Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Anton Oktary K.
"Sebagai syarat kelulusan skripsi tentulah dapat menimbulkan perasaan cemas pada mahasiswa yang mengerjakannya. Dari penelitian Primusanto (2000) didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dengan tingkat kecemasannya sehari-hari atau normal. Kecemasan timbul tidak hanya disebabkan oleh kejadian yang dirasakan mengancam. Tetapi juga lebih diakibatkan oleh persepsi mengenai ketidakmampuan diri dalam mengatasinya. Persepsi atau keyakinan terhadap ketidakmampuan diri ini berkaitan dengan self efficacy mahasiswa tersebut. Pertanyaan yang timbul adalah apakah ada hubungan antara self efficacy dengan kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian sebanyak 91 mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Dalam penelitian ini dipakai 2 jenis kuesioner, yaitu kuesioner self efficacy dan kuesioner kecemasan. Semua data yang diperoleh dianalisa menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment yang terdapat pada program SPSS. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa self efficacy memiliki korelasi yang negatif dengan kecemasan mahasiswa saat mengerjakan skripsi. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada penelitian berikutnya, perlu kiranya menambahkan subyek penelitian dari berbagai perguruan tinggi yang berbeda. Pada penelitian berikutnya juga bisa ditambahkan variabel baru seperti motivasi, minat, dan lain-lain.

As condition to pass the thesis for get bachelor degree, this strenght time of course can generate feeling worry at student doing it. Primusanto ( 2000) research said there are difference level of anxiety for student which is doing thesis with dayly anxiety. Anxiety arise not only because of felt occurence menace, but also from ourself perception concerning disability to through it. Perception or confidence about the anxiety, it?s related to student self efficacy. The question is, there is any relation between self efficacy with anxiety at student which is doing thesis for get bachelor degree?
This research use quantitative approach with research subyek counted 91 students. The students participants at this time must be in condition doing thesis for get bachelor degree. There is any two type quesioner in this research,one is the self efficacy quesioner and second one is anxiety quesioner. All the data be analysed use correlation technique of Pearson Product Moment with SPSS software methode. The result of research, obtained that self efficacy have negative correlation with anxiety at the moment when the student doing thesis for get bachelor degree. To obtain better result at the next research, it is sugessted to enhance research subyek from various different college, also will be better if the research enhanced the new variable to get valid data, like motivation, intens and others.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuruddin Akbar
"Latar belakang penelitian ini adanya perubahan organisasi yang sedang dilakukan oleh hotel X menjadi organisasi bisnis perhotelan yang berbasis syariah. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki citra negatif yang kemudian dijadikan Intangible Asset dalam menghadapi iklim persaingan bisnis perhotelan ditengah lajunya peningkatan pariwisata Indonesia.
Penelitian ini berusaha untuk melihat hubungan sikap individu dalam organisasi dalam menghadapi perubahan yang sedang terjadi dengan orientasi religius atau cara pandang individu terhadap agamanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, Alat ukur dalam penelitian ini terdiri dari Allport-Ross Religion Orientation Scale yang telah direvisi oleh Gorsuch (1994) dan skala sikap terhadap perubahan organisasi yang telah diadaptasi, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah individu yang memenuhi kriteria dan metode sampling yang digunakan adalah metode purpose sampling yaitu tidak semua individu mempunyai kesempatan untuk digunakan sebagai sampel .
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan kuesioner yang disebarkan kepada responden kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan menggunakan metode Pearson product moment dan diolah dengan SPSS 10.01.
Adapun hasil utama dari penelitian ini menunjukan bahwa : adanya hubungan orientasi religius yang signifikan dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah dengan pola hubungan positif/searah. Selain itu ditemukan dalam penelitian ini hasil perhitungan korelasi antara orientasi religius intrinsik dan ekstrinsik dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah. Hasil analisa korelasi menunjukan bahwa orientasi religius ekstrinsik mempunyai hubungan dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah dengan pola hubungan positif/searah yang signifikan pada level 0.01 dengan koefisien korelasi 0.61. Sedangkan hasil lain yang juga diperoleh yaitu adanya hubungan orientasi religius intrinsik dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah yaitu dengan koefisien korelasi -0.11."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sastia T.
"Perselingkuhan dalam kehidupan perkawinan semakin lama semakin marak. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa perbandingan suami yang berselingkuh dua kali lipat dari jumlah istri yang selingkuh (Schwartz & Livers, 1998). Perselingkuhan sendiri diartikan oleh Subotnik (2005) sebagai tidak setia, melanggar sumpah atau komitmen bersama. Meskipun ia tidak membatasi perselingkuhan pada perkawinan namun karena adanya ikatan hukum (Malik, 2001) sehingga pelanggaran komitmen pada perselingkuhan dalam perkawinan lebih terlihat jelas.
Pada zaman modern ini sebagian besar kehidupan perkawinan didasari oleh rasa cinta antar kedua individu (Dreitzel, 1972; Regan, 2003). Sternberg (1998) mengemukakan bahwa dalam perasaan cinta terdapat tiga elemen; passion, intimacy, dan commitment. Melihat hal tersebut, seharusnya seorang suami yang mencintai istrinya tidak melakukan perselingkuhan karena dalam cintanya ada elemen komitmen. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah bagaimana sehingga para suami tersebut, yang mengatakan masih mencintai istri mereka, akhirnya mengambil keputusan untuk berselingkuh? Bagaimanakah gambaran pengambilan keputusan untuk berselingkuh pada suami yang mengaku mencintai istrinya?
Penelitian ini dilakukan melalui wawancara terhadap dua orang partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan mengapa para suami tersebut berselingkuh karena mereka menganggap selingkuh merupakan alternatif solusi masalah mereka yang memiliki nilai positif terbanyak. Selain itu, ada keyakinan bahwa mereka begitu ahli menyembunyikan perselingkuhan tersebut sehingga istri mereka tidak akan tahu.

More and more married people are interested in committing infidelity recently. Researches found out that the number of husbands who committed infidelity are two times bigger than the number of wives who did it (Scwartz & Livers, 1998) Infidelity is defined by Subotnik (2005) as unfaithfulness, breaking the vows and commitments. Although he does not limit his definition about it only in a marriage but because a marriage is also a legal relationship (Malik 2001), the effect of committing infidelity in a marriage life can be seen more clearly.
In this modern era, most marriage life is based on the love between the two individuals (Dreitzal, 1972, Regan, 2003). Sternberg (1998) states than there are three elements in love; passion, intimacy, and commitment. Hence, a husband who loves his wife should not commit infidelity because of his commitment to his wife. The question is, how those husbands, who love their wife, finally decide to go to another woman? How is their thinking process which leads them to finally commit infidelity although they say they love their wife?
This research is done by interviewing two participants. The result of it shows that the reason these husbands commit infidelity is because they think that it is an alternative solution to their problems which has the most advantage. They also believe that they can hide it so well that their wife will not find out."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nice Fajriani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penyesuaian diri anak didik Lapas Anak Pria Tangerang, terutama saat mereka kembali ke masyarakat. Selain itu, dalam penelitian ini, juga digambarkan kehidupan subjek selama di lapas, terutama permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi yang akan mempengaruhi proses penyesuaian mereka ketika keluar dari Lapas nantinya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan tipe studi kasus, peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi kepada 2 orang mantan andik Lapas Anak Pria Tangerang untuk mengumpulkan data. Melalui analisis intrakasus dan interkasus pada data yang di dapat, diperoleh hasil bahwa proses penyesuaian diri Andik pada saat memasuki kehidupan masyarakat menghadapi dilema dari aspek finansial, stigma, krisis identitas dan juga relasi. Diantara permasalahan yang dihadapi andik, hilang atau berkurangnnya aktivitas menjadi masalah utama bagi Andik. Adanya perbedaan yang signifikan antara aktivitas (dengan segala kemudahannya) selama di lapas dengan kondisi paska lapas, membuat Andik memutuskan untuk menggunakan strategi distancing dan escape dalam menghadapi masalahnya tersebut, terutama pada masa awal andik dibebaskan. Namun, strategi yang digunakan andik kemudian berubah menjadi mencari dukungan sosial (dari teman-teman) untuk menyelesaikan masalahnya. Strategi ini, merupakan strategi yang efektif, karena dengan adanya dukungan sosial ini andik bisa menemukan pekerjaan, membangkitkan rasa percaya diri, menghilangkan rasa malu, dan menciptakan rasa nyaman dari hubungan yang positif (yang tidak bisa berikan oleh keluarga). Proses penyesuaian diri andik tidak akan bisa berhasil jika tidak di dukung oleh hobi, impian, keyakinan, dan karakter personal dari individu tersebut.

The focus of this study is adjusment of boys in correcional institution in Tangerang, especially when they reentry on community. This study also describe about their lives and problems in correctional institution that influence their adjusment. This study used qualitative approach and case study, writter interview 2 respondances that are ex-occupants of correctional institution in Tangerang. Based on intra case analisis and inter case analisis, adjusment is influenced by financial problem, stigma on comunity, crisis of identity and relation. Among all those problem, losing or decreasing of activity is a main factor, because there are some differential conditions that is significant betwen condition when occupants live at correctional institution and condition when occupants leave of correctional institution to reentery on community. This problem influence occupant to use distancing strategy and escape from the problem, especially at the first time when they get freedom. This strategy changed, they look for social support (from they friends) to solve the problem. This strategy is effective because social support make them find job, get back of self confidance, erase of shame and create comfortable feelings from positif relationship (that is not given by their families). The efectivity of them adjusment process are supported by hobbies, dream, self confidance, and personal character of individu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tissa Asrianti Nurviandini
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah perbedaan dalam tingkat ketakutan menjalin intimasi di dalam menjalankan hubungan romantis yang dialami lelaki dan perempuan pada penelitian terdahulu, juga dialami oleh remaja dewasa di Jakarta. Selain itu, penelitian ini juga akan mengkaji bagaimana dampak buruk yang dapat terjadi pada seseorang bila dirinya tidak mampu menjalin intimasi di dalam menjalankan suatu hubungan. Penelitian ini memakai sampel berjumlah 90 orang remaja dewasa di Jakarta (45 lelaki dan 45 perempuan) dan memakai kuesioner Fear of Intimacy yang diterjemahkan dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada lelaki dan perempuan dalam tingkat ketakutannya menjalin intimasi ketika menjalani hubungan romantis. Namun, penulisan ini diharapkan dapat membantu untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai intimasi dan mengapa intimasi sangat penting untuk memahami perkembangan hidup manusia.

The present study aimed to replicate the past studies and investigate the difference levels of fear in intimacy that individuals have regarding their romantic relationship. Furthermore, the present study aimed to investigate whether the differences found in the past studies also found in young adulthood in Jakarta. The present study also discusses the negative impact that individuals could have if they did not perform intimacy in relationships. Using the 35 item of Fear of Intimacy Scale from the past studies that has been translated and with high internal consistency, the study measured the levels of fear in intimacy among 90 participants of young adults. The result revealed that there were no significant differences between males and females in their fear of intimacy levels. However, the present study may help to give more understanding about intimacy and why it is important in human life development."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidiati Sekarsari
"Pesatnya perkembangan dunia hiburan memungkinkan kita untuk mengetahui lebih jauh akan kehidupan sehari-hari selebriti favorit. Dengan kesempatan tersebut, kita kemudian merasa mengenal dan memiliki hubungan dengan selebriti favorit, yang disebut dengan perilaku parasosial. Beberapa karakteristik individu yang memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku parasosial adalah individu yang kurang dalam interaksi sosialnya dan memiliki self-esteem rendah. Kedua karakteristik tersebut ternyata juga merupakan karakteristik personal dari individu yang sering mengalami loneliness.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah loneliness berhubungan dengan kuatnya perilaku parasosial seseorang. Peneliti menggunakan UCLA Loneliness Scale ver 2. untuk mengukur loneliness dan Celebrity Attitude Scale untuk mengukur perilaku parasosial. Sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang wanita dewasa muda yang berusia antara 20 - 40 tahun. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara loneliness dan perilaku parasosial pada wanita dewasa muda.

The rapid change in the entertainment world give us the opportunity to know the daily lives of the celebrity. With that opportunity, we could then feel that we know the celebrity and have a relationship with that person, which can be called as parasocial. Some of the characteristics of an individual who have the tendency to do a parasocial behavior are having a lack of social interaction and low self-esteem. Both of those characteristics are also a personal characteristics of an individual who tend to experience loneliness.
The aim of this research is to know if loneliness would be linked to the strenght of one?s parasocial behavior. The researcher used UCLA Loneliness Scale ver. 2 to measure loneliness and Celebrity Attitude Scale to measure paraosical behaviors. The sample of this research was 84 young adulthood women in the age range between 20-40 years old. The result of this research shown that there are significant positive relationship between loneliness and parasocial behavior in young adulthood women."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
155.92 MEI h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Sugih Hartini
"Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi merupakan media sosialisasi politik yang berkaitan erat dengan tingkat keterlibatan politik. Menurut Quentelier (2008), individu pada satu jenis organisasi memiliki tingkat keterlibatan politik yang berbeda dengan individu pada jenis organisasi lain. Dengan menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini mencoba untuk mengadaptasi penelitian Quentelier tersebut pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan latar organisasi berupa organisasi kemahasiswaan. Hasilnya, diperoleh data bahwa tingkat keterlibatan politik mahasiswa Universitas Indonesia di satu jenis organisasi kemahasiswaan berbeda dengan di jenis organisasi kemahasiswaan lain. Dari tujuh jenis organisasi kemahasiswaan di Universitas Indonesia, mahasiswa pada organisasi ekstra-kampus lah yang tingkat keterlibatan politiknya paling tinggi.

Most research finds that organizations are powerful political socialization agents engageging people in politics. However, Quentelier (2008) argued that each type of organization doesn?t have the same effect to engage people in politics. In this research, I try to investigate the difference of political engagement level in many type of student organizations in the University of Indonesia. My findings suggest that each type of student organization in the University of Indonesia have the different effect on their member?s political engagement. Extra-campus organization is the most powerful organization engaging students in politics."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
320.019 END p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Medina Hardjapamekas
"Kepuasan ataupun ketidakpuasan kerja merupakan hasil penafsiran tenaga kerja yang bersangkutan tentang pengalaman-pengalaman kerjanya dengan harapannya. Penelitian menunjukan bahwa karyawan yang memiliki kepuasan tinggi dalam pekerjaannya memiliki unjuk kerja yang lebih baik dalam menjalankan tugasnya dibandingkan mereka yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya (Robbins & Judge, 2005). Sejumlah penelitian telah menggunakan dimensi The Big 5 Personality untuk melihat kaitannya dengan kepuasan kerja (Judge, Heller, & Mount, 2002; Peeters et al, 2006). The Big 5 Personality terdiri dari 5 dimensi yaitu: Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Emotional stability/ Neuroticism, dan Openness to experience. Dalam penelitian ini, variabel kepuasan kerja dilihat hubungannya dengan The Big 5 Personality.
Secara khusus, penelitian ini akan melihat pengaruh dari The Big 5 Personality terhadap kepuasan kerja pada karyawan yang bekerja pada tingkat operasional. Perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara The Big 5 Personality dengan kepuasan kerja karyawan? Proses penelitian dilakukan dengan menyebarkan 60 kuesioner untuk diisi oleh karyawan nonmanajerial pada perusahaan yang berbeda-beda. Seluruh subyek penelitian adalah karyawan operasional yang terdiri atas 33 pria dan 27 wanita. Usia responden berkisar antara 21-50 tahun dengan pendidikan minimal rata-rata sarjana.
Hasil penelitian diperoleh melalui perhitungan correlations yang menunjukkan adanya hubungan antara kelima dimensi The Big 5 Personality dengan kepuasan kerja. Ketika masing-masing dimensi dilihat korelasinya dengan kepuasan kerja, hanya dimensi conscientiousness saja yang tidak memiliki hubungan dengan kepuasan kerja. Sedangkan keempat dimensi lainnya yaitu extraversion, agreeableness, neuroticism, dan openness to experience masing-masing memiliki hubungan dengan kepuasan kerja.

Job satisfaction or job dissatisfaction can be defined as an interpretation of work expectation based on one?s working experience. One study showed that people who had higher job satisfaction were more likely to do well on their jobs compared to those who were less satisfied with their jobs (Robbins & Judge, 2005). Some studies have used The Big 5 Personality dimensions to see the relationship with job satisfaction (Judge, Heller, & Mount, 2002; Peeters et al, 2006). The Big 5 Personality model consists of five dimensions: extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, and openness to experience.
This research examined the relationship of The Big 5 Personality model on job satisfaction, specifically on operational workers. The hypothesis was to see if there was a relationship between The Big 5 Personality model and job satisfaction. The experiment was conducted by distributing 60 set of questionnaires to different companies. The total population of participants was consisted of 33 males and 27 females. The age ranged between 21-50 years old, with average of Bachelors as their last completed education.
The outcome of this study showed that The Big 5 Personality model was correlated with job satisfaction. When each dimension was specifically analyzed its correlation with job satisfaction, only conscientiousness that was not correlated with job satisfaction. Meanwhile, each of the remaining 4 dimensions: extraversion, agreeableness, neuroticism and openness to experience; had a negative correlation with job satisfaction."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Rina Haryanti W.
"ABSTRAK
Setiap manusia memerlukan disiplin diri dalam menjalani kehidupannya
sehan-hari. Disiplin diri ini perlu ditanamkan sejak masa kanak-kanak oleh orang
tua sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh seorang anak.
Orang tua dapat menerapkan pendidikan disiplin dengan cara yang
berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kepribadian, sejarah perkembangan, belief;
pengetahuan, dan gender orang tua. Dhinjau dari sejarah perkembangan, orang tua
memiliki kecenderungan untuk menerapkan pendidikan disiplin yang sama
dengan yang mereka terima dari or^g tua mereka. Apabila orang tua mengalami
kekerasan dalam penerapan disiplin, maka terdapat kemungkinan hal tersebut
teijadi lagi di masa kini. Inilah yang disebut the cycle of child abuse (Tynkrrbell,
2001). Bagaimanapun juga, lingkaran kekerasan ini masih berupa kemungkinan
yang dapat dicegah.
Sehubungan dengan penerapan pendidikan disiplin, penulis bermaksud
meneliti bentuk penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh orang tua yang
memiliki pengalaman kekerasan di masa kecilnya. Untuk membantu mendapatkan
gambaran mengenai hal tersebut, penulis juga meneliti hal yang membantu orang
tua^ menghentikan lingkaran kekerasan, proses pemilihan strategj penerapan
disiplin, dan latar belakang pemilihan strategi trasebut.
Guna mendapatkan dasar pengetahuan yang kuat dalam penelitian ini,
penulis menyertakan penjelasan mengenai kekerasan pada anak {child abuse) dan
^bat jangka pendek serta panjang. Selain itu, penulis juga menyertakan definisi
disiplin (Turner & Helms, 1995; Martin dan Colbert, 1997; Papalia dan Olds,
1995), teori mengenai strategi penerapannya (Nelsen, 1996), dan hal-hal yang
mempengaruhi penerapan strategi tersebut (Martin & Colbert, 1997).
Dalam pelaksanaannya, penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data. Penulis
mendapatkan data dari tiga orang partisipan dengan karakteristik memiliki
pengalaman kekerasan di masa kecil (kecuali kekerasan seksual) dan memiliki
anak berusia 2 hingga 5 tahun. Data tiap partisipan dianalisis terlebih dahulu
secara mendalam, baru kemudian dilanjutkan dengan analisis secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan
disiplin diterapkan melalui dua strategi, yaitu strictness dan positive discipline.
Persiapan penerapan strategi tersebut dimulai dengan tumbuhnya kesadaran akan
kekurangan pada pendidikan disiplin yang diterapkan oleh orang tua mereka.
Bertolak dari haJ tersebut, partisipan mencoba menemukan strategi yang lebih
baik untuk diterapkan kepada anak-anak mereka tanpa mengulangi the cycle of
child abuse. Para partisipan berhasil memutuskan the cycle of child abuse melalui
bimbingan rohani, dukungan dari pasangan, dan perolehan insight dari dalam diri
sendiri,
Adapun hal yang dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan suatu
strategi disiplin adalah apabila strategi tersebut tidak menggunakan kekerasan
dalam memberikan instruksi kepada anak, menyiapkan anak dalam menghadapi
tantangan hidup di masa mendatang, mampu menyampaikan maksud partisipan
kepada anaknya secara jelas, sesuai dengan karakteristik anak yang diyakini
partisipan, dan mampu membantu membina hubungan yang baik dengan anak."
2002
S2825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisya Pratiwi
2009
S3601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>