Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Purnamasari
"Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya massa tulang dan gangguan struktur tulang (perubahan mikroarsitektur jaringan tulang) sehingga menyebabkan tulang menjadi mudah patah. Perilaku yang tidak sehat masyarakat perkotaan di Indonesia sangat mempengaruhi kasus osteoporosis. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untk menganalisis intervensi pengontrolan kekuatan tulang yang disebabkan oleh osteoporosis untuk mencegah perburukan pada pasien yang mengalami osteoporosis. Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa intervensi pengonytrolan terhadap pencegahan kekuatan otot tulang dapat menurunkan resiko komplikasi yang terjadi. Pengontrolan dapat dilakukan dengan memberikan ROM pada otot yang tidak mengalami nyeri untuk mencegah perburukan. Hasil tindakan keperawatan dengan ROM menunjukkan bahwa kekuatan otot dapat meningkat setelah dilakukan tindakan selama tujuh minggu.

Osteoporosis is a condition of reduced bone mass and impaired bone structure (microarchitecture changes in bone tissue), causing bones to become brittle. Unhealthy behaviors in Indonesian urban society greatly affect the case of osteoporosis. Final Scientific nurses remedy aims to analyze the intervention controlling bone strength caused by osteoporosis to prevent deterioration in patients with osteoporosis. The results obtained show that the analysis pengonytrolan intervention to prevention of bone in muscle strength can reduce the risk of complications. Control can be done by giving the ROM on the muscles do not experience pain in order to prevent deterioration. The results of nursing actions with ROM showed that muscle strength can be increased after the action for seven weeks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Priyanto
"Intervensi keperawatan deep breathing exercise merupakan salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan status pernapasan pada pasien yang mengalami masalah di sistem respirasi. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan compliance paru untuk melatih kembali otot pernapasan berfungsi dengan baik serta mencegah distress pernapasan. Tujuan dari studi kasus ini yaitu melihat efektivitas deep breathing exercise pada lansia dengan COVID-19. Hasil menunjukan adanya peningkatan fungsi ventilasi oksigenasi paru pada saat diterapkan pada pasien, membuktikan bahwa deep breathing exercise memberikan efek positif dan melengkapi prosedur perawatan yang ada dan telah diterapkan selama ini. Dibuktikan dengan perbaikan nilai tingkat saturasi oksigen, frekuensi pernapasan, uapaya pernapasan, dan respon subjektif pasien setelah dilakukan intervensi. Pencapaian tersebut akibat efek positif peningkatan kemampuan otot-otot inspirator. Kekuatan otot inspirator yang terlatih akan meningkatkan compliance paru dan mencegah alveoli kolaps. Deep breathing exercise sangat efektif untuk memperbaiki pola pernafasan. Latihan menghirup dan menghembuskan udara secara perlahan dan dalam yang dilakukan secara periodik/terus-menerus merupakan kegiatan yang terpola antara kontrol pusat pernafasan dengan kombinasi kemampuan kinerja otot pernafasan, compliance paru dan struktur rangka dada yang dapat menghasilkan adaptasi terhadap ritme dan

Deep Breathing Exercise towards Respiratory Status Improvement on Older Adult with COVID-19. Deep breathing exercise nursing intervention is one of the interventions that can be used to improve respiratory status in patients who experience problems in the respiratory system. This intervention aims to increase lung compliance to retrain the respiratory muscles to function properly and prevent respiratory distress. The purpose of this case study is to see the effectiveness of deep breathing exercise in elderly people with COVID-19. An increase in pulmonary oxygenation ventilation function when applied to patients proves that deep breathing exercise has a positive effect and complements existing treatment procedures that have been applied so far. Evidenced by the improvement in the value of oxygen saturation level, respiratory rate, respiratory effort, and subjective response of the patient after the intervention. This achievement is due to the positive effect of increasing the ability of the inspiratory muscles. Trained inspiratory muscle strength will increase lung compliance and prevent alveoli from collapsing. Deep breathing exercise is very effective for improving breathing patterns. Inhaling and exhaling air slowly and deeply which is carried out periodically/continuously is an activity that is patterned between the control of the respiratory center with a combination of respiratory muscle performance, lung compliance and chest structure that can result in adaptation to the rhythm and speed of breathing."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Ihza Fadilla
"Studi ini melaporkan terkait gambaran pelaksanaan kombinasi intervensi ankle pumping dan breathing exercise yang dilakukan pada lansia dengan COVID-19 komorbid diabetes mellitus tipe 2, serta diagnosis keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah. Metode yang digunakan dalam studi adalah case report untuk mengevaluasi kondisi hiperglikemia dan hiperkoagulasi, sekaligus mencegah kerentanan desaturasi oksigen akibat terlalu banyak aktivitas. Kriteria inklusi pada penelitian ini merupakan pasien lansia COVID-19 dengan komorbid hiperglikemia dan hiperkoagulasi, yang dalam hal ini terdapat pasien Tn. J berusia 66 tahun, dirawat di Ruang Rawat Inap COVID-19. Hasil laboratorium terkait hemostasis darah pasien menunjukkan kadar d-dimer yang tinggi, yaitu 886.47 ng/ml, namun nilai PT/APTT (Prothrombin Time/Activated Partial Thromboplastin Time) masih dalam batas normal. Selain itu, GDS (Gula Darah Sewaktu) pasien saat diperiksa menunjukkan hasil 191 mg/dl dengan interpretasi tinggi. Kombinasi intervensi dilakukan sebagai bentuk analisa efektivitas yang nantinya diharapkan dapat dilakukan sehari-hari. Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan tiga komponen, yaitu KGDH (Kurva Gula Darah Harian), kadar d-dimer, dan saturasi oksigen. Hasil yang dipaparkan menunjukkan bahwa kombinasi intervensi tersebut dapat direkomendasikan sebagai upaya atau metode profilaksis terhadap lansia penyintas COVID-19 dengan komorbid hiperglikemia dan hiperkoagulasi.

This study reports related to description of the implementation of ankle pumping and breathing exercise interventions combination carried out in the elderly with COVID-19 comorbid diabetes mellitus type 2, as well as nursing diagnoses of instability in blood glucose levels. The method used in this study is a case report to evaluate the conditions of hyperglycemia and hypercoagulation, as well as to prevent susceptibility to oxygen desaturation due to too much activity. The case report starts from the results of assessment, nursing diagnosis, outcome criteria, and intervention results. The inclusion criteria in this study were elderly COVID-19 patients with comorbid hyperglycemia and hypercoagulation, in this case there was a patient Mr. J is 66 years old, being treated at the COVID-19 Inpatient Room. Laboratory results related to the patient's blood hemostasis showed a high level of d-dimer, namely 886.47 ng/ml, but the PT/APTT (Prothrombin Time/Activated Partial Thromboplastin Time) value was still within normal limits. In addition, the patient's GDS (blood sugar at the time) when examined showed a result of 191 mg/dl with a high interpretation. The combination is carried out as a form of effectiveness analysis that is expected to be carried out on a daily basis. Evaluation was also carried out using three components, namely KGDH (Daily Blood Sugar Curve), d-dimer levels, and oxygen saturation. The results shown indicate that the combination of these interventions may be recommended as an effort or method of prophylaxis for elderly COVID-19 survivors with hyperglycemia and comorbid hypercoagulation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Utami
"ABSTRAK
Hambatan mobilitas fisik merupakan masalah keperawatan yang sering dikeluhkan pada lansia dengan post stroke. Stroke berdampak pada kemampuan beraktivitas dan mobilisasi lansia. Peningkatan aktivitas berupa latihan aktivitas fisik menjadi salah satu intervensi yang dapat diberikan. Studi kasus ini bertujuan memaparkan hasil proses keperawatan dengan tindakan home based physical activity. Lansia berusia 70 tahun dengan riwayat post stroke sembilan tahun, tinggal di STW KB Ria Pembangunan. Lansia mengalami hemiparase dextra yang berdampak kesulitan beraktivitas dan membutuhkan pengasuh. Diagnosa utama yang diangkat adalah hambatan mobilitas fisik. Intervensi yang diberikan merupakan latihan aktivitas fisik yang telah diberikan dua kali dalam sepekan, dengan durasi 15-20 menit melalui daring. Hasil menunjukan latihan aktivitas fisik mampu meningkatkan keseimbangan dan daya tahan lansia. Perubahan dilihat berdasarkan skor BBT dan kriteria hasil pada rencana keperawatan. Dengan demikian, prosedur home based physical activity dapat diterapkan sebagai rutinitas lansia dengan post stroke disertai atau tidak kelemahan pada sebagian tubuh.

ABSTRACT
Impaired physical mobility is a nursing problem that is often complained by elderly with post stroke. Stroke affects the ability to move and to do physical activity in elderly. Increased activity by physical activity exercises becomes one of the interventions that can be administered. This case study aims to show the results of the nursing process with a home-based physical activity. A 70 years old elderly with a nine-year post-stroke history, staying at STW KB Ria Pembangunan, Cibubur. The history of dextra hemiparase has an impact on difficulty to do some activities so that requires a caregiver. The primary diagnosis is impaired physical mobility. The intervention physical activity exercise has been administered twice a week, with a duration of 15-20 minutes through online. Results showed physical activity exercises improve the balance and durability of the elderly. Changes are seen based on the BBT score and the outcome criteria on the nursing plans. Thus, the procedure of home based physical activity can be applied as an elderly routine with post stroke with or without weakness in the part of the body.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Prahesti Amalia
"ABSTRAK
Masalah hambatan mobilitas fisik banyak dialami oleh lansia yang tinggal di area perkotaan. Hal tersebut dipengaruhi faktor usia dan riwayat trauma sebelumnya, termasuk lansia yang tinggal di insitusi perawatan jangka panjang. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi kompres hangat jahe dan latihan fisik yang dilakukan pada lansia dengan masalah hambatan mobilitas fisik. Hasil intervensi menunjukan bahwa terjadi penurunan skala nyeri VAS dari nyeri berat menjadi ringan serta peningkatan aktivitas. Hal ini menunjukan bahwa kompres hangat jahe dan latihan fisik dapat menurunkan gejala nyeri dan meningkatkan mobilitas klien. Studi ini menyarankan untuk pengaplikasian kompres hangat jahe dan latihan fisik bagi lansia dengan hambatan mobilitas fisik di institusi perawatan jangka panjang.

ABSTRACT
Impaired physical mobility is experienced by older people living in urban areas. It is influenced by age and history of previous trauma, including older people who live in long-term care institutions. This case study aims to describe the results of warm ginger compress interventions and physical exercise performed on older peopl with impaired physical mobility. The results of the intervention showed that there was a decrease in the pain scale of VAS from severe pain to mild and increase in activity. The result showed us both interventions can reduce the symptoms of pain and increase in activity. This study suggests the application of warm ginger compresses and physical exercise for the older people with impaired physical mobility who lived in long-term care institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Hariyani
"ABSTRAK
Konstipasi merupakan gangguan pada sistem pencernaan lansia yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya konstipasi pada lansia antara lain faktor usia, pola diet, aktivitas fisik, lingkungan, masalah fisik dan psikologis. Konstipasi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Terdapat beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dalam mengatasi masalah konstipasi, salah satunya dengan massase abdomen. Massase abdomen dengan prinsip tensegrity merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas massase abdomen dengan prinsip tensegrity dalam mengatasi masalah konstipasi pada lansia. Modifikasi intervensi massase abdomen dengan prinsip tensegrity yang dilakukan 9 kali dalam 3 minggu selama 20 menit, peningkatan asupan cairan, latihan dasar otot pelvis dapat meningkatkan frekuensi defekasi, penurunan usaha mengejan, serta mengurangi nyeri saat defekasi. Terjadi perubahan Constipation Scoring System (CSS) yang signifikan pada lansia setelah diberikan intervensi massase abdomen dengan prinsip tensegrity. Berdasarkan pada hasil intervensi ini, massase abdomen dengan prinsip tensegrity dapat dijadikan sebagai intervensi unggulan dalam mengatasi masalah konstipasi pada lansia.

ABSTRACT
Constipation was one of the most frequently diagnosed gastrointestinal disorders on older people. The Risk of constipation in elderly were age factor, diet pattern, physical activity, environment, physical and psychology problems. Constipation were not immediately addressed can cause various complications. There were several non-pharmacological management in overcome constipation, one with abdominal massage. Nursing intervention with abdominal massage tensegrity principle can be done to overcome constipation. The purpose of this intervention to knowed the effectiveness of abdominal mass with the principle of tensegrity in overcoming the problem of constipation in the elderly. Modification of abdominal mass intervention by tensegrity principle performed 9 times in 3 weeks for 20 minutes, increased fluid intake, pelvic floor exercises can increase the frequency of defecation, decreased effort, and reduce pain during defecation. There was a significant change in Constipation Scoring System (CSS) in the elderly after given abdominal masage tensegrity principle. Based on the results, abdominal massase with tensegrity principle can be used as a superior intervention in overcoming the problem of constipation in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Malehah Khoeronisa
"Perkotaan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Hal ini berdampak kepada tingkat stres, kemiskinan, dan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Kehidupan perkotaan menyebabkan masyarakat perkotaan memiliki berbagai risiko kesehatan, salah satunya adalah hipertensi. Hal ini turut memberikan dampak kepada lansia di perkotaan. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk menggambarkan pelaksanaan intervensi berupa mendengarkan murottal disertai dengan relaksasi napas dalam. Diagnosis keperawatan yang ditegakkan yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan. Kunjungan sejak pengkajian hingga terminasi yaitu 18 kali dengan lama mendengarkan murottal 16 sesi selama 10-15 menit.
Hasil intervensi menunjukkan bahwa klien dengan hipertensi mengalami penurunan tekanan darah saat setelah dilakukan intervensi. Diketahui rata-rata penurunan tekanan darah klien yaitu 10,2 mmHg. Hendaknya, pelayanan kesehatan melalui instansi Puskesmas dan Posbindu dapat memberikan skrining tekanan darah tinggi serta penyuluhan mengenai penanganan hipertensi penyerta terapi farmakologi, salah satunya terapi mendengarkan murottal dan relaksasi napas dalam.

Urban is an attraction for people to improve the family economy which has impact on the level of stress, poverty, and the welfare of urban communities. Urban life causes urban communities have various health risks, one of which is hypertension. This also has an impact on the elderly in urban areas. The purpose of this paper is to describe the implementation of intervention in the form of murottal listening accompanied by deep breathing relaxation. Ineffectiveness of health management was a nursing diagnosis formulated.
The results of the intervention showed that the client with hypertension had decreased blood pressure after the intervention 18 times with long listening to murottal 16 sessions for 10-15 minutes with average 10.2 mmHg. It is expected that Health Center and Posbindu agencies provide high blood pressure screening and extension on treatment along with pharmacological therapy, that are murottal listening therapy and deep breathing relaxation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lailiyatul Munawaroh
"Gout arthritis merupakan gangguan peradangan  pada sendi yang disebabkan oleh kelebihan kadar asam urat dalam darah. Usia dewasa menengah, 35-55 tahun, termasuk kelompok usia yang rentan mengalami gout arthritis. Tanda dan gejala yang paling sering dialami oleh penderita gout arthritis adalah nyeri sendi yang umumnya dirasakan pada sendi seperti jari kaki, tangan, atau pergelangan kaki. Manajemen nyeri pada masalah gout arthritis dapat dilakukan secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Salah satu manajemen nyeri nonfarmakologi yang dapat diberikan adalah kompres hangat jahe dan teknik distraksi. Jahe dipilih karena sudah dikenal sebagai salah satu obat tradisional untuk mengurangi nyeri, mudah dijangkau, murah dan tidak memiliki efek samping.   Pemberian intervensi kompres hangat jahe dan distraksi  menurunkan skala nyeri sendi pada Ibu T dari nyeri sedang ke nyeri ringan setelah dilakukan tiga kali intervensi.  Hasil intervensi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan intervensi keperawatan dalam manajemen nyeri pada gout arthritis.

Gout Arthritis is inflammation in the joints caused by hyperuricemia. Middle age, 35-55 years old, is an age group which prone to gout arthritis. The most common sign and symptoms in gout arthritis is joint pain, usually appears in smaller joints such as toes, fingers, ankle or wrist. Pain management in gout arthritis can be done pharmacologically or non-pharmacologically. One of non-pharmacological procedure to reduce the pain is ginger warm compress combined with distraction technique. Ginger was chosen because it has been known as one of the traditional medicines to reduce pain, easy to get, inexpensive and has no side effects. The warm compress and distraction intervention able to reduce   Mrs. T pain scale from moderate to mild pain for after 3 times of intervention. The result of this intervention can be the basis for developing nursing intervention in gout arthritis pain management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Mardiana
"Perpindahan penduduk dari masyarakat pedesaan ke masyarakat perkotaan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk di perkotaan. Urbanisasi yang cepat menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup seperti pola makan dan aktivitas fisik yang monoton. Urbanisasi menjadi salah satu pendorong utama penyakit tidak menular dan hipertensi menjadi masalah serius. Karya Ilmiah Akhir Ners ini memberikan gambaran mengenai asuhan keperawatan keluarga Bapak L dengan masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan. Tujuan penulisan untuk mengetahui efek dari intervensi yang diberikan yaitu diet rendah garam dan terapi komplementer konsumsi jahe dalam mengontrol dan menurunkan tekanan darah. Hasil pengukuran tekanan darah pada Ibu K menunjukkan penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 12,7 mmHg dan diastolik sebesar 3,35 mmHg setelah 6 minggu intervensi. Buku pemantauan harian perlu disiapkan untuk sebagai acuan monitoring intervensi untuk klien hipertensi.

The migration of people from rural communities to urban communities has led to an increase in the population in cities. Rapid urbanization causes lifestyle changes, such as dietary habit and sedentary physical activity. Urbanization is one of the main drivers of Non-Communicable Diseases, which is hypertension becomes common problem. This paper provides an overview of Mr. L family nursing care with ineffective health management. Its aims to determine the effects of interventions given such as low salt diets and complementary therapies for ginger consumption in controlling and lowering blood pressure. The results of Ms. K blood pressure decreased in the average of systole 12.7 mmHg and diastole 3.35 mmHg after 6 weeks intervention. Whereas, the average BP during the intervention that has been carried out is equal to 132/86 mmHg. Daily monitoring books need to be prepared as monitoring tool for hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Danti Permatasari
"Gangguan tidur insomnia pada lansia adalah keadaan individu yang mengalami suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahat yang mengakibatkan ketidaknyamanan. Lansia beresiko mengalami insomnia disebabkan karena berbagai faktor misalnya, perubahan pola sosial, kematian pasangan hidup, peningkatan penggunaan obat-obatan, penyakit yang dialami, gangguan mood, perubahan irama sirkadian, dan ansietas. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan insomnia melalui penerapan senam ergonomik dan intervensi tambahan relaksasi benson di long term care pada Opa A (85 tahun) dalam waktu 2 minggu. Hasil didapatkan peningkatan 30 menit pada durasi tidur, terbangun pada waktu yang tepat 3x, kesulitan tidur menurun 15 menit, skor ISI berubah menjadi 14 (insomnia ringan), penurunan skor kualitas tidur PSQI 10 walau masih dalam rentang kualitas tidur buruk, dan pola tidur menurun menjadi cukup terganggu, perasaan segar setelah bangun tidak ada perubahan signifikan, hal tersebut ditetapkan bahwa masalah insomnia teratasi sebagian.

Insomnia sleep disorder in the elderly is a condition in which an individual experiences a change in the quantity and quality of rest patterns that results in discomfort. The elderly are at risk of experiencing insomnia due to various factors, for example, changes in social patterns, death of spouses, increased use of drugs, illness, mood disorders, changes in circadian rhythm, and anxiety. Based on this, this study aims to determine nursing care in elderly with insomnia through the application of ergonomic exercise and additional intervention for benson relaxation in long term care for Opa A (85 years old) within 2 weeks. The results showed a 30 minute increase in sleep duration, waking at the right time 3 times, sleep difficulties decreased by 15 minutes, the ISI score changed to 14 (mild insomnia), decreased sleep quality score PSQI 10 even though it was still in the poor sleep quality range, and sleep patterns decreased. being quite disturbed, feeling refreshed after waking up there is no significant change, it is determined that the problem of insomnia is partially resolved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>