Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Ekasari
"Nutrasetika merupakan produk yang sedang berkembang pesat dalam segmen industri farmasi saat ini. Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki potensi sebagai salah satu produk nutrasetika karena memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan, namun penggunaannya masih kurang optimal. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh formula tablet hisap dengan bahan berkhasiat ekstrak kulit manggis yang berfungsi sebagai antioksidan dan antikariogenik. Tablet hisap dibuat dari serbuk kering ekstrak kulit manggis dengan metode granulasi basah yang dibuat dalam berbagai variasi konsentrasi pregelatinisasi pati singkong (PPS) sebagai pengikat. Berdasarkan hasil evaluasi dari ketiga formula yang dibuat, formula B dengan konsentrasi PPS 2% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet hisap ekstrak kulit manggis. Formula B memiliki kekerasan 5,20 kp, keregasan 0,096%, waktu larut 7 menit 40 detik, kandungan obat 101,36% dan terdisolusi sebesar 97,48% selama 20 menit. Dari hasil penelitian ini diharapkan tablet hisap ekstrak kulit manggis dapat menjadi produk nutrasetika yang dapat dipasarkan dan diterima oleh konsumen.
Nowdays, nutraceutical is a rapidly growing product in pharmaceutical industry. The pericarp of mangosteen (Garcinia mangostana L.) has a potential to be a nutraceutical product since it provides medical or health benefit which are as antioxidant and anticariogenic. Therefore, the aim of this research was to formulate and evaluate the lozenges tablets containing dry powder of mangosteen pericarp extract. The lozenges tablets were prepared in various concentrations of pregelatinized cassava starch (PCS) as a binder by wet granulation method. The result of the evaluation showed that formula B with 2% of PCS has a good criteria as mangosteen pericarp extract lozenges. Formula B exhibited 5.20 kp of hardness, 0.096% of friability, 7 minutes and 40 seconds of solubility time, 101.36% of drug content and 97.48% of extract dissoluted from the tablets during 20 minutes. Based on the result, mangosteen pericarp extract lozenges could be a marketable and acceptable nutraceutical product."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mis Bakhul Munir
"Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb. ) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, tetapi penggunaannya kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula tablet efervesen dengan bahan berkhasiat ekstrak kering temulawak sehingga dapat dikonsumsi sebagai suplemen sehat komersial. Tablet efervesen dibuat dengan metode granulasi basah mengunakan variasi jumlah effervescent mix dan bahan pemanis pada kondisi kelembaban relatif (RH) 40% dengan suhu 25°C. Ketiga formula tablet efervesen yang dibuat memenuhi syarat evaluasi granul dan tablet efervesen.
Hasil analisis kesukaan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesukaan terhadap penampilan dan aroma dari ketiga formula tablet efervesen, namun ada perbedaan tingkat kesukaan terhadap rasa dari ketiga formula yang dibuat. Dari ketiga formula yang telah diujikan pada responden, fomula I dengan jumlah effervescent mix 80% dan aspartam 1,5 % memiliki rasa yang lebih disukai dibandingkan formula II dengan jumlah effervescent mix 80% dan aspartam 2,5 % dan formula III dengan jumlah effervescent mix 80% tanpa penambahan aspartam. Dari hasil penelitian ini diharapkan tablet efervesen ekstrak temulawak dapat menjadi produk suplemen yang dapat dipasarkan.

Curcuma (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) has many benefits for health and medical use, but its usefulness is less than optimal. Therefore a study aimed at gaining effervescent tablets formula with dried ginger extract that can be consumed as a healthy commercial supplement are conducted. Effervescent tablets prepared by wet granulation method with various concentration of effervescent mix and sweetener on the condition of relative humidity (RH) 40% in a temperature of 25°C. Three effervescent tablets formula are designed to meet the effervescent granules and tablets evaluations.
The analysis shows that there is no different level of preference for appearance and aroma of three effervescent tablets formula, but there are different in taste. Based on survey, formula I with 80% of effervescent mix and 1,5% of aspartame is more preferable than formula II with 80% of effervescent mix and 2,5% of aspartame and formula III with 80% of effervescent mix without aspartame. Results of this study are expecting effervescent tablet from ginger extract as supplement can be marketed.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa
"Pregelatinisasi pati singkong propionat (PPSP) merupakan hasil modifikasi fisika dan kimia pati singkong, yang diperoleh dengan mereaksikan pregelatinisasi pati singkong dengan asam propionat anhidrida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik eksipien koproses yang dihasilkan dari kombinasi PPSP dengan campuran kappa dan iota karagenan (1:1) dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Karakteristik yang dilakukan adalah karakteristik fisika, kimia dan fungsional. Koproses PPSP dengan karagenan dibuat dari campuran kappa dan iota karagenan (1:1) dengan tiga perbandingan yaitu koproses A (1:1), B (2:1), dan C (3:1) kemudian dikarakterisasi. Berdasarkan evaluasi, koproses C (PPSP: [karagenan kappa: iota karagenan = 1:1] (3:1)) dapat digunakan sebagai eksipien sediaan lepas terkendali.

Pregelatinized cassava starch propionic (PPSP) is a result of physical and chemical modification of cassava starch, which is obtained by reacting cassava starch with propionic anhydride acid. The aimed of this study is to know the characterictics of coprocessed exipient which is produced from combining pregelatinized cassava starch propionic with carrageenan (kappa:iota (1:1)) can be used as an excipient in pharmaceutical dosage forms. The characterictics of being done is characteristic of physical, chemical and functional. Coprocess ppsp with carrageenan (kappa:iota (1:1)) was made with three ratio A (1:1), B (2:1), and C (3:1), after that coprocessed is characterictics. Based on the evaluation, coprocess C (PPSP: [carrageenan kappa:iota carrageenan = 1:1] (3:1)) can be used as a controlled release dosage excipient."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42930
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Tri Adiningsih
"Pektin merupakan polisakarida alami yang dapat digunakan sebagai sistem penghantaran obat spesifik ke kolon. Pektin merupakan polimer anionik yang akan membentuk gel jika berinteraksi dengan kation divalen seperti zink dengan menggunakan metode gelasi ionik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat beads zink pektinat mengandung pentoksifilin dan mengetahui karakteristik dan pelepasan obat dari beads. Pada penelitian ini pembuatan beads dilakukan variasi pada lama waktu taut silang yaitu 15 menit, 30 menit dan 45 menit. Karakterisasi beads meliputi bentuk dan morfologi, distribusi ukuran partikel, kadar air, efisiensi penjerapan dan uji pelepasan in vitro. Beads yang dihasilkan berbentuk tidak bulat berwarna keemasan. Kandungan obat pada beads 15, 30 dan 45 yaitu 25,93%, 29,27% dan 27,21%. Uji pelepasan zat aktif dari beads dilakukan pada medium HCl pH 1,2, dapar fosfat pH 7,4 dan dapar fosfat pH 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan pentoksifilin pada medium asam klorida pH 1,2, dapar fosfat pH 7,4 dan dapar fosfat pH 6 berlangsung cepat.

Pectin is a natural polysaccharide that can be used as drug delivery systems specific to the colon. Pectin is an anionic polymer that will form a gel when interacting with divalent cations such as zinc by ionic gelation method. The purpose of this research was preparation beads zinc pectinate containing pentoxyfilline and investigate the characteristics of drug release from the beads. Beads zinc pectinate were prepared by ionic gelation method with variation in cross linking time which is 15 minutes, 30 minutes and 45 minutes. All formulations were evaluated for the shape and morphology, particle size distribution, moisture content, encapsulation efficiency and in vitro release test. The resulted beads has not spherical form and has golden color. Drug content in the beads 15, 30 and 45 is 25,93%, 29,27% and 27,21%. Results shows that beads with variation in cross linking time that the drug from the beads released fast in medium HCl pH 1,2, phosphate buffer pH 7,4 and phosphate buffer pH 6."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fienda Triani
"ABSTRAK
Karbamazepin merupakan obat yang termasuk ke dalam Biopharmaceutical
Classification System kelas dua dengan kelarutan rendah dan daya tembus
membran yang tinggi. Sehingga laju pelarutan menjadi tahap penentu kecepatan
bioavailabilitas obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perbedaan metode pembentukan kokristal terhadap laju pelarutan karbamazepin
dengan metode penguapan pelarut dan solvent drop grinding. Kokristalisasi
dengan kedua metode tersebut dibuat dalam perbandingan formula yaitu 1:1, 2:1,
dan 1:0. Berdasarkan uji morfologi dan difraksi sinar-x, menunjukan terjadinya
perubahan bentuk dan ukuran kristal pada semua perbandingan. Formulasi 1:1
pada metode penguapan pelarut dengan DE(180) sebesar 7,38% memiliki laju
pelarutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Karbamazepin standar dan
kokristalisasi dengan metode solvent drop grinding. Hasil uji termal
memperlihatkan adanya penurunan titik lebur pada hasil kokristalisasi dan
spektroskopi inframerah menunjukan adanya interaksi berupa ikatan hidrogen
antara Karbamazepin dengan asam suksinat.

Abstract
Carbamazepine is a drug that belongs to the Biopharmaceutical
Classification System class with low solubility and high permeability membrane.
So that the rate of dissolution into the pacesetter stage drug bioavailability. The
purpose of this study was to determine the effect of different methods of
formation of the rate of dissolution of carbamazepine cocrystal by solvent
evaporation method and the solvent drop grinding. Cocrystalisation by both
methods were made in comparison formula is 1:1, 2:1, and 1:0. Based on
morphological tests and x-ray diffraction, showing the changes in shape and size
of the crystals in all comparisons. Formulation at 1:1 evaporation method with
DE(180) of 7.38% has a higher dissolution rate compared with standard
carbamazepine than cocrystalisation with solvent drop grinding method. Thermal
test results showed a decrease in melting point and infrared spectroscopy
cocrystalisation results indicate the existence of hydrogen bonding interactions
between carbamazepine with succinic acid."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2012
S43314
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ennisa Sonia
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan untuk memahami tugas Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, khususnya di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian dan memahami peran serta fungsi profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, khususnya di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian. Direktorat Pelayanan Kefarmasian mencakup standarisasi, farmasi komunitas, farmasi klinik, dan penggunaan obat rasional. Tugas khusus yang diberikan berjudul Kajian Urgensi Penyusunan Kebijakan Tentang Peresepan di Indonesia. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya penyusunan kebijakan tentang peresepan di Indonesia serta pembuatan draft kebijakan mengenai peresepan di Indonesia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Lova
"Sirih (Piper betle Linn) merupakan tanaman obat yang digunakan dalam sediaan obat. Sifatnya sebagai bakterisid digunakan untuk mengobati ataupun mencegah penyakit infeksi. Pada penelitian ini, ekstrak kering daun sirih yang menandung senyawa fenol digunakan sebagai bahan aktif dalam sediaan ovula.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kestabilan ovula dengan menentukan kadar fenol total menggunakan spektrofotometer selama empat minggu. Setiap ovula yang mengandung 0,9 g ekstrak kering dari infusa 5% daun sirih.
Hasil penelitian menunjukkan sediaan ovula dengan konsentrasi gelatin 14% memiliki batas umur simpan 3,64 minggu dan ovula yang mengandung gelatin 20% memiliki batas umur simpan 3,30 minggu pada penyimpanan suhu dingin. Sedangkan pada penyimpanan suhu kamar ovula yang menngandung gelatin 14% memiliki batas umur simpan 2,98 minggu dan ovula yang mengandung gelatin 20% memiliki batas umur simpan 1,47 minggu."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Sugiat
"Salah satu senyawa yang telah diketahui memiliki peran penting dalam pencegahan dan pengobatan penyakit adalah senyawa antioksidan. Salah satu sumber senyawa antioksidan adalah senyawa-senyawa fitonutrien, yaitu senyawa yang terkandung dalam tanaman. Saat ini, telah banyak tanaman dieksplorasi untuk mendapatkan kandungan metabolit sekundernya. Akan tetapi, perhatian terhadap hasil samping dan limbah dari industri pangan masih sangat sedikit. Salah satu hasil samping industri makanan yang memiliki potensi yang sangat besar adalah dedak padi (Oryza sativa L.). Oleh karenanya, perlu diketahui potensi dedak padi, terutama sebagai salah satu sumber senyawa antioksidan dan senyawa-senyawa fenol. Dalam menentukan aktivitas antioksidan, digunakan dua metode, yaitu metode peredaman radikal DPPH dan metode Penentuan Kekuatan Reduksi, sedangkan kadar fenol total ditetapkan dengan metode Folin-Ciocalteu. Dalam Penelitian ini, kadar fenol total yang terbanyak dikandung pada ekstrak metanol dedak padi varietas OM-4495 dengan kadar fenol total 71,85 mg setara asam galat / gram, sedangkan dari uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH memberikan hasil nilai IC 50 terkecil diberikan oleh ekstrak metanol dedak padi varietas IR-64 yaitu sebesar 350,64 ppm dan dengan metode Penentuan Kekuatan Reduksi memberikan hasil terbaik pada ekstrak metanol dedak padi varietas IR-42 yaitu sebesar 39,23% dibandingkan dengan standar BHT.

Compound that has been known to have an important role in the prevention and treatment of disease is antioxidant. One source of antioxidant compounds are phytonutrients, i.e. compounds contained in plants. In recent years, many plants have been explored to obtain the secondary metabolites. However, there are few attention to the co-products and wastes from food industries. One co-product of food industry that has been promising potential is the rice bran. As a source of phytonutrient, the potency of rice bran is in its antioxidant activity and phenolic compounds. Antioxidant activity of rice bran is determined by DPPH Scavenging Assay and Reducing Power Determination, while Total Phenolic Contents is determined by Folin-Ciocalteu Reagent. In Folin-Ciocalteu Method, the highest total phenolic content is methanolic extract of rice bran from OM- 4495 variety, i.e. 71.85 mg Gallic Acid Equivalent / gram. DPPH Scavenging Assay give result as the lowest IC 50 given by methanolic extract of rice bran from IR-64 variety, i.e. 350.64 ppm and Reducing Power Determination Method give the highest result by methanolic extract of rice bran from IR-42 variety, i.e. 39.23% of BHT standard."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Yulfrida
"Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) telah diketahui mengandung xanton yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat sehingga dapat menghambat pembentukan radikal bebas ROS (Reactive Oxygen Species) yang menyebabkan penuaan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi krim anti-aging yang mengandung ekstrak metanol kulit buah manggis dalam konsentrasi yang bervariasi, yaitu 0,5%, 1%, dan 2% (b/b) memiliki stabilitas fisik dan aktivitas antioksidan.
Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan krim yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2°C), suhu kamar, dan suhu tinggi (40±2°C); uji mekanik; dan cycling test. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode
peredaman radikal DPPH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim kulit buah manggis 0,5%, 1%, dan 2% memiliki kestabilan setelah dilakukan pengujian pada suhu rendah (4±2oC), suhu kamar, dan suhu tinggi (40±2oC), dan cycling test, namun menunjukkan ketidakstabilan pada uji mekanik. Krim kulit buah manggis 2% memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi. Penyinaran dengan sinar UV-A dan penyimpanan selama delapan minggu pada suhu rendah (4±2°C), suhu kamar, dan suhu tinggi (40±2°C) tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap aktivitas antioksidan krim."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Indra Rukmana
"Kakao dan produk olahannya memiliki kandungan flavonoid yang tinggi,
terutama katekin dan epikatekin. Flavonoid bermanfaat bagi kesehatan manusia
antara lain sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, serta kesehatan
kardiovaskuler. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kondisi optimum
analisis katekin dan epikatekin dalam hasil olahan biji kakao secara Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor ultraviolet. Kondisi analisis
optimum adalah menggunakan fase diam kolom C-18, fase gerak air-asetonitrilasam
trifluoroasetat 4 % (90:10:1, v/v/v), kecepatan alir 1,0 ml/menit, dan
panjang gelombang 280 nm. Hasil validasi analisis katekin dan epikatekin
menunjukkan linearitas yang baik masing-masing pada konsentrasi 2-40 ppm dan
20-160 ppm; batas kuantitasi masing-masing 1,33 ppm dan 12,45 ppm; relatif
standar deviasi untuk pengukuran < 2 %. Penerapan metode ini terhadap sampel
hasil olahan biji kakao didapatkan hasil berturut-turut katekin dan epikatekin
adalah 1,61 g/mg dan 3,71 g/mg (nib kakao); 3,01 g/mg dan 6,71 g/mg
(pasta kakao); serta 3,76 g/mg dan 7,63 g/mg (bubuk kakao)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33169
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>