Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Pertiwi
"Penelitian ini membahas tentang perbandingan angka rujukan berdasarkan karakteristik peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kelurahan Paseban dan Puskesmas Kelurahan Kwitang Periode Januari-Maret 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa angka rujukan di Puskesmas Paseban lebih tinggi 8,6% dibandingkan angka rujukan di Puskesmas Kwitang yaitu 8,5%. Kondisi tersebut dapat dikarenakan masyarakat ketika memanfaatkan pelayanan Puskesmas sudah dalam kondisi yang tidak dapat ditangani oleh Puskesmas serta fasilitas dan SDM yang kurang memadai.

This research discusses the comparison of references number based on the characteristics of Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) in Paseban Primary Health Care and Kwitang Primary Health Care from January until March 2015. This is a quantitative research with cross-sectional study design. Based on this research, it is known that the number of referral in in Paseban Primary Health Care is 8.6 % that is higher than the number of referral in in Paseban Primary Health Care which is 8.5%. It is because the patient is already under conditions that is unable to be handled when she/he will utilize the services of Primary Health Care. This is also due to the shortage of facilities and human resources in Primary Health Care."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Amelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka kunjungan dan angka rujukan di Puskesmas Kelurahan Gelora Jakarta Pusat bulan Oktober-Desember Tahun 2014 berdasarkan umur peserta, jenis kelamin, jenis kepesertaan, dan diagnosa penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Puskesmas Kelurahan Gelora memiliki angka kunjungan 17,1% dan angka rujukan 3,1%. Angka kunjungan berdasarkan umur paling banyak adalah kelompok umur 15-57 tahun sebesar 17,4%, jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki sebesar 21,8%, jenis kepesertaan Bukan PPU paling banyak sebesar 33,7%, diagnosis penyakit terbanyak adalah faringitis akut sebanyak 197 kasus. Angka rujukan berdasarkan umur terbanyak kelompok umur ≥58 tahun sebesar 9,4%, jenis kelamin laki-laki paling banyak dirujuk sebesar 3,2%, jenis kepesertaan Bukan Pekerja paling banyak sebesar 14,3%, diagnosa penyakit paling banyak dirujuk adalah Diabetes Melitus Tipe 2. Diharapkan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta Pusat meningkatkan monitoring dan evaluasi penatalaksanaan dan pengendalian ke Puskesmas masing-masing.

This research aims to know about the description of visit rate and referral rate in Puskesmas Kelurahan Gelora Jakarta Pusat, October-December 2014 based on age, sex, type of membership, and disease diagnosis. The results shows that Puskesmas Kelurahan Gelora has 17,1% visit rate and 3,1% referral rate. Visit rate based on age 15-57 is the most 17,1%, female more than male 21,8%, type of membership Bukan PPU is the most 33,7%, disease diagnosis accute pharyngitis is the most case about 197. Referral rate based on age ≥58 is the most 9,4%, male is the most widely referenced 3,2%, type of membership Bukan Pekerja is the most 14,3%, disease diagnosis Diabetes Mellitus Type 2 is the most widely referenced. Expected BPJS Kesehatan Jakarta Pusat Branch Office increase monitoring and evaluation management and control to every Puskesmas.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernawaty Amelya
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap calon peserta PBPU yang sedang mendaftar di kantor BPJS Kesehatan tentang sistem rujukan berjenjang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 107 calon peserta PBPU. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden memiliki tingkat pengetahun tinggi 63,6 dan sikap favorable mendukung/positif 51,4 terhadap sistem rujukan berjenjang. Terdapat perbedaan yang signifikan antara usia dengan tingkat pengetahuan p-value 0,048 dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap p-value 9,199.

This research discusses the factors associated with the knowledge and attitude of PBPU candidates applying in the Main Branch Office of BPJS Kesehatan Bekasi towards the Tiered Referral System of Health Services. The study takes on a quantitative approach with a cross sectional design. The respondents of this study consist of 107 PBPU candidates. The result of this research shows that respondents have a high level of knowledge 63.6 and a favorable attitude supportive positive 51.4 towards the tiered referral system. A significant difference was shown between age and level of knowledge p value 0.048 , while no significant difference was shown between level of knowledge and attitude p value 9.199.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Kusumadewi
"ABSTRAK
Klinik pratama sebagai salah satu Provider Pelayanan Kesehatan (PPK) BPJS Kesehatan dari sektor swasta berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, partisipasi klinik pratama dalam menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan di beberapa wilayah masih rendah apabila dilihat berdasarkan rasio dokter/peserta. Hal tersebut menyebabkan terjadinya ketimpangan jumlah peserta JKN yang terdaftar pada Puskesmas dan klinik pratama. Penilitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi keputusan klinik pratama dalam menjadi FKTP BPJS Kesehatan.

ABSTRACT
Klinik pratama as one of the health care provider of BPJS Kesehatan from private sector plays an essential role in providing health care to the members of Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Yet, the participation rate of klinik pratama is still deemed as low in several areas compared to the availability of doctors and participants. As the implication, there is a gap in term of scattered numbers for the members of JKN who are registered in Puskesmas and Klink Pratama. Therefore, this qualitative research is aimed to find out the root cause that affect the decision making of Klink Pratama to be the Authorized Primary Care Facility for BPJS Kesehatan."
Lengkap +
2017
S67763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Shervina Al Mursyid
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna pelayanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis Prolanis BPJS Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas dan klinik pratama. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebar kuesioner ke responden. Hasil penelitian menunjukan kepuasan pengguna pelayanan Prolanis terhadap dimensi responsiveness sebesar 73,6 di Puskesmas, sedangkan di klinik pratama 58,3. Kepuasan terhadap dimensi reliability sebesar 76,4 di Puskesmas, sedangkan di klinik pratama 73,3. Kepuasan terhadap dimensi assurance sebesar 76,4 di Puskesmas, sedangkan di klinik pratama 75. Kepuasan terhadap dimensi empathy sebesar 83,3 di Puskesmas, sedangkan di klinik pratama 61,7. Kepuasan terhadap dimensi tangible sebesar 73,6 di Puskesmas, sedangkan di klinik pratama 65. Berdasarkan kelima dimensi didapatkan kepuasan total pada Puskesmas lebih tinggi dibandingkan pada klinik pratama.

This study aims to determine the user satisfaction level of Chronic Disease Management Program Prolanis BPJS Kesehatan services which organized by Puskesmas and primary clinics. Type of this research is quantitative using cross sectional design. This study used primary data obtained by spreading questionnaires to respondents. The results show that user satisfaction level of Prolanis services for the responsiveness dimension was 73,6 in Puskesmas, while in primary clinics was 58,3. Satisfaction with reliability dimension was 76,4 in Puskesmas, while in primary clinics was 73,3. Satisfaction with assurance dimension was 76,4 in Puskesmas, while in primary clinics was 75. Satisfaction with empathy dimension was 83,3 in Puskesmas, while in primary clinics was 61,7. Satisfaction with tangible dimension was 73,6 in Puskesmas, while in primary clinics was 65. Based on those dimensions, total satisfaction at Puskesmas was higher than in primary clinics."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Trisnawati Safitri
"Penelitian ini membahas mengenai upaya pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capaian Skrining Riwayat Kesehatan di tahun 2018 serta tantangan dan hambatan yang dialami. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan masih belum optimal, yang sebagian besar berasal dari variabel komunikasi dan sumber daya. Sedangkan pada variabel disposisi dan struktur birokrasi sudah terlaksana dengan cukup baik.

This study discusses the efforts of Health Historical Screening in BPJS Kesehatan Bekasi Branch Office. This study aims to find out the achievement of Health Historical Screening in 2018 as well as the challenges and obstacles experienced. This study uses qualitative research method, through in depth interview and observation.
The results of this study indicate that the efforts of Health Historical Screening are still not optimal, which mostly come from communication and resource variables. While the disposition and bureaucratic structure variable has been done quite well.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ianathasya
"Penelitian ini membahas gambaran stock out (kekosongan) obat Program Rujuk Balik bagi peserta BPJS Kesehatan Jakarta Pusat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif serta kuantitatif dengan menganalisis data obat pada Apotek bulan Juni - Agustus 2014. Penelitian menunjukkan bahwa terjadi kekosongan obat program rujuk balik dilihat dari permintaan obat yang tidak terlayani yaitu 43,2% peserta pada Juni, 15,2% peserta pada Juli, dan 9,7% peserta pada Agustus. Obat paling sering kosong adalah Bisoprolol 5mg pada Juni, Adalat Oros 30mg pada Juli, dan Amlodipin 10mg pada Agustus sehingga dapat disimpulkan bahwa Program Rujuk Balik belum berjalan sesuai harapan. Untuk itu disarankan agar Apotek melakukan perencanaan kebutuhan obat dan fungsi pengawasan pada Program Rujuk Balik dijalankan oleh pihak terkait.

The study aims to analyze the drugs stock out of BPJS Kesehatan Program (Rujuk Balik) in Central Jakarta. This study used qualitative method as well as quantitative method by analyzing data on drugs in Apotek, June – August 2014. The result showed that there was drugs stock out, a number of prescription were not adequately served. Data revealed that 43,2% patients in June, 15,2% patients in July, and 9,7% patients in August were not served. The stock out drug was found for Bisoprolol 5mg in June, Adalat Oros 30mg in July, and Amlodipin 10mg on August. The study suggests Apotek to develop a plan and closely monitor the drug availability to support the program.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Diar Sylvana
"Mulai Januari 2014, Indonesia telah menerapkan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk meningkatkan kesehatan di Indonesia. JKN diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Masyarakat (BPJS)Kesehatan. Dalam pelaksanaan JKN, untuk meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama dibuatlah suatu sistem informasi kesehatan berbasis komputer dan internet yang disebut P-Care. Penggunaan P-Care oleh fasilitas kesehatan sendiri masih belum optimal. Hal ini bisa dipengaruhi karena berbagai faktor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan P-Care pada fasilitas kesehatan tingkat pertama provider BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kota Bekasi. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer yaitu wawancara mendalam dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah panduan wawancara mendalam dan panduan observasi. Analisis data kualitatif dilakukan secara sistematis dari proses transkrip hingga analisis. Hasil dari penelitian ini adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Provider BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kota Bekasi menyatakan bahwa penggunaan P-Care dinilai mudah ditinjau dari aspek teknologi dan penggunaan pcare dinilai bermanfaat untuk proses pelayanan kesehatan namun belum optimal. Hambatan penggunaan P-Care adalah dari segi jaringan dan sosialisasi serta pelatihan, namun P-Care telah memberikan manfaat bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Provider BPJS Kesehatan.

Since January 2014, Indonesia has been implementing the National Health Insurance (JKN) system to improve nation‟s health. JKN is held by Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. In the implementation of JKN, BPJS made a computer-based health care information system, called P-Care to improve the services of Primary Health Care. Utilization of P-Care by primary health care, is still not optimal. This can be affected due to the lack of benefits and ease in the use of P-Care. This study tried to evaluate use of P-Care of primary health care provider BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kota Bekasi. This study was a qualitative research. The method for collecting primary data was indepth interview and observation. Qualitative data analysis was carried out systematically from the transcript to analyze the data. This study found that primary health care provider BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kota Bekasi stated that they can use P-Care easily and they can get more benefits, although the benefits are still not optimal. Barriers of using P-Care came from the connection, socialization, and training, but in the other side P-Care has alot of benefits for primary health care provider BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kota Bekasi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Hana Iradhati
"Griseofulvin merupakan obat antifungi yang memiliki kelarutan yang buruk serta dapat memberikan efek samping apabila digunakan secara oral dalam jangka panjang; seperti proteinuria, nefrosis, leukopenia, dan hepatitis. Griseofulvin dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan mikroemulsi untuk meningkatkan kelarutannya. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan mengevaluasi formulasi mikroemulsi gel untuk penggunaan topikal sehingga meningkatkan kelarutan dan keamanan griseofulvin. Formula mikroemulsi yang didapatkan dari hasil optimasi mengandung 5% asam oleat sebagai fase minyak, 25% tween 80 sebagai surfaktan, dan 20% etanol (96%) sebagai kosurfaktan. Pengamatan organoleptis menunjukkan mikroemulsi memberikan warna kuning dan transparan, sementara mikroemulsi gel memberikan warna kuning dan agak keruh. Sediaan mikroemulsi dan mikroemulsi gel yang dihasilkan memiliki ukuran globul 158.0 nm dan 226.0 nm dan stabil pada penyimpananpada temperatur 4°C ± 2°C, 25°C ± 2°C, dan 40°C ± 2°C.

Griseofulvin is an antifungal drug with low solubility and several serious side effects that could occur when used orally for long period of time, such as proteinuria, nephrosis, leucopenia, and hepatitis. Griseofulvin solubility could be enhanced by formulating it into microemulsion. The main objective of this research is to make and evaluate the formulationof griseofulvon microemulsion gel for topical use to increase the solubility and safety of the drug. The optimized microemulsion formula contains 5% oleic acid as oil phase, 25% tween 80 as surfactant, and 20% etanol (96%) as cosurfactant. Organoleptic observation of microemulsion showed clear and transparent yellowish color, while the microemulsion gel showed hazy yellowish color. Both microemulsion and microemulsion gel have alcoholic smell. The globule size of microemulsion and microemulsion gel are 158.0 nm and 226.0, respectively. Griseofulvin microemulsion gel was stable at temperature 4°C ± 2°C, 25°C ± 2°C, and 40°C ± 2°C."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Paramitha Iswari
"Komitmen perubahan diperlukan untuk mencapai efektivitas organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara jarak kekuasaan (power distance) dan komitmen perubahan. Selain itu, penelitian ini juga melihat hubungan jarak kekuasaan (power distance) terhadap ketiga dimensi komitmen perubahan, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Pengukuran jarak kekuasaan menggunakan Global Culture and Leadership Scale dan komitmen perubahan menggunakan Commitment to Change Inventory. Hasil perhitungan dari 164 responden, menunjukkan bahwa jarak kekuasaan memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan komitmen perubahan, r=-651, p< .01, lebih spesifik lagi hasil perhitungan menunjukan bahwa jarak kekuasaan memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan komitmen afektif perubahan r=-476, p< .01, komitmen kontinuan perubahan r=-547, p< .01, dan komitmen normatif perubahan, r=-594, p< .01. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar jarak kekuasaan dalam organisasi maka komitmen perubahan individu akan semakin rendah.

Commitment to change is required to achieve organizational effectiveness. This study was conducted to see the relationship between power distance and commitment to change. In addition, this study also tries to identify the effects of power distance to the three dimensions of commitment to organizational change. This research used Global Culture and Leadership Scale and Commitment to Change Inventory for Commitment to change. The results from 164 respondent showed that power distance has negative significant correlation with commitment to change, r=-.651, p<.01. Specifically, results showed that power distance has negative significant correlation with affective commitment to change r=-476, p< .01; continuance commitment to change r=-547, p< .01; normative commitment to change r=-594, p< .01. Based on these results, it can be concluded that the lower the power distance in organization, the higher individual commitment to change."
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>