Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prayoga Angga Widyatama
"ABSTRAK
Kurang optimalnya kualitas pelayanan di Satpas Jakarta Barat terjadi
karena banyak faktor yang berpotensi mempengaruhinya. Teknologi informasi,
budaya organisasi, dan kompetensi sumberdaya manusia merupakan tiga diantara
banyak faktor yang menarik untuk diangkat dalam penelitian. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis besarnya pengaruh teknologi informasi, budaya
organisasi, kompetensi sumberdaya manusia terhadap kualitas pelayanan Satpas
Jakarta Barat.
Teknologi informasi, budaya organisasi, kompetensi sumberdaya manusia
dan kualitas pelayanan merupakan variabel pokok dalam penelitian. Pengukuran
variabel dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 149 personil Satpas
Jakarta Barat, yang dipilih melalui metode convenience sampling, dimana
anggota yang sedang melaksanakan tugas, diminta untuk berpartisipasi dalam
pengisian kuesioner. Analisis data dengan menggunakan structural equation
modeling (SEM) dengan metode alternatif partial least square (PLS), dimana
tidak diperlukan uji asumsi klasik.
Penelitian menghasilkan temuan bahwa: a) Dimensi tangible merupakan
dimensi yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap kualitas pelayanan Satpas
Jakarta Barat; b) Dimensi kompetensi menggunakan word processing merupakan
dimensi yang paling kuat pengaruhnya pada penggunaan informasi teknologi di
Satpas Jakarta Barat; c) Dimensi pemanfaatan teknologi informasi merupakan
dimensi yang berpengaruh kuat terhadap penggunaan teknologi di Satpas Jakarta
Barat; d) Karakteristik budaya organisasi yang memberikan pengaruh paling besar
terhadap budaya organisasi di Satpas Jakarta Barat adalah dimensi penekanan
pada strategi yang memiliki karakteristik memberikan penekanan kepada usaha
untuk memperoleh sumberdaya baru, menciptakan tangtangan baru atau berusaha
mencoba sesuatu yang baru.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut maka untuk meningkatkan kualitas
pelayanan di Satpas Jakarta Barat dapat dilakukan dengan peningkatan terhadap
dimensi pelayanan tangible dan peningkatan kompetensi anggota Kepolisian
dalam bidang teknologi informasi secara bersama-sama.

ABSTRACT
Less optimal quality of service in Satpas West Jakarta occurred because
many factors that potentially influence it. Information technology, organizational
culture, and human resource competence are three of the many interesting factors
to be raised in research. This study aims to analyze the magnitude of the influence
of information technology, organizational culture, human resource competence to
service quality Satpas West Jakarta.
Information technology, organizational culture, human resources
competence and service quality are the main variables in the research.
Measurement of variables was done by distributing questionnaires to 149
personnel of Satpas West Jakarta, selected through convenience sampling
method, in which the members who were carrying out the task, were asked to
participate in the questionnaire filling. Data analysis using structural equation
modeling (SEM) with alternative partial least square method (PLS), where no
classical assumption test is required.
The research resulted in the finding that: a) Tangible dimension is the
dimension which has the most influence to the quality of service of West Jakarta
Satpas; b) The competence dimension using word processing is the most powerful
dimension of influence on the use of technological information in Satpas West
Jakarta; c) Dimensions of the use of information technology is a dimension that
strongly influences the use of technology in Satpas West Jakarta; d) The
characteristics of organizational culture that have the greatest impact on
organizational culture in the Satpas of West Jakarta is the dimension of emphasis
on strategies that have the characteristics of emphasizing the effort to acquire
new resources, creating new ones or trying to try something new.
Based on the findings of this research, to improve the quality of service in
Satpas West Jakarta can be done by increasing the tangible service dimension
and increasing the competence of Police members in the field of information
technology together."
2018
T49454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Surya Saputra
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh organisasi pembelajar, budayaorganisasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja anggota kepolisianPolres Metropolitan Jakarta Utara. Organisasi pembelajar merupakan organisasiyang berusaha mentransformasikan dirinya sesuai dengan perkembanganlingkungan organisasi. Budaya organisasi adalah ldquo;shared values rdquo; sebagaiperwujudan nilai-nilai yang dibutuhkan bagi seluruh anggota organisasi untukmendukung keberhasilan tujuan organisasi Polres Metropolitan Jakarta Utara.Budaya organisasi diharapkan dapat membangun komitmen dan kepuasan kerjaanggota untuk mewujudkan tujuan organisasi. Penelitian ini mengambil sampelsecara acak yaitu sebanyak 403 orang anggota polisi yang berada padalingkungan Polres Metropolitan Jakarta Utara dan Polsek jajaran. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji model pengaruh antara independent dan dependentvariabel digunakan analisis SEM Structural Equation Modelling.
Hasil penelitian menemukan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja r= 0.512. Selanjutnya organisasi pembelajar mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja r= 0.271. Dalam model SEM ditemukan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan signifikan dengan organisasi pembelajar r= 0.625. Sedangkan variabel organisasi pembelajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi r= 0.271. Budaya organisasi tidak mempunyai pengaruhyang signifikan baik terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi.
Dari temuan dan analisis hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi pembelajar perlu dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan kerjaanggota. Organisasi pembelajar perlu ditansformsikan ke dalam organisasi untuk mendukung kepuasan kerja anggota. Organisasi pembelajar juga perlu ditransformasikan ke dalam organisasi sehingga dapat mewujudkan komitmenanggota terhadap organisasi khususnya dalam membangun budaya belajar dalamorganisasi Polres Metropolitan Jakarta utara.

This study was to examine the effect of learning organization, organizationalculture, and organizational commitment towards employees job satisfaction ofpolice officers at North Jakarta Metropolitan Resort Police. Learning organizationis an organization which often transforming itself in relation to the environmentalchange. While organizational culture is a shared values of organizational memberto create values which are needed to achieve the organizational success. Organizational culture was expected to build the organizational commitment andthe employees job satisfaction to reach the organization objective. This studyinclude 403 police officers randomly selected from Police Resort and Polsekoffice. To analyse the model of effect especially between independent dandependent variabel , this study used SEM Structural Equation Modelling.
The finding of the study indicated that the effect organizational commitment wassignificant to the employees job satisfaction r 0.512 . In addition, learningorganization had a significant relationship to employee job satisfaction r 0.271 .In SEM model of analysis was also found that organizational commitment wasstrongly significant effect to organizational culture r 0.625 . While, learningorganization was significantly effect the organizational commitment r 0.271 .Organizational culture was not significantly effect the organizational commitmentand employees job satisfaction.
Based on the findings and analysis, the study concluded that organizational commitment, learning organization need to bedeveloped at Police Resort to improve the employee job satisfaction. Learningorganization had to transform into the Polcice Resort to create employee job satisfaction. Learning organization was important to be transform into the PoliceResort to support the employees organizational commitment, especially to buildthe learning and service culture within the police officer at North Metropolitan Police Resort.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrandy
"Pelaksanaan community policing oleh Polri diharapkan dapat mengatasiterhadap semakin meningkatnya potensi konflik yang terjadi di masyarakat khususnyapada kecamatan johar baru. Kebiasaan polisi selama ini dalam mengatasi berbagaikonflik yang cenderung masih menggunakan tindakan koersif paksaan harus segeradirubah. Dalam prakteknya, polisi dapat berperan sebagai mediator konflik yang terjadipada penanganan tawuran di johar baru..Fokus penelitian ini untuk mengekspolorasi strategi pemolisian yang dilakukanoleh Polres Metro Jakarta Pusat dalam pencegahan konflik sosial tawuran di KecamatanJohar Baru dengan menggunakan konsep dan teori yaitu : Konsep Ilmu Kepolisian,Teori Problem Oriented Policing, Teori Konflik, Teori Manajemen Strategi.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengunakan metodepenelitian secara studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,wawancara, penelitian dokumen, dan materi audio dan visual. Teknik analisis datamenggunakan teknik triangulasi data.Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik sosial tawuran yang terjadi dikecamatan Johar Baru benar merupakan proses sosial. Faktor Penyebab konflik sosialtawuran yang terjadi di kecamatan Johar Baru terdiri dari pemicu, faktor penyebab inti,faktor yang memobilisasi dan faktor yang memperburuk. Penulis juga menemukanbahwa Polres Metro Jakarta Pusat belum melaksanakan strategi pemolisian sesuaidengan konsep dan teori yang digunakan dalam penulisan ini. Dalam penelitian inipenulis merekomendasikan Strategi pemolisian dalam pencegahan konflik sosialtawuran dengan pemantapan Program Zero Tawuran.Kesimpulan penelitian ini memberikan deskripsi mengenai konflik sosialtawuran di Kecamatan Johar Baru yang dilatarbelakangi motif ekonomi. Hal inidisebabkan karena kebutuhan dasar masyarakat setempat yang dikecewakan. Strategipemolisian yang diharapkan dalam pencegehan konflik sosial tawuran di KecamatanJohar Baru dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadappemantapan strategi itu sendiri. Perumusan strategi pemolisian yang akan datangdiharapkan dapat mempedomani tahapan-tahapan manajemen strategi yang didalamnya memuat strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjangdengan tetap memperhatikan kemampuan analisa sesuai dengan konsep IlmuKepolisian dan teori Problem Oriented Policing.

The implementation of community policing by the Police is expected to addressthe increasing potential for conflict in the community, especially in the districts newVenus. Habits police so far in overcoming a variety of conflicts that tend to still usecoercive measures coercion should be changed. In practice, the police can play a roleas mediator in the conflict handling of clashes in Johar Baru .The focus of this research is to explore policing strategies conducted by CentralJakarta Metro Police in the prevention of social conflicts brawl in the district of JoharBaru by using the concepts and theories which are Concept of Police Science, Theoryof Problem Oriented Policing, Conflict Theory, Theory of Strategic Management. Theapproach used is a qualitative approach using the method of case study research. Datacollection techniques using observation, interviews, research documents, and audio andvisual material. Data were analyzed using data triangulation technique.The results showed that social conflicts brawl that occurred in the district ofJohar Baru really a social process. Causes of social conflict brawl that occurred in JoharBaru sub district consists of a trigger, the core causal factors, factors that mobilize andfactors that aggravate. The author also found that Central Jakarta Metro Police have notimplemented policing strategy in accordance with the concepts and theories used in thispaper. In this study the authors recommend the policing strategy in conflict preventionby strengthening the social brawl Zero Program.Conclusions This study provides a description of the social conflict in thedistrict of Johar Baru brawl against the backdrop of economic motives. This is becausethe basic needs of local people disillusioned. Expected policing strategies in theprevention of social conflicts brawl in the district of Johar Baru done with attention tothe factors that influence the consolidation strategy itself. Policing strategy formulationthat will come are expected to be guided by the stages of strategy management in whichincludes short term strategy, medium term and long term with regard to the analysiscapabilities in accordance with the concept of Police Science and the theory of ProblemOriented Policing.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Haris Sanjaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kepuasan masyarakat terhadap kualitaslayanan SKCK Sat Intelkam Polres Cilegon. Kualitas pelayanan yang diberikanoleh Satuan Intelijen dan KeamananPolres Cilegon dalam memberikan pelayanankepada pemohon SKCK selanjutnya dapat dijadikan bahan evaluasi kinerjaorganisasi Satuan Intelijen dan Keamanan Polres Cilegon, yang selanjutnya dapatdigunakan sarana perbaikan kinerja dan sarana peningkatan kualitas kinerjapelayanan anggota agar tercipta kepuasan masyarakat pemohon SKCK. Penelitianini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan mengambil207 orangmasyarakat yang memanfaatkan layanan anggota Satuan Intelijen danKeamananPores Cilegon pada saat mengajukan permohonan SKCK. Sampeldiambil secara acak dengan metode simple random sampling. Kuesioner untukmengukur persepsi masyarakat dari masing-masing dimensi kualitas pelayananyang disebarluaskan kepada responden. Analisis data untuk menjawab pertanyaanpenelitian menggunakan statistik deskriptif dan analisis diagram kartesius.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pelayanan SKCKyang diberikan oleh Satuan Intelijen dan KeamananPolres Cilegon telahmelampaui harapan masyarakat mengenai pelayanan SKCK di Satuan Intelijendan KeamananPolres Cilegon terhadap semua dimensi kualitas pelayanan. Secarakeseluruhan hasil analisis deskritif menunjukkan kualitas pelayanan yang baikuntuk masing-masing dimensi. Hasil analisis diagram kartesius menunjukkanbahwa terdapat 4 butir pernyataan yang termasuk dalam kuadran I sebagaiprioritas utama, 8 pernyataan pada kuadran II yang berarti perlu mempertahankanprestasi yang telah dianggap baik dalam pelyananan, 7 butir pernyataan padakuadran III yang merepresentasikan prioritas yang rendah dari unsur pelayanan,dan 2 butir pertanyaan yang termasuk pada kuadran IV yang menunjukkankualitas pelayanan yang diberikan telah berlebihan. Secara keseluruhan kualitaspelayanan yang diberikan Satuan Intelijen dan KeamananPolres Cilegon telahmemenuhi kepuasan masyarakat. Pemetaan yang dihasilkan dalam analisisServqual akan menjadi perhatian lebih lanjut olehSatuan Intelijen danKeamananPolres Cilegon.

This study aims to assess the satisfaction of the community on the quality ofservice SKCK Intelligence Unit and Security Police Cilegon. The quality ofservices provided by the Intelligence and Security Unit of Cilegon Police inproviding services to SKCK applicants can then be used as an evaluation materialfor the organization's performance of Intelligence and Security Unit of Cilegon Police, which can then be used to improve the performance of the facilities and to improve the quality of service performance of the members in order to create the satisfaction of the applicant community SKCK. This research uses quantitative descriptive method by taking 207 people who utilize service of Intelligence Unitand Security Unit of Cilegon Pores when applying for SKCK. Samples were taken randomly by simple random sampling method. Questionnaire to measure public perception of each dimension of service quality disseminated to the respondents. Data analysis to answer research questions using descriptive statistics and analysis of Cartesian diagram.
The result of the research shows that public perception on SKCK service provided by Intelligence and Security Unit of Cilegon Police has exceeded the public expectation about SKCK service in Intelligence and Security Unit of Cilegon Police to all service quality dimension. Overall the results of descriptive analysis show good service quality for each dimension. The results of Cartesian diagram analysis indicate that there are 4 items of statement included in quadrant I as the top priority, 8 statements in quadrant II which means need to maintain achievement that has been considered good in service, 7 point statement in Quadrant III representing low priority of service element, And 2 items of questions included in quadrant IV indicating the quality of service given has been excessive. Overall service quality provided by Intelligence and Security Unit of Cilegon Police has fulfilled the society satisfaction. The mapping generated in Servqual analysis will be of further concern by the Cilegon Police Intelligence and Security Unit.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif M Fitriansyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik responden penelitianterhadap variabel budaya organisasi, kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kualitaspelayanan pada satpas di daerah Tangerang Raya; mengkaji deskripsi variabelbudaya organisasi, kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kualitas pelayanan padasatpas di daerah Tangerang Raya; dan menguji pengaruh variabel budayaorganisasi, kepuasan kerja, motivasi kerja, terhadap kualitas pelayanan padasatpas di daerah Tangerang Raya.Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota Satuan Lalu Lintas PolrestaTangerang, Polres Metro Tangerang Kota, dan Polres Tangerang Selatan yangbergerak di bidang pelayanan SIM dan serta masyarakat yang menggunakanpelayanan SIM sebagai pembuatan atau penerbitan maupun perpanjangan SIM didaerah Tangerang Raya. Sedangkan sample penelitian ini adalah partisipanpenelitian yang dipilih melalui metode convenience sampling Gall, Borg Gall,1996:57 , dimana anggota yang sedang melaksanakan tugas dan masyarakat yangtelah mendapatkan pelayanan SIM diminta untuk berpartisipasi dalam pengisiankuesioner. Serta, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 110responden.Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel budaya organisasimemiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan kerja anggotayang melayani masyarakat di Satpas daerah Tangerang Raya; variabel budayaorganisasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel motivasi kerjaanggota yang melayani masyarakat di Satpas daerah Tangerang Raya; variabelbudaya organisasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel kualitaspelayanan SIM di Satpas daerah Tangerang Raya; variabel kepuasan kerjamemiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel motivasi kerja anggota diSatpas daerah Tangerang Raya.; variabel kepuasan kerja memiliki pengaruhsecara signifikan terhadap variabel kualitas pelayanan SIM di Satpas daerahTangerang Raya; dan variabel motivasi kerja memiliki pengaruh secara signifikanterhadap variabel kualitas pelayanan SIM di Satpas daerah Tangerang Raya.

ABSTRACT
This study aims to examine the characteristics of respondents to the variables oforganizational culture, job satisfaction, work motivation, and service quality atSatpas in Tangerang Raya To examine description of organizational culture, jobsatisfaction, work motivation, and service quality at Satpas in Tangerang Rayaarea And work satisfaction, work motivation, service quality at Satpas inTangerang Raya area.The population of this research are all members of Tangerang Police Traffic Unit,Tangerang City Police Station, and South Tangerang Police Station which isengaged in SIM services and the public who use SIM services as the manufactureor extension of driver 39 s license in Tangerang Raya area. Research participantsselected via convenience sampling method Gall, Borg Gall, 1996 57 , wheremembers who are on duty and people who have SIM are asked to participate infilling in the questionnaire. And, the number of samples in this study were 110respondents.The results in this study indicate the existence of organizational culture thatsignificantly influence the variable of job satisfaction of members serving thecommunity in Satpas area of Tangerang Raya Organizational culture variable hasa significant influence on work motivation in Satpas area Tangerang Raya Organizational culture variable has significant influence to the variable of servicequality of SIM in Satpas area of Tangerang Raya Job satisfaction variable hassignificant influence to work motivation variable of member in Satpas area ofTangerang Raya Job satisfaction variable has significant influence to the variableof service quality of SIM in Satpas area of Tangerang Raya And variable of workmotivation have influence significantly to variable of service quality of SIM inSatpas area of Tangerang Raya."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arninsi
"Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan publik adalah memperbaikikinerja personel SDM untuk memberikan pelayanan dibidang SDM secaraprofesional dan berkualitas. Hal ini bergantung terhadap sikap dan perilakupersonel SDM yang dapat terbentuk dengan adanya kepuasan kerja. Kepuasan kerjamenurut beberapa peneliti dipengaruhi oleh praktik manajemen sumber dayamanusia, iklim organisasi, dan kepemimpinan pelayan yang berujung kepadapeningkatan kinerja dan produktivitas organisasi. Oleh karena itu, penelitian inibertujuan untuk mengkaji pengaruh praktik manajemen sumber daya manusia X1 ,iklim organisasi X2 , dan kepemimpinan pelayan X3 terhadap kepuasan kerja Y personel Bidang SDM Polda Metro Jaya. Untuk mengukur variabel X1,berdasarkan teori dari Nancy Quansah maka variabel X1 dibagi dalam 4 dimensiyang terdiri dari seleksi, rekrutmen, pengembangan karier, serta pendidikan danlatihan. Variabel X2 diukur dengan 6 dimensi Kanten Ulker, 2013 yang terdiridari reward, warmth, support-commitment, structure, risk-conflict, danorganization standard. Sedangkan untuk mengukur variabel X3, maka digunakan5 dimensi Barbuto Wheeler, 2006 yaitu altruistic calling, emotional healing,wisdom, persuasive mapping, dan organizational stewardship. Selanjutnya untukmengukur variabel Y, maka digunakan 3 dimensi terdiri dari instrinsik, ekstrinsik,dan kepuasan umum. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif denganmetode survei. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 215 orang terdiri daripegawai negeri sipil PNS dan anggota polisi yang berada pada Biro SDM PoldaMetro Jaya dan jajaran polres. Teknik analisis menggunakan structural equationmodel SEM untuk menganalisis pengaruh antar variabel secara kompleks. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa variabel praktik manajemen sumber daya manusia,iklim organisasi, dan kepemimpinan pelayan memiliki pengaruh signifikanterhadap kepuasan kerja R2=0.5356, p

One way to increase public trust is to improve the performance of human resourcepersonnel to provide services in the field of human resources in a professional andquality. This depends on the attitude and behavior of Human resource personnelthat can be formed with job satisfaction. Job satisfaction according to someresearchers related to the practice of human resource management, organizationalclimate, and servant leadership that led to increased performance and organizationalproductivity. Therefore, this research is to examine the effect of human resourcepractices X1 , organizational climate X2 , and servant leadership X3 toward theemployee's job satisfaction Y of Human Resources Development at Regional andDistricts Police Office in Jakarta. To measure the X1 variable, based on the theoryof Nancy Quansah, the variable X1 is divided into 4 dimensions consisting ofselection, recruitment, career development, and education and training. Variable X2is measured by six dimensions Kanten Ulker, 2013 consisting of reward,warmth, support commitment, structure, risk conflict, and organization standard.Meanwhile, to measure the X3 variable, five dimensions Barbuto Wheeler,2006 are altruistic calling, emotional healing, wisdom, persuasive mapping, andorganizational stewardship. Furthermore, to measure the variable Y, then used 3dimensions consists of intrinsic, extrinsic, and general satisfaction. This researchuses quantitative approach with survey method. The number of sample employedin this research were 215 consisting of civil servant and police within the regionaland district police office. The analysis of this research used Structural EquationModel SEM to examine the effect the complexities among independent variablesand employee's job satisfaction. The research indicated that human resourcepractices, servant leadership, and organizational climate has an significantrelationship with employee's job satisfaction R2 0.5356, p
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T49371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Al Kautsar Ananputra
"ABSTRAK
Salah satu fungsi pemerintahan negara dalam memelihara kemanan danketertiban masyarakat, menegakan hukum, melindungi mengayomi dan melayanimasyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggihak azasi manusia dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan merupakan tugasdan wewenang dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Saat ini jumlahanggota Kepolisian di Indonesia sebanyak 430 ribu personel. Dari 430 ribupersonel Polri, 10 merupakan perwira dan 90 merupakan bintara dantamtama. Setiap anggota Polri dari pangkat terendah sampai pangkat tertinggimemiliki kewenangan melakukan diskresi kepolisian termasuk dalam penggunaansenjata api. Perkap No 1 Tahun 2009 telah mengatur mengenai pengunaankekuatan Polri dalam tugas penegakkan hukum dimana didalam beberapapasalnya tercantum prosedur penggunaan senjata api. Lokasi penelitian di lakukandi Polres Jakarta Pusat. Hasil penelitian didapati bahwa Personel Polri dilapanganbanyak yang belum memiliki pemahaman mengenai kode etik dan prinsip dasarpenggunaan senjata api dalam pelaksanaan kewenangan diskresi. Masih seringterjadinya abuse of power dalam penggunaan senjata api yang menimbulkanketakutan bagi masyarakat. Terjadinya multi intrepertasi di kalangan anggotaPolri yang melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang kepolisian di lapangan.Pengetahuan yang dimiliki oleh anggota Polri di Lapangan berbeda-beda sehinggatindakan yang dilakukan dalam melakukan diskresi banyak yang tidak sesuaiprosedur.
ABSTRACT
One of the functions of state government in maintaining the security and publicorder, enforcing the law, protecting the nurturing and serving the society, and theestablishment of the tranquility of the people by upholding human rights inrelation to the governance system is the duty and authority of the Police of theRepublic of Indonesia. Currently the number of Police members in Indonesia asmuch as 430 thousand personnel. Of the 430 thousand Police personnel, 10 areofficers and 90 are NCOs and enlisted. Each member of the Police from thelowest rank to the highest rank has the authority to conduct police discretionincluding in the use of firearms. Perkap No. 1 Tahun 2009 has regulated the use ofpolice force in law enforcement duties where in some articles listed procedures offirearms use. The research location is done in Central Jakarta Police Resort. Theresults of the study found that many Police Personnel in the field who do not havean understanding of the code of ethics and the basic principles of the use offirearms in the exercise of discretionary authority. Still often the occurrence ofabuse of power in the use of firearms that cause fear to the public. The occurrenceof multi intrepertation among members of the Police who carry out the duties,functions and authority of the police in the field. The knowledge possessed bymembers of the Police in the Field is different so that the actions taken indiscretion do not fit the procedures."
Depok: 2018
T49489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurull Kamila Wati
"Penelitian ini membahas tentang Implementasi Kebijakan Peraturan KabareskrimPolri Nomor 1 Tahun 2012 terkait kajian mengenai pemeriksaan pelaku anak yangmelakukan tindak pidana perbuatan cabul di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak PPA Polresta Depok. Tindak Pidana Perbuatan Cabul yang terjadi di Depok cukuptinggi dengan 45 kasus dengan 7 anak sebagai pelaku sepanjang tahun 2017.Peraturan Polri Nomor 1 Tahun 2012 merupakan langkah nyata Polri terhadapperwujudan hak anak karena berisi Standar Operasional Prosedur SOP penanganananak yang berhadapan dengan hukum. Pemeriksaan pelaku anak dilakukan denganadanya perlindungan khusus. Perlindungan khusus membuat hak anak tetapdiutamakan meskipun dalam hal ini anak tersebut merupakan pelaku tindak pidana.
Penelitian ini menganalisis mengenai kajian pemeriksaan pelaku anak karena padatahap pemeriksaan penyidik berkomunikasi langsung dengan pelaku anak sehinggarawan terjadi pelanggaran hak anak. Penelitian ini juga membahas mengenai dampakadanya implementasi kebijakan Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 1 Tahun 2012terhadap proses pemeriksaan pelaku anak di Polresta Depok. Pemeriksaan pelakuanak yang melakukan tindak pidana perbuatan cabul dilakukan oleh penyidik UnitPPA Polresta Depok mengacu pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentangPerlindungan Anak demi tercapainya hak anak sebagai pelaku. Hasil penelitian inimenunjukan adanya kendala dari segi komunikasi, sumber daya manusia, saranaprasarana, pendanaan, dan struktur birokrasi. Kendala yang ada diharapkan dapatdiatasi dengan perbaikan internal Polri, selain itu harus adanya kerjasama antaraPolri dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

This study is to examine the implemetation of the policy of Indonesian NationalPolice of criminal investigation division law No. 1 year 2012 related with theinvestigation of children offenders on criminal offense of obscenity in Women andChildren Services Unit of Depok Police Resort. The criminal offense of obscenitycommitted in Depok itself is quite high with 45 cases with 7 children as perpetratorsthroughout 2017. The Indonesian National Police law No. 1 year 2012 is a realaction of Polri towards the realization of children rights related on the content ofStandard Operational Procedures SOP on handling children against law. Theinvestigation of children offenders is hold in the presence of special protection.Special protection allows the children rights remain a priority even though, in thiscase, the child is a criminal offender.
This study is to analyze the review on the investigation of children offenders since the the investigators communicate directlywith them at the inspection stage, in which it is vulnerable to occur violation ofchildren rights. Furthermore, it discusses the effects of the implementation of tbepolicy of Indonesian National Police of criminal investigation division law No. 1year 2012 related to the investigation process of children offenders in Depok PoliceResort. The examination of children offenders on criminal offense of obscenity isconducted by investigators of PPA Unit of Depok Police Resort referring to Law No.35 of 2014 on Child Protection for achieving the rights of children as perpetrators.The results of this study indicate some obstacles in terms of communication, humanresources, infrastructure, funding, and bureaucratic structure. The existing obstaclesare expected to be overcome by the internal improvement of the Police. And inaddition, the need for cooperation between the Police and the Ministry of WomenEmpowerment and Child Protection should be improved."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Fazlurrahman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh praktek-praktekmanajemen sumber daya manusia human resource practice , motivasi kerja jobmotivation dan budaya organisasi organizational culture terhadap kepuasan kerjapara Kapolsek dan Wakapolsek di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Metodesampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh saturatedsampling . Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 184 orang yang terdiri dariKapolsek dan Wakapolsek di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Teknik analisis menggunakan structural equation model SEM untukmenganalisis pengaruh antar variabel secara kompleks. SEM merupakan teknikanalisis multivariat generasi kedua yang menggabungkan antara faktor analisis dananalisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel praktek-praktek manajemensumber daya manusia, budaya organisasi dan motivasi kerja memiliki pengaruhsignifikan terhadap kepuasan kerja R2=0. 950, p

This research is to examine the effect of human resource pratices, jobmotivation, and organizational culture toward the Kapolsek and Wakapolsek jobsatisfaction at Regional Police Office in Jakarta Polda Metro Jaya . Samplingmethod is saturated sampling. The number of sample employed in this researchwere 184 consisting of Kapolsek and Wakapolsek within the regional police office. The analysis of this research used Structural Equation Model SEM to examine theeffect the complexities among independent variables and employee rsquo s jobsatisfaction. The research indicated that human resource practices, job motivation, andorganizational culture has an significant relationship with employee rsquo s jobsatisfaction R2 0. 950, p"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library