Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurfil Laili Murni
"Halusinasi merupakan gejala positif dari skizofrenia yang timbul dari respons maladaptif. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak nyata. Diantara beberapa jenis halusinasi, halusinasi pendengaran paling sering terjadi pada pasien dengan skizofrenia. Halusinasi pendengaran dapat memberikan dampak yang negatif, terutama jika isi halusinasi merendahkan pasien. Kasus nyata terjadi pada Ny. A (29 tahun) masuk rumah sakit jiwa dengan skizofrenia dan masalah keperawatan halusinasi. Pada saat pengkajian di hari perawatan ke-8, pasien mengatakan masih mendengar suara-suara yang mengancam kepada pasien. Pasien terkadang menjadi emosi dan amarahnya tidak stabil ketika suara tersebut muncul sehingga halusinasinya sulit untuk dikendalikan. Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah tindakan keperawatan ners dan penerapan expressive writing. Implementasi dilakukan selama tujuh hari, yakni dua hari pemberian intervensi tindakan keperawatan ners dan lima hari penerapan expressive writing. Evaluasi dilakukan setiap pertemuan menggunakan instrumen tanda dan gejala halusinasi oleh mahasiswa residen FIK UI 2018 dan AVHRS-Q, evaluasi tanda dan gejala halusinasi, dan evaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan expressive writing dapat menurunkan tanda dan gejala halusinasi. Sehingga penerapan expressive writing apat menjadi salah satu strategi dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan halusinasi.

Hallucinations are a positive symptom of schizophrenia that arise from maladaptive responses. Hallucinations are false sensory perceptions or perceptual experiences that are not real. Among several types of hallucinations, auditory hallucinations are most common in clients with schizophrenia. Auditory hallucinations can have a negative impact, especially if the contents of the hallucination demean the client. The real case happened to Mrs. A (29 years) entered a psychiatric hospital with schizophrenia and hallucination nursing problems. At the time of assessment on the 8th day of treatment, the client said he still heard voices threatening the client. The client sometimes becomes emotional and his anger is unstable when the sound appears so that his hallucinations are difficult to control. The implementation of nursing carried out is nursing actions and the application of expressive writing. The implementation was carried out for seven days, namely duo days of nursing interventions and five days of expressive writing. Evaluation is carried out at each meeting using the hallucination signs and symptoms instrument by FIK UI 2018 resident students and AVHRS-Q, evaluation of signs and symptoms of hallucinations, and evaluation of the client's ability to control hallucinations. Researchers concluded that the application of expressive writing can reduce signs and symptoms of hallucinations. So that the application of expressive writing can be one of the strategies in providing nursing care to clients with hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gemma Michelia Junior
"Penggunaan internet dan media sosial saat ini telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian orang. Fenomena tersebut membuat remaja menjadi terlalu sering menggunakan internet dan media sosial sehingga berisiko mengalami cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cyberbullying khususnya body shaming dengan tingkat depresi pada remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik-korelasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan secara online dengan melibatkan 209 remaja di SMA Muhammadiyah 04 Depok dan SMAITP Nururrahman Depok. Instrumen yang digunakan yaitu Sociocultural Attitudes towards Appearance Questionnaire (SATAQ) untuk mengukur tingkat body shaming dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk mengukur tingkat depresi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara cyberbullying: body shaming dengan tingkat depresi dengan nilai p value 0,001. Pemberian edukasi kesehatan terkait cyberbullying: body shaming dan bahayanya perlu dilakukan untuk menekan angka depresi pada remaja.

The use of the internet and social media must be a primary need for some people. This phenomenon makes teenagers use the internet and social media too often so they are at risk of experiencing cyberbullying. This study aims to find out the correlation of cyberbullying specifically to body shaming with depression rates in adolescents. The research method used is a correlational analytic cross-sectional research design conducted online involving 209 teenagers at Muhammadiyah Senior High School 04 Depok and Nururrahman Islamic Senior High School. The instrument used was the Sociocultural Attitude towards Appearance Questionaire (SATAQ) to measure embarrassing bodily levels and the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) to measure depression levels. Analysis of the data used in the univariate analysis and bivariate analysis using the Chi-Square test. The results obtained showed that there was a significant correlation between cyberbullying: body shaming with depression levels with p values obtained 0.001. Provision of health education related to cyberbullying: body shaming and the dangers that need to be done to prevent depression in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anugraheni
"ABSTRAK
Dewasa awal memiliki tugas perkembangan mandiri dengan memiliki pekerjaan dan berkomitmen dalam sebuah hubungan. Fase dewasa awal sedang dialami oleh sarjana baru. Untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tersebut dibutuhkan efikasi diri. Keberadaan efikasi diri merupakan salah satu faktor yang memengaruhi mekanisme koping. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri dengan kedua jenis mekanisme koping pada sarjana baru yang berstatus lajang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 107 orang. Hasil analisis dalam penelitian ini. Pertama, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat efikasi diri dengan problem focused coping (p value=0,002), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat efikasi diri dengan emotional focused coping (p value=0,266). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan terkait cara-cara meningkatkan efikasi diri dan pilihan-pilihan penggunaan mekanisme koping yang adaptif.

ABSTRACT
Young Adults have development tasks by having work and commitment in a relationship. The early adult phase is being experienced by new graduates of the bachelor degrees. To complete development tasks required self-efficacy. The existence of self-efficacy is one of the factors that influence coping mechanisms. This research was conducted on the relationship between the levels of self-efficacy with the two types of coping mechanisms in new graduates with single status. This study uses a cross-sectional design with sample of 107 people. The results of the analysis in this study here is a significant relationship between the level of self-efficacy and problem-focused coping (p-value = 0.002), and there is no significant relationship between the level of self-efficacy with emotion-focused coping (p-value = 0.266). The results of this study recommend that health workers carry out health promotion related to ways to improve self-efficacy and choices for using adaptive coping mechanisms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
"ABSTRAK
Letak geografi dan lingkungan mempengaruhi seseorang. Isolasi sosial merupakan salah satu gejala negatif dari skizofrenia. Asuhan keperawatan yang holistik memperhatikan bio, psiko, sosio dan budaya. Gangguan isolasi sosial jika tidak diintervensi dengan segera akan menyebabkan perubahan sensori persepsi: halusinasi dan risiko tinggi mencederai diri, orang lain bahkan lingkungan. Penulisan karya ilmiah ners ini bertujuan untuk mengetahui intervensi yang dilakukan berfokus pada tindakan generalis pasien isolasi sosial dengan pendekatan budaya Sunda. Metode yang digunakan dengan analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap Ny. S (43 tahun) yang dirawat di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, dengan diagnosis keperawatan utama isolasi sosial. Hasil pemberian tindakan keperawatan dengan pendekatan budaya Sunda selama 7 hari perawatan adalah pasien mengalami peningkatan kemampuan kognitif 33%, afektif 16,6%, dan perilaku klien dalam berinteraksi 33%. Kesimpulan pendekatan budaya dalam memberikan intervensi keperawatan dapat menurunkan tanda dan gejala isolasi sosial dan meningkatkan kemampuan sosialisasi.

ABSTRACT
The location of geography and environment affects a person. Social isolation is one of the negative symptoms of schizophrenia. Holistic nursing care concerns about bio, psycho, socio and culture. Disorders of social isolation if it is not intervened immediately will cause the change of sensory in perception: hallucinations and high risk of injuring oneself, others and even the environment. The writing of this scientific paper aims to find out which intervention was carried out focusing on the generalist therapy of patients with social isolation with a Sundanese cultural approach. The method which is used with case analysis in the provision of nursing care to Mrs. S (43 years) who was admitted to the hospital. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor is the main nursing diagnosis of social isolation. The results of giving nursing actions with a Sundanese culture approach for 7 days of care are, patients have improved 33% in cognitive abilities, 16.6% affective, and 33% interacting client behavior. The conclusion of this paper is the cultural approach in providing nursing interventions can reduce the signs and symptoms of social isolation and improve socialization skills.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Hermawati
"Resiko perilaku kekerasan merupakan respon seseorang terhadap stressor dan orang tersebut bersiko melakukan tindakan kekerasan baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Pasien Ny.I berusia 43 tahun dengan diagnosis resiko perilaku kekerasan diberikan intervensi keperawatan selama tujuh hari. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan pada Ny.I. Intervensi keperawatan berfokus pada latihan kombinasi tarik nafas dalam dengan kegiatan spiritual (berdzikir). Hasil yang didapatkan yaitu terjadi penurunan tanda gejala perilaku kekerasan yaitu dari 28 tanda dan gejala turun menjadi hanya satu tanda gejala perilaku kekerasan. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan yaitu dengan cara melibatkan keluarga pasien.  

Risk of violent behavior is a persons response to a stressor where the person is at risk of committing violence to themselves, others or even the environment. Mrs.I, a 43-year-old patient with a risk of violent behavior diagnose was given a nursing intervention for seven days. The purpose of this case report is to analyze the risk of violent behavior nursing care in Mrs.I. This nursing intervention focuses on the combination of deep breath with spiritual activities (dhikr). The results obtained were a decrease in signs and symptoms of violent behavior from 28 signs and symptoms down to only one sign of symptoms of violent behavior. The planned follow-up of nursing intervention is expected to be maximized by involving the patients family.  
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risza Farah Ramadhina
"Gangguan jiwa merupakan kondisi di mana terjadi perubahan cara berpikir, emosi atau perilaku, atau gangguan kombinasi emosi dan perilaku. Salah satu gangguan jiwa berat adalah skizofrenia yang menyebabkan gangguan pada proses berpikir, merasakan, dan berperilaku seseorang. Pada orang yang didiagnosis skizofrenia, sekitar setengahnya mengalami waham. Salah satu jenis waham yang paling umum adalah waham kebesaran. Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan pada masalah waham kepada pasien, keluarga, maupun kepada kelompok. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran terkait penerapan orientasi realita pada pasien dengan waham kebesaran. Penerapan tindakan generalis orientasi realita diharapkan dapat menurunkan intensitas waham pasien.

Mental disorder is a condition in which changes in ways of thinking, emotions or behavior, or a combination of emotional and behavioral disorders. One of the severe mental disorders is schizophrenia which causes disruption in the process of thinking, feeling, and behaving a person. In people diagnosed with schizophrenia, about half experience a delusions. One of the most common types of delusions is grandiose delusions. Nurses need to provide nursing care to the patients, families, and to groups with delusions. The purpose of writing this paper is to provide an overview related to the application of reality orientation to patients with greatness. The application of generalist reality orientation is expected to reduce the delusions intensity of patient. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Bahtiar
"Skizofrenia merupakan kondisi gangguan kejiwaan serius dan kronis yang dapat menyebabkan pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang menyimpang. Penderita skizofrenia dapat mengalami peningkatan emosi seperti mudah marah, mudah tersinggung, dan mengamuk yang dapat meningkatkan risiko untuk melakukan perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana hilangnya kendali perilaku seseorang yang dapat diarahkan pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Tujuan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran terkait penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan melalui terapi musik. Penerapan terapi musik yang digunakan yaitu terapi musik aktif atau bernyanyi. Pasien bernama Tn. M, berusia 20 tahun, memiliki riwayat gangguan jiwa sejak 2019 lalu yang mengalami risiko perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan yang diberikan untuk mengendalikan risiko perilaku kekerasan sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan untuk pasien yaitu dengan tindakan keperawatan generalis selama 11 hari dan terapi musik sebagai teknik relaksasi selama 6 hari. Hasil penerapan terapi musik yang dilakukan menunjukkan adanya penurunan tanda gejala risiko perilaku kekerasan dari skor 19 menjadi skor 2 dan kemampuan mengendalikan risiko perilaku kekerasan yang meningkat dari skor 1 menjadi 11. Terapi musik diharapkan dapat diterapkan sebagai tindakan keperawatan inovasi untuk mengendalikan risiko perilaku kekerasan dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is a serious and chronic psychiatric disorder that can cause distorted thoughts, perceptions, emotions, movements and behavior. People with schizophrenia can experience increased emotions such as irritability, irritability, and tantrums which can increase the risk of violent behavior. Violent behavior is a situation in which a person's behavior is lost which can be directed at oneself, others, or the environment. The purpose of this scientific work is to provide an overview regarding the application of nursing care to patients at risk of violent behavior through music therapy. The application of music therapy used is active music therapy or singing. The patient named Mr. M, 20 years old, has a history of mental disorders since 2019 which is at risk of violent behavior. Nursing actions given to control the risk of violent behavior are in accordance with nursing care standards that have been set for patients, namely generalist nursing actions for 11 days and music therapy as a relaxation technique for 6 days. The results of the application of music therapy showed that there was a decrease in symptoms of the risk of violent behavior from a score of 19 to a score of 2 and the ability to control the risk of violent behavior increased from a score of 1 to 11. It is hoped that music therapy can be applied as an innovative nursing action to control the risk of violent behavior in giving nursing care in hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmah Suri
"Latar belakang: Skizofrenia merupakan sindrom pada perilaku maupun kognitif yang berhubungan dengan gangguan perkembangan otak seseorang. Halusinasi merupakan salah satu gejala positif yang paling umum pada skizofrenia yaitu dialami oleh 60% - 80% penderita skizofrenia.
Kasus: Ny. P (33 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena merasa takut dan mendengar suara bisikan – bisikan tanpa ada wujudnya. Selain itu, menunjukkan sikap curiga, marah – marah, sulit tertidur, dan keluyuran.
Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Proses asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4 April 2023 hingga 18 April 2023 di Ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. P sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis dan terapi modifikasi yang digunakan adalah kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam sebagai distraksi atau pengalihan pasien pada halusinasinya.
Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dan terapi modifikasi kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam pada masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

Background: Schizophrenia is a behavioral and cognitive syndrome associated with the development of a person's brain disorder. Hallucinations are one of the most common positive symptoms in schizophrenia, which is experienced by 60% - 80% of people with schizophrenia.
Case: Mrs. P (33 years) was taken by his family to the hospital because he was afraid and heard whispering voices without his form. In addition, showing a suspicious attitude, angry, difficulty falling asleep, and wandering.
Discussion: Preparation care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, to evaluation. The nursing care process was carried out from 4 to 18 April 2023 in the Utari Room of the Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. The intervention given to Mrs. P according to general care service standards and the modified therapy used is a combination of murottal listening with deep breathing relaxation techniques as a distraction for her hallucinations.
Conclusion: The application of generalist interventions and modification therapy in combination with murottal listening and breathing relaxation techniques in hallucinatory disorder problems can reduce the signs and symptoms of hallucinations, and improve the patient's ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Fitri
"Latar Belakang: Skizofrenia ditandai dengan gangguan signifikan dalam persepsi dan perubahan perilaku. Gejala lainnya yang muncul termasuk delusi, halusinasi, pemikiran tidak teratur, perilaku tidak terarah atau agitasi yang ekstrim. Seseorang dengan skizofrenia mengalami kesulitan terus menerus dengan fungsi kognitif, namun pengobatan skizofrenia dapat dilakukan dengan patuh minum obat, psikoedukasi, intervensi keluarga, dan rehabilitasi psikososial. Gejala paling umum oleh penderita skizofrenia adalah halusinasi (persepsi yang salah tentang objek atau peristiwa yang melibatkan panca indra seperti penglihatan, suara, penciuman, sentuhan, dan rasa). Kasus: Ny. T (25 tahun) diantar suaminya karena sejak 2 minggu gelisah, sulit tidur, sering berteriak, bicara sendiri, mondar-mandir, tidak ada gairah, dan sudah tidak bisa diajak berkomunikasi. Pasien minum densol pukul 14.00 sudah di pasang NGT untuk kumbah lambung di RS Citra Insana. Pasien putus obat sejak 17 Januari 2023. Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi. Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama sepuluh hari sejak 8 April-17 April 2023 di ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervensi yang diberikan sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis untuk diagnosa utama halusinasi dengan dikombinasikan terapi menggambar dan menulis sebagai alternatif untuk mendistraksi pasien dari pikiran yang terpusat pada halusinasi yang muncul pada pasien. Kesimpulan: Penerapan intervensi generalis dengan pendekatan terapi seni menggambar dan menulis terhadap pasien Ny. T dengan masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda gejala dan meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi

Background: Schizophrenia is characterized by significant disturbances in perception and changes in behavior. Other symptoms include delusions, hallucinations, disorganized thinking, disorganized behavior or extreme agitation. Someone with schizophrenia experiences continuous difficulties with cognitive function, but schizophrenia treatment can be carried out by adhering to taking medication, psychoeducation, family intervention, and psychosocial rehabilitation. The most common symptom of people with schizophrenia is hallucinations (false perceptions of objects or events involving the five senses such as sight, sound, smell, touch and taste). Case: Mrs. T (25 years) brought by her husband because since 2 weeks she has been restless, has trouble sleeping, often screams, talks to herself, paces back and forth, has no passion, and is no longer able to communicate. The patient drank densol at 14.00 and had an NGT installed for gastric lavage at Citra Insana Hospital. The patient has been off medication since January 17, 2023. Discussion: Care begins with assessment, data analysis, planning, implementation and evaluation. The entire process of nursing care was carried out for ten days from 8 April to 17 April 2023 in the Utari room of the Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. The interventions provided are in accordance with generalist nursing care standards for the main diagnosis of hallucinations with a combination of drawing and writing therapy as an alternative to distract patients from thoughts that are forced on hallucinations that appear in patients. Conclusion: The application of generalist interventions with a drawing and writing art therapy approach to Mrs. T with hallucination nursing problems can increase patient motivation to reduce signs and symptoms and improve the ability to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karlin Ratna Mustika
"Halusinasi merupakan salah satu dari gejala positif yang paling sering ditemui pada pasien dengan penyakit gangguan jiwa skizofrenia. Halusinasi adalah tanggapan dari panca indera tanpa adanya ransangan atau stimulus dari luar. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan terkait penerapan terapi origami sebagai distraksi pada Ny. W dengan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan asuhan keperawatan generalis (Ners) ditambahkan dengan terapi seni origami sebagai disraksi yang menjadi fokusnya. Pemberian intervensi dilakukan dari tanggal 20 – 27 April 2022. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tingkat keparahan halusinasi menggunakan instrument AVHRS-Q dan evaluasi tanda gejala halusinasi menggunakan instrumen yang dibuat oleh residen FIK UI 2018. Hasilnya didapatkan penurunan tingkat keparahan dari skor 10 menjadi 6 serta turunnya tanda gejala yang dialami dari 30 menjadi 11 tanda gejala yang tersisa. Terapi seni origami ini dapat menjadi salah satu teknik distraksi yang dapat digunakan dalam mengontrol halusinasi.

Hallucinations are one of the most common positive symptoms in patients with schizophrenia. Hallucinations are responses from the five senses without any external stimulus. The purpose of writing this scientific paper is to describe the application of origami art therapy as a distraction to Mrs. W with auditory hallucinations. Nursing care provided in accordance with generalist nursing care (Ners) was added with origami art therapy as a distraction that become the focus of intervention. The intervention was carried out from 20 – 27 April 2022. The evaluation was carried out by measuring the severity of hallucinations using the AVHRS-Q instrument and evaluating signs of hallucinations using an instrument made by the resident of FIK UI 2018. The result was a decrease in severity from a score of 10 to 6 and decreased from 30 to 11 remaining symptoms. Origami art therapy can be a distraction technique that can be used to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>