yang aman dan nyaman terhadap pasien sebagai pengguna jasa layanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri perawat pelaksana dalam pelaksanaan patient safety di ruang rawat inap. Metode penelitian menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 perawat pelaksana di instalasi rawat inap. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner Multifactor Leadership Questioner dan General Self Efficacy Scale. Proses pengumpulan data menggunakan paper-based dan google form digunakan untuk menjangkau tingkat partisipasi responden yang belum mengisi kuesioner paper-based. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri perawat pelaksana dalam pelaksanaan patient safety di ruang rawat inap dengan p value 0,007. Pada penelitian ini, gaya kepemimpinan yang dipersepsikan perawat pelaksana terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan, yaitu gaya kepemimpinan transformasional sebesar 88,5%. Kemudian, gambaran dari efikasi diri perawat pelaksana dalam penelitian ini secara statistik sudah cukup baik, yaitu sebesar 47,9%. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu kepala ruangan diharapkan dapat meluangkan waktu dalam melatih dan mengedukasi perawat pelaksana, serta diharapkan kepala ruangan memiliki kemampuan yang baik dalam mitigasi masalah sebelum masalah tersebut membesar dan kepala ruangan dapat terlibat dalam pemecahan masalah, bukan malah menghindar. ......The application of good and responsible patient safety is expected to bring a feeling of security and comfort to patients as users of health services. The purpose of this study was to determine the relationship between the leadership style of the head of the room according to the perception of nurses and the self-efficacy of the implementing nurses in implementing patient safety in the inpatient room. The research method uses a quantitative analytic approach with a cross-sectional design. The sample in this study was 96 nurses in the inpatient installation. The instruments used were the Multifactor Leadership Questionnaire and the General Self Efficacy Scale. The data collection process uses paper-based and Google forms are used to reach the level of participation of respondents who have not filled out paper-based questionnaires. The results showed that there was a relationship between the leadership style of the head of the room according to the nurse's perception and the self-efficacy of the implementing nurse in implementing patient safety in the inpatient room with a p value of 0.007. In this study, the leadership style perceived by the implementing nurse towards the leadership style of the head of the room, namely the transformational leadership style, was 88.5%. Then, the description of the self-efficacy of the implementing nurses in this study was statistically good enough, namely 47.9%. Recommendations based on the results of this study, namely that the head of the room is expected to be able to spend time in training and educating the implementing nurse, and it is hoped that the head of the room has good ability in mitigating problems before the problem grows and the head of the room can be involved in problem solving, not even avoiding it.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosy Retno Yulianti
Abstrak :
Ketercapain kompetensi preceptorship dalam pelayanan keperawatan, merupakan ketercapaian yang harus dipenuhi dalam rangka pendampingan perawat baru di Rumah sakit, Banyaknya kompetensi yang dicapai dapat berpotensi timbulnya beban kerja mental yang dialami oleh preceptor pada kegiatan Preseptorship. Metode penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel 167 responden Rumah sakit X Bogor. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square dengan CI 95%, menunjukan hasil bahwa, terdapat hubungan signifikan antara effort and physical demand (p-value 0.048), temporal demand (p-value 0.005) dan peformance (p-value 0.033), ketercapaian kompetensi perceptorship. Pentingnya manajemen beban kerja mental pada program preceptorship, merupakan upaya dalam mencegah dan menurunkan terjadinya beban kerja mental yang dialami pada kegiatan preceptorship di Rumah sakit. ......The achievement of preceptorship competence in nursing services is an achievement that must be met in the context of assisting new nurses in hospitals. The number of competencies achieved can potentially cause a mental workload experienced by preceptors in Preceptorship activities. This research method used usesa quantitative approach with a cross-sectional design. Sampling with totalsampling technique with a total sample of 167 respondents Hospital X Bogor. The results of the study using the chi-square test with 95% CI, showed that there was a significant relationship between effort and physical demand (p-value 0.003), temporal demand (p-value 0.031) and performance (p-value 0.011), competency achievement. perceptorship. The importance of mental workload management in the preceptorship program is an effort to prevent and reduce the mental workload experienced in preceptorship activities in hospitals
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Bardah
Abstrak :
Perawat yang berjuang melawan Covid-19 umumnya berada dibawah tekanan sehingga rentan mengalami kecemasan dan stress. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-10. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari perawat manajer dan teman sejawat untuk mengatasi hal tersebut. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh dukungan perawat manajer dan teman sejawat terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-19 di rumah sakit. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 167 perawat yang berasal dari tiga rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah Cirebon diambil dengan teknik accidental sampling. Data diambil menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner supervisor support scale, peer caring measurement, dan self efficacy in patient centeredness. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara dukungan perawat manajer terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-19 di rumah sakit (p = 0.229) dan ada pengaruh yang signifikan antara dukungan teman sejawat terhadap efikasi diri perawat dalam merawat pasien Covid-19 di rumah sakit dengan nilai p < 0.001. Variabel yang paling berpengaruh terhadap efikasi diri perawat adalah dukungan teman sejawat dan jenis kelamin dengan kekuatan hubungan sebesar 3.207 dan 2.229. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat manajer dan teman sejawat diharapkan lebih menunjukan sikap empati terhadap perawat yang bertugas merawat pasien Covid-19. Perawat manajer juga perlu menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin, seperti peran interpersonal, informasional, dan desisional selama masa pandemi. Dukungan dari teman sejawat perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara nyata seperti saling berbagi cerita dan mendengarkan keluhan masing-masing, saling memberikan saran, serta memberikan dukungan secara emosional ......Nurses who are struggling with Covid-19 are generally under pressure so they are risk to anxiety and stress. This certainly affects the self efficacy of nurses in treating Covid-19 patients. Therefore, they need nurse managers and peers supports to address this. The purpose of the study was to identify the influence of nurse manager and peer support on the self efficacy of nurses in treating Covid-19 patients in hospitals. The design of this study used quantitative descriptive with cross-sectional approach. A total of 167 nurses from three Covid-19 referral hospitals in Cirebon were taken with accidental sampling techniques. Data retrieval using modified questionnaires from supervisor support scale questionnaires, peer caring measurement, and self efficacy in patient centeredness. The data was analyzed using Chi Square test and multiple logistic regression test. The results showed that there was no significant influence between the nurse manager support on the self-efficacy of nurses in treating Covid-19 patients in hospitals (p = 0.229) and there was a significant influence between peer support to the self-efficacy of nurses in treating Covid-19 patients in hospitals with a value of p < 0.001. The most influential variable for nurse self-efficacy was peers support and gender with relationship strengths of 3,207 and 2,229. The recommendations of this study are The nurse managers and peers are expected to show more empathy towards nurses in charge of treating Covid-19 patients. The manager nurse also needs to perform her role as a leader, such as interpersonal, informational, and desisional roles during the pandemic. Peer support needs to be improved and implemented in real terms such as sharing stories and listening to each other's complaints, giving advice to each other, and providing emotional support.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>