Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anik Istiyani
Abstrak :
ABSTRAK
Pasien yang terpasang ventilator mengalami kesulitan berbicara sehingga mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan menggunakan suatu metode dalam berkomunikasi. Penelitian ini menggunakan desain crossectional dengan sampel 45 responden dan tekhnik pengumpulan data purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan metode komunikasi yang digunakan pasien yaitu menunjuk atau membuat isyarat dengan tangan yang digunakan 100% responden, menulis atau menggambar yang digunakan 40% responden, menggerakkan bibir atau mencoba untuk berbisik yang digunakan 91% responden, ekspresi wajah yang digunakan 84% responden, dan menggerakkan kepala, ya atau tidak yang digunakan 93% responden. Metode komunikasi lain yang digunakan adalah mengetuk tempat tidur. Perawat diharapkan mengetahui metode komunikasi yang digunakan pasien yang terpasang ventilator sehingga dapat memberikan penjelasan tentang pilihan metode komunikasi sesuai keadaan pasien serta menyediakan media sesuai metode komunikasi yang dipilih.
ABSTRAK
Patients who have difficulty speaking with mechanical ventilation so that impaired communication and uses a method of communicating. This study used crosssectional design with a sample of 45 respondents and data collection purposive sampling technique. The results showed that method of communication used by patients to refer or make a gesture with the hand were used 100% by the respondents, writing or drawing were used 40% by respondents, moving his lips or trying to whisper were used 91% by respondents, the facial expression were used 84% by respondents, and move his head, yes or not were used 93% by respondents. Another communication method which was used by the patient is knocking on the bed. Nurses are expected to know the method of communication used by patients with mechanical ventilation in order to provide an explanation of the preferred method of communication according to the situation of patients and provide appropriate media communication method selected.
2016
S64205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Mardiana
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama pada Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia dalam melakukan kegiatan alam bebas selama aktif menjadi anggota Mapala UI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dijawab oleh anggota aktif Mapala UI. Hasil penelitian ini menunjukan 2 % dari 55 responden yang merupakan anggota aktif Mapala UI telah memiliki pengetahuan pertolongan pertama yang baik, 98 % masih memiliki pengetahuan pertolongan yang kurang. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pertolongan pertama pada Mapala UI belum baik. Data demografi yang mempengaruhi pengetahuan pertolongan pertama adala asal fakultas responden. Hasil penelitian menyarankan anggota Mapala UI yang aktif melakukan kegiatan alam bebas tetap melakukan pelatihan pertolongan pertama secara rutin minimal tujuh bulan sekali agar tidak hanya pengetahuan namun juga kemampuan pertolongan pertama dapat terus dipertahankan dengan kualitas yang baik selama melakukan kegiatan alam bebas. The focus of this thesis is knowledge of first aid in Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia especially when they do wilderness activity. The data were collected by using quetioner that answered by the active member of Mapala UI. 2 % of all the responden have a good knowledge of first aid, and 98% haven?t. The result of this research is that member of Mapala UI haven?t good quality knowledge of first aid. The researcher suggests that active member of Mapala UI should maintain their knowledge and first aid skill when they still active do the wilderness activity, in order to assured that they still have a good quality of first aid skill and knowledge when they do the wilderness activity.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43120
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Permatasari
Abstrak :
ABSTRAK
Harga diri merupakan penilaian pribadi individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Harga diri dipengaruhi oleh persepsi diri sendiri dan orang lain serta pengalaman terkait keberhasilan atau kegagalan. Diterima di Universitas Indonesia yang merupakan universitas yang diminati di Indonesia dapat dianggap pencapaian yang positif yang dapat meningkatkan harga diri remaja. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran harga diri mahasiswa S1 reguler dan mahasiswa profesi 2011 di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data pada penelitian ini berjumlah 132 mahasiswa yang terdiri dari 72 mahasiswa reguler dan 60 mahasiswa profesi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan harga diri positif dimiliki oleh 47,2% mahasiswa reguler dan 66,7% mahasiswa profesi. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri mahasiswa keperawatan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan program yang sesuai untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang profesi perawat.
Abstract
Self-esteem is an individual‟s personal assessment of the results achieved by analyzing how far behavior meet ideal self. Self-esteem can be influenced by self perception, other perception, and the experience of successful. Accepted in University of Indonesia as a public and well known university in Indonesia can be seen as a positive achievement that can increase self-esteem of teenager. The aim of this descriptive study was to identify the academic and the profession student self-esteem 2011. Data were collected from a quota sampling from 132 students which consist of 72 academic students and 60 profession students. The results showed that 47,2% of academic students had positive self-esteem, while 66,7% of profession students had positive self-esteem. Some recommendations were proposed that a future study should be conducted to identify some factors that affecting the nursing student self-esteem. The results of this study could be beneficial to improve the nurse curriculum that increase the knowledge and the awareness of the nursing students regarding the nursing profession. ;
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43468
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herlia Yuliantini
Abstrak :
Kurangnya pengetahuan HIV/AIDS pada remaja mempengaruhi sikap remaja pada perilaku seksual pranikah sehingga akan meningkatkan kerentanan remaja tertular HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan HIV/AIDS dan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 96 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa memiliki tingkat pengetahuan HIV/AIDS yang baik dengan sikap yang tidak mendukung terhadap perilaku seksual pranikah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah (p=0,0005). Peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS melalui pengembangan kurikulum dan penyusunan strategi promosi kesehatan yang tepat bagi remaja menjadi upaya untuk memperbaiki sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah. ......Lack of HIV/AIDS knowledge on adolescent influences the adolescent attitude towards premarital sexual behavior so it will increase the adolescent vulnerability to HIV/AIDS infection. The aim of this study was to identify the correlation between the level of HIV/AIDS knowledge and adolescent attitude towards premarital sexual behavior. Descriptive correlative study and cross sectional approach was conducted by using questionnaires among 96 purposively selected students. The results showed that most of the students had high level of HIV/AIDS knowledge with unfavorable attitude towards premarital sexual behavior. This study also indicated that sex correlated with attitude towards premarital sexual behavior (p=0,0005). Improvement of HIV/AIDS knowledge through developing the curriculum and creating appropriate health promotion for adolescent should be addressed to reform the adolescent attitude towards premarital sexual behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43157
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Triulan Agustina
Abstrak :
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan datang. Tidak hanya kelompok lanjut usia yang terkena diabetes melitus tipe 2 tetapi juga kelompok dewasa muda seperti mahasiswa. Mahasiswa cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat sehingga berisiko terkena diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa tentang faktor risiko, tanda dan gejala diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel menggunakan purpose sampling pada 106 mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner berisi data demografi dan 40 pertanyaan. Hasil yang diperoleh berupa mahasiswa memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang faktor risiko, tanda dan gejala diabetes melitus tipe 2. Promosi kesehatan berupa pemberian pengetahuan kepada mahasiswa tentang diabetes mellitus tipe 2 diupayakan segara untuk mencegah dan mengontrol perkembangan diabetes mellitus tipe 2.
Type 2 diabetes mellitus is a non-communicable disease that will be increased for a few years later. Not only elderly can be attached by type 2 diabetes mellitus but also young people like student at university. Students tended to have unhealthy life style that were risky to be attached by type 2 diabetes mellitus. The main aim of this research was to identify the knowledge of State Polytechnic of Jakarta about risk factor, sign and symptom type 2 diabetes mellitus. This study used simple descriptive design. The sample was collected using purpose sampling towards 106 student of State Polytechnic of Jakarta. The instrument that used was questionnaire containing demography data and 40 questions. This research result that students have poorly knowledge about risk factor, sign and symptom type diabetes mellitus. Promotion health in giving knowledge about type 2 diabetes mellitus is needed soon to prevent and control type 2 diabetes mellitus.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Syamsuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Perawat spesialis neurosains berperan dalam praktik keperawatan berupa pemberi asuhan keperawatan lanjut, melakukan pembuktian ilmiah dan agen pembaharu. Asuhan keperawatan dilakukan pada kasus pasien dengan Tumor Otak dan 30 pasien gangguan neurologis dengan pendekatan Model adaptasi Roy. Perilaku maladaptif paling banyak terganggu pada mode fisologis dengan diagnosa resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Evidence Based Nursing dilakukan dengan menerapkan thermal tactile stimulation pada 3 pasien stroke yang mengalami disfagia dengan hasil yang signifikan p value 0,038 . Program inovasi menerapkan enam screening tools yaitu Insomnia Severity Index ISI , National Institute Health Stroke Scale NIHSS , 3 Incontinence Question 3 IQ , Berg Balance Scale BBS , Frenchay Aphasia Screening Test FAST dan Adult Non Verbal Pain Scale ANVPS pada pasien dengan gangguan neurologi yang terbukti memudahkan perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat. Model Adaptasi Roy telah berpengaruh besar terhadap profesi keperawatan. Model ini adalah salah satu model yang paling banyak digunakan dalam memandu penelitian, pendidikan dan praktik keperawatan ABSTRACT Neuroscience nurse specialist play role in nursing practice as advanced nursing care providers, conduct scientific evidence and innovator. Roy adaptation model approach was used in the nursing care of the tumor brain patients and 30 patients of neurological disorders cases. Risk of cerebral tissue perfusion ineffectiveness was the most often of nursing diagnosis enforced which was caused maladaptive behavior in physiological mode. Evidence based nursing was implemented by thermal tactile stimulationin 3 stroke patients with disfagia with significant results p value 0.038 . The Innovation program application six screening tools are Insomnia Severity Index ISI , National Institute of Health Stroke Scale NIHSS , 3 Incontinence Questions 3 IQs , Berg Balance Scale BBS , Frenchay Aphasia Screening Test FAST and Adult Non Verbal Pain Scale ANVPS in neurological disorders patients proven to facilitate nurses in establishing nursing diagnoses. Roy Adaptation Model has greatly influenced the profession of nursing. It is one of the most frequently used models to guide nursing research, education and practice
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liswati
Abstrak :
ABSTRAK
Early Warning Score (EWS) merupakan suatu proses sistematis untuk mengevaluasi dan mendeteksi dini kondisi abnormal pasien dengan mengukur parameter klinis pasien. Kurangnya identifikasi kegawatan sejak dini dapat mengakibatkan angka kematian yang tinggi dan rendahnya mutu pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang Early Warning Score (EWS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional dengan tehnik total sampling. Total responden sebanyak 58 di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan memakai analisa data univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 23 orang (39,7%) dan responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 35 orang (60,3%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik lebih sedikit daripada responden yang berpengetahuan cukup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti merekomendasikan untuk diadakan program pelatihan tentang EWS di rumah sakit. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang EWS, sehingga kegawatan pada pasien dapat diidentifikasi sejak dini dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu keperawatan.
ABSTRACT
Early Warning Score (EWS) is a sistematic process to evaluate and to identify patient deterioration based on clinical parameters. The lack of early detection caused into patient deterioration even high mortality and decrease quality of nursing care services. The aim of this study was to identify description level of nursing knowledge about Early Warning Score (EWS). The method was descriptive cross sectional study with total sample. The respondents were 58 nurses in RSKB Cinta kasih Tzu Chi. The data was collected by questionaire with univariat analysis. The results, show that the level of knowledge was in medium level knowledge. Respondents have a good level knowledge were 23 (39,7%). Respondent who have medium level knowledge were 35 (60,3%). The result of this study recommend that EWS training is needed for nurses in RSKB Tzu Chi hospital. By this training a good capability of nurses to do early detection can be develop, so the quality of nursing care services can be improved.
2015
S61113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnesia Dinda Asyla
Abstrak :
Henti jantung merupakan kegawatdaruratan mengancam nyawa yang memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Penanganan yang dilakukan berupa prosedur Bantuan Hidup Dasar. Pengetahuan terkait Bantuan Hidup Dasar sangat penting dimiliki oleh masyarakat, terutama masyarakat awam khusus seperti mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan yang merupakan calon tenaga kesehatan di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terkait Bantuan Hidup Dasar pada mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 111 responden yang didapatkan melalui teknik stratified purposive sampling. Tingkat pengetahuan dinilai dengan menggunakan kuesioner Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar sedangkan sikap dinilai dengan menggunakan kuesioner Sikap Terkait Bantuan Hidup Dasar yang dibuat berdasarkan indikator American Heart Association 2020. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terkait Bantuan Hidup Dasar dengan nilai p value = 0,005 (p value < 0,05). Dalam meningkatkan sikap positif yang dimiliki, mahasiswa dapat terlebih dahulu meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat yakin dan percaya diri ketika menemukan kasus atau korban yang membutuhkan pertolongan dan dapat melakukan tindakan secara cepat dan tepat.  ......Cardiac arrest is a life-threatening emergency that requires prompt and appropriate treatment. Handling is carried out in the form of Basic Life Support procedures. Knowledge related to Basic Life Support is very important for the community, especially the general public, such as students of the Health Sciences Cluster who are future health worker candidates. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge and attitudes related to Basic Life Support among college students. The research design used was cross-sectional, involving 111 respondents obtained through stratified purposive sampling techniques. The level of knowledge was assessed using the Basic Life Support Knowledge Level questionnaire, while attitudes were assessed using the Attitudes Related to Basic Life Support questionnaire, which was made based on the American Heart Association 2020 indicators. The results of the analysis using the Chi-Square test showed that there was a significant relationship between the level of knowledge and related attitudes about basic life support, with a p value of 0.005 (p value < 0.05). In improving their positive attitude, students can first increase their knowledge so that they can be confident when they find cases or victims who need help and can take action quickly and precisely.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmahwati
Abstrak :
yok kardiogenik yang terjadi pada seseorang dapat disebabkan oleh penurunan kinerja miokard yang parah dan mengakibatkan penurunan curah jantung hingga hipoperfusi organ akhir. Pemberian resusitasi cairan pada manajemen awal syok kardiogenik menjadi tantangan klinis karena seringkali sulit dinilai dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Sehingga, salah satu cara untuk mengetahui efektivitas resusitasi cairan dengan syok kardiogenik adalah dengan pemantauan hemodinamik pasien menggunakan tekanan arteri rata-rata/mean arterial pressure (MAP). Metode dalam karya ilmiah ini dengan case study pada praktik klinik keperawatan kegawatdaruratan di RSUI. Pasien kelolaan adalah Tn. A berusia 74 tahun dengan diagnosis syok kombinasi kardiogenik dan intervensi utama yaitu pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) untuk mengukur efektivitas resusitasi cairan. Hasil implementasi pemantauan MAP menunjukkan MAP dapat menjadi pengukuran efektivitas resusitasi cairan pada status sirkulasi pasien dengan syok kardiogenik. Perawat dapat menggunakan pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) sebagai salah satu pengukuran efektivitas resusitasi cairan. ......Cardiogenic shock that occurs in a person can be caused by a severe decrease in myocardial performance and result in a decrease in cardiac output to end organ hypoperfusion. Providing fluid resuscitation in the initial management of cardiogenic shock is a clinical challenge because it is often difficult to assess and can vary over time. Thus, one way to determine the effectiveness of fluid resuscitation in cardiogenic shock is to monitor the patient's hemodynamics using the mean arterial pressure (MAP). The method in this scientific work is a case study in clinical of emergency nursing at RSUI. The patient being managed is Mr. A is 74 years old with a diagnosis of combined cardiogenic shock and the main intervention is monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) to measure the effectiveness of fluid resuscitation. The results of implementing MAP monitoring show that MAP can be a measure of the effectiveness of fluid resuscitation on the circulation status of patients with cardiogenic shock. Nurses can use monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) as one measure of the effectiveness of fluid resuscitation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2023
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Dameria
Abstrak :
Perawat memiliki peranan yang penting mengatasi konstipasi pada pasien stroke selama perawatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan masase abdomen dengan masase abdomen dan minum air putih hangat pada pasien stroke yang mengalami konstipasi terhadap proses defekasi di kota Medan. Penelitian Quasi eksperimen dengan dua kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol menggunakan pendekatan purposive sampling dengan total 47 responden, masing-masing 14 responden kelompok masase abdomen, 16 responden kelompok masase abdomen dan minum air putih hangat dan 17 responden intervensi standar. Proses defekasi diobservasi setiap hari selama tujuh hari. Proses defekasi pada ketiga kelompok dilihat dari waktu terjadinya defekasi signifikan antara kelompok intervensi I dan II dengan nilai p=0,015 dan dilihat dari frekuensi defekasi signifikan antara kelompok intervensi II dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,000. ......Nurses had an important role to overcome constipation of stroke patient during the treatment in hospital. This study was aimed to find out the difference of abdominal massage and abdominal massage with dringking warm plain water to defecation process of stroke patient in Medan. This quasi experimental study used two intervention groups and one group as a control, this purposive sampling approach had 47 respondents, they were 14 respondents in the abdominal massage intervention group, 16 respondents in the abdominal massage with dringking warm plain water intervention group and 17 respondents in standard intervention group. Defecation process was observed everyday for seven days. Defecation process of the three groups were analyzed from the time of significant defecation between the first and the second intervention group (p=0,015), and the time of significant defecation between the second intervention and control group (p=0,00).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>