Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susarto Subianto
Abstrak :
ABSTRAK Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat kepada masyarakat memerlukan penanganan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Untuk itu faktor petugas puskesmas memegang peranan yang cukup penting dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut di atas. Tenaga kesehatan puskesmas di wilayah Kotamadya Dati II Bogor diharapkan mampu melaksanakan semua program upaya kesehatan pokok puskesmas seperti yang diharapkan. Dengan demikian diharapkan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas meningkat. Tujuan penelitian ini secara umum adalah diperolehnya gambaran mengenai hubungan antara faktor ketenagaan yang menyangkut lama kerja, pendidikan, motivasi, pendidikan dan latihan, jumlah tenaga dengan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas pada 11 puskesmas di Kotamadya Dati II Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan puskesmas di wilayah Kotamadya Dati II Bogor. Hasil penelitian ini menunju.kkan bahwa cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas tidak berhubungan dengan faktor lama kerja, pendidikan, motivasi, pendidikan dan latihan; jumlah tenaga pada 11 puskesmas di Kotamadya Dati II Bogor. Tidak adanya hubungan bermakna secara statistik kemungkinan disebabkan jumlah sampel yang relatif kecil, yakni hanya 11 puskesmas. Tidak tertutup kemungkinan adanya faktor-faktor lain di luar unsur ketenagaan yang benar-benar mempunyai hubungan dengan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas, tetapi tidak termasuk dalam penelitian ini. Seperti faktor peran serta masyarakat, KIE, faktor lingkungan, sosial budaya dan lain-lain. Berdasarkan hash penelitian tersebut di atas disarankan beberapa hal, yakni perlu dilakukan mutasi tenaga kesehatan puskesmas agar tercipta gairah kerja yang lebih baik dan keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas akan meningkat, perlu dilakukan seleksi dalam hal jenis pendidikan tenaga kesehatan puskesmas mengingat berbeda pula kemampuan dalam pengelolaan program. Untuk itu perlu dilakukan analisis pekerjaan yaitu merinci tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program upaya kesehatan pokok puskesmas, pembagian tugas yang ada di setiap program perlu dipertegas lagi karena seperti terlihat dalam penelitian ini masih adanya tugas rangkap yang dipegang oleh tenaga kesehatan hampir di setiap puskesmas, perlu diadakan penelitian lanjut untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas diluar unsur ketenagaan, perlu ditingkatkan peranan faktor-faktor di luar unsur tenaga kesehatan puskesmas untuk ikut berperan dalam meningkatkan keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas. Dengan demikian diharapkan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas akan meningkat sesuai yang diharapkan.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Agil Ciptaan
Abstrak :
Ekstubasi Endotracheal Tube merupakan salah satu periode kritis ketika dirawat di ICU. Ekstubasi mengakibatkan perubahan hemodinamik akibat peningkatan respon simpatik saat stimulasi epifaringeal dan laring. Selain itu ekstubasi mengakibatkan timbulnya nyeri tenggorokan dan kecemasan pada pasien. Hal ini meningkatkan komplikasi dan menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap status hemodinamik, nyeri dan kecemasan pasca ekstubasi Endotracheal Tube. Penelitian ini menggunakan design quasy experimental post test only Non Equivalent Control Group Design. Sampel penelitian terdiri dari 46 orang pasien ekstubasi terdiri dari 23 orang kelompok kontrol dan 23 orang kelompok intervensi. Analisis data menggunakan uji t independen. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna status hemodinamik pasca ekstubasi antara kelompok kontrol dan intervensi untuk tekanan darah sistole (p 0,009; α<0,05) dan frekuensi nadi (p 0,0439; α<0,05). Kemudian juga ditemukan perbedaan bermakna nyeri tenggorokan (p 0,001; α <0,05) dan kecemasan pasca ekstubasi (p 0,001; α <0,05). Latihan relaksasi otot progresif merupakan intervensi komplementer yang terbukti efektif dan mudah dilakukan dalam mengontrol hemodinamik, nyeri tenggorokan dan kecemasan pasca ekstubasi. ......Endotracheal tube extubation is a critical periods when being treated in ICU. Extubation causes hemodynamic changes due to an increase in symphathetic responses during epiparingeal and laryngeal stimulation. Additionally extubation causes sore throat and anxiety in patients. These increased complication and decrease patient’s quality of life. The purpose of this study to find the effect of progressive muscle relaxation on hemodynamic, sore throat and anxiety after extubation. Design study was a quasy experimental post test only non equivalent control group. The research sample consisted of 46 extubation patient consisted of 23 control group and 23 intervention group. Data analysis used independent t test. The resuts found there were significant differences in post hemodynamic status between control and intervention group for systolic blood pressure (p 0,009; α<0.05) and pulses frequency (p 0,0439; α<0.05). Then also found significant difference in sore throat (p 0,001; α<0.05) and anxiety post extubation (p 0,001; α<0.05). Progressive muscle relaxation exercises are complementary intervention that are proven effectively and easy to control hemodynamic, sore throat and anxiety post extubation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
Abstrak :
Family Involvement merupakan bagian dari Family-Centered Care yang merupakan model perawatan dengan melibatkan keluarga pasien dalam unit perawatan. Model perawatan yang berpusat pada keluarga menjadikan keluarga menjadi aktif untuk bekerjasama dan berperan serta dalam tim perawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan keluarga setelah dilibatkan dalam pemberian kebutuan dasar kepada pasien dari semua dimensi kepuasan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Penelitian ini menggunakan post test-only nonequivalent control group design dengan melibatkan 32 responden untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang diseleksi dengan metode consecutive sampling. Intervensi dengan melibatkan keluarga dilakukan selama tiga hari, pada akhir intervensi keluarga mengisi instrument kepuasan keluarga yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilaksanakan di ICU RS Fatmawati Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna tingkat kepuasan dari semua dimensi setelah keluarga dilibatkan dalam pemberian kebutuhan dasar dengan nilai p < 0.05, kecuali dimensi reliability dengan nilai p > 0.05. Penelitian ini merekomendasikan penerapan family involvement dalam pemberian kebutuhan dasar di area keperawatan intensif untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. ......Family Involvement is part of Family-Centered Care is a model of care by involving the patients family in the care unit. The family-centered care model makes the family active in working together and participating in the care team. The purpose of this study was to determine the level of family satisfaction after being involved in providing basic needs to patients from all satisfy of dimensions, namely tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. This study uses a post-test-only nonequivalent control group design involving 32 respondents for the intervention group and the control group selected by the consecutive sampling method. Interventions involving families carried was out for three days the interventions the family filled in an instrument of family satisfaction that was for validity and reliability. This research conducted at ICU Fatmawati Hospital at Jakarta. The results showed that there were significant differences in the level of satisfaction from all dimensions after the family was involved in providing basic needs with a p-value <0.05, except the reliability dimension with a value of p> 0.05 This study recommends the application of family involvement in providing basic needs in the area of ​​intensive nursing to improve nursing services.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurratu Iffoura
Abstrak :
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang ditandai oleh keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya dapat dipulihkan dan bersifat progresif. Penyakit ini mempengaruhi aspek fisiologis terutama penurunan pada fungsi paru. Prevalensi penyakit ini setiap tahun terus mengalami peningkatan dan diperkirakan 10 tahun kedepan akan menempati urutan ketiga penyebab kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan mobilisasi dada terhadap fungsi paru pada pasien PPOK. Penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan control group pre-posttest design pada 40 responden (n control =n intervesi = 20). Penelitian ini menggunakan analisis univariat: proporsi, mean dan standar deviasi. Selanjutnya analisis bivariate menggunakan Wilcoxon test, Pooled t test dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bermakna pada nilai FEV1 (p=0,046: α=0.05). Terapi ini dapat digunakan sebagai salah satu terapi pelengkap dalam pemberian asuhan keperawatan rehabilitasi pada pasien PPOK. ......Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a disease characterized by limited airflow in the airways that is not fully recoverable and progressive. This disease affects physiological aspects, especially the decline in lung function. The prevalence of this disease continues to increase every year and it is estimated that in the next 10 years the disease will rank third as the cause of death in the world. This study aimed to determine the effect of chest mobilization exercises on pulmonary function in COPD patients. This study used a quasi experimental design with a control group pre-posttest design approach to 40 respondents (n control = n intervention = 20). This study used univariate analysis: proportions, mean and standard deviation. Next, the bivariate analysis applied the Wilcoxon test, Pooled t test and Mann Whitney. The results showed a significant increase in the value of FEV1 (p=0,046: α=0.05). This therapy can be used as one of the complementary therapies in providing rehabilitation nursing care to COPD patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T55202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Komalawati
Abstrak :
Myalgia dapat terjadi karena efek samping kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 32 orang, diambil dengan consecutive sampling. Pengukuran intensitas myalgia dilakukan dengan menggunakan numeric rating scale. Kelompok intervensi diberikan tindakan PMR selama 15 menit dengan frekuensi 2x sehari dalam 5 hari berturut-turut pasca kemoterapi. Hasil penelitian didapatkan penurunan intensitas myalgia sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (p value 0,001) dan pada kelompok kontrol (p value 0,001). Namun terdapat perbedaan penurunan intensitas myalgia antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah diberikan intervensi dengan selisih 0,81 (p value = 0,001). Kesimpulan, PMR dapat membantu menurunkan myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. PMR dapat menjadi salah satu terapi komplementer yang bisa diterapkan perawat di rumah sakit untuk menurunkan myalgia. ......Myalgia can be occured by side effect of chemotherapy. The purpose of this study was to identify the effect of PMR against myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. This study design was a quasi experiment, used pre and post test with control group. Samples were 32 patients, recruited by consecutive sampling. Measuring pain assessment used numeric rating scale. The intervention group had been provided PMR fifteen minutes twice a day for five days post chemotherapy. The results showed significantly different reduction of pain intensity before and after providing PMR in the intervention group and control group as well (p value = 0,001). There was a significantly different reduction of myalgia intensity between both group after giving intervention with mean difference 0,81 (p value = 0,001). It can be concluded that PMR can reduce myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. Suggestion, PMR becomes one of the complementary therapies to overcome myalgia
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Supriadi
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis Implementasi Kebijakan Pelayanan Instalasi BedahSentral, Terkait Pembatalan Operasi Elektif di IBS RSUPPersahabatan.Penelitian ini menganalisa pelaksanaan kebijakan pelayanan, yang menjadi faktorpenyebab pembatalan operasi elektif di IBS RSUP Persahabatan. Angkapembatalan operasi elektif merupakan parameter kualitas pelayanan bedah suaturumah sakit. Yang dimaksud pembatalan operasi elektif adalah operasi terencana,namun tidak dilaksanakan pada hari yang telah dijadwalkan. Pembatalan operasielektif di IBS RSUP Persahabatan masih di atas angka standar IBS, yangseharusnya angka pembatalan operasi IBS sama atau kurang dari le; 5 .Penelitian ini merupakan studi deskriptif analisis dengan metode kualitatif.Wawancara mendalam kepada dua belas informan dengan latar belakang jabatan,profesi, pendidikan, masa kerja dan usia yang berbeda di lingkungan RSPPersahabatan yang terkait dengan pelayanan IBS, dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor penyebab pembatalanoperasi karena sosialisasi kebijakan yang tidak adekuat, masih ada bahasakebijakan yang rancu. kapasitas ICU yang tidak memadai, Jumlah perawat IBSkurang, ada dokter bedah yang kurang komitmen. Sehingga IBS RSUPPersahabatan perlu terus memperbaharui revisi SOP dan kebijakan agar sesuaikebutuhan terkini, perlu memiliki sistim informasi online berbasis komputer yangterkait pelayanan bedah.kata kunci: Kebijakan, Pelayanan IBS, Pembatalan Operasi.
ABSTRACT
Analysis Policy Of Implementation Central Surgical InstallationServices IBS , Related To Cancellation Of Elective Surgery InIBS Persahabatan Hospital.This study, analyzes the implementation of the Service Policy, which is the factorcausing the cancellation of elective surgery in IBS RSUP Persahabatan. Thenumber of cancellations elective surgery is a parameter of the quality of surgicalservices of a hospital. The termination of elective Surgery is a planned operation,but not on a scheduled day. The cancellation of elective surgery at IBSPersahabatan Hospital is still above the IBS standard number, which should be thenumber of cancellation of IBS surgery equal to or less than le 5 . This research isa descriptive analysis study with qualitative method. In depth interviews withtwelve informants with different backgrounds of occupations, professions,education, years of service and age in the Persahabatan hospital to IBS serviceswere conducted in April May 2017. The results suggest that factors causingcancellation of operations due to socialization of policies Inadequate, there is stillan ambiguous policy language. Inadequate ICU capacity, Number of IBS nurses islacking, there are less committed surgeons. So IBS Persahabatan RSUP needs tokeep updating revision SOP and policy according to the current condition, needto have computer based online information system that connects between roomsrelated to surgical service.Keywords Policy, IBS Services, Surgery Cancellation
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasby Pri Choiruna
Abstrak :
ABSTRAK
Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dapat memiliki efikasi diri dan kualitas hidup yang rendah akibat gejala sesak napas dan batuk. Penggunaan inhaler dengan benar dapat mengatasi gejala-gejala tersebut. Mayoritas pasien PPOK masih menggunakan inhaler dengan tidak tepat. Latihan penggunaan inhaler dapat memperbaiki teknik penggunaan inhaler serta diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri dan kualitas hidup pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan penggunaan inhaler terhadap efikasi diri dan kualitas hidup pasien PPOK. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment dengan nonequivalent control group pretest-postest. Tiga puluh enam pasien PPOK dipilih menggunakan consecutive sampling dan dibagi menjadi kelompok yang mengikuti latihan penggunaan inhaler dan kelompok yang tidak mengikuti latihan penggunaan inhaler. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan efikasi diri pasien PPOK secara bermakna sebesar 9,33 skor setelah latihan penggunaan inhaler (p=0,001; p<0,05) dan terdapat perbedaan perubahan efikasi diri secara bermakna sebesar 6 skor dibandingkan pasien PPOK yang tidak mengikuti latihan penggunaan inhaler (p=0,000; p<0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kualitas hidup pasien PPOK secara bermakna dengan penurunan skor sebesar 10,355 setelah latihan penggunaan inhaler (p=0,001; p<0,05) dan terdapat perbedaan perubahan kualitas hidup secara bermakna sebesar 6,55 skor dibandingkan pasien PPOK yang tidak mengikuti latihan penggunaan inhaler (p=0,000; p<0,05). Terdapat pengaruh latihan penggunaan inhaler terhadap efikasi diri dan kualitas hidup pasien PPOK sehingga latihan penggunaan inhaler direkomendasikan kepada perawat untuk diberikan kepada pasien PPOK.
ABSTRACT
Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) can have low selfefficacy and quality of life due to symptoms of shortness of breath and cough. Proper use of inhaler is able to overcome these symptoms. The majority of COPD patients are still using inhaler incorrectly. Inhaler use training can improve technique of inhaler use and is expected to improve self-efficacy and quality of life in COPD patients. The purpose of this study was to determine the effect of inhaler use training on self-efficacy and quality of life in COPD patients. The research design used quasi experiment with nonequivalent control group pretest-postest. Thirty-six patients with COPD were selected using consecutive sampling and were divided into groups that followed the inhaler use training and those who did not follow the inhaler use training. The results showed that there was a significant improvement on self-efficacy in COPD patients by 9.33 score after the inhaler use training (p=0.001; p<0.05) and there was a significant difference on self-efficacy change of 6 scores compared to COPD patients who did not follow the inhaler use training (p=0.000; p<0.05). The results also showed that there was a significant improvement on the quality of life in COPD patients with a decrease in the score of 10.355 after the inhaler use training (p=0.001; p<0.05) and there was a significant difference on the quality of life change of 6.55 scores compared to the COPD patients who did not follow the inhaler use training (p=0.000; p<0.05). There was an influence of the inhaler use training on self-efficacy and quality of life in COPD patients so that the inhaler use training is recommended to the nurses to be given to COPD patients.
2018
T49011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Adiana
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyakit kronis yang progresif yang membutuhkan kemampuan pasien melakukan perawatan diri serta dukungan keluarga dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dukungan keluarga yang berhubungan dengan perilaku perawatan diri pasien PPOK. Desain penelitian adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 72 pasien PPOK, menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara skor total dukungan keluarga (p=0.001), dukungan emosional (p=0.001), dukungan instrumental (p=0.002), dukungan informasi (p=0.001) dan dukungan penghargaan (p=0.002) dengan perilaku perawatan diri pasien PPOK. Variabel konfonding yang berhubungan secara signifikan dengan perilaku perawatan diri pasien PPOK adalah status ekonomi (p=0.002), tingkat pendidikan (p=0.001) dan pengetahuan PPOK (p=0.001) dengan α=0.05. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melibatkan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan perilaku perawatan diri pasien PPOK.
ABSTRACT Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a progressive disease which requires the ability of patients to perform self-care and family support in carrying out the self-care. This research aimed to analyze the types of family support related with self-care behavior in COPD patients. This cross sectional study applied corelation analysis design and purposive sampling technique and involved 72 COPD patients. The result show that there is significant correlation among total score of family support (p=0.001), emotional support (p=0.001), instrumental support (p=0.002), informational support (p=0.001) and appraisal support (p=0.002) with patient self-care behavior. While, confounding variables that has significant correlation with self-care behavior were economic status (p=0.002), education degree (p=0.001), and COPD knowledge (p=0.001) with α=0,05. This research recommended to involve families in nursing care to improve self-care behavior in COPD patients.
2019
T52278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Supriadi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisa pelaksanaan kebijakan pelayanan, yang menjadi faktor penyebab pembatalan operasi elektif di IBS RSUP Persahabatan. Angka pembatalan operasi elektif merupakan parameter kualitas pelayanan bedah suatu rumah sakit. Yang dimaksud pembatalan operasi elektif adalah operasi terencana, namun tidak dilaksanakan pada hari yang telah dijadwalkan. Pembatalan operasi elektif di IBS RSUP Persahabatan masih di atas angka standar IBS, yang seharusnya angka pembatalan operasi IBS sama atau kurang dari ≤ 5 % . Penelitian ini merupakan studi deskriptif analisis dengan metode kualitatif. Wawancara mendalam kepada dua belas informan dengan latar belakang jabatan, profesi, pendidikan, masa kerja dan usia yang berbeda di lingkungan RSP Persahabatan yang terkait dengan pelayanan IBS, dilaksanakan pada bulan April- Mei 2017. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor penyebab pembatalan operasi karena sosialisasi kebijakan yang tidak adekuat, masih ada bahasa kebijakan yang rancu. kapasitas ICU yang tidak memadai, Jumlah perawat IBS kurang, ada dokter bedah yang kurang komitmen. Sehingga IBS RSUP Persahabatan perlu terus memperbaharui (revisi) SOP dan kebijakan agar sesuai kebutuhan terkini, perlu memiliki sistim informasi online berbasis komputer yang terkait pelayanan bedah
ABSTRACT
This study, analyzes the implementation of the Service Policy, which is the factor causing the cancellation of elective surgery in IBS RSUP Persahabatan. The number of cancellations elective surgery is a parameter of the quality of surgical services of a hospital. The termination of elective Surgery is a planned operation, but not on a scheduled day. The cancellation of elective surgery at IBS Persahabatan Hospital is still above the IBS standard number, which should be the number of cancellation of IBS surgery equal to or less than ≤ 5%. This research is a descriptive analysis study with qualitative method. In-depth interviews with twelve informants with different backgrounds of occupations, professions, education, years of service and age in the Persahabatan hospital to IBS services were conducted in April-May 2017. The results suggest that factors causing cancellation of operations due to socialization of policies Inadequate, there is still an ambiguous policy language. Inadequate ICU capacity, Number of IBS nurses is lacking, there are less committed surgeons. So IBS Persahabatan RSUP needs to keep updating (revision) SOP and policy according to the current condition, need to have computer based online information system that connects between rooms related to surgical service.
2017
T49685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Wandini
Abstrak :
Secara umum studi cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan praktik pemberian makan yang diterima oleh anak usia 0-59 bulan yang tinggal di panti asuhan di Jakarta. Penelitian dilakukan di tiga panti asuhan yang dikhususkan untuk menampung anak usia balita. Sebanyak 144 anak usia balita di panti dilibatkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil studi, sebesar 21.9% anak termasuk dalam kategori gizi kurang, 35.2% pendek, dan 6,5% kurus. Hampir 90% anak yang kebutuhan protein dan vitamin A nya terpenuhi, namun lebih dari 90% anak yang kebutuhan zinc nya tidak terpenuhi. Pada kenyataannya, kandungan gizi pada makanan yang disajikan oleh panti pun tidak memenuhi kebutuhan anak untuk zinc. Penelitian ini menemukan beberapa praktik pemberian makan yang tidak tepat seperti, tipe makanan dan respond pengasuh yang tidak tepat, juga praktik pemberian makan saat anak sakit dan dalam masa pemulihan. 71,5% anak menderita ISPA dan 22,2% menderita diare, sementara 18.8% anak menderita ISPA dan diare. Penelitian ini menemukan beberapa praktik yang tidak tepat seperti dalam hal penanganan makanan, penggunaan botol makanan (bottle feeding), tidak praktik cuci tangan yang tidak dilakukan oleh anak maupun pengasuh ketika menyajikan makanan atau menyuapi anak, serta beberapa hal lain yang dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi silang ataupun memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular. ......In general, this cross sectional study aims to explore nutritional status and feeding practice received by orphanage children aged 0-59 months in Jakarta. This study was conducted in three orphanages that are specifically accomodate under five children. Totally, 144 under five children in the orphanages were included in this study. This study found, 21.9% of children were underweight, 35.2% were stunting, and 6.5% were wasting. Almost 90% children had adequate protein and vitamin A, but more than 90% of them had zinc inadequacy. In fact, nutrient content in the food served by orphanage was also not fulfilled child's requirement for zinc. This study found inappropriate feeding practice received by children, i.e in appropriate food type, inappropriate respond from caregiver during feeding and improper feeding during illness and recovery. 71.5% of children were suffered from ARI, 22.2% suffered from diarrhea and 18.8% children suffered from ARI and diarrhea. This study found some inappropriate practice of food handling such as the use of bottle feeding, hand-washing which was not practiced by children or caregivers when serve food or feeding children, as well as some other things that could allow cross-contamination, or facilitate the spread of infectious diseases.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>