Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avianti
Abstrak :
Bagi pasangan Jerman tahun 70an dan 80an mengambil keputusan untuk memiliki anak atau tidak bukanlah persoalan yang mudah. Berbagai situasi dan kondisi sosial politik, ekonomi, dan lingkungan hidup yang tidak sesuai dengan nurani mereka menjadi bahan pertimbangan yang serius untuk mengambil keputusan penting tersebut. Gunter Grass, seorang sastrawan sekaligus engagierter Zeitgenosse Jerman terkenal, menuangkan masalah tersebut dalam romannya, Kopfgeburten oder die Deutschen sterben aus. Kopfgeburten, yang ditulis dengan menggunakan perpaduan teknik penulisan skenario film dan roman serta sarat dengan pandangan serta cita-cita politik Gunter Grass, dengan gamblang menggambarkan permasalahan yang dihadapi pasangan muda Jerman tersebut lewat penokohan pasangan Peters. Oleh Gunter Grass pasangan Dorte dan Harm Peters ini digambarkan sebagai pasangan berprofesi guru yang idealis dan sangat terlibat dalam kehidupan sosial politik negaranya. Menurut pandangan mereka berdua, situasi sosial politik dan lingkungan hidup yang mereka hadapi saat itu tidak dapat menjamin kelangsungan hidup anaknya kelak. Kekhawatiran dan ketakutan mereka terhadap situasi-situasi tertentu berarti kesulitan yang harus dihadapi anaknya. Karena itu mereka tetap belum mempunyai anak setelah tujuh tahun menikah. Meskipun keinginan untuk mempunyai anak kerap timbul dalam perasaan Darte Peters maupun Harm Peters, tetap saja keinginan itu hanyalah keinginan dan tidak pernah diwujudkan. Keinginan untuk memiliki anak itu selalu timbul tenggelam, menjadi bahan perdebatan dan pertengkaran, dan akhirnya tetap menjadi konflik yang tidak terselesaikan. Anak pasangan Peters ini hanya ada di kepala mereka dan tidak pernah dilahirkan, sesuai dengan judul karya Gunter Grass ini, Kopfgeburten.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meifilinda Bachtiar
Abstrak :
Pecahnya Perang Dunia Kedua (1938-1945) telah banyak mendatangkan kesengsaraan bagi umat manusia, terutama bagi masyarakat Jerman yang mengalami kekalahan pada perang tersebut. Roman Du sollst nicht toten karya Hans Werner Richter merupakan roman yang mencerminkan situasi yang dialami masyarakat Jerman pada masa Perang Dunia Kedua tersebut dan penderitaan yang ditinggalkannya bagi mereka. Kekejaman perang dan semua derita yang diakibatkannya mengajarkan kepada manusia bahwa perang itu buruk dan tidak ada artinya selain daripada sebagai pembawa bencana dan petaka bagi manusia. Oleh karena itu manusia sedapat mungkin harus menjauhinya. Hans Werner Richter dalam roman Du sollst nicht toten ingin menyampaikan derita yang dialami manusia sebagai korban meletusnya api peperangan. Untuk itu ia menyerukan supaya kita harus menghindari terjadinya perang, apapun alasannya. Hal ini dapat terwujud jika setiap manusia bersikap saling mengasihi dan meghormati sesamanya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Vira Chandra Darmelianti
Abstrak :
Skripsi ini membahas fungsi bahasa manusia sebagai alat komunikasi yang pada kenyataannya dapat pula berubah menjadi salah satu faktor penyebab alienasi individu. Analisis dilakukan terhadap bahasa yang dilontarkan para tokoh dalam roman der Verlust karya Siegfried Lenz, yang ditinjau berdasarkan sudut pandang Ludwig Wittgenstein dengan teori Permainan Bahasa-nya. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa verbal bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan suatu komunikasi. Bahasa verbal dapat pula tidak bermakna dan dengan demikian tidak dapat berfungsi sebagai alat komunikasi. Kekacauan tersebut terjadi bila bahasa digunakan dalam konteks yang tidak tepat. Demikian pula sebaliknya, bahasa nonverbal dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang ampuh bila ditempatkan pada konteks yang tepat. Kenyataan ini berakhir pada simpulan bahwa keberhasilan komunikasi bergantung pada konteks, dan bukan pada verbalitas bahasa. Hal ini sejalan dengan Permainan Bahasa. Analisis terhadap bahasa yang digunakan para tokoh memperlihatkan bahwa ketidakhandalan individu dalam memilih kata yang tepat sesuai makna dan konteksnya dapat mengakibatkan individu tersebut tidak mampu menjembatani hubungannya dengan individu lain. Di pihak lain, tuntutan dari seorang individu akan komunikasi verbal dalam interaksi sosial juga akan berakibat serupa. Individu lain yang tak mampu memenuhi tuntutan tersebut akan mengalami alienasi, baik dari lingkungannya maupun yang lebih parah dan dirinya sendiri.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahda Yumiati Dasuki
Abstrak :
Tujuan utama dari skripsi ini adalah menganalisa fungsi penggunaan kalimat elipsis dalam tiga cerita pendek karya Alfred D6blin, dihubungkan dengan isi dan tema cerita. Analisa fungsi kalimat elipsis tersebut dihubungkan dengan teori cerita pendek modern, karena pada tiga cerita pendek yang dianalisa terdapat unsur-unsur teori tersebut. Hasil dari analisa tersebut, fungsi kalimat elipsis yang terdapat dalam skripsi ini adalah untuk mengangkat peristiwa penting dalam tema cerita, memperpendek waktu penceritaan, pengantar dari suatu gambaran yang mengandung pelajaran dan sebagai cara untuk menampilkan bagian_bagian dari kejadian dimasa lalu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endries Juliawati
Abstrak :
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan makna kematian dalam tiga cerita pendek karya Thomas Mann berdasarkan psikoanalisa Sigmund Freud. Teori yang digunakan untuk meneliti ketiga cerita pendek ini adalah teori psikoanalisa Sigmund Freud, khususnya teori mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap ketiga cerita pendek karya Thomas Mann ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga cerita itu mengandung elemen-elemen teori Freud mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Elemen yang sangat dominan dalam ketiga cerita pendek itu adalah naluri kematian (Thanatos). kematian mempunyai makna yang penting dalam ketiga cerita tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhiandari Kristianti
Abstrak :
Salah satu cara menganalisis sebuah karya sastra, sebagai hasil karya tangan yang terdiri dari rangkaian beberapa peristiwa, ialah menggolongkan karya tersebut secara keseluruhan atau hanya peristiwa tertentu ke dalam kelompok kenyataan dan kelompok fantasi. Analisis. semacam inilah yang sulit diterapkan pada karya E.T.A. Hoffmann yang berjudul Der Sandmann. Kejadian-kejadian yang mewarnai kehidupan Nathanael sebagai tokoh utama tidak dapat secara tegas dipisahkan menjadi kenyataan dan fantasi. Hal ini ditunjang oleh cara penulisan Hoffmann yang melukiskan tiap kejadian tersebut melalui dua sudut yang berbeda, yaitu Nathanael dan Clara. Sekalipun keduanya mengalami kejadian yang sama, namun hasil persepsi mereka saling berbeda. Di samping itu, pemakaian kata-kata yang tepat dalam membedakan pengamatan melalui panca indera dan pengamatan jiwa turut membantu Hoffmann dalam memperjelas pandangannya mengenai kenyataan dan fantasi. Hoffmann, pengarang terkenal dari jaman Romantik, telah berhasil membuktikan, bahwa penentuan isi sebuah karya sastra sebagai kenyataan atau fantasi tidak dapat dilihat dari kemasan luarnya saja, namun memerlukan penggalian karya secara mendalam. Kenyataan bagi seseorang, belum tentu berarti kenyataan bagi yang lain. Judul Der Sandmann mencerminkan usaha Hoffmann dalam memperkuat opininya; karena judul yang berbau dongeng itu, bukan merupakan indikasi jaminan digolongkannya karya tersebut sebagai sebuah fantasi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Dormian
Abstrak :
Dialog adalah fundamen dasar terpenting yang secara lahiriah membdakan drama dan jenis karya sastra lainnya, yang tanpa kehadirannya sebuah karya sastra tidak dapat digolongkan sebagai sebuah drama. Dialog di dalam sebuah drama adalah giliran berbicara dari dua orang tokoh atau lebih lebih yang herfungsi sebagai penggerak peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan alur cerita drama tersebut Menurut Karl Beilhardt dalam hukunya Formen des Gespraichs im Drama, bentuk-bentuk dialog drama ada tujuh yaitu, Verhiirgesprache, Interview-Gesprache, Enthullungsgesprache, Zerstreute and zerfallene Gesprache, Entscheidungsgesprache, Einschuchterungsgesprache, dan Diskurs-Gesprache. Dengan menganalisis hentuk-hentuk dialog di dalam suatu drama, kita dapat menganalisis drama itu secara keseluruhan: pcnokohan, perkembangan alur, dan struktur drama tersebut
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imma Setiana
Abstrak :
Di dalam skripsi ini saya menganalisis sikap seorang laki-laki bemama Biedermann. la seorang pengecut, tidak jujur dan egois. Dengan sifat-sifatnya itu ia pada akhimya menghancurkan diri sendiri dan lingkungannya. Ia, misalnya, mengizinkan Schmitz dan Eisenring menginap di rumahnya dan tidak dapat mengusir, bahkan membiarkan mereka bertindak apa saja, meskipun terang_terangan melakukan sesuatu yang berbahaya. Akhir dari kepasifan yang disertai usaha menjilat tamu-tamunya itu adalah terjadinya kebakaran di rumahnya. Kesalahan terletak pada did Biedermann, bukan pada tamu-tamunya. Mirip dengan Biedermann adalah tindakan orang-orang Jerman pada masa Nazi di bawah pimpinan Hitler. Di dalam skripsi ini saya membuktikan bahwa beberapa elemen dari drama Biedermann and die Brandstifter mempunyai kesamaan dengan situasi Jerman pada masa Nazi. Saya rnelihat bahwa drama Biedermann and die Brandstifter parabel dengan masa Nazi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marjory S. Linardy
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan skripsi adalah untuk mengetahui konsep kebenaran menurut Friedrich Schiller, Analisis dibatasi pada empat buah puisi dari jaman kesusastraan Klassik, yaitu Kassandra, Die Worte des Wahns, Die Worte des Giaubens dan Der Pilgrim Sebelum masuk pada analisis, terlebih dahulu diteliti konteks yang mengitari Schiller. Disesuaikan dengan empat buah puisi yang dipilih, konteks yang diteliti hanya konteks filsafat dan agama.

Berdasarkan penelitian stag dua konteks tersebut dan analisis keempat puisi ditarik kesimpulan, bshwa kebenaran menurut Friedrich Schiller berhubungan erat dengan moral dan kebajikan (Tugend), dengan demikian kebenaran adalah sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat dipercaya tanpa dapat dibuktikan, dan oleh karena itu sangat sulit untuk diterima dan dimengerti manusia.
1995
S14724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieuwpassa, Keeke I.A.
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menguraikan unsur-unsur absurditas yang terdapat dalam drama Pastorale karya Wolfgang Hil_desheimer berdasarkan teori Martin Esslin. Tujuannya adalah untuk menunjukan bahwa sebenarnya unsur-unsur yang bersifat absurd itu adalah pencerminan kenyataan.

Dalam drama Pastorale ditemukan unsur-unsur absurditas menurut Martin Esslin yang mencakup fungsi bahasa, alur, tokoh dan elemen mimpi. Melalui unsur-unsur yang tidak konvensional itu dapat terlihat bahwa sesungguhnya sebuah karya sastra absurd merupakan salah satu cara yang baik untuk mengetengahkan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata dalam masyarakat modern.
1995
S14684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>