Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
RR. Ayu Ratih Puteri
"ABSTRAK
Underachievement terjadi saat ada kesenjangan antara prestasi siswa dengan
potensi yang dimilikinya tanpa adanya kesulitan belajar atau gangguan fisik
(Rimm, 1996) Underachiever tipe If-Then Students mengalami masalah prestasi
karena mereka tidak melihat sekolah sebagai hal yang penting, mereka juga tidak
memiliki kebiasaan belajar yang baik (Peters, 2000). Penelitian ini dilakukan
untuk meneliti efektivitas intervensi Self-Regulation Empowerment Program
(SREP) untuk meningkatkan Regulasi diri siswa Underachiever Tipe If-Then
Students yang dimodifikasi dari model SREP yang dikembangkan Cleary dkk
(2008). Penelitian dilakukan dengan desain tunggal AB. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa program intervensi berhasil meningkatkan keterampilan
task-analysis, menetapkan tujuan dan menyusun rencana strategi pada siswa dan
berhasil untuk meningkatkan keterampilan regulasi diri siswa tersebut.

ABSTRACT
Underachievement is a discrepancy between child’s school performance and
some index of the child’s ability that occurs without any learning disabilities or
physical impairments (Rimm, 1996) If-Then type of underachiever students
experiencing performance problems because they don’t see school as important
thing, they also lack of good study habits (Peters, 2000). This study was
conducted to examine the effectiveness of Self-Regulation Empowerment Program
(SREP) to improve students' Self-Regulation in If-Then type of underachiever
students. This program were modified from the SREP modal that was developed
by Cleary, et al (2008). The study was conducted with a single case AB. The
results showed that the intervention program successfully increased task-analysis,
goals setting and strategic planning skills in the student, and improving the
students' self-regulation skills."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Cintantya
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital (PsyCap) dan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan yang bekerja pada Bank Syariah X. Psychological capital merupakan kondisi psikologis (state) seseorang yang positif yang dikarakteristikan dengan memiliki self-efficacy, optimism, hope, dan resiliency (Luthans et al., 2007). OCB adalah tingkah laku yang walaupun tidak berhubungan dengan tugas atau pekerjaan, tapi berfungsi untuk memfasilitasi fungsi organisasi (Lee & Allen, 2002). Penelitian ini didasari oleh persaingan bisnis perbankan, khususnya perbankan Syariah, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang saat ini terus berkembang. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan karyawan yang tidak hanya melakukan kewajibannya saja, namun melakukan perilaku positif lain yang dapat mendorong kesuksesan organisasi. Psychological capital (PsyCap) merupakan salah satu faktor internal yang penting dalam munculnya organizational citizenship behavior (OCB). Psychological capital (PsyCap) diukur menggunakan Psychological Capital Questionnairre (PCQ) (2007) dan organizational citizenship behavior (OCB) diukur menggunakan Organizational Citizenship Behavior Scale (2002). Partisipan penelitian berjumlah 135 karyawan yang bekerja pada kantor pusat Bank Syariah X. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara psychological capital (PsyCap) dan organizational citizenship behavior (OCB) (r = .53, p < .01, two tailed). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi PsyCap yang dimiliki karyawan, maka semakin tinggi pula OCB yang dimilikinya.

The present research was conducted to study the relationships between Psychological Capital (PsyCap) and Organizational Citizenship Behavior (OCB) towards employees of Bank Syariah X. Psychological capital is an individual?s positive psychological state of development and is characterized by having self-efficacy, optimism, hope, and resiliency. OCB is employee behaviour that although not critical to the task or job, serve to facilitate organizational functioning. The topic was selected due to the current banking business competition?s climate, especially in syariah banking, in facing the developing ASEAN Economic Community (AEC). Therefore, not only employees are expected to fulfil their obligations, they are required to demonstrate other positive behaviors that could promote the company to success. Psychological Capital (PsyCap) is one of the vital internal factors in regards to the Organizational Citizenship Behavior (OCB) emerging. Psychological Capital (PsyCap) is measured with Psychological Capital Questionnaire (PCQ) (2007), while organizational citizenship behavior (OCB) is measured by using organizational citizenship behavior scale (2002). Through Pearson Correlation statistic technique, it was found that from 135 survey participants, which are employees of Bank Syariah X?s main office, there is a positive and significant relationship between Psychological Capital (PsyCap) and Organizational Citizenship Behavior (OCB) (r=.53, p<.01, two tailed). The results indicate a correlation between PsyCap and OCB, thus, the higher the employees? PsyCap, the higher their OCB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani Najla Khairunnisa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara Parental Reflective Berfungsi (PRF) dan peraturan anak usia prasekolah. Sebanyak 96 ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun mengambil datanya dengan menggunakan kuesioner. PRFevaluasi menggunakan Parental Reflective Functioning Questionnaire (PRFQ) (Luyten, Mayes, Nijssens, & Fonagy, 2017) yang terdiri dari 3 dimensi, yaitu: Pre-mentalized Mode (PM), Kepastian tentang Mental States (CMS), dan Interest and Curiosity in mental state (IC). Regulasi Logika menggunakan menggunakan Daftar Periksa Regulasi Emosi (ERC) (Shields & Ciccheti, 1997). Hasil yang Diperoleh dari hubungan signifikan negatif antara dimensi PM dan peraturan anak usia prasekolah.

This research was conducted to determine whether there is a relationship between Parental Reflective Functioning (PRF) and the rules of preschool children. A total of 96 mothers who had 3-5 year old children took their data using a questionnaire. PRFevaluation uses the Parental Reflective Functioning Questionnaire (PRFQ) (Luyten, Mayes, Nijssens, & Fonagy, 2017) which consists of 3 dimensions, namely: Pre-mentalized Mode (PM), Certainty about Mental States (CMS), and Interest and Curiosity in mental state (IC). Logic Regulation uses using the Emotion Regulatory Checklist (ERC) (Shields & Ciccheti, 1997). The results obtained from the significant negative relationship between the dimensions of PM and the regulation of preschool age children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Affiani
"Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak memiliki hubungan dengan pengalaman keterlibatan orangtua di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan orangtua (ayah dan ibu) yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising terhadap parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Persepsi keterlibatan orangtua merupakan sejauh mana orangtua menunjukkan perilaku yang menandakan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan anak. Parenting self-efficacy merupakan persepsi dalam memandang kemampuannya yang dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Pada penelitian ini, pengukuran persepsi keterlibatan orangtua menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) dan Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 302 orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya dan berada di rentang usia 25-45 tahun yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ayah yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ibu yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan orangtua meningkatkan keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan anak dan memberikan pengasuhan yang positif bagi anak-anak mereka.

Parenting correlates with how ones parent involve in childhood experience. This research was conducted to determine the influence of the three dimensions of perceived parental involvement (father and mother) that is instrumental, expressive, and mentoring/advising on parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Perceived parental involvement refers to the extent to which parents participate in various aspects of their children?s lives. Parenting self-efficacy is parents perceptions of their ability to positively influence the behavior and development of their children. Perceived parental involvement was measured by Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Participants in this study were 302 parents aged 25-45 years with middle childhood children are obtained through convenience sampling technique. This research used quantitive method. The results showed that there was a significant influence of three dimensions of perceived father involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01, also there was a significant influences of three dimensions of perceived mother involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. The implication of this research is parent are expected to increase their involvement in various aspects of their children's lives and provide positive parenting to their children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Gede Yogananda Kesawa
"Pada penelitian ini kemampuan regulasi diri dalam berlatih musik dijelaskan melalui konsep regulasi diri dalam belajar. Regulasi diri dalam belajar adalah suatu usaha dari individu yang melibatkan aspek metakognisi, motivasi, dan perilaku, aktif dalam proses pembelajaran (Zimmerman, 1986). Kemudian, yang dimaksud dengan keterlibatan orang tua adalah suatu dedikasi yang diberikan oleh orang tua kepada anak dalam suatu domain tertentu (Grolnick & Slowiaczek, 1994).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua dan regulasi diri dalam berlatih musik. Responden penelitian ini berjumlah 103 orang pelajar SMK Musik dengan rentang usia 15-18 tahun. Pengambilan data dilakukan di dua sekolah yaitu SMK Musik X dan SMKN Y. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yaitu Parent Involvement Measure (Zdzinski, 1996) dan Self-Regulated Practice Behavior Scale (Ersozlu & Miksza, 2014) yang sudah teruji valid dan reliabel dalam mengukur variabel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dan regulasi diri dalam berlatih musik (r = 0.279, p < 0,01). Analisis lebih mendalam menemukan bahwa dimensi behavior involvement (r = 0.342, p < 0,01) dari keterlibatan orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan regulasi diri dalam berlatih musik.

The ability of self-regulated practice in music was explained through self-regulated learning concept. Self-regulated learning is metacognitively, motivationally, and behaviorally active participants in their own learning process (Zimmerman, 1986). Then, parent involvement is the dedication of resources by the parent to the child within a given domain (Grolnick & Slowiaczek, 1994).
This research aimed to know the relationship between parent involvement and self-regulated in music practice. Total respondents that involved in this study consisted of 103 students of two music senior high school such as SMK Musik X and SMKN Y. Data were collected using questionnaire Parent Involvement Measure (Zdzinski, 1996) and Self-Regulated Practice Behavior Scale (Ersozlu & Miksza, 2014) which was valid and reliable in measuring those variables.
The result showed that there was significant relationship between parent involvement and self-regulated in music practice (r = 0.279, p < 0,01). Further, data analysis assumed that dimension of behavior involvement (r = 0,342, p < 0,01) from parent involvement had significant relationship with self-regulated in music practice.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2016
S65264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Viana
"ABSTRAK
Temporal term merupakan jenis kosakata yang menunjukkan jarak dan urutan waktu terjadinya peristiwa. Melalui pemahaman temporal term, dapat diketahui pemahaman konsep waktu seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan pemahaman temporal term pada anak bilingual dan monolingual anak usia 4 hingga 5 tahun. Pengukuran pemahaman temporal term menggunakan alat ukur yang telah dikembangkan oleh peneliti berdasarkan penelitian Grant dan Suddendorf (2011) serta Utami (2014). Karakteristik bilingual dan monolingual dikontrol dengan self-report dari orangtua. Responden penelitian sebanyak 81 anak yang terdiri dari 40 anak bilingual dan 41 anak monolingual. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis null penelitian ditolak (t=-3,499, p < 0.05) pada temporal term yang mengarah ke masa depan, yang berarti terdapat perbedaan antara pemahaman temporal term yang mengarah ke masa depan pada anak bilingual dan monolingual. Penelitian ini juga menunjukan bahwa faktor usia merupakan faktor yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pemahaman temporal term. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kemampuan anak bilingual dan monolingual dalam memahami konsep waktu.

ABSTRACT
Temporal term refers to group of words that describe distance and sequence of an event. Someone?s concept of time can be determined through temporal term. This study aimed to find if there is also a difference in temporal term between bilingual and monolingual children age 4-5 years old. In present study, temporal term measured by an instrument that already improved from previous studies (Grant and Suddendorf (2011) and Utami (2014). Bilingual and monolingual characteristic is determined from parent?s self-report. Total 81 children, 40 bilingual children and 41 monolingual children, participate in this study. Null hypothesis is rejected (t=-3,499, p < 0.05) for temporal term that refer to the future. This study also find that age is a dominant factor in children to understand the temporal term. The study result can provide information regarding bilingual and monolingual children?s ability to understand the concept of time"
2016
S64886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Dwinda Irmadhani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena banyaknya pejalan kaki yang melanggar peraturan lalu lintas ketika menyeberang jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi menyeberang jalan melalui zebra cross dan jembatan penyeberangan. Pengukuran seluruh variabel dilakukan dengan mengadaptasi kuesioner Theory of Planned Behavior (TPB) yang dikembangkan oleh Ajzen (2006). Sebanyak 194 partisipan dengan kriteria menyeberang jalan melalui zebra cross dan jembatan penyeberangan dalam waktu satu bulan terakhir didapat melalui teknik accidental sampling. Berdasarkan teknik statistik regresi berganda yang digunakan, diketahui H0 ditolak (R Square=.247, p<.05 (zebra cross); Rsquare=.264, p<.05 (jembatan penyeberangan)), yang berarti bahwa sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama memengaruhi intensi menyeberang jalan melalui zebra cross dan jembatan penyeberangan. Selain itu, ditemukan pula bahwa pada intensi menyeberang jalan di jembatan penyeberangan sikap terhadap perilaku menyeberang jalan di jembatan penyeberangan tidak berkontribusi secara signifikan.

ABSTRACT
This study was based on the phenomenon that many pedestrian was break the traffic regulations when crossing the street. This study attempts to know the influence of attitude toward behavior, subjective norms, and perceived behavioral control on intention to cross the street on zebra cross and pedestrian bridge among pedestrian. The measurement of all the variabels is made by adapting the Theory of Planned Behavior (TPB) Questionnaire that was develop by Ajzen (2006). 194 participants with the criteria that has crossed the street on zebra cross and pedestrian bridge in the past month, that obtained through accidental sampling. Based on regression statistical technique that used, the result showed that the null hypothesis is rejected (R Square=.247, p<.05 (zebra cross); Rsquare=.264, p<.05 (pedestrian bridge)), which means there was a significant influence of attitude toward behavior, subjective norms, and perceived behavioral control on intention to cross the street on zebra cross and pedestrian bridge. Another result of this study is attitude toward behavior didn?t has a significant contribution to intention to cross the street on pedestrian bridge."
2016
S63753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iyas Abdurrahman
"ABSTRAK
Mahasiswa adalah populasi yang rentan mengalami penggunaan internet bermasalah Odaci Kalka, 2010 . Selain itu, masa menjadi mahasiswa adalah masa yang penuh tekanan dan dapat menyebabkan timbulnya depresi. Dalam kondisi depresi, mahasiswa berada dalam kondisi mood yang negatif di bawah batas normal. Untuk menurunkan mood negatif dan menaikkan mood positif yang dirasakan, mahasiswa menggunakan internet Bryant Zillman, 1991 dalam Liang 2016 . Namun, dalam kondisi depresi mahasiswa cenderung mengalami cognitive maladaption yang diasumsikan dapat menyebabkan penggunaan internet bermasalah. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh depresi terhadap penggunaan internet bermasalah pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada 677 mahasiswa di Indonesia. Melalui teknik uji statistik regresi linear ditemukan bahwa kecenderungan depresi berpengaruh secara positif terhadap penggunaan internet bermasalah F 1, 676 = 49.958.

ABSTRAK
College student are the most vulnerable populations that can experience problematic internet use Odaci Kalka, 2010 . And also being college student is the time when students can get a lot of pressure which can lead to depression. Under conditions of depression, students are having a negative mood condition below normal limits. To decrease the negative mood and increase the positive mood, students use the internet Bryant Zillman, 1991 in Liang 2016 . However, in conditions of depression students tend to experience cognitive maladaption that is assumed can cause problematic internet use. This study wanted to know the effect of depression on problematic internet use in college students. In this study 677 college students in Indonesia being participant. Through linear regression test technique, it was found that the tendency of depression had a positive effect on problematic internet use F 1, 676 49.958. "
2017
S68777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Prakoso
"Kebutuhan pengukuran kemampuan visual-spasial sebagai salah satu penunjang keputusan pemilihan program peminatan siswa kelas 10 Sekolah Menengah Atas menjadi dasar pertimbangan konstruksi alat ukur kemampuan visual-spasial. Teori Cattel-Horn-Carroll sebagai teori inteligensi paling komprehensif untuk menggambarkan struktur kognitif manusia digunakan sebagai dasar pembuatan alat ukur ini. Penelitian bertujuan untuk mengonstruksi alat ukur yang konsisten, valid mengukur kemampuan visual-spasial, memiliki item yang mampu membedakan kemampuan individu dengan pilihan jawaban distraktor yang berfungsi, serta memiliki skor yang bermakna. Penelitian dilakukan kepada siswa kelas 10 SMA, di tiga sekolah di DKI Jakarta n=97; Musia=16,01 tahun; nwanita=64 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur Visual-Spasial memiliki tingkat konsistensi internal baik ?=0,714 , mampu mengukur kemampuan visual-spasial melalui uji validitas konstruk dengan alat ukur TIKI-M subtes 2 Gabungan Bagian r=0,227.

The needs of visual spatial ability measurement as a recommendation for majoring in 10th grade high school students forming the basis for constructing a visual spatial test. Cattell Horn Carroll Theory, currently the most comprehensive theory of intelligence, becomes a structural framework of this test. This research attempts to construct a consistent and valid measure of visual spatial ability. It also attempts to construct visual spatial test that contains items which can discriminate individual ability, has distractors that perform well and spread evenly among false options, and can be meaningfully interpreted. This research administered to 97 10th grade high school students, from three high school in Jakarta Mage 16.01 nwomen 64 . Results from this study shown that Visual Spasial measurement is internally consistent 0,714 , correlated significantly with subtest 2 Gabungan Bagian r 0,227."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Nisa`il Jannah
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara sibling relationship dan adaptabilitas karier pada siswa kelas 9 SMP. Pengukuran sibling relationship dilakukan dengan alat ukur Lifespan Sibling Relationship Scale milik Riggio yang dimodifikasi oleh Mirah 2014. Pengukuran adaptabilitas karir menggunakan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale milik Savickas Porfeli 2012.
Penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product momen. Partisipan penelitian ini berjumlah 291 orang yang merupakan siswa kelas 9 SMP Negeri di Depok dan Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara sibling relationship dan adaptabilitas karier pada siswa kelas 9 SMP r=0,294 dan p.

This research was conducted to get the correlation between sibling relationships and career adaptability upon 9th grade junior high school students. The sibling relationships were measured by using Lifespan Sibling Relationship Scale which is constructed by Riggio and then modified by Mirah 2014. Meanwhile, the career adaptability was measured by using Career Adapt Abilities Scale modified by Savickas and Profeli 2012.
This is research using pearson product moment correlation. There were 291 participants of this research who were 9th grade junior high school students in Depok and Jakarta. The research shows that there are positive and significant relations between sibling relationship and career adaptability in 9th grade junior high school students r 0,294 and p.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>