Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizla Syabanni
"Stunting merupakan keadaan status gizi anak yang ditandai dengan tinggi badan yang pendek dan nilai TB/U < -2 SD. Prevalensi stunting di Indonesia terbilang cukup tinggi dan berstatus masalah menurut batasan WHO. Untuk menurunkan prevalensinya perlu mengetahui faktor risiko yang mungkin. PHBS merupakan serangkaian perilaku yang mempengaruhi status kesehatan setiap anggota keluarga, khususnya status gizi seorang anak yang masih bergantung pada orangtua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penelitian cross sectional dengan teknik consecutive sampling dan uji chi-square ini bertujuan untuk mengetahui hubungan PHBS dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk. Sampel penelitian ini berjumlah 97 pasangan ibu dan balita.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara PHBS dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan p>0.05, ?=0.05 . Perlu untuk dikembangkan kembali cara penilaian pelaksanaan PHBS yang baku dan asupan nutrisi balita terhadap kejadian stunting perlu untuk diteliti pada penelitian selanjutnya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setiyowati
"

 

Secara global, pneumonia merupakan penyakit infeksius nomor satu penyebab kematian pada balita yang penemuan kasusnya mengalami peningkatan di Indonesia. Salah satu upaya preventif terhadap kejadian pneumonia pada balita yaitu melalui imunisasi DPT, Hib, campak, PCV, dan rotavirus. Imunisasi tersebut diberikan melalui program imunisasi dasar lengkap untuk semua bayi usia 0-11 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian imunisasi dasar lengkap, karakteristik orang tua, dan karakteristik balita dengan kejadian pneumonia pada balita yang berkunjung ke unit MTBS di Puskesmas Kota Depok. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 104 yang dipilih secara consecutive sampling. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pemberian imunisasi dasar lengkap (p: 0,000, ?: 0,05), usia (p: 0,002, ?: 0,05), dan status gizi (p: 0,043, ?: 0,05), mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian pneumonia pada balita. Edukasi kesehatan tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap dan gizi seimbang perlu diberikan kepada orang tua yang mempunyai balita.

 

Kata kunci : pneumonia, imunisasi dasar lengkap, balita

 


Pneumonia is the first global infectious diseases causing death in children under five years whose discovery of cases has increased in Indonesia.
One of preventive efforts againts the disease is by immunization DPT, Hib, measles, PCV, and rotavirus. The immunization is provided through a complete basic immunization program for all infants aged 0-11 months.
This study aims to determine the relationship of providing basic immunization complete, parental and children characteristics with the incidence of pneumonia in children under five years who visit the unit MTBS in Puskesmas Depok City.
The research design was cross sectional with 104 respondents selected by consecutive sampling. The results showed that complete basic immunization (p: 0,000), age (p: 0,002), and nutritional status (p: 0,043), were signifantly assosiated with pneumonia incident.
Health education about the importance of complete basic immunization and balanced nutrition needs to be given to parents who have children under five years.  
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Casman
"Pengetahuan ibu merupakan faktor penting untuk keberhasilan merawat balita pneumonia, baik di rumah sakit maupun di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh edukasi audiovisual pneumonia terhadap pengetahuan ibu, lama hari rawat dan rehospitalisasi balita di RSUD DKI Jakarta. Desain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan two group pre post test design. Sebanyak 64 responden yang diambil menggunakan tekhnik consecutive sampling. Masing-masing diberikan edukasi selama 3 hari, 32 melalui audiovisual dan 32 melalui leaflet.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pengetahuan ibu, lama hari rawat, dan rehospitalisasi pada kedua kelompok (p<0,05). Pengetahuan post edukasi merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi lama hari rawat dan rehospitalisasi pneumonia balita setelah dikontrol dengan pendidikan ibu dan kepadatan hunian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah edukasi audiovisual lebih efektif meningkatkan pengetahuan ibu sebelum dan setelah edukasi (p=0,001), memperpendek lama hari rawat (p=0,001), dan mengurangi risiko rehospitalisasi (p=0,047) dibandingkan dengan edukasi melalui leaflet. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya adalah melakukan randomisasi dengan menggunakan desain eksperimen murni.

Mother's knowledge is a main factor of pneumonia care in young ages children, while hospitalization or after discharge. Our Objective was determined the effectiveness education used audiovisual to mother’s knowledge, length of stay and re-admission at 3 Public Hospitals DKI Jakarta. This research used quasy-experimental with pre post test design. Total was 64 respondent included, 32 each group. Intervenstions was given for 3 days, one group used audiovisual  and other used leaflet.
The results showed that both groups was significant diferenciance on mother’s knowledge, length of stay and re-admission (p <0.05). Knowledge after education is the most dominant factor of length of stay and re-admission of pneumonia under five years children. Audiovisual education more effective increased mother’s knowledge before and after education (p=0.001), shorted length of stay (p=0.001), and reduced the risk of re-admission (p=0.047) than leaflet education. Further research especially intervention research, it is necessary to randomized used RCT.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Lestari
"Perawatan diare yang tepat dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian balita karena diare. Edukasi merupakan intervensi yang mendukung peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam merawat balita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi audiovisual perawatan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu, serta lama diare balita. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post test dengan kontrol group. Total sampel penelitian ini 71 responden, yaitu 35 kelompok kontrol dan 36 intervensi dipilih dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah edukasi audiovisual pada kelompok perlakuan (pengetahuan: p=0,002; sikap p=0,008); terdapat perbedaan yang bermakna antara selisih skor pengetahuan dan sikap kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan (pengetahuan p=0,008; sikap p=0,001), namun tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama diare kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan (p=0,796).
Edukasi audiovisual efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap, namun tidak pada variabel lama diare. Hasil penelitian dapat dipertimbangkan sebagai alat bantu memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan family centered care, karena dinilai efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan biaya.

Management of diarrhea should be administered appropriately in order to reduce morbidity and mortality diarrhea under five children. Education is an intervention supports improvement of mother's knowledge and attitude in caring their children.
The purpose of this research to know the effectiveness of audiovisual diarrhea education to mother's knowledge and attitude, and also duration diarrhea in under five children. The design used is pre-post test with kontrol group. The total sample is 71 respondents divided to 35 control groups and 36 interventions were selected by consecutive sampling technique.
The results showed that there were significant differences between knowledge and attitude before and after audiovisual education in interventions (knowledge: p = 0,002; attitude p = 0,008); There was significant difference between score knowledge and attitude control group and treatment group (knowledge p = 0,008; attitude p = 0,001), there was no significant difference between duration diare control group and treatment group (p=0,796).
Audiovisual education effective increases knowledge and attitude, but not on durtion of diarrhea. Audiovisual can be considered as a tool to provide nursing care with family centered care approach, because it is considered effective and efficient in human resources, time, and cost.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Sri Rahyanti
"ABSTRAK
Prosedur insersi intravena merupakan prosedur yang paling ditakuti dan memberi
pengalaman nyeri tingkat sedang sampai berat pada anak. Nyeri yang tidak
teratasi dapat berdampak negatif pada anak. Manajemen nyeri berupa posisi
nyaman diperlukan oleh anak yang memperoleh prosedur insersi intravena.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak posisi duduk dalam pelukan
orang tua terhadap nyeri anak selama prosedur insersi intravena. Penelitian ini
menggunakan metode Randomized Clinical Trial yang melibatkan 34 responden
anak usia 1-4 tahun yang masuk dalam kelompok intervensi dan kontrol. Hasil
analisis data menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan
skor nyeri yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol (nilai p=0,000;
α=0,05). Posisi duduk dalam pelukan orang tua dapat diterapkan sebagai strategi
manajemen nyeri nonfarmakologi pada anak yang mendapatkan prosedur insersi
intravena di unit gawat darurat.

ABSTRACT
Intravenous insertion procedure is the most feared procedure and provides a
moderate to severe pain experience in children. Unresolved pain can have a
negative impact on the child. Pain management such as comfortable position is
required by a child who has obtained an intravenous insertion procedure. This
study aims to determine the effect of sitting position in the parent's hold to the
child's pain during intravenous insertion procedure. This research uses
Randomized Clinical Trial method involving 34 respondents aged 1-4 years old
who are included in the intervention and control group. The result of data analysis
using Mann-Whitney test showed that there were significant difference of pain
score between intervention group and control (p value 0,000 with α=0.05). A
sitting position in a parent's hold can be applied as nonpharmacologic pain
management to a child receiving intravenous insertion procedures in the
emergency department."
2017
T48581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Shinta Devi
"ABSTRAK
Terapi inhalasi sebagai salah satu penatalaksanaan anak dengan gangguan sistem pernapasan seringkali menyebabkan distress khususnya pada young children. Distress saat pemberian terapi inhalasi dapat menurunkan efektivitas pengobatan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas distraksi audiovisual terhadap distress dan status oksigenasi anak yang mengalami gangguan sistem pernapasan dan mendapatkan terapi inhalasi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment jenis non equivalent control group, pre test- post test design. Sampel berjumlah 38 orang, terbagi masing-masing 19 orang perkelompok kontrol dan intervensi . Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna rerata skor distress pada kelompok kontrol dan intervensi p=0,0001 . Didapatkan pula perbedaan yang bermakna rerata selisih status oksigenasi saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diterapkan untuk mengatasi distress dan meningkatkan status oksigenasi pada anak yang mendapatkan terapi inhalasi. Kata Kunci: Terapi inhalasi, distraksi audiovisual, distress, status oksigenasi

ABSTRACT
Aerosol therapy often causing distress in young children. Distress in children at the time of aerosol therapy may result in ineffectiveness of the treatment given. The purpose of this study was to identify the effectiveness of audiovisual distraction towards distress and oxygenation status of children with respiratory system disorders and receiving aerosol therapy. This research used quasi experiment design with non equivalent control group, pre test and post test design. The total sample was 38 people, divided into 19 controls and 19 intervention groups. The results showed that there was a significant difference between the mean score of distress in the control group and the intervention group p 0.0001 . There was also a significant difference between mean difference in oxygenation status oxygen saturation and respiratory rate before and after intervention in the control and intervention groups. The results of this study are expected to be applied to reduce distress and improve oxygenation status in children who received aerosol therapy. Keyword Aerosol therapy, audiovisual distraction, distress, oxygenation status "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Pande Lilik Lestari
"Pemasangan infus pada anak usia prasekolah dianggap sebagai ancaman terhadap integritas tubuh yang dapat menimbulkan nyeri dan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan distraksi: penggunaan baju bermotif kartun dan bubble blowing terhadap nyeri dan kecemasan anak prasekolah saat pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan quasi experiment post test only control group design. Sampel terdiri dari 57 anak prasekolah yang terbagi kedalam tiga kelompok. Analisis data menggunakan Oneway ANOVA untuk nyeri dan Kruskal-wallis untuk kecemasan.
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna antara nyeri dan kecemasan ketiga kelompok dengan p<α. Analisis lanjutan menggunakan uji Post-hoc menunjukkan kelompok distraksi menggunakan bubble blowing lebih efektif menurunkan nyeri dan kecemasan saat pemasangan infus dengan nilai p=0,026 dan 0,0001 (α=0,05). Disarankan kepada pemberi layanan keperawatan agar menggunakan bubble blowing sebagai alat distraksi saat pemasangan infus.

Preschool children considers venipuncture as a threathing procedure which can cause pain and anxiety. This study aimed to compare the effectiveness of distraction: cartoon-patterned attire and bubble blowing to reduce pain and anxiety in children during venipuncture. This study used a quasi experiment with post test only control group design. The sample consisted of 57 preschoolers divided into three groups. Data were analysed using Oneway ANOVA for pain and Kruskal-wallis for anxiety.
Result showed there was a significant difference between pain and anxiety of the three groups with p<α. Further analysis using Post-hoc test showed that distraction using bubble blowing was more effective in reducing pain and anxiety during venipuncture with p value= 0,026 and 0,0001 (α=0,05). It is recommended to use bubble blowing as a distraction during venipuncture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Pande Lilik Lestari
"Anak-anak merupakan kelompok yang berisiko mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada anak melalui penerapan intervensi modifikasi pursed lips breathing menggunakan pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Pengkajian dilakukan berdasarkan taxonomy of comfort terhadap lima kasus terpilih yang menunjukkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Intervensi dan implementasi ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan serta membuat klien berada pada level transcendence terhadap kondisi ketidaknyamanan yang dirasakan. Intervensi modifikasi pursed lips breathing sebagai intervensi comfort food for the soul terbukti efektif meningkatkan status oksigenasi anak dan dapat diaplikasikan pada anak yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Children are groups at risk of impaired fulfillment of oxygenation requirement. This case study was aimed to describe the oxygenation fulfillment requirements in children using the pursed lips breathing modification interventions through the Kolcaba's comfort theory approach. The assessment was conducted based on the taxonomy of comfort on five selected cases indicating impaired fulfillment of oxygenation requirement. Interventions and implementations are aimed at increasing comfort and making clients transcendence against the perceived discomfort. The intervention of pursed lips breathing modification as comfort food for the soul intervention has proven to be effective in improving the oxygenation status of children and can be applied to children with impaired fulfillment of oxygenation requirement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Shinta Devi
"ABSTRAK
Penurunan level oksigen didalam darah hipoksemia telah dilaporkan berkontribusi terhadap tingginya angka kematian pada anak yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut. Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran mengenai pemenuhan kebutuhan oksigenasi anak melalui penerapan pengkajian dini tingkat keparahan gangguan sistem pernapasan pada anak dengan pendekatan Model Adaptasi Roy. Terdapat lima kasus infeksi saluran pernapasan akut pada anak dengan usia 0 ndash; 2 tahun yang diberikan asuhan keperawatan menggunakan Model Adaptasi Roy. Aplikasi Model Adaptasi Roy dapat membantu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada anak dan membantu dalam memahami bahwa setiap anak itu unik dan memiliki respon perilaku yang berbeda terhadap sebuah stimulus berdasarkan level adaptasinya. Instrumen Modified Tal rsquo;s Score memiliki validitas dan reliabilitas, serta sensitivitas, dan spesifisitas yang baik dalam menilai keparahan gangguan sistem pernapasan pada anak. Instrumen ini dapat digunakan dalam pengkajian perilaku pada mode adaptasi fisiologis oksigenasi sehingga dapat memudahkan perawat dalam memahami kondisi anak.
ABSTRACT
Low levels of oxygen in the blood hypoxemia has been reported being responsible for high mortality in children caused by acute respiratory infections. The purpose of this study is to describe the fulfillment of the oxygenation needs in children through the application of early assessment tools of the respiratory status severity using the Roy Adaptation Model. There are five cases of acute respiratory infections in children aged 0 - 2 years who are given nursing care using the Roy Adaptation Model. The results of this study describe that application of Roy Adaptation Model can provide a comprehensive nursing care in children and helps in understanding that each child is unique and has different behavioral responses to a stimulus based on their adaptation level. Modified Tal 39;s Score instruments have a great validity and reliability, as well as sensitivity, and specificity in assessing the severity of respiratory status in children. This instrument can be used to assess the behavioral assessment especially in physiologic-physical mode: oxygenation and can facilitate the nurse understanding the condition of the child."
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library