Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Yosua Adrian
Abstrak :
ABSTRAK
Hasil penelitian menafsikan bahwa penempatan benda-benda megalitik pada situs Tugu Gede Cengkuk mencerminkan religi tradisi megalitik, dan didasari oleh pertimbangan-pertimbangan teknis, anatara lain kedekatan dengan sumber air, dan sumber batuan, serta topografi situs.
Abstract
The results suggested that the placement of megalithic monuments on the site reflects megalithic religious tradition, and based on technical considerations, including proximity to water sources, and stone sources, and topography of side.
2010
S11608
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Tasya Namira
Abstrak :
Hasil ekskavasi Situs Gua Pawon tahun 2019 dan 2021 dari kotak T2U1, T2S1, T3U1, T3S1, dan T4S1 menemukan sebanyak 976 spesimen gigi hewan yang dapat digunakan untuk merekonstruksi lingkungan Situs Gua Pawon pada masa lalu. Untuk mengetahui tingkatan taksa hewan hingga keletakan gigi dilakukan analisis taksonomik dan anatomik, sedangkan rekonstruksi lingkungan dilakukan melalui analisis lingkungan berdasarkan pembagian kelompok fungsional fauna menurut Julien Louys (2012). Metode penelitian terdiri dari enam tahapan, yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Hasilnya, tercatat 120 individu hewan dari 13 famili berbeda ditemukan di Situs Gua Pawon dengan dominasi Famili Cercopithecidae pada keempat unit analisis. Walaupun demikian, sumbangan protein yang dihasilkan juga perlu diperhatikan, sehingga hewan berukuran besar (megafauna), seperti Famili-famili Suidae, Bovidae, dan Cervidae lebih potensial menjadi hewan buruan utama untuk konsumsi, sedangkan Famili-famili Cercopithecidae dan Hystricidae menjadi pelengkap dari variasi makanan yang dikonsumsi. Selain itu, ditemukan juga perhiasan dari gigi ikan hiu, serta gigi taring Carnivora, Cercopithecidae, dan Suidae dengan jejak modifikasi berupa pelubangan bagian akar gigi dan penajaman mahkota gigi. Dengan demikian, manusia penghuni Gua Pawon merupakan pemburu yang dapat memanfaatkan seluruh potensi hewan dari habitat terestrial, arboreal, dan perairan yang berada di sekitar Situs Gua Pawon. ......Excavations at the Pawon Cave Site in 2019 and 2021 from boxes T2U1, T2S1, T3U1, T3S1, and T4S1 lead to the discovery of 976 specimens of animal teeth that could be used to reconstruct the past of the Pawon’s Cave Site environment. In order to determine the level of animal taxa to the location of the teeth, taxonomic and anatomical analyzes were carried out, while environmental reconstruction was carried out through environmental analysis based on the distribution of faunal functional groups by Julien Louys (2012). The research method consists of six steps, namely formulation, implementation, data collection, data processing, analysis, and interpretation. As a result, 120 individual animals from 13 different families were found at the Pawon Cave site with the dominance of the Cercopithecidae family in each four units of analysis. However, it is also necessary to the contribution of protein produced, so that large animals (megafauna), such as the Families Suidae, Bovidae, and Cervidae, have more potential to become main game animals for consumption, while the Families Cercopithecidae and Hystricidae become a complement to a variety of foods consumed. In addition, jewelry from shark teeth and canine teeth of Carnivora, Cercopithecidae and Suidae were also found with traces of modification in the form of perforation of the roots of the teeth and sharpening of the dental crowns. Thus, the human inhabitants of Pawon Cave are hunters who can utilize all the potential of animals from terrestrial, arboreal and aquatic habitats around the Pawon’s Cave Site.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leihitu, Irsyad
Abstrak :

Gambar sadas di Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur adalah salah satu di antara banyak situs di Indonesia yang memiliki kekhasan dari segi motif dan karakteristiknya. Sementara itu, perkembangan teori tentang gambar cadas saat ini menunjukkan bahwa shamanisme dipercaya sebagai teori paling mutakhir. Atas dasar uraian di atas, penelitian ini berusa untuk mengkaji gambar cadas di Wilayah Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur, dengan menggunakan teori shamanisme khususnya dengan menggunakan model neuropsychology yang terdiri dari tiga tahapan altered states of consciousness (ASC) dan enam metafora trans. Penelitian ini memfokuskan pada enam situs di Kawasan Gergaji, khususnya pada motif-motif yang memiliki indikasi ASC dan metafora trans di dalamnya. Antara lain Ceruk Tewet Bawah, Ceruk Tewet Atas, Ceruk Karim, Gua Tamrin, Gua Jeriji Saleh, dan Gua Ham. Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana bentuk penggamabaran motif-motif yang memiliki indikasi shamanisme di Kawasan Gergaji. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah formal method, yaitu model neuropsychology yang memfokuskan hanya pada bentuk dan kontekstual dari gambar cadas pada situs. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat represetasi fenomena ASC berupa mental dan hallucinatory imagery pada gambar cadas di Sangkulirang-Mangkalihat

Kata Kunci: Gambar Cadas; Shamanisme; Neuropsikologi Sangkulirang-Mangkalihat; Kalimantan

 

 


Indonesia because of the peculiarity based on its images and characteristic. Meanwhile, the development of theory in the study of rock art has shown that shamanism is the most successful theory until now. Based on the above statements, this research tried to study rock art in Sangkulirang-Mangkalihat, East Kalimantan, under the theory of shamanism. Especially, using the neuropsychology model, which consist of three stages of altered states of consciousness (ASC) and six metaphors of trance. The study focused on six caves in Gergaji Regions, i.e. Tewet cave, Karim, Tamrin, Jeriji Saleh, and Ham. The research question is, how is the depiction of images which indicates as a shamanism's imagery, in the rock art of Gergaji Region. This research uses a formal method who study rock art which concerns only to its forms and context. The result of this research shows that there is a representation of the ASC in the form of mental and hallucinatory imagery in Sangkulirang-Mangkalihats rock art.

Keywords: Rock Art; Shamanism; Neuropsychology; Sangkulirang-Mangkalihat; Kalimantan

 

2019
T55246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Yosua Adrian
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penerapan metode kuantitatif Sauvet dkk. 2009 untuk menunjukkan konteks budaya penggambaran motif binatang pada kawasan seni cadas berdasarkan statistik frekuensi dan persebarannya dalam kawasan. Data statistik pada kawasan-kawasan seni cadas etnografi menurut metode tersebut menunjukkan konteks budaya totemisme, shamanisme, dan kehidupan sehari-hari. Data penelitian ini adalah 86 gambar yang terdiri dari 17 motif binatang pada 10 gua di Kabupaten Maros, 13 gua di Kabupaten Pangkep, dan dua gua di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode kuantitatif Sauvet dkk. 2009 dapat digunakan pada kawasan seni cadas prasejarah Sulawesi Selatan. Penerapan metode tersebut menunjukkan bahwa penggambaran motif binatang pada kawasan seni cadas prasejarah di Sulawesi Selatan menunjukkan konteks budaya totemisme.
ABSTRACT
This study is the application of quantitative method that developed by Sauvet et al. 2009 for assessing the cultural context of animals depiction in rock art region based on statistical frequency and distribution. Statistic of etnographic rock art regions shows the cultural contexts of totemism, shamanism, and secular. Data of this study are 86 pictures which consists of 17 animal motifs in 10 caves in Maros district, 13 caves in Pangkep district, and two caves in Bone district, South Sulawesi. This study concluded that the method can be used on prehistoric rock art region of South Sulawesi. The depiction of animals motifs in South Sulawesi rock art shows the cultural context of totemism.
2016
T47452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Wahyu Saptomo
Abstrak :
Liang panas merupakan sebuah ceruk besar, sebuah situs hunian dari masa prasejarah di daerah perbukitan Gamping.
2008
T24761
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jo Anne Rossalia
Abstrak :

ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai teknologi pembuatan manik-manik khususnya yang terbuat dari kaca. Sebagai data dipergunakan manik-manik yang berasal dari dua situs di Sumatera, yaitu situs Kerning dan Kambang UngIen. Jika kita berbicara mengenai manik-manik, tentunya yang terlintas adalah Benda berbentuk butiran, umurnnya berukuran kecil dan memiliki lubang ditengahnya sebagai jalan rnemasukkan benang sehingga dapat dirangkaikan menjadi satu untaian.

Bahan manik-manik yang akan dibahas merupakan kaca olahan (hasil pengolahan manusia), bukan batuan yang terbuat dari batuan alam kaca. Untuk mengerjakan kaca menjadi sebuah manik-manik diperlukan kepandaian yang khusus, sejak tahap penyediaan bahan dasar, pencampuran, pemanasan, pembentukkan sampai pada tahap penghalusan.

Setiap daerah perbengkelan memiliki teknik tersendiri dalam pembuatan, namun teknik-teknik tertentu dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang sama dan warna yang mirip. Berdasarkan hasil pengamatan sekilas, manik-manik di kedua situs di Sumatera ini memperlihatkan kemiripan, namun berdasarkan keletakan dan karakter situs masing-_masing tentunya ada perbedaan. Di alam tulisan ini hanya sampai pada tahap identifikasi, untuk melihat persamaan dan perbedaan, tanpa mengkaji kronologi dan tempat pembuatannya.

Oleh karena manik-manik dari situs Kambang Unglen tidak hanya terdiri dari manik-manik kaca, maka dilakukan penyortiran. Dilanjutkan deng:in analisis khusus (spesfic analysis) terhadap bentuk, ukuran didasarkan pada klasifikasi bentuk Beck, kemudian warna berdasarkan standar warna Munsell Colour Chart dan Grumbacher Colour Compass. Pengamatan yang sangat memerlukan ketelitian adalah pengamatan terhadap jejak buat, sehingga dapat diketahui teknik buatnya. Analisis Laboratorium dibutuhkan untuk mempertegas perbedaan, tidak hanya pada penampakan luarnya saja.

Hasil yang diperoleh bahwa manik-manik di kedua situs sangat berbeda, namun adanya kecenderungan warna-warna yang sama dapat terbentuk akibat pencampuran bahan yang berbeda dan warna-warna yang berbeda didapat dari pencampuran bahan yang sama. Namun faktor lain yang diperhitungkan adalah prosentase bahan dan pencampuran bahan yang dilakukan oleh seorang pengrajin saat pembuatan bahan dasar. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih mendalam masih sangat dibutuhkan.
1997
S11531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Alamsyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bentuk dan letak motif kuda pada Gua Metanduno. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kaitan antara penggambaran motif kuda dan keletakannya. Motif kuda diduga memiliki suatu konsep tertentu di dalam penempatannya pada dinding Gua Metanduno. Penelitian ini diawali dengan menganalisis motif kuda. Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa terdapat tiga bentuk penggambaran, yaitu tipis, sedang dan penuh. Motif-motif kuda selanjutnya diplot pada dinding gua yang dibagi atas sisi kiri, belakang dan kanan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya aspek pemilihan tempat dalam meletakkan bentuk motif kuda di dalam Gua Metanduno.
ABSTRACT
This research focus on variations of horse motif based on its location in Metanduno Cave. Research aims to see the relation between horse motif based on its location in Metanduno Cave. Horse motifs thought to have a particular concept in its placements on the wall of Metanduno Cave. This research begin by analyzing the horse motif. Based on analysis, there are three form depiction, that is thin, moderate, and full. The horse motif then plotted on the wall that is divided on left side, behind and to the right. The result of this research show that there is electoral aspects of putting a horse motif in the shape of Cave Metanduno.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindy Gita Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai tipologi bentuk alat cangkang Pelecypoda situs Gua Kidang, Blora, Jawa Tengah. Jumlah alat yang diteliti dalam penelitian ini adalah 97 buah. Unit analisis yang digunakan dalam pembentukan tipologi adalah jenis cangkang yang dimanfaatkan, bentuk alat, bentuk tajaman, dan retus pengerjaan. Penelitian ini menghasilkan delapan tipe, 14 sub-tipe, dan 16 variasi alat. Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan bahwa alat-alat cangkang Pelecypoda di situs Gua Kidang umumnya merupakan alat-alat yang menunjukkan sedikit atau tidak adanya modifikasi berupa retus setelah cangkangnya dipangkas untuk menghasilkan suatu bentuk tertentu (expedient tools).
ABSTRACT
This thesis discusses about morphological types of Pelecypod shell tools from Kidang Cave, Blora, Central Java. Total number of tools that are used in this research are 97 pieces. Attributes which are used as the unit of analysis to form the typology are shell habitat, shape of tool, shape of sharp edge, and retouch. This research shows eight types, 14 sub-types, and 16 variations of Pelecypod shell tools. Furthermore, this research also shows that Pelecypod shell tools from Kidang Cave are generally expedient tools.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tondi Mirzano
Abstrak :
Gambar pada gua prasejarah atau gambar cadas merupakan salah satu data arkeologi. Skripsi ini membahas mengenai bentuk motif figuratif gambar cadas pada Situs Sasere Oyomo, Kaimana, Papua Barat. Jumlah motif figuratif yang diteliti dalam penelitian ini adalah 72 motif. Komponen analisis yang digunakan dalam tipologi bentuk motif ini adalah atribut yang paling menonjol dari setiap motif. Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan lima tipe dan 28 varian motif figuratif. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa setiap penggambaran motif figuratif memiliki bentuk dan variasi masing-masing yang menjadi ciri khas dari setiap penggambaran motif. ......Pictures on prehistoric cave or rock art is one of the archaeological data. This research discusses the form of figurative motifs on Sasere Oyomo Site, Kaimana, West Papua. The number of figurative motifs which are used in this research are 72 motifs. The components of analysis which are used in this form typology of this motifs is the depiction of the attribute. Overall, this research produced five types and 28 forms from the basic shape of the figurative motifs. Based on the analysis, it can be seen that each depiction of rock art motif has the variety which are become the characteristic of every depiction motif.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leihitu, Irsyad
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena banyaknya variasi gambar cadas di Leang Uhallie. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara bentuk-bentuk dan keletakan gambar cadas di Leang Uhallie sehingga diketahui pola penggambaran dan perilaku manusia masa lalu dalam menggambar gambar cadas. Berdasarkan analisis bentuk diketahui bahwa terdapat 21 varian motif tangan dan enam varian motif hewan. Dari analisis keletakkan diketahui bahwa gambar-gambar cadas digambarkan secara berdekatan pada dinding dan langit-langit gua. Melalui analisis bentuk dan kontekstual diketahui pola dari tiap motif, yaitu motif tangan digambarkan dengan pola acak dan motif hewan digambarkan dengan pola individu dan berpasangan. Sementara itu, motif tangan dan motif hewan memiliki pola yang saling beriringan.
ABSTRACT
This research was conducted because of the large variety of the rock art in Leang Uhallie. This study is trying to determine the relationship between form and its locations in Leang Uhallie to determine the pattern and human behavior in the past in depictions of rock art. Based on the form analysis is known that there are 21 variants motif hand and six variants animal motif and from contextual analysis is known that the rock art was depicted on the walls and ceiling of the cave. With the form and contextual analysis it can be seem that handstencil was depicted with a random pattern and animal motif was depicted in individuals and pairs. Meanwhile, both of hand-stencil and animal motif was depicted contiguously.
2016
S65403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>