Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Thenie
Abstrak :
Kasus pasien pulang paksa merupakan hal yang sering terjadi di rumah sakit. Pulang paksa merupakan tanda adanya perasaan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut. Tingginya kasus pasien pulang paksa di rumah sakit selain akan menimbulkan dampak yang negatif di lingkungan keluarga pasien, juga akan menimbulkan kesulitan bagi rumah sakit datam hal mengevaluasi mutu pelayanan rumah sakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang persepsi pasien pulang paksa terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Penelitian dilakukan di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karawang melalui wawancara mendalam terhadap 8 orang informan pasien pulang paksa, 1 orang Wadir. Pelayanan Medik, 1 orang Kepala Instalasi Gizi orang penanggung jawab kebersihan dan mengadakan Focus Groups Discussion (FGD) terhadap 8 orang Kepala Ruangan. Metodologi penelitian adalah kualitatif, dengan hasil penelitian dianalisa berdasarkan content analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya kasus pulang paksa di RSU Karawang disebabkan oleh faktor biaya bagi pasien kelas II dan III, sedangkan bagi pasien kelas I dan VIP lebih disebabkan oleh faktor pelayanan dan ketidaktahuan pasien. Faktor biaya yang dikeluhkan adalah tingginya biaya obat yang dikeluarkan oleh sebagian informan pasien pulang paksa karena sering terjadi pergantian obat, sedangkan faktor pelayanan yang dikeluhkan para informan pasien pulang paksa adalah ketidakramahan dan kekurangtanggapan dari pemberi pelayanan. Selain itu, masalah kebersihan juga merupakan hal yang banyak dikeluhkan oleh para informan pasien pulang paksa. Dari hasil tersebut disarankan kepada pihak pengelola rumah sakit agar menggalakkan pemakaian obat generik, mensosialisasikan kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengembalian obat dan mengadakan subsidi silang untuk membantu pasien yang tidak mampu. Dalam hal pelayanan, rumah sakit perlu mengadakan pelatihan pelayanan prima untuk meningkatkan kemampuan para karyawan dan mutu pelayanannya. Kepustakaan: 26 (1991-2001).
Sign Out Against Medical Advice (SO-AMA) cases are common in hospitals. It is a sign of patients' unsatisfactory towards hospital services. SO-AMA cases give negative impact in patients' family, it also cause difficulties to evaluate the quality of hospitals services. This research's aim is to find out the general perception of the SO-AMA patients to hospital services. The research was carried out at inpatient department in Karawang District Hospital by making deep-interview to 8 SO-AMA informans, I Vice Director, the chief of nutrition department, the chief of cleaning service unit and making focus groups discussion to 8 chiefwards. The method used in this research was qualitatif. The data was analyzed by content analysist. The result showed that most of SO-AMA patients in Karawang District Hospital were motivated by high cost, especially in the 2" and 3`a classes patients. In VIP and 1 g classes patients the cause of SO-AMA were unsatisfactory to services quality and unknowledgement about their illness. Drugs changes made the cost higher, and it caused the patient's complaint. The unfriendly, careless service and nonconductive sanitary condition in hospital were also the major complain. Based on the results, there are some suggestion to hospital management such as: increasing generic drugs using, giving more information hospital policy about drugs returned allowable, and having cross-substitution for poor patients,besides improving the capability of hospital service providers and the quality of service through excellent services training, Reference: 26 (1991-2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 9264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Waharti
Abstrak :
Dengan adanya pergeseran pola pelayanan kesehatan, manajemen rumah sakit juga harus merubah pola pelayanan menjadi pelayanan kesehatan yang berdasarkan customer oriented. Pelayanan jenis ini memerlukan partisipasi seluruh karyawan sehingga diperlukan motivasi kerja, komitmen dan kepuasan kerja yang tinggi. Berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan, yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah peningkatan motivasi kerja dan penyusunan pola penggajian. Hal ini sesuai dengan teori Herzberg bahwa apabila faktor dissatisfier dianggap tidak memuaskan, tenaga kerja akan merasa kecewa dan akan banyak masalah hubungan industrial yang timbul. Pada dasarnya memang tidak ada korelasi langsung antara upa/lgaji dengan produktivitas, akan tetapi gaji dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong motivasi apabila diciptakan kebijakan dan sistem yang memberikan penghargaan kepada prestasi kerja yang tinggi. Hal yang menjadi kendala dalam meningkatkan motivasi kerja di RSIAA adalah mengenai sistem imbalan dan pola penggajian. Adanya ketidak puasan karyawan terhadap penentuan golongan jabatan yang hanya berdasar tingkat pendidikan, disamping belum adanya pengaturan sistem penggajian yang dihubungkan dengan prestasi kerja. Untuk tujuan itu di RSIAA dilakukan penelitian yang mempunyai tujuan umum membuat struktur golongan jabatan pada berbagai jenis jabatan fungsional di rumah sakit yang lebih obyektif melalui evaluasi jabatan untuk menyusun struktur gaji dasar. Kemudian dikaitkan dengan penyusunan pola insentif prestasi kerja untuk membuat rancangan formulasi gaji tetap. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan nilai jabatan-jabatan fungsional, dimana merupakan nilai relatif dari hasil mengkuantifikasikan sesuatu yang kualitatif. Penelitian ini merupakan riset operasional, dengan metode deskriptif analitik, melalui pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah 32 jabatan fungsional yang dipegang oleh karyawan purna waktu. Dibuat uraian jabatan dari hasil analisa jabatan yang telah dilakukan. Kemudian diidentifikasi faktor-faktor jabatan yang akan dipakai sebagai dasar evaluasi jabatan. Faktor-faktor jabatan ini nantinya diberi nilai dan bobot untuk setiap jenis jabatan. Kemudian disusun pola insentif atas dasar kriteria prestasi kerja yang dicapai tiap individu. Aktivitas tersebut didiskusikan dan disepakati dalam diskusi kelompok (peer review) diantara panitia evaluasi jabatan dan antara direksi rumah sakit dengan wakil yayasan. Diharapkan sistem penggolongan jabatan dan pola penggajian yang lebih obyektif tersebut dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang baik untuk meningkatkan mutu pelayanan.
The Arrangement of Basic Salary Structure Through Job Evaluation Relates With The Incentives Pattern Based on The Work Performance for The Fixed Salary Formulation Design at the Mother and Child Hospital (RSIAA) of AN-Nisa, TangerangChanges and new direction in health services push hospital management to provide health care with survey customer orientation. This new direction need to be understood by all hospital employees, so that they have adequate motivation, commitment and satisfaction in work life. Furthermore, it is expected their performances will match to the current changes and direction in health services demand. In relation to high quality health service, it is needed to establish incentive and salary system. This is suggested and in the line with Herzberg's theory, which stated that if dissatisfied factors are unfulfilled will brought dissatisfaction and work relation problems. It is well understood that incentives and 1 or salary does not have direct relationship with worker productivity, however, accurate performance based salary system will increase staff motivation. In RSIAA hospital, the current situation shows that employees have low work motivation and dissatisfaction to salary system. The complain mainly the current salary system does not relate to merit system, and only relate to educations level. In this relation, this study was aimed to develop the job rank structure on many type of job title on the hospital that becomes more objective through the job evaluation to arrange the basic salary structure. And then relates with the incentive system based on work performance to makes the fixed salary formulation. In this study, we make account job value of functional employment which is the relative value of quantitative result from qualitative things. This study is operational research, used the analytical descriptive method, with the quantitative approach. Research population are 32 job title that be held by the full time employee. Job descriptions have been described from the job analysis that has been done. Job factors have been identified, to base for job evaluation. That job factor is going to appraise every kind of job title. And then arranging basic criteria of the work performance that will be gained by each of individual. Those activities have been discussed and reviewed in a group discussion between the job evaluation committee and between the hospital board of director with the vice organization. Hopefully the job rank system and the salaries pattern that more objective will increase staff motivation, so it can makes good performance to increase the quality service.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herie Firmaningsih
Abstrak :
ABSTRAK Cakupan keluarga rawan dibina yang hanya mencapai 30 % dengan frekuensi kunjungan rata- rata 0,58 serta belum dilaksanakannya tugas formal perawat dibidang promotif dan preventif, menunjukkan belum efektifnya pelaksanaan manajemen Puskesmas terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan keluarga rawan. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mendalam tentang pelaksanaan fungsi manajemen kegiatan pembinaan keluarga ibu hamil risiko tinggi secara faktual, serta komponen pengetahuan petugas Puskesmas, pengetahuan kader dan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan keluarga bumil risti di Puskesmas. Menggunakan metoda kualitatif dengan unit analisis petugas Puskesmas, serta kader dasawismal posyandu. Sumber data: 2 orang kepala Puskesmas, 2 orang seksi Perkesmas, 4 orang tenaga keperawatan Puskesmas, 6 orang bidan desa, 16 orang leader posyandu serta informasi dari dokumen Puskesmas. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan kajian dokumen. Analisis data menggunakan content analysis, dibantu dengan matrix data kualitatif. Sedang penafsiran data dilakukan dengan tujuan dekriptif analitik melalui cara menemukan hubungan yang muncul dari data. Keterbatasan- penelitian; karena keabsahan data hanya menggunakan triangulasi sumber data dan metoda, kemungkinan terjadinya recall bias serta hasil penelitian yang tidak dapat digeneralisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petugas termasuk kepala Puskesmas tentang pembinaan keluarga bumil risti- masih bervariasi, pengetahuan kader masih terbatas untuk mendukung keterlibatan aktif dalam pembinaan keluarga bumil risti, pelaksanaan kegiatan Puskesmas sangat tergantung gebrakan yang bersifat instruksi Nasional serta penyebarluasan pedoman Purkesmas yang terhambat sampai ke Puskesmas, tidak dibuatnya perencanaan pembinaan- keluarga sesuai dengan PTP karena dianggap kegiatan rutin dan bukan prioritas, pengorganisasian pembinaan keluarga bumil risti yang tidak efektif, kepermimpinan kepala-Puskesmas-yang kurang efektif; pengendalian pembinaan keluarga bumil risti yang belum seragam dan hambatan biaya pembinaan- keluarga rawan. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pengetahuan petugas maupun kader belum memadai untuk dapat dilaksanakannya pembinaan-keluarga- bumil risti- secara. optimal, serta fungsi manajamen yang berkaitan dengan pembinaan keluarga bumil risti belum dilaksanakan seeara konsisten-oleh- kepala Ptrskesmas. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, saran yang diajukan adalah Puskesmas lebih proaktif dalam ; memperkenalkan fungsi Puskesmas, ldustrinya dalam upaya promotif dan preventif termasuk kegiatan pembinaan keluarga bumil risti ; Dinas kesehatan Dati II lebih konsisten dalam mengaplikasikan kebijakan Depkes .yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan termasuk pembinaan- keluarga bumil- risti; Departemem kesehatan lebih mengoperasionalkan model pembinaan keluarga rawan dan mengupayakan forum keperawatan di berbagai tingkat administraf yang bertanggung jawab secara teknis peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di Puskesmas serta dilakukannya penelitian lanjutan untuk kualitas pelayan keperawatan kesehatan masyarakat khususnya pembinaan keluarga bumil risti.
ABSTRACT Management Analysis for Family Health Nursing Activity of High Risk Pregnant Mother in Karawang Health Center, West Java, 1998 The coverage of the risk family that is taken care, which only 30 % with the family visit frequency only 0, 58 ( average )-and nurses formal task in promotive and preventive program not yet implemented, indicate that the management of the health center in effectively implemented- especially is related to family health- nursing activity. The objective of this study is to get the factual information regarding the implementation of helath center management function for family health nursing activity of high-risk pregnant mother. Also to have knowledge component of health center personel, the knowledge of cadre and the policies that are related to family health nursing activity of high-risk pregnant mother in-health center. The design of the study is a qualitative research with analysis unit of health center personel and posyandul dasawisma- cadre Resource data : 2 head- of health centers, 2 Community Health Nursing Section, 4 health center nurses/ midwives, 6 villages midwives, 16 posyandu cadre- and- information from health center's documents. Data collection using interviews technique, group discussion and documents analysis. In analysis data uses content analysis, with the qualitative-matrix data. Data interpretation is done by analytic descriptive objective through the inter relation which appears from the- data. The-limitation- of this study are since validity of the data has just using triangulation of data source and method, therein possibility of recall bias and also the result of this study that can not be generalized. The. result of this study shows that knowledge of health personel including the head of health center regarding the family halt}]- nursing activity of high-risk pregnant mother still_ vary. The. knowledge of cadre still limited in order to support actively in family health nursing activity of high risk pregnant mother. The implementation of health center activities depend entirely on the policies that have national capacity and also depend on the spread distribution of community health nursing manuals, which are late arrived to health center. There is no planning for family health nursing in the- health center planning (PTP), because the program]- is assumed as routine activity and not priority one. The management of family health nursing is still not effective. The leadership of head of health center is also not effective. The management of family health nursing still not uniform and there is many obstacles in supporting the budget for that activity. The results of the study above showed that knowledge of health- personnel and cadre not sufficient in order to support optimally the implementation of family' health nursing of high-risk pregnant mother. Also the management functions that related to the family health nursing have not been implemented consistently by the head of helath center. To overcome the problem, the- suggestion for health center is to- be more promotive in implement the health center function, especially in promotive and preventive including the program-in family health-nursing of high risk pregnant mother. District health office must be more consistent in applying the MOH policy, which related to implementation of nurse- service quality including the family health nursing. MOH also has operationatise more on the model of family health nursing for risk family and promote nursing forum in administrative level, which responsible- technically in improving the quality of nurse service in health center. It is also necessary to implement the next study in order to improve the- quality of community health musing service especially for family health nursing of high risk pregnant mother. Bibliography : 38 (1979 -1995)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amroussy Djaja Teruna Marsis
Abstrak :
ABSTRAK Didapatkan informasi dari hasil penelitian ini inflasi harga rata-rata bahan makanan di RSU Al-Kamal baru mencapai 9,97 % setelah 2 tahun 3 bulan. Sedangkan dampak inflasi harga rata-rata tersebut memberikan kontribusi kenaikan total biaya pada periode akhir penelitian ini besarnya 11,33 % total biaya periode basis . Sementara kewajaran harga dengan substitusi harga survai RS Benchmarking - nya RSU Al-Kamal yaitu RSUD PR, ternyata harga RSU Al-Kamal lebih menghemat total biaya sebesar 6.57 % total biaya basis dibandingkan dengan menggunakan substitusi harga RSUD PR. Sayangnya pada peneltian ini tidak dilakukan substitusi harga dengan RS Benchmarking dari swasta dengan kriteria terbaik berdasarkan Neraca dan Laporan Sisa Hasil Usaha / Rugi Laba. Dengan substitusi harga berbagai sumber pasar ternyata harga " Makro " memang lebih hemat dari harga RSLT Al-Lanni dengan perbedaan senilai - 18.63 % total biaya basis, pasar tradisional lebih hemat dengan perbedaan senilai - 15.76 % total biaya basis, dengan " Tip Top " lebih hemat dengan perbedaan senilai -9.17 %, dengan "Ramayana" lebih hemat senilai -8.46 %. Sayangnya pada penelitian dengan substitusi harga survai Pasar ini tidak memperhitungkan perbedaan biaya pemesanan satu sama lainnya. Bervariasinya nilai efisiensi kontribusi penggunaan terhadap total biaya belanja bahan, terhadap produksi pelayanan makanan dan sasaran pelayanan makanan pada tiap periode : Pada Juli Agustus September 1996 nilai efisiensi penggunaan bahan makanan untuk produksi inefisien dengan nilai 0.64 % total biaya basis sementara sasaran keseluruhan naik 2.67 % sasaran periode basis. Sedangkan pada periode Juli Agustus September 1996 lebih efisien dengan nilai - 8.1 % total biaya sementara sasaran pelayanan makanan keseluruhan turun - 4.09 %. Sedangkan pada periode April Mei Juni 1997 lebih efisien namun nilainya cuma - 0.06 % sementara sasaran pada waktu itu naik 0.06 %. Dapat diinterpretasikan adanya kecenderungan dalam penggunaan bahan makanan Instalasi Gizi RSU Al-Kamal lebih cost efissien dalam situasi penurunan jumlah sasaran pelayanan. Sebagai saran penggunaan metode indeks harga ini dilanjutkan dan dilakukan pada keseluruhan bahan belanja operasional lainnya seraya melengkapi keterbatasan pada penelitian ini. Hasil pengukuran hendaknya didiskusikan dengan segenap karyawan untuk meningkatkan Cost Awareness segenap karyawan rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi rumah sakit termasuk efisiensi belanja bahan operasional rumah sakit dengan tanpa mengurangi mutu dan penerimaan pelayanan rumah sakit oleh karyawan rumah sakit. Agar kelak rumah sakit dapat meraih keunggulan kompetitif dengan dukungan segenap karyawannya bagi kemajuan rumah sakit dan kemajuan mereka.
ABSTRACT
Average of inflation rate of food supply purchasing price in this research to Al-Kamal Hospital below 9.97 % as long as two years three months since the base period or the first quarter of 1995. The contribution of the current inflation of total cost in the same period are 10.19 % of total cost in the base period. Meanwhile the level price in the current period with the substitution of survey benchmarking Al-Kamal Hospital with Pasar Rebo Jakarta Public Hospital (Pasar Rebo Hospital), actually Al-Kamal Hospital food supply price more efficient around of 6.57 % of the total cost Al-Kamal Hospital for dietary purchasing supply in the base period if compared with the substitution price of Pasar Rebo Hospital in the same current period. Unfortunately in this research did not applied price substitution with benchmarking private hospital with the best criteria that shown in the financial statement (balance sheet and profit or loss statement). It is recommended for the next time survey to the other surveyor. Substitution price of several market showed that "Makro" price more efficient than the Al-Kamal Hospital food supply price, the difference around .-18,63 % of total cost in the base period. The Traditional Market price more efficient than the Al-Kamal food supply purchasing price, the difference around ? 15,76 % of the total cost price in the base period. The `Tip Top' market price more efficient than the Al-Kamal food supply price, the difference around -9.17 % of the total cost price in the base period. The "Ramayana" market price more efficient than the Al-Kamal food supply price, the difference around - 8.46 % of the total cost price in the base period. Unfortunately, no order cost were included in substitution price in the market survey. It is recommended for the next survey to compare order cost too. The contribution of efficiency value are variance upon the total cost price for each period , such as : in July, August and September 1996 efficiency value of usage food compare with total value of production food were inefficiency around 0.64 % of total cost in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily increased 2.67 % in the same period. Than in July, August and September 1996 efficiency value of usage food compare with total value of production food were efficiency around - 8.1 % total cost price in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily decreased - 4.09 %. Than in April, May and June 1997 efficiency value of usage food compare with total value of production food were efficiency only - 0.06 % of total cost price in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily increased 0.06 %. It could be interpreted that the use of total cost price in usage food supply for production food more cost efficiency in the decrease of total consumer daily than the increased of total consumer daily. The recommendation of the price index method in this survey could be continued not limited hut to all of the hospital purchasing material supply. The result of total cost, price, usage, production and consumer daily measurement with price index method have to be discussed to all employee involved in the hospital, to increase their Cost Awareness to the development of the hospital efficiency included efficiency in purchasing material supply without decrease in quality and delivery of hospital services by them self; to reach the best competitive advantage for them and their hospital, etc. References : 19 (1977 - 1996)
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Bambang Widoyono
Abstrak :
Salah satu dampak dari meningkatnya proporsi populasi usia lanjut adalah meningkatnya proporsi penyakit degeneratif termasuk stroke. Hingga saat ini berapa besar rata-rata biaya rawat inap stroke dan berapa besar biaya tambahan (Out of pocket) untuk pasien Askes di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek belum diketahui. Analisis biaya dilakukan dengan membandingkan rata-rata biaya rawat inap dari 50 pasien stroke yang dirawat inap sejak 1 April -- 15 Juni 2004 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, dengan menggunakan variabel Jenis Kelamin, Umur, Kelas Perawatan, Lama Hari Rawat dan komponen biaya rawat inap dengan menggunakan metode cross sectional pendekatan kuantitatif.. Analisis biaya dilakukan dengan menggunakan daftar tilik terhadap data rekam medik dan administrasi keuangan rawat inap di semua kelas perawatan (Kelas Utama, Kelas I, Kelas II dan Kelas III). Rata-rata biaya rawat inap pasien Askes per pasien per hari adalah sebesar Rp-189.400; lebih besar dibanding pasien Non Askes Rp.169.552,-. Meskipun demikian secara statistik tidak menunjukkan ada perbedaan bermakna (p= 0,195). Komponen biaya yang paling besar yaitu biaya akomodasi rawat inap sebesar 29,0 % diikuti oleh biaya bahan dan obat sebesar 19,5 % dari total biaya rawat inap pasien stroke. Faktor/variabel yang berpengaruh terhadap rata-rata total biaya rawat inap stroke adalah Kelas Perawatan (p = 0,014) dan Lama Hari Rawat (p = 0,000), sedangkan untuk variabel Jenis Kelamin dan Umur tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap rata-rata total biaya rawat inap (p = 0,466 dan 0,950). Hasil dari analisis regresi ganda dengan metode enter diperoleh persamaan garis sebagai berikut: Tagihan Biaya Rawat Map = Rp.159.310,6 - Rp.237.733 (Kelas Perawatan) + Rp.157.819,7 (Lama Hari Rawat) Kesimpulan dari analisis biaya rawat inap ini adalah tidak ada perbedaan rata-rata biaya rawat inap menurut jenis pembayar, jenis kelamin, umur namun ada perbedaan rata-rata biaya rawat inap untuk variabel Kelas Perawatan dan Lama Hari Rawat, dengan faktor yang paling berpengaruh yaitu Lama Hari Rawat dengan beta sebesar 0,608 Bahan bacaan : 32 (1968- 2004)
The Influencing Factors Analysis of Stroke Health Care Cost at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2004Impact of aging population in a public health are degenerative diseases proportion increased , included stroke and how much average strokes health care cost and out of pocket cost stroke patient of PT. Askes at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek are unknown. Cost Analysis in strokes were compared mean health care cost for 50 stroke patients who hospitalization 1 April - 15 June 2004 at RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung variables sex, age, class of health care, Length of Stay and all costs health care component, with prospective cross sectional study. Cost analysis based on medical record, admission used checklist of patient healthcare cost in all class (VIP, I, II and III). The mean stroke cost Askes patient per patient per day are (Rp.189.400,-) more than Non Askes health care cost (Rp.169.552,-). The cost difference was not statistically significant (p = 0,195). Cost component that most influence is accommodation cost (29,0 °ro) and Medicine cost (19,5 %) of total strokes cost health care. Patient factors that influencing to total health care cost with statistically significant were health care class (p = 0,014) and Length of Stay (p = 0,000) but sex and age variables were not statistically significant (p = 0,466 and 0,950). The result of regression analysis have got regression lines : Tagihan Biaya Rawat Inap = Rp.159.310,6 - Rp.237.733 (Kelas Perawatan) + Rp.157.819,7 (Lama Hari Rawat) Stroke health care cost at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek was not statistically Significant difference between Askes patient and Non Askes Patient, Male and Female, Age < 60 years and > 60 years but were statistically significant difference between health care class and length of stay. Length of Stay was variable that most influenced to total strokes health care cost with beta 0,608.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.M. Azhari
Abstrak :
Karya kedua dari Panca Karya Husada ialah pengembangan tenaga kesehatan. Karya ini bertujuan untuk meningkatkan upaya pembangunan dan pembinaan tenaga kesehatan, dimana salah satu programnya adalah pengembangan karier. Pengembangan karier bertujuan untuk mengadakan pembinaan tenaga berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Dengan demikian terdapat kejelasan tentang pola pengembangan pendidikan dan latihan, kejelasan tentang kriteria penilaian kenaikan pangkat/promosi dan penunjukan dalam jabatan. Untuk melaksanakan semua kegiatan diwilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan tenaga pelaksana terutama dokter Puskesmas yang rela bekerja dengan penuh pengabdian dan dengan dedikasi tinggi. Sebagai rangsangan dan dorongan kepada dokter yang bekerja di Puskesmas, pemerintah telah melaksanakan Program Pemilihan Dokter dan Paramedis teladan. Program Pemilihan dokter Puskesmas teladan sudah berjalan 10 tahun tetapi belum pernah dilakukan evaluasi. Apakah ada dampak penghargaan teladan terhadap pengembangan karier dokter Puskesmas yang meliputi kenaikan pangkat istimewa atau pilihan, promosi jabatan dan pendidikan jenjang karier. Disamping itu apakah ada juga dampaknya terhadap kepemimpinan, prestasi kerja dan motivasi dokter Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengembangan karier dokter Puskesmas teladan serta faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengembangan karier dokter Puskesmas teladan ialah kepemimpinan, prestasi kerja dan motivasi dokter Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan tehnik analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis dilakukan dengan analisis persentase dengan uji Chi-square. Penelitian dilakukan terhadap 31 orang dokter Puskesmas teladan tingkat Kabupaten/Kotamadya yang masih bekerja di Propinsi Sumatera Selatan. Sebagai pembandingnya adalah dokter Puskesmas non teladan dengan jumlah yang sama. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan analisis persentase dan dengan hasil uji Chi-square ada perbedaan yang bermakna, ternyata ada hubungan antara penghargaan teladan dengan promosi jabatan. Dengan analisis persentase walaupun dengan uji Chi-square tidak ada perbedaan bermakna, penelitian ini memperoleh hasil ada hubungan antara penghargaan teladan dengan kepemimpinan, prestasi kerja, kenaikan pangkat, dan pendidikan jenjang karier. Penelitian juga memperoleh ada hubungan antara kepemimpinan dengan promosi jabatan dan pendidikan jenjang karier. Penelitian juga memperoleh ada hubungan antara prestasi kerja dengan promosi jabatan dan pendidikan jenjang karier, serta ada hubungan antara motivasi dengan kenaikan pangkat, promosi jabatan dan pendidikan jenjang karier. Sedangkan hasil penelitian yang memperoleh tidak ada hubungan adalah hubungan antara penghargaan teladan dengan motivasi, kepemimpinan dengan kenaikan pangkat, prestasi kerja dengan kenaikan pangkat, promosi jabatan dan pendidikan jenjang karier. Peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu perlu penelitian lebih lanjut dengan sampel dan daerah penelitian yang lebih luas, pada pemilihan dokter teladan penilaian kepemimpinan tidak hanya dilihat dari DP-3 tapi ditambah dengan penilaian bersifat observatif atau dengan cara penilaian pada penelitian ini, penilaian prestasi kerja juga ditambah dengan cara penilaian lain, SKB tiga Menteri agar cepat diterbitkan, untuk promosi jabatan dan pendidikan jenjang karier seyogyanya predikat teladan mendapat prioritas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarjaini Jamal
Abstrak :
ABSTRAK
Thesis ini berusaha menunjukkan deskripsi penggunaan obat DOPB dikalangan dokter praktek di DKI Jakarta, disamping menelusuri juga faktor-faktor yang berpengaruh pada penggunaannya.

Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan perilaku dengan mengambil ?PRECEDE frame work" dari Green (1980) sebagai dasar kerangka konsepsional.

Penelitian ini dilakukan pada awal 1989 dengan mewawancarai 231 orang dokter praktek dengan rincian 120 orang dokter umum, 44 orang dokter spesialis dan 67 orang dokter gigi yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang telah diuji sebelumnya. Tiap dokter/dokter gigi yang terpilih sebagai responden didatangi oleh peneliti. Responden yang tak berhasil diwawancarai setelah dikunjungi tiga kali diganti dengan responden cadangan yang telah disiapkan sebelumnya.

Thesis ini menunjukkan 15 macam obat DOPB yang banyak digunakan oleh dokter praktek di DKI Jakarta, antara lain adalah:
Antalgin 500 mg tablet, Ampisillina 500 mg kaplet, Tetrasiklin 250 mg kapsul dan CTM 4 mg tablet. Disamping itu juga diketahui bahwa tingkat penggunaan obat DOPB dikalangan dokter praktek di DKI Jakarta masih sangat rendah,yaitu baru meliputi kurang dari 9 orang pasien sebulan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan obat DOPB dikalangan dokter praktek di DKI Jakarta adalah:
1.Pengetahuan dokter tentang program obat DOPB
2.Kepercayaan dokter terhadap kualitas obat DOPB
3.Kebiasaan dokter menuliskan obat paten dan generik dalam resep
4.Status kepegawaian dokter
5.Tempat kerja dokter pagi hari
6.Kelas sosial pasien

Disamping itu thesis ini mengemukakan pula beberapa saran untuk peningkatan penggunaan obat DOPB dimasa yang akan datang, yaitu:
1.Agar obat DOPE ditambah sehingga mencakup spektrum penyakit yang lebih luas
2.Agar obat-obat itu disediakan di seluruh apotek
3.Agar diberikan informasi yang lebih luas tentang obat-obat tersebut kepada dokter praktek dan masyarakat lain.

Dalam upaya memasyarakatkan obat DCPB telah disusun suatu konsep ?sosial marketing'' obat DOPB, yang dapat mengidentifikasi faktor-faktor perilaku yang berkaitan dengan penggunaan obat DOPB oleh masyarakat, baik yang menghambat maupun yang mendorong serta cara mengatasinya.

1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Retna Herawati M
Abstrak :
ABSTRAK
Sampai akhir Pelita IV masalah kesehatan masih cukup serius yaitu cakupan pelayanan kesehatan masih rendah pada Puskesmas dan Rumah Sakit. Untuk menunjang kebijaksanaan regional perlu diadakan upaya pelayanan kesehatan Pegawai Negeri Sipil dengan mendirikan Poliklinik Departemen Keuangan RI, dilingkungan Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor dua dan empat khusus untuk dimanfaatkan oleh pegawai dan keluarganya. Banyak hambatan dalam pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan tersebut yang disebabkan oleh bermacam - macam faktor dari para pemakainya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari pemakai dan faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Poliklinik Departemen Keuangan R.I. Hipotesa yang diajukan adalah adanya hubungan antara faktor pendidikan, golongan pegawai, pengetahuan, jumlah anak, preferensi, kesempatan berobat, jarak, lamanya jam buka serta sikap dari pemakai terhadap pelayanan petugas kesehatan.

Pengumpulan data dilakukan dengan kwesioner dan analisa data menggunakan metode statistik " Chi Square Test " beserta derivatnya Cramer's V dan Contingency coefficient.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor golongan pegawai, preferensi, kesempatan berobat, jam buka poliklinik dan sikap pemakai, berhubungan dengan pemanfaatan Poliklinik sedangkan faktor pendidikan, pengetahuan, jumlah anak dan jarak, tidak berhubungan dengan pemanfaatan poliklinik.

Untuk meningkatkan pemanfaatan Poliklinik Departemen Keuangan RI disarankan agar fasilitas pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan baik dari segi tenaga, dana maupun kualitas pelayanan kesehatan serta perlunya informasi tentang keadaan fasilitas pelayanan kesehatan di Poliklinik tersebut sudah mamadai. Sebagai langkah lanjut dari penelitian ini diusulkan perlunya penelitian yang di titik beratkan pada faktor need atau kebutuhan akan pelayanan kesehatan dari pihak pemakai dan penelitian khusus terhadap " provider ".
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titte Kabul-Adimidjaja
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena belum adanya spesifikasi jabatan Kadinkes Dati II yang secara tepat dapat menyatakan kualifikasi Kadinkes Dati II yang dibutuhkan. Adanya gambaran tentang kualifikasi Kadinkes Dati II saat ini yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan spesifikasi jabatan Kadinkes Dati II merupakan tujuan umum dari penelitian ini, sedangkan tujuan khususnya adalah adanya gambaran mengenai pengaruh kualifikasi Kadinkes Dati II saat ini terhadap pengembangan fungsi Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Hasi1 penelitian adalah didapatnya Cara untuk menentukan kualifikasi Kadinkes Dati II secara induktif dan informasi yang di dapat adalah adanya alternatif kualifikasi Kadinkes Dati II yang ideal, optimal dan yang masih dapat ditoleransi serta adanya pandangan bahwa gaya kepemimpinan situasional selaras dengan perilaku kepemimpinan di Indonesia yakni ing ngarso sung tulodo selaras dengan gaya kepemimpinan direktif, ing madyo mangun karso selaras dengan gaya kepemimpinan kensultatif dan partisipatif sedangkan tut wuri handayani selaras dengan gaya kepemimpinan derigatif. Adanya masukan bagi pengembangan jenjang karier, pelatihan serta penentuan lama menduduki jabatan dan motif yang dapat memacu motivasi kerja Kadinkes Dati 11. Saran yang diberikan, perlu diadakan analisis jabatan yang secara deduktif dapat menyatakan kualifikasi Kadinkes Dati II yang dibutuhkan, untuk mengetahui kesenjangan yang ada terhadap Cara induktif (penelitian ini). Perlu dilakukan penilaian kembali materi pelatihan manajemen Puskesmas/Kesehatan, walaupun demikian bagi Kadinkes Dati II yang belum mengikuti pelatihan ini disarankan agar diberikan pelatihan manajemen Puskesmas/Kesehatan;Perlu dikembangkan peraturan mengenai lama menduduki jabatan, ysitu adanya 'tour of duty' atau 'tour of area' setelah masa jabatan satu Pelita;Perlu adanya pengembangan jenjang karier Kadinkes Dati II- yang menurut penelitian ini sebaiknya melalui Jalur Puskesmas; Perlu adanya pengembangan keterampilan kepemimpinan berdasarkan teori situasianal demikian pula pengembangan keterampilan dalam melakukan supervisi dan memotivasi bawahan. Selanjutnya perlu dikembangkan sistem umpan balik yang berbentuk penilaian terhadap kemampuan pelaksanaan tugas ('performance appraisal') Kadinkes Dati 11 secara menyeluruh yang tidak terkotak-kotak dan ter'focus' terhadap program tertentu saja.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyastuti Hariyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan suatu penelitian tentang Kendala- kendala kelancaran perolehan angka kredit jabatan tenaga dokter dan perawatan di RSUD Kepanjen Kabupaten Malang dengan mengambil sampel sebanyak 50 tenaga perawat dan dokter.

Penelitian yang dilatar belakangi oleh ketidak lancaran pelaksanaan perolehan angka kredit ini, bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan, kendala dan prospek perolehan angka kredit di RSUD Kepanjen. Dalam parkembangan pengkajian dilapangan ternyata diperlukan pula kajian identifikasi ken- dala ditingkat tim penilai tingkat Kabupaten dan tingkat Propinsi, bahkan sampai ketingkat Tim Perumus Departemen Kesehatan, Asisten - II MENPAN dan Staf BAKN di Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab tidak ber- jalannya pelaksanaan perolehan angka kredit di RSUD Kepanjen merupakah akibat dari Kekurang pahaman karyawan tentang latar belakang, tujuan dan proses perolehan angka kredit, yang ditunjukkan oleh bukti-bukti : banyaknya kesulitan dalam pengisian formulir pelaporan kegiatan, dan hanya direkamnya kegiatan pelayanan kesehatan saja karena tidak tahu unsur-unsur yang dinilai Telaah lebih lanjut membuk- tikan bahwa masalah ini merupakan akibat dari Kurang paham- nya Tim Teknis RSUD dan para manajer RSUD tentang Sistem Perolahan Angka Kredit. Ini terbukti dari adanya : Kendala alur data dari karyawan ke Tim Teknis, jumlah jenis formulir ng hanya satu (Rl dan D1 saja), tidak adanya umpan balik, dan belum adanya rancangan kegiatan penqembangan profesi sebagai unsur yang dituntut dalam penilaian.

Kekurang pahaman Tim Teknis inipun ternyata merupakan akibat dari kurangnya proses komunikasi dan penyebaran pengertian sistem perolehan angka kredit mulai dari Depar- temen Kesehatan he Tim Penilai Tingkat Propinsi dan Tim Penilai Tingkat Kabupaten.

Diharapkan dengan diidentifikasikannya sumber masalah ini, saran-saran yang diajukan dapat mengurangi kendala- kendala pelaksanaan dimasa mendatang.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>