Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrianto
"ABSTRAK
industri kelapa sawit Indonesia pada saat ini perkembanganya cukup pesat. Hal ini
ditandai dengan adanya perusahaan?perusahaan yang melakukan pengembangaii dari
perluasan lahan perkebunan kelapa sawit maupun perusahaan-perusahuaan yang melakukan
investasi baru dalam industri minyak kelapa sawit di Indonesia.
Produk minyak kelapa sawit Indonesia sebagian dipasarkan di dalam negeri untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku industri minyak nabati seperti industri minyak goreng,
industri makanan dan industri kosmetik. Sebagian Iainnya dipasarkan/diekspor ke luar negeri
baik langsung ke negara konsumen/pembelj maupun pemasaran melalui pasar lelang di
Amsterdam. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu primadona
penghasil devisa komoditi ekspor non migas. Peran dan kontribusi ekspor minyak kelapa
sawit Indonesia sebagai salah satu penghasil devisa dari tahun ke tahun terus meningkat.
Pemasaran minyak kelapa sawit Indonesia ke luar negeri selama ini masih mengandalkan
jalur pemasaran secara tradisional yang memang sudah sejak lama memiliki hubungan historis
perdagangan produk-produk industri perkebunan dengan Indonesia, misalnya dengan negara
negara Timur Tengah, Belanda maupun Pakistan. Terobosan terhadap pasar-pasar baru
minyak kelapa sawit yang cukup potensial misalnya negara-negara Amerika (Kanada.
Amerika Serikat), negara Amerika Latin maupun negara-negara Asia Iainnya seperti Cina
perlu dilakukan. Namun usaha terobosan pasar Iuar negeri ini perlu memperhatikan adanya
pesaing utama negara-negara eksportìr minyak kelapa sawit yang cukup kuat misainya
Malaysia yang selama ini merupakan negara pengekspor minyak kelapa sawit utama di pasar
dunia. Selain itu tumbuhnya negara negara produsen baru yang merupakan saingan potensial
sebagai negara produsen dan eksportir minyak kelapa sawit Indonesia misalnya negara Papua New Guinia maupun Ivory Coast perlu diperhatikan dan diperhitungkan.
Produsen minyak kelapa sawit Indonesia terdiri atas perusahaan badan usaha milik
negara (PT. Perkebunan Nusantara) dan beberapa perusahaan swasta di antaranuya PT. Astra
Agro Lestari tbk., PT. Perkebunun Nusantara dalam memasarkan minyak kelapa sawitnya ke
luar negeri maupun dalam negeri dilakukan rnelalui kantor pemasaran bersarna (KPB). PT.
Astra Agro Lestari dalam memasarkan produk minyak kelapa sawitnya dipasarkan langsung
di dalam negeri serta diekspor ke beberapa negara di luar negeri.
PT. Astra Agro Lestari sebagai salah satu produsen minyak kelapa sawit Indonesia
telah melakukan Iangkah antisipasi dalam rnenghadapi persaingan pasar global industri
minyak kelapa sawit yang semakin kuat. Langkah-langkah antisipasi yang dilakukan oleh PT.
Astra Agro Lestari bertujuan untuk menciptakan keunggulan daya saing produk minyak
kelapa sawit di pasar internasional. Beberapa langkah yang telah dilakukan PT. Astra Agro
Lestari untuk menciptakan keunggulan daya saing minyak kelapa sawitnya di antaranya
dengan mengakomodir issu-issu persaingan pasar komoditi primer di pasar internasional
misalnya produk minyak kelapa sawit yang ramah terhadap Lingkungan ISO 14001 serta
produk minyak kelapa sawit yang memiliki kualitas prima yaitu memiliki kadar lemak jenuh
(fatic acit) yang rendah sehingga aman terhadap kesehatan konsumen. Hal ini tidak hanya
dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan terhadap produsen minyak kelapa sawit yang
ada di pasar dunia, namun juga dalam rangka menghadapi persaingan terhadap produk
subsitusi minyak nabati Iainnya seperti minyak kacang kedele dan negara Amerika Serikat
maupun minyak bunga matahari dari negara-negara Eropa.
Selain itu PT. Astra Agro Lestari juga melakukan peningkatan kemampuan kualitas
manajemen operasi perusahaan dalam industri minyak kelapa sawit maupun meningkatkan
sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan kualitas produk minyak kelapa sawit yang
dihasilkannya di antaranya dengan dukungan pusat sistim informasi untuk melakukan
monitoring operasi produksi pengolahan maupun pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang
tersebar di lokasi-tokasi perkebunan. Di samping itu PT. Astra Agro Lestari perlu
meningkatkan kemampuan dan Core Competence yang dimiliki oleh perusahaan dalam
industri minyak kelapa sawit terutama dengan melakukan diversifikasi produk turunan
minyak kelapa sawit dengan memanfaatkan kemajuan teknologi produksi yang terbaru.
Produsen minyak kelapa sawit Indonesia di dalam melakukan persaingan pemasaran
minyak kelapa sawit di pasar dunia perlu melakukan strategi-strategi dalam rangka
menghadapi produsen pesaing minyak kelapa sawit di pasar internasional baik yang telah ada
selama ini maupun produsen pesaing baru. Strategi-strategi dalam melakukan persaingan
pemasaran minyak kelapa sawit Indonesia di pasar internasional dilakukan dengan tujuan
meningkatkan keunggulan daya saing (Competitive Advantage) komoditi minyak kelapa
sawit Indonesia di pasar dunia balk dalam menghadapi produsen minyak kelapa sawit pesaing
maupun dalam menghadapì produk subsitusi minyak kelapa sawit di pasar dunia. Strategi
strategi yang dipilih tergantung karakteristik produk minyak kelapa sawit yang dipasarkan
maupun lerhadap selera konsumen minyak kelapa sawit di pasar dunia.
Dalam menerapkan strategi persaingan pemasaran produk minyak kelapa sawit
Indonesia di pasar dunia. produsen minyak kelapa sawit Indonesia perlu melakukan analisis
analisis eksternal maupun internal perusahaan baik meliputi analisis industri minyak kelapa
sawit itu sendiri, analisis persaingan pemasaran minyak kelapa sawit maupun analisis
terhadap kemampuan yang dimiliki perusahaan produsen minyak kelapa sawit Indonesia.
Beberapa cara analisa yang dapat dipakai di antaranya analisa industri dengan Five Forces
Analisis maupun analisa persaingan dengan SWOT analisis.
Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh produsen minyak kelapa sawit
Indonesia dalam melakukan persaingan pemasaran minyak kelapa sawit di pasar dunia di
antaranya strategi aliansi, strategi cost leadership, strategi fokus, maupun strategi pasar global
dan multicountry di pasar internasional.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Karya Kelana Putra Adam
"Sub-Sektor Perikanan Indonesia merupakan sub-sektor yang tetap mengalami pettumbuhan dimasa krisis ekonomi yang dialami Indonesia dalam 3 tahun terakhir ini. Dengan nilai ekspor diatas US$ 1,6 Milyar setahun dengan pertumbuhan rata-rata 3,1% pertahun, menjadikan sub-sektor perikanan salah satu sub-sektor yang membantu perekonomian Indonesia dimasa krisis.
Ekspor komoditi perikanan bertumpuh pada dua jenis komodoti utama, yaitu udang dan kelompok ikan laut seperti tuna, cakalang dan tongkol. Komoditi udang sangat berperan dalam peningkatan ekspor sub-sektor perikanan, karena mempunyai kontribusi 60% dari total nilai ekspor sub-sektor perikanan dengan nilai ekspor diatas satu milyar dolar Amerika setahun.
Ekspor Udang Indonesia sampai saat ini masih sangat mengandalkan pada pasar Jepang dengan nilai ekspor US$ 635.174.000 dan kontribusinya sebesar 62,9% dari total ekspor udang Indonesia di tahun 1998. Walaupun Jepang merupakan pasar utama udang dunia, tetapi pasar Eropa, Asia dan Amerika Serikat yang masih terus tumbuh merupakan pasar yang menarik dan dapat dikembangkan dalam jangka panjang. Ekspor Udang Indonesia merupakan 12,1% dari total ekspor udang dunia dengan permintaan pasar dunia senilai US$ 11 milyar setahun.
Industri Udang Indonesia sangat didominasi oleh nelayan penangkap udang di laut, petambak udang rakyat dan pengusaha kecil tambak udang, dengan total produksi sebesar 394.198 ton ditahun 1997 dan 53,8% dari total produksi merupakan hasil tangkapan udang
in
dilaut. Potensi pengembangan Industri Udang Indonesia berada dibudidaya tambak udang dengan potensi tambak yang belum digarap sebesar 830.900 ha. Sentra produksi budidaya tambak udang berada di pulau Jawa, Sulawesi Seiatan, Lampung dan Sumatra Utara. Sedangkan jenis udang tambak yang paling banyak dibudidayakan adalah udang windu.
Bisnis budidaya tambak udang sangat aktraktif untuk dikembangkan dimasa krisis karena sangat sedikit membutuhkan bahan baku impor. Ketersediaan lahan yang luas di Indonesia, permintaan pasar dunia yang relatif besar dan tingkat pengembalian investasi yang singkat dibawah setahun menjadikan bisnis udang sangat menjanjikan untuk dimasuki dan terus dikembangkan.
Untuk meningkatkan pasokan udang Indonesia, perlu dilakukan peningkatan investasi dibidang budidaya tambak udang dengan mengundang investor dalam dan luar negeri. Rasa aman berusaha dibidang budidaya udang dan kepastian hukum perlu segera diciptakan oleh Pemerintah agar investor segera melalukan investasi dibidang budidaya tambak udang.
Pemberian insentif berupa kredit modal kerja atau kredit investasi dengan jangka waktu pengembalian yang panjang dan penggunaan teknologi semi intensif oleh petambak udang rakyat dan pengusaha kecil tambak udang mampu meningkatkan produktivitas Industri Udang Indonesia.
Penelitian ini banyak menggunakan data sekunder dan bersifat historikal, terutama mengenai pasar dan pasokan sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut langsung ke pasar-pasar udang dunia agar membuka peluang baru untuk diversifikasi pasar. Penelitian lanjutan kesentra-sentra produksi sangat dimungkinkan untuk memperoleh data terbaru mengenai usaha budidaya udang dan cara-cara meningkatkan produktivitas tambak udang
IV
dilevel perusahaan, untuk menjamin pasokan udang Indonesia. Penelitian Jebih lanjut juga perlu dilakukan untuk bisnis udang skala menengah dan skala besar, baik mengenai analisa biaya investasi dan operasi, tingkat resiko dan prospek ke depannya.
Persaingan di industri udang dunia sangat ketat, dengan lima negara utama pesing Indonesia di pasar dunia, yaitu Thailand, Equador, Mexico, India dan Vietnam. Penggunaan teknologi maju dan sangat maju dalam jangka panjang rnerupakan suatu keharusan untuk telap mempertahankan daya saing Industri Udang Indonesia secara terus-menerus di pasar Interaasional.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Alfian
"Kecamatan Krayan (Kabupaten Nunukan) adalah salah satu daerah tensolir di Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Sabah (Malaysia) dan Brunei. Potensi utama daerah ini adalah Beras Krayan yang memilild rasa khas dan kualitas yang sangat baik. Pangsa pasar beras ini di daerah / kecamatan sekitarnya - terutama Malaysia dan Brunei - memiliki prospek yang baik.
Daerah ini dikelilingi hutan lindung dan medan yang bergunung-gunung. Sampai saat ini akses ke Krayan hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat terbang. Masalah utama Krayan adalah terbatasnya kapasftas angkut pesawat terbang. Selain itu ongkos angkut pesawat terbang selama ini dirasakan relatif mahal. Akibatnya angkutan barang untuk kebutuhan penduduk dan pemasaran potensi hasil bumi menjadi terhambat.
Mengatasi kondisi ini diusulkan kepada pemerintah daerah untuk memiliki pesawat terbang sendiri sebagai sarana transportasi yang lebih murah. Fungsi utamanya adalah :
- Memasarkan potensi hasil bumi, terutama betas ke daerah sekitarnya dan Brunei,
- Memasok barang kebutuhan sehari-hari dari daerah sekitarnya ke Krayan
Walaupun ongkos angkut barang yang direncanakan relatif murah, bisnis angkutan udara ini diatas kertas tetap menguntungkan bagi pihak pengelola. Multiplier effect yang ditimbulkan diharapkan menggairahkan perekonomian masyarakat / petani dan meningkatkan produksi / penjualan potensi basil bumi selain beras."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasril
"ABSTRAK
Pertamina yang berfungsi mengelola industri migas telah berkembang sedemikian pesatnya dan mampu memberikan andil yang sangat besar dalam penerimaan negara. Hal ini dapat dilihat dari data APBN tahun 1996/1997 sampai dengan RAPBN tahun 1999/2000, rata-rata konstribusi sektor migas dalam penerimaan negara setiap tahunnya sebesar 20,75% sedangkan dari Non Migas sebesar 79,25%.
Pengetolaan migas yang dimulai dari kegiatan-kegiatan survey (seismic), eksplorasi, produksi sampai dengan kegiatan refinery untuk menghasilkan BBM serta mendistribusikannya kepada konsumen, dilaksanakan oleh personil bangsa Indonesia yang sudah profesional dan berpengalaman. Profesionalitas Sumber Daya Manusia tersebut telah mampu menghasilkan produksi minyak mentah (crude).
dan kondensat rata-rata setiap harinya sebanyak 1.575.230 barrels, clan BBM sebanyak 35.091.000 kilo liter. Kegiatan ini merupakan keunggulan atau kekuatan internal perusahaan.
Selanjutnya yang perlu menjadi pertimbangan khusus dalam pengelolaan migas antara lain adalah migas merupakan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui, jika diproduksi terus menerus akan habis, dan suatu saat Indonesia akan menjadi peng-impor migas terbesar di dunia. Sedangkan potensi migas di luar negeri cukup banyak dan menggembirakan, dari data Kwartal IV tahun 1998, supply minyak dunia sudah mencapai 77.800.000 barrels per hari.
Berdasarkan pada pertimbangan tersebut dan beberapa pertimbangan lainnya, maka Pertamina wajar menjadi Perusahaan Multinasional (MNC) agar bisa melakukan bisnisnya di manca negara. Untuk mewujudkan hal ini Pertamina mempunyai peluang yang cukup besar dan dapat dilihat dari beberapa strategi, antara lain :
- Strategi keunggulan bersaing (Competitive Advantage) yang pada dasarnya telah dimiliki Pertamina karena salah satu syarat yang hares dipenuhi adalah menciptakan kapabilitas organisasi. Hal ini secara prinsip tidak ada masalah. Ada masalah dibidang manajemen tetapi bisa diperbaiki atau dibenahi.
- Strategi masuk ke suatu negara, Indonesia (Pertamina) mempunyai peluang yang sangat besar dengan melakukan pendekatan ekonomi, politik dan sosial budaya. Misalnya untuk negara di kawasan ASEAN dengan pendekatan politik akan mempunyai peluang yang cukup besar, karena Indonesia merupakan salah satu pendiri, sedangkan pelaksanaannya bisa dilakukan dengan investasi langsung atau menggandeng mitra usaha !okal negara tersebut. Sedangkan untuk negara-negara kelompok OKI dengan pendekatan sosial budaya akan memberikan peluang yang besar pula. karena Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar didunia.
Ada beberapa konstribusi yang bisa didapat jika Pertamina menjadi perusahaan multinasional, salah satu diantaranya adalah mendapatkan Capital Inflow dari keuntungan berbisnis di manca negara yang pada akhirnya meningkatkan penerimaan negara dari sektor migas lebih besar dari 20,75%."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Akhmad Gauzali
"ABSTRAK
LASMO adalah perusahaan minyak bumi dan gas alam multinasional dengan kantor pusat dan
berasal dari Kerajaan Inggris yang cukup berhasil. Pada saat ini produksi bersih LASMO dari
seluruh dunia sebesar 185.000 barel setara minyak per hari, pendapatannya dari Indonesia
memberikan produksi sekitar 48.000 barel setara minyak.
Sebagai operator dari usaha eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia. LASMO belum
memperoleh keberhasilan untuk mewujudkan sebuah KPS yang berproduksi atau bahkan
menemukan cadangan migas yang komersial untuk dikembangkan dan diproduksi, meskipun
sudah bertindak sebagai operator selama 10 tahun. Kondisi ini menanik perhatian penulis
sebagai karyawan di LASMO untuk membahas studi kasus strategi bisnis LASMO di
Indonesia.
Perkembangan LASMO selama 30 tahun sampai mempunyai produksi bersih sekitar 185.000
barel setara minyak diperoleh melalui kompetensinya di dalam memilih mitra operator yang
sangat baik dan memilih perusahaan untuk diakuisisi.
Perkembangan LASMO di Indonesia mempunyai visi untuk bisa memperoleh produksi bersih 50.000 barel
setara minyak per hari dan memiliki operatorship pada tahun 2010. Strategi jangka pendeknya
di Indonesia disarankan untuk memilih menanam saham di perusahaan-perusahaan eksplorasi
dan produksi yang mempunyai kompetensi papan atas. mempunyai playing field yang
seimbang, dan memiliki sasaran eksplorasi dan produksi yang setara.
Operatorship dipilih untuk Strategi jangka panjang karena harus didukung oleh kompetensi dan
keunggulan kompetisi yang pada saat ini belum dimiliki. LASMO disarankan untuk
mendefinisikan kompetensi yang harus dimiliki. misalnya pengembangan keahilan eksplorasi.
pengembangan dan produksi di perairan laut dalam, menjadi ?immediate follower di daerah
daerah frontier maupun basin-basin baru, keahlian di bidang pengembangan produksi daerah
baru yang efisien.
Sebagai tambahan terhadap strategi jangka pendek dan panjang. pengembangan kompetensi
harus dilakukan melalui pengembangan sumberdaya manusia. Keberhasilan dalam
mengembangkan kompetensi membutuhkan sumberdaya manusia yang jumlah dan
kualitasnya memadai. Pengembangan sumberdaya manusia yang disarankan adalah menambah
tenaga-tenaga inti, terutama bagian eksplorasi, yang berupa rekrutmen terhadap karyawan
yang mempunyai prestasi teruji, baik karyawan ekspat dari seluruh bagian dunia maupun
karyawan Indonesia. Pengembangan sumberdaya manusia seperti ini ongkosnya cukup mahal,
tetapi diharapkan mempunyai dampak yang sangat nyata dengan tingkat kemungkinan gagal
yang jauh lebih kecil.
LASMO disarankan untuk menjaga keseimbangan penggunaan tenaga kerja asing dan daerah
untuk rnengurangi dampak buruk dan isu kedaerahan, disamping mempertahankan ongkos
yang murah dalam jangka panjang. LASMO sebaiknya menarik tenaga-tenaga Indonesia
dengan prestasi yang sudah teruji, mereka mempunyai pengetahuan regional yang tìdak
dimiliki oleh tenaga-tenaga asing yang baru dan mempunyai jaringan tukar informasi di antara
rekan seprofesi di Indonesia.
Di dalam mengembangkan kompetensi LASMO yang bisa dimanfaatkan di Indonesia adalah
dengan mengefektifkan dan memperluas integrasi penggunaan tenaga kerja secara global
sehingga proses pembelajaran dan setiap daerah/negara dimana LASMO beroperasi dapat
dìmanfaatkan maksimal.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujur Banjanahor
"ABSTRAK
Pertumbuhan GDP Indonesia merosot dan 7 sld 8% menjadi 0,0 % pertahun pada tahun 1997, akibat krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1996. Total pinjaman permerintah sudah mencapai US$ 77.7 milyar dan utang swasta US$ 69 milyar, yang sampai sekarang ini pembayarannya mengalami kesulitan. Untuk memacu kembali pertumbuhan GDP diperlukan investasi tetapi karena kondisi hutang tersebut diatas pemerintah maupun swasta nasional tidak mampu lagi melakukannya. Penanaman modal asing yang menjadi tumpuan harapan enggan masuk karena resiko tinggi akibat kondisi keamanan dan politik yang belum menentu. Selama tahun 1998, pemerintah sudah gencar meluncurkan paket deregulasi dibidang investasi, tetapi kenyataanya tidak banyak membawa hasil.
Salah satu sektor yang masih menarik untuk penanaman modal asing adalah industni gas alam, khususnya untuk perusahaan-perusahaan asing yang sudah melakukan eksplorasi dan menemukan gas tetapi belum memproduksikannya karena harga domestik rendah atau karena lapangan marginal (volume cadangan terlalu kecil untuk pencairan). Investor menginginkan produksi sesegera mungkin karena investasi yang ditanamkan hanya dapat kembali bila gas diproduksi.
Indonesia memiliki cadangan terbukti 76 TSCF (trillion standard cubic feet), 61.7 TSCF cadangan potensial, dan 179.39 TSCF yang belum dieksplorasi yang diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan 65 tahun pada tingkat produksi sekitar 3 TSCF pertahun. Dan produksi gas tersebut hanya 23% untuk pemanfaatan dalam negeri, 7% dibakar, 18% diguriakan sendiri oleh perusahaan dan 47% untuk ekspor dengan nilai sekitar US$ 4.5 millyar pertahun. Sejak tahun 1998 permintaan ekspor menurun 4% dan perpanjangan kontrak pembelian dengan Jepang belum jelas hingga sekarang, sehingga pemanfaatan gas di dalam negeri harus ditingkatkan.
Empat sektor utama yaitu transportasj, pembangkit tenaga listrik, industri dan rumah tangga pengguna lima jenis BBM (bahan bakar minyak) yaitu: premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar yang mungkin digantikan oleh gas. Untuk tahun 1998 keempat sektor tersebut membutuhkan 51.6 juta kiloliter pertahun, dengan nilal jual Rp. 2935 triliun (US$ 4.2 milyar) dan subsidi pemerintah Rp. 31 tiliun.(US$ 4.4 milyar). Bila seluruh BBM tersebut diganti dengan gas, maka dibutuhkan 1.9 TCF pertahun dengan nilal Rp. 40.93 triliun (US$ 5.8 milyar).
Bila pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat memacu pemanfaatan gas di dalam negeri sehingga bahan bakar gas dapat bersaing dan menggantikan BBM, akan memberikan keuntungan-keuntungan yaitu: masuknya investasi asing untuk memproduksikan gas, dan setiap produksi gas pemerintah akan menerima bagian sesuai dengan kontrak, mendorong perusahaan asing meningkatkan eksplorasi, bahan bakar yang digantikan dapat diekspor, mendukung program lingkungan bersih.
Kebijakan yang mungkin dilakukan adalah: pemberian insentif atau subsidi terhadap pengguna gas, memperketat peraturan bersih lingkungan, mempelopori pemanfaatan gas pada fasilitas umum milik negara, mengurangi atau menghapuskan subsidi terhadap BBM, memperbaiki sistem pembagian dengan produsen, membolehkan PSC untuk berhubungan langsung dengan pembeli gas, mernperbolehkan perusahaan asing untuk masuk dalam pembangunan infrastruktur seria pengoperasian jaringan transmisi (transportasi gas), dan jaringan distribusi gas, meperbolehkan perusahaan asing melakukan penjualan gas langsung, mempercepat kejelasan status pengelola bidang minyak dan gas bumi sehubungan dengan adanya RUU migas karena akan mempengaruhi penentuan strategi industri migas, dan mempersingkat birokrasi jangka waktu penemuan gas sampai dengan pengembangannya."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Kusumo
"ABSTRAK
Industri perbankan di Indonesia mernpakan salah satu industri yang merniliki tingkat persaingan yang sangat ketat dengan banyak pelaku industri. Dalam perkembangannya, Indonesia pemah memiliki sampai 240 buah bank yang beroperasi. Lalu dengan adanya krisis ekonomi, jumlah bank
terus menyusut hingga menjadi 145 bank pada bulan Desember 2001. Dan diperkirakan jumlah bank di Indonesia akan terns menyusut, dan hanya bank yang menerapkan strategi bersaing tepat yang dapat bertahan dalam persaingan tersebut.
Salah satu pelaku dalam industri perbankan di Indonesia adalah BankAB Cabang Jakarta. Dalam menjalankan usahanya, Bank AB Cabang Jakarta melaksanakan strategi diferensiasi fokus. Bank
ini membidik segmen nasabah khusus, yaitu korporasi Jepang di Indonesia dan organisasi/ perorangan yang memiliki hubungan dengan korporasi Jepang di Indonesia. Pemilihan segmen nasabah yang khusus ini dilakukan oleh Bank AB Cabang Jakarta setelah mempertimbangkan sumber daya dan kompetensi inti yang dirnilikinya.
Bank ini mernpakan cabang dari Bank AB yang berpusat di Tokyo, dan mernpakan satu-satunya bank Jepang yang memiliki status sebagai Bank Asing di Indonesia. Selain Bank AB Cabang
Jakarta, masih terdapat empat bank lain yang berafiliasi dengan bank di Jepang. Akan tetapi,
keempat bank Jepang tersebut mernpakan bank campuran Indomsia - Jepang, dan tidak memiliki
status sebagai Bank Asing.
Selain itu Bank AB Cabang Jakarta merupakan salah satu bank Jepang yang memiliki sejarah yang
panjang di fudonesia. Keberadaan Ban..lc AB Cabang Jakarta di fudonesia telah dimulai sejak
Indonesia masih berada di bawah kependudukan Kerajaan Belanda. Sedangkan sebagian besar
bank epang lainnya baru didirikan di fudonesia setelah diperkenalkannya PAKTO 88. Hal ini juga
yang menyebabkan sebagian besar bank Jepang di Indonesia belum dapat memperluas jaringan
domestiknya. Sedangkan Bank AB Cabang Jakarta pada saat ini telah berhasil mengembangkan
jaringan domestiknya dengan dua sub-cabang dan satu service point.
Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus studi pada
Karya Akhir ini adalah menganalisa strategi bersaing yang dilaksanakan oleh Bank AB Cabang
Jakarta. Lalu berdasarkan keunggulan, kemampuan dan faktor-faktor yang dimiliki, Karya Akhir
ini juga mengusulkan strategi bersaing altematif yang dapat menjadikan Bank AB Cabang Jakarta
sebagai strategic business unit bagi Bank AB.
Dari hasil penelitian Karya Akhir ini menggambarkan dalam kondisi persaingan antar bank yang
ketat, penerapan strategi diferensiasi fokus yang ditunjang oleh kompetensi inti yang unik telah
menyelamatkan Bank AB Cabang Jakarta dari krisis ekonomi di Indonesia, bahkan menempatkan
bank ini sebagai pemimpin pada segmen pasar yang dibidiknya. Dengan memperhatikan
keunggulan kompetitif yang dimiliki maka sebaiknya Bank AB Cabang Jakarta meneruskan
strategi diferensiasi fokus yang dilaksanakannya.
Akan tetapi posisi puncak yang telah dicapai bukanlah suatu yang abadi. Untuk dapat mempertahankan posisi dan kinelja yang baik, maka Bank AB Cabang Jakarta harus melakukan inovasi dalam menerapkan strategi bersaingnya. Dari berbagai pilihan yang ada, strategi altematif
yang dapat dilakukan adalah dengan memperluas jaringan domestik, dengan tetap memusatkan
pelayanan pada segmen pasar yang sama yaitu korporasi J epang di Indonesia serta organisasi/
perorangan yang merniliki hubungan dengannya. Dan melihat potensi pasar yang dimiliki, dan
kondisi persaingan yang ada, Bank AB Cabang Jakarta dapat mernilih Batam sebagai daerah tujuan
pengembangan jaringan domestik.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Utomo Subagyo
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Dengan terjadinya krisis ekonomi, PT. Wijaya Karya-DPM sebagai perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri komponen otomotif alumunium casting telah
mengalami dampak negatif. Volume pasar industri otomotif mengalami penurunan tajam
pada periode 1997-1998, sehingga kini pasar domestik hanya tersisa 15-20% saja. Pada
tahun 1997 volume produksi kenaaraan dalam industri otomotif masih mencapai 388.876
unit, namun pada tahun 1998 telah menurun menjadi hingga hanya sebesar 58.079 unit.
Berbeda dengan kondisi pasar domestik, potensi dan peluang di pasar internasional,
khususnya Amerika Serikat sangat memberi harapan.
Pasar Industri otomotif Amerika Serikat yang merupakan pasar otomotif terbesar di
dunia, pada tahun 1998 mempunyai volume pasar 15.515.000 unit kendaraan. Sekitar
75% dari total olume pasar tersebut di pasok oleh industri otomotif yang berlokasi di
Amerika Serikat sendiri. Industri otomotif Amerika Serikat saat ini dikuasai oleh Tlze
Big Three (GM, Ford dan Chrysler) dengan pangsa pasar 78%.
Dalam memenuhi kebutuhannya, Amerik Serikat telah mengimpor komponen otomotif
dari beberapa negara di dunia termasuk ASEAN dengan total nilai impor sebesar 54,27
milyar US dollar. Pemasok utama komponen otomotif Amerika Serikat adalah Meksiko
(27% total impor). Negara ASEAN memasok komponen senilai 1,236 milyar dollar
atau 2,3%. Diantara negara ASEAN, Indonesia menempati urutan ke-4 dari 7 negara
dengan nilai 204 juta dollar. Impor komponen otomotif dari Indonesia pada periode
1997-1998 telah mengalami peningkatan 14,6%. Dalam lima tahun terakhir, diantara
negara ASEAN, laju pertumbuhan impor dari Indonesia mengalami kenaikan yang
paling tinggi.
Dengan mernanfaatkan kapabilitas dan keunggulan bersaing di pasar domestik serta
didukung faktor keunggulan nasional, PT. Wijaya Karya-DPM menyiapkan langkah
strategis untuk menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat.
Kapabilitas yang dimiliki PT. Wijaya Karya-DPM meliputi fasilitas dan kemampuan
produksi pengecoran mulai dari teknologi cor sederhana, cetakan pasir (sand casting),
cor gravitasi (gravity casting) sampai dengan teknologi cetak tekan (die casting) dengan
kapasitas total jika diukur dalam tonase adalah sebesar 3.240 ton pertahun. Selain itu,
PT. Wijaya Karya-DPM untuk mengendalikan dan menjamin mutunya telah menerapkan
sistem pengendalian muth ISO 9000. Keunggulan lain yang dimiliki PT. Wijaya Karya-
DPM adalah reputasi (brand image) dan SDM.
Faktor Nasional yang mendukung keunggulan bersaing PT. Wijaya Karya-DPM meliputi
ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja, tingkat persaingan domestik, kebijakan
pemerintah dan depresiasi Rupiah terhadap Dollar.
Strategi yang disiapkan PT. Wijaya Karya-DPM untuk menembus pasar Amerika Serikat
difokuskan pada strategi membangun dan rneningkatkan keunggulan bersaing melalui
peningkatan mutu biaya dan kualitas bahan baku serta peningkatan sistem mutu
dengan menerapkan sistem mamjemen mutu QS 9000. Dalam memasuki pasar Amerika
Serikat dikembangkan strategi ekspor secara langsung dan tak langsung.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Meilyn
"Pertumbuhan ekonomi dalam masa krisis ekonomi sejak rahun 1997 sampai dengan saat ini menunjukkan penurunan presentase gross national product Pertumbuhan GNP suaru negara dipeagaruhi Juga oleh pertumbuhan investasi asing dí negara yang bersangkutan. Secara keseluruhan, pertumbuhan investasi di Indonesia selama masa krisis ekonomi ini menunjukkan peningkatan dalam nilai investasinya. Peningkatan nilai investasi ditengah situasi krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia khususnya Indonesia menjadi fenomena yang menarik untuk dilihat lebih dalam.
Pertumbuhan investasi dalam sektor non migas menarik untuk dikaji lebih jauh. Dan selain tekstil dan garmen, industri elektronik merupakan salah indus dalam sektor non migas ini yang fenomenanya menarik untuk dikaji karena ada cukup banyak pemain besar dalam industri ini yang berinvestasi di Indonesia.
Pertumbuhan dan perkembangan investasi disuatu negara dikelompokkan dalam dua faktor yaitu push factors dan pull factors. Push factors lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah darimana investor berasal dan kebijakan internal perusahan. Sedangkan pull factors merupakan faktor-faktor yang bersumber dan negara tuan rumah dimana investor akan berinvestasi.
Pengaruh kedua faktor tersebut terhadap kegiatan investasi, khususnya pengaruh kebijakan pemerintah Indonesia dan kondisi perekonomian Indonesia selama masa knisis ekonomi yang kemudían dibahas dalam penulisan ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Martono Rustamadji
"ABSTRAK
Krisis ekonomi melanda Indonesia sejak Juli 1997, namun sampai dengan saat ini
belum menunjukkan adanya perbaikan, bahkan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terus
melemah. Salah satu jalan yang perlu ditempuh untuk keluar dari krisis ekonomi adalah
mendorong ekspor, terutama ekspor produk industri yang berbasis sumber daya dalam
negeri (basic resource industry). Tanpa mendorong ekspor, mustahil Indonesia dapat
keluar dari krisis ekonomi.
Salah satu industri yang berbasis sumber daya dalam negeri adalah kelapa sawit.
Sejak krisis ekonomi, ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia terus meningkat. Namun
ironisnya pada saat negara membutuhkan devisa, justru ekspor CPO dihambat. Hal ini
tertuang dalam SK Menperindag No.456/MPP/Kep/12/1997, tentang alokasi pasokan di
dalam negeri yang mulai di berlakukan tanggal 19 Desember 1997 dan SK Menkeu No.
622/KMK.01/1997 tentang Pajak Ekspor Tambahan (PET) mulai berlaku sejak tanggal 17
Desember 1997. Karena peluang ekspor sangat menarik kebijakan tersebut tetap tidak bisa
membendung produsen untuk mengekspor CPO, sehingga pada tanggal 30 Desember 1997
pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih keras yaitu menghentikan ekspor CPO dari
bulan Januari sampai dengan bulan Maret 1998. Kebijakan tersebut menimbulkan berbagai
reaksi dan protes dari berbagai pihak terutama pelaku bisnis CPO, akibatnya kran ekspor
dibuka kembali pada bulan April 1998, namun tetap dikenakan pajak ekspor sebesar 40
persen dan dinaikan menjadi 60 persen, pada bulan Juli 1998 melalui SK Menkeu No.
334/KMK/07/1998.
Indonesia mempunyai keunggulan komperatif dalam industri kelapa sawit, saat ini
Indonesia sebagai produsen maupun eksportir terbesar kedua di dunia setelah Malaysia.
Kalau dilihat sebagai produsen terbesar kedua di dunia, seharusnya tidak ada masalah
dengan suplai di dalam negeri. Bahkan di tahun 1996, produksi dikurangi konsumsi masih
surplus 2 juta ton. Namun karena harga CPO dunia terus meningkat, maka produsen lebih
untung mengekspor daripada menjual di dalam negeri. Akibatnya suplai di dalam negeri
terganggu, dan dianggap memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga minyak goreng
di dalam negeri. Sangat disayangkan kebijakan menghambat ekspor tersebut, karena
kontribusi ekspor Indonesia terus meningkat. Sehingga ada kemungkinan citra Indonesia
akan buruk, apabila tata niaga CPO terus dicampuri oleh pemerintah, yang juga berakibat
harga internasional terus meningkat.
Walaupun hal ini merupakan dilema bagi pemerintah, namun sebenarnya ada
kebijakan lain yang mungkin lebih bijaksana yang harus ditempuh. Kebijakan subsidi
minyak goreng yang dilakukan pemerintah selama ini sering tidak tepat sasaran, sebab
orang yang mampu juga diberikan subsidi. Sebaiknya orang yang memang tidak mampu
membeli diberikan bantuan langsung, misalnya dengan operasi pasar. Sebab pemakai
minyak goreng yang jumlahnya besar justru orang mampu, yang tidak perlu di subsidi.
Melihat pasar CPO dunia yang baik, maka prospek agribisnis kelapa sawit
Indonesia cukup cerah. Sebaiknya pemerintah terus mendorong pengembangan industri ini,
karena produksinya terus meningkat. Sedangkan pesaing utama kita, yaitu Malaysia justru
mengalami penurunan produksi. Moment yang baik ini harus bisa dimanfaatkan untuk
melampaui pangsa pasar Malaysia. Namun untuk mendorong pengembangan industri ini
harus dilakukan berbagai reformasi, terutama dalam hal pengurusan perijinan yang terlalu
birokratis, serta koordinasi antar departemen yang masih kurang, yang berakibat tidak
adanya kepastian bagi investor dalam melakukan investasi. Disamping itu, perbankan di
Indonesia seharusnya mulai melirik ke industri ini, untuk membantu modal kerja serta
pembiayaan ekspor. Perbankan harus mau membiayai industri ini karena industri ini
mempunyai prospek yang cerah.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>