Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Udin Saefudin
"Perbankan syariah di Indonesia merupakan fenomena bisnis baru yang menawarkan jasa dan produk - produk baru. Sebagai bisnis baru dengan produk baru yang belum dikenal luas, bank - bank syariah dihadapkan pada persaingan dengan bank - bank konvensional yang telah terlebih dahulu berada di pasar. Tantangan semakin menguat, ketika awal Januari 2004, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa bahwa bunga bank adalah Riba dan haram hukumnya. Fatwa ini membawa implikasi perlunya bank - bank syariah memberikan layanan pada seluruh umat yang meyakini haramnya bunga bank, yang tersebar bukan hanya di served area (wilayah yang sudah terlayani bank syariah) tetapi juga di un-served area (wilayah yang tersebar di berbagai pelosok tanah air yang belum memiliki jaringan layanan perbankan syariah).
Permasalahannya, bagaimana perbankan syariah menyiasati keterbatasannya dalam memberikan layanan kepada pasar yang tersebar (scattered) pada sewed maupun unserved area dan bagaimana komunikasi pemasaran produk - produk baru yang dilakukan perbankan syariah?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan eksploratif yang bersifat deskriptif analitis, dengan kategori studi kasus single case, multilevel analysis. Kasus yag diteliti dan unit anaiisisnya adalah Kartu Share , yaitu sebuah produk baru hasil inovasi aliansi dari Bank Muamalat Indonesia.
Kajian komunikasi pemasaran terhadap produk baru bank ini, antara lain karena pionir bank syariah nasional yang mulai beroperasi 1 Mei 1992 / 27 Syawal 1412 Hijriyah ini merupakan satu - satunya bank syariah yang survive pada mesa krisis moneter 1997 -- 1998, tanpa program rekapftalisasi dan terus menunjukkan kinerjanya yang positif. Bank ini menetapkan visinya untuk ?Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional.'' Pasar spiritual adalah masyarakat yang meyakini bahwa bunga bank adalah riba dan haram hukumnya. Sedangkan pasar rasional adalah masyarakat atau pasar yang dafam menggunakan bank tanpa mempertimbangkan haram- halalnya bunga bank.
Upaya mewujudkan visi ini dihadapkan pada persaingan dan keterbatasan, antara lain kurangnya jaringan layanan, variasi produk, sumber daya insani dan permodalan. Kesenjangan (gap) ini memotivasi Muamalat untuk melakukan inovasi (innovation) melalui penemuan (invention) yang menghasilkan produk baru (new product), dipadu aliansi (alliance) dalam dua sisi, yaitu: jaringan pembukaan rekening dan penyetoran (depository arrangement) dan layanan pengambilan tunai, transfer, serta kemudahan transaksi lainnya.
Bagi Bank Muamalat, komersialisasi (commercialization) Shar-e menjadi fokus dalam meningkatkan nasabah ritel perorangan (retail customer base), dana pihak ketiga (dana masyarakat), efisiensi biaya dana (cost of fund) dan memberikan beragam tayanan lainnya. Shar-e menjadi flagship product balk pada sisi tangible benefits (indikator keuangan) maupun pada intangible benefits (pengakuan dan sejumlah penghargaan).
Untuk mengetahui proses komersialisasinya sebagai produk baru hasil inovasi (produk inovatif), tesis ini memfokuskan pada bagaimana Komunikasi Pemasaran Terpadu (integrated Marketing Communications) Shar-e sehingga mampu meningkatkan penjualan (sales volume) dan memberi kontribusi pada kinerja bisnis sesuai visi dan misi perseroan.
Dapat dicatat bahwa komunikasi pemasaran Shar-e sebagai produk baru telah dilakukan dengan fokus, terpadu, berlangsung efektif dan berhasil menambah jumlah nasabah secara signifikan. Bauran komunikasi (Communications Mix) yang diramu dalam bauran promosi (Promotional Mix), antara lain perikalan (advertising), publikasi dan kehumasan (publicity and public relations), promosi penjualan (sales promotion), penjualan langsung (direct selling) dan penjualan tatap muka (personal selling). Keberhasilan komunikasi pemasaran ini ditunjang aiiansi yang memungkinkan tersedianya produk ini (availability of product) pada jaringan di served maupun urserved area. Inovasi dalam ?Modes of Entry" ini mendapat sejumlah penghargaan, antara lain pengakuan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Menteri Negara Riset dan Teknologi bekerjasama dengan majalah SWA dan MARS Consulting, dan menempatlan Shar-e sebagai the Most Innovative Product.
Dapat disimpulkan bahwa apabila produk baru hasil inovasi didukung komunikasi pemasaran terarah, fokus dan terpadu, akan memiliki tingkat keberhasilan komersial yang meningkatkan kinerja bisnis, reputasi produk maupun reputasi korporasi. Namun demikian, dalam kasus produk baru ini masih perlu dilakukan peningkatan komunikasi pemasaran terpadu, termasuk perlunya riset khusus tentang brand, diferensiasi keunggulan dan positioningnya di benak masyarakat."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S9717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Anggraini
Universitas Indonesia, 2010
S24926
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Handayani
"Lambatnya proses penyelesaian perbankan di Indonesia sangat menghambat pemulihan dunia usaha setelah adanya krisis, walaupun dalam pelaksanaannya kepercayaan masyarakat sudah kembali pulih sehingga dapat mendorong pertumbuhan penghimpunan dana pada tingkat yang lebih baik khususnya bank yang memiliki derajat kredibilitas tinggj.
Deregulasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah juga mengakibatkan tingkat persaingan yang semakin tajam. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingap setiap bank harus memperhatikan kepentingan nasabah sebagai perhatjan utama. Tak terkecuali dengan Bank BN1 dalam rangka melakukan pembenahan mutu Iayanan salah satunya dengan cara meluncurkan produk Tabungan Plus (TAPLUS). dalam rangka menghimpun masukan dana sehingga dapat mencapai kinerja keuangan yang mantap.
Ditengah persaingan yang begitu ketat dalam bisnis serupa yang dilakukan oleh kompetitor, ternyata mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan topik: Analisa Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran terhadap Citra Pro iuk Tap/us (Kasus Bank Kampus Universitas Indonesia).
Secara umum tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan bauran komunikasi pemasaran terhadap citra produk. Sedangkan tujuan khususnya Penelitian dilakukan di Divisi Pemasaran Retail, BNI Kantor Besar, dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa Univesitas Indonesia yang merupakan nasabah Bank BNI cabang Uiversitas Indonesia Depok dan Salemba. Disamping itu digunakan juga metode kualitatif dengan wawancara mendalam kepada pihak manajemen divisi pemasaran retail BNI serta menggunakan data-data sekunder dan tulilan maupun laporan yang sesuai dengan topik laporan ini.
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manejemen pemasaran, teori komunikasi pemasaran terpadu dan teori mengenai citra. Hermawan Kertajaya menyatakan adanya ads clutter (banjir iklan) yang terjadi saat ini ternyata sudah dalam taraf merepotkan konsumen sehingga promosi yang bersifat broadcasting atau massal sudah tidak efektif lagi. Untuk saat ini komunikasi yang bersifat personal communication seperti word of mouth communications dianggap lebih efektif dalam mendongkrak penjualan yang pada akhirnya dapat dijadikan sarana untuk membangun citra perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bank BNI belum melaksanakan kebijakan komunikasi pemasaran terpadu secara komprehensif . Secara statistik, terdapat korelasi yang positif dan signifikan antar elemen-elemen periklanan, personal selling dan publisitas terhadap citra produk TAPLUS, walaupun memang hubungan tersebut tergolong sedang, sehingga belum menunjukkan hasil yang maksimal dalam rangka menancapkan citra yang unik dan positip di benak konsumen.
Rekomendasi teoritis dari penelitian ini adalah yaitu masih perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk mendapat hasil yang lebih komprehensip dan terfokus mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu yang diterapkan dalam bisnis jasa di Indonesia pada umumnya dan bisnis perbankan pada khususnya.
Rekomendasi praktis penelitian diharapkan agar manajemen Bank BNI agar manajemen bank BNI divisi pemasaran retail dapat menetapkan satu garis kebijakan komunikasi pemasaran yang utuh dan terperinci sehingga dapat diimplementasikan pada seluruh cabang-cabang Bank BNI secara bersamaan.

Corelational Analysis Marketing Communications strategy as Taplus Image (Study Case: BNI bank at University of Indonesia )The slowness of the banking resolution process is very slowing down the recovery of banking business after the monetary crisis in Indonesia, even in reality the people faith for the banking industry has recovered which encourage the investor at a better level. This happen especially tp the bank which has high credibility.
The deregulations of banking management which is implemented by the government is also caused high competition. Therefor, to withstand and win the competition, each bank must give priority to customer satisfaction. BNI Bank as one of the government bank (Bank BUMN) in Indonesia is also restructuring the quality of its services in which one of them is to launch Tabungan Plus (TAPLUS) in order to raise the funds for better financial performance.
In the middle of high competition in banking business by its competitor, BNI can give more attraction to the Writer to do research with the topic: The analysis of the influence of the marketing communications mix of Tabungan Plus image (Study Case: BNI bank at University of lndonesi'p ).
In general, the objective of this research is to see the influence of the mixing of marketing communication to product image. The research was conducted at the Retail Marketing Division of BNI Bank head officer by using quantitative and qualitative method. The collection of data was done by using the survey method via questionaire which was distributed to the students' of University of Indonesia which are customer of BNI bank branch at the University. Other than that the qualitative method is also performed by in depth interview to the management of BNI retail division and using secondary data and article or report which is associate with the topic in this report.
Base theories use in this research is markelting management theory, marketing communications theory, and the image theory. Management expert Hermawan Kertajaya says that the ads clutter which currently happen has been confusing the customer and therefore the broadcasting and massive promotion are no longer effective. For the time being the personil communication like word of mouth communication is considered more effective to enchance sales and at least can be used to create company image.
The result of the research shows that BNI is not yet implement an integrated and comprehensive marketing communication, thus, it is not yet a unity. Statistically, there is a positive and significant corelation among the advertising elements, personal selling and publicity to Taplus image, eventhough the. relation is considered average and therefore it h1s not show the maximum result in terms of introducing the positive and unique image among the consumers.
The theoretical recommendation of the research is that BNI needs to do the further research to get more comprehensive find to focus for integral marketing communication strategy which is implemented in the services business in Indonesia in general, and to the banking business Recifically.
The practical recommendation of this research is to encourage the BNI Bank Management so that the retail division can implement one line of marketing communication policy which are detail and rigid pnd therefore it can be implemented to all BNI Bank branch at the same time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T 11575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosalina Dewi Triswardhani
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui cara yang dapat dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (BMI) untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan hubungan dengan nasabah shar-i yang telah ada dan sekaligus untuk mengetahui karakteristik nasabah yang dapat diakuisisi sebagai nasabah shar-i berikut peluang ketertarikannya guns menyusun strategi manajemen hubungan pelanggan produk shar-i, yang merupakan produk andalan perusahaan dalam rangka pencapaian target perusahaan di tahun 2006. Dalam penelitian ini digunakan content analysis untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif dan dua macam statistik untuk menganalisis data yang bersifat kuantitatif, yaitu statistik deskriplif dan statistik inferensial. Penggunaan statistik inferensial dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik nasabah yang dapat diakuisisi sebagai nasabah shar-i berikut peluang ketertarikannya melalui penggunaan model ekonometri yang merupakan model dengan variabel terikat dummy atau kategorik yang disebut Model Logit. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa BMI belum mengetahui cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan dengan nasabah shar-t sebagai pelanggan dan belum mengetahui karakteristik nasabah yang dapat diakuisisi sebagai nasabah shar-i dan memiliki peluang ketertarikan yang besar dalam mengkonsumsi shar-i, sehingga saat ini BMI belum berorientasi pada pelanggan karena BMI belum memiliki strategi manajemen hubungan pelanggan. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa sebagian besar nasabah shar-i berada dalam low attractiveness segment dan tidak puas dengan produk shar-i yang selama ini mereka konsumsi yang disebabkan karena BMI belum dapat memberikan value yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. Adapun peluang pasar terbesar bagi produk shar-t adalah nasabah dengan karakteristik meyakini bunga bank tidak sesuai dengan ajaran Islam, suka membawa uang dalam bentuk tidak tunai, berpendapat fasilitas fisik bank dan pendukung serta jaringan merupakan jasa paling periling dalam perbankan, berpendidikan terakhir perguruan tinggi, dan berpendapatan per bulan di bawah Rp 2,500.000,-. Oleh karena itu disarankan kepada BMI untuk menyusun strategi manajemen hubungan pelanggan dengan menggunakan theoritical framework yang merupakan gabungan teori yang dikemukakan oleh Francis Bottle dan Melinda Nykamp sebagaimana terangkum dalam usulan implementasi strategi manajemen hubungan pelanggan produk shar-i. BMI yang telah disusun berdasarkan penelitian ini.

The main purpose of this research is to know the way of which can be conducted by PT, Bank Muamalat Indonesia, Tbk ( BMI) to maintain and improve their relation with their existing customer of shar-e and also to know the characteristic of the customer which can be acquisition as shar-e customer following their probability in consuming shar-e in order to compile the strategy of customer relationship management of shar-e, representing BMI's pledge product in order to reach the goals of the Company in the year of 2006. Content analysis were using in this research to analyse data which having the character of qualitative and two kinds of statistic to analyse data which having the character of quantitative, that is descriptive statistical and inferential statistical. The use of inferential statistical intended to know the characteristic of the customer which can be acquisition as a customer of shar-e following their probability in consuming shar-e through the using of logit model, The result of this research conclude that BMI not yet known the way of which can be conducted to maintain and improve their relation with their existing customer of shar-e and not yet known the characteristic of the customer which can be acquisition as customer of shar-e and own the biggest probability in consuming shar-e, so that at this time BMI not yet oriented at customer because of BMI not yet owned the strategy of customer relationship management. This research also conclude that the most customer of shar-e staying in low attractiveness segment and dissatisfy with this product, because BMI not yet earned to give value which match with their needs, their expectation and desire. As for the opportunity of the biggest market for shar-e is the customer with these characteristic : believe that the interest rate of bank disagree with Islam teaching, like to bring money in the form of not, having a notion facility of physical evidence of the bank and its network represent service most important in banking, having last education of college, and having the earning per month below/under Rp 2.500.000,-. Therefore suggested to BMI to compile the strategy of their customer relationship management by using theoretical framework representing the combination of theory proposed by Francis Buttle and Melinda Nykamp as compiled in the proposal of the implementation of the customer relationship management strategy of product shar-e of BMI, which have been compiled pursuant to this research."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Acieta Arbi
"ABSTRAK
Industri musik dan rekaman, yang melibatkan bermacam-macam aliran musik, selalu
dipengaruhi oleh tren musik yang berlaku. Tahun 1999 merupakan tahun kesuksesan boyband, yaitu
kelompok penyanyi vokal pria yang membawakan lagu pop yang easy listening atau enak didengar.
Hal ini disebabkan karena suksesnya album-album dan konser-konser mereka sehingga memberikan
inspirasi kepada perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman untuk memunculkan
boyband-boyband baru.
Westlife. yang terbentuk tahun 1998, merupakan salah satu artis pendatang baru
internasional pada tahun 1999. Westlife, yang terdiri dan lima orang pria: Shane Filan, Mark
Feehily, Klan Egan, Nicky Byrne dan Bryan McFadden, dan berasal dari irlandia, dikategorikan
sebagai boyband. Adapun pemegang hak produksi, distribusi dan pemasaran produk Westlife di
Indonesia adalah PT 8MG Music Indonesia, yang bersama dengan RCA selaku perusahaan rekaman
yang mengontrak Westlife, merupakan unit dad BMG Entertainment.
Sebagai produk dan sebuah hoyband. produk Westlife menghadapi pasar sasaran yang sama
dengan produk dari boyband internasional Iainnya yaitu cohort Internet dan cohort MTV, terutama
remaja putri. Untuk memasuki pasar sasaran tersebut PT BMG Music indonesia harus melakukan
suatu bentuk strategi komunikasi pemasaran yang efektif sehingga Westlife dapat dengan sukses
memasuki pasar sasaran tersebut. Strategi komunikasi pemasaran merupakan unsur yang sangat
penting bagi perusahaan yang bergerak dalam industrii musik dan rekaman di Indonesia, karena
dalam melakukan bauran pemasaran, hanya unsur produksi dan komunikasi pemasaran yang dapat
diterapkan secara berbeda oleh masing-masing perusahaan. Unsur harga (price) dan saturan
distribusi merupakan hal yang telah ditetapkan bersama dan bersifat baku dalam industri musik dan
rekaman di indonesia.
Perangkat-perangkat dasar dalam komunikasi pemasaran adalah advertising (periklanan),
direct marketing (pemasaran Iangsung), sales promotion (promo si penjualan), publicity/public
relations (hubungan masyarakat) dan personal selling (kewiraniagaan). Perusahaan dapat memilih
perangkat-perangkat yang akan digunakan untuk mempromosikan produknya tergantung pada
kebutuhan dan anggaran biaya promosi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal yang dianggap
penting adalah bahwa perangkat-perangkat tersebut terkoodinir secara baik dan harus saling
berhubungan sertaa saling mendukung sehingga terbentuk suatu integrated marketing communication
bagi produk yang diprornosikan. Sebelum menentukan bentuk strategi kornunikasi pemasaran yang
digunakan, perusahaan harus rnenentukan tujuan dan strategi tersebut.
Pada umumnya perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di indonesia
menggunakan 3 perangkat dalam strategi komunikasi pemasaran yaitu advertising, sales promotion
dan publicity/public reiations Saies prornouiorl yang diguriakan umurnnya bersifat prornosi
perdagangan. Promosi konsumen, yaitu promosi yang berorientasi pada konsumen, kalaupun
digunakan biasanya hanya berbentuk pemberian bonus berupa poster allis atau undian berhadiah.
Dengan tujuan niemperkenalkan produk Westlife yaitu baik lagu-lagu yang dibawakan oleh
Westlife, Westlife sendiri secara personal, dan menjadikan Westlife sebagai artis internasional yang
menjadi favorit dan ¡dola baru dalam industri musik dan rekaman di Indonesia, PT BMG Music
Indonesia melakukan strategi komunikasi pemasaran yang merupakan integrated marketing
Communications dengan menggunakan advertising, sales promotion dan publicity/public relations
yang dititikberatkan pada kepuasan konsumen.
Penitikberatan pada kepuasan konsumen terutama dicerminkan oleh sales promotion yang
dilakukan oleh PT BMG Music indonesia. Bentuk sales promotion yang berorientasi kepada
kepuasan konsumen ini adalah pemberian sisipan berupa ballotd dalam setiap produk Westlife, baik
berupa kaset, CD maupun VCD. Melalui ballots tersebut PT BMG Music Indonesia dapat menjalin
interaksi timbal balik dengan konsumennya, dimana hal ini beium pernah dilakukan oleh perusahaan lain yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di Indonesia. Ballots tersebut memberikan
keuntungan bagi konsumen, berupa perolehan informasi seputar Westlife, dan bagi PT BMG Music
Indonesia, berupa data konsumen yang dapat membantu PT BMG Music Indonesia dalam
meningkatkan pelayanannya dan merancang program komunikasi pemasaran yang efektif.
Hasil yang diperoleh dari strategi komunikasi yang dilakukan oieh PT BMG Music
Indonesia adalah angka penjualan kaset, Compact Disc (CD) dan Video Compact Disc (VCD)
Westlife yang cukup tinggi di indonesia, yaltu mencapai 20 platinum untuk album pertama Westlife
yang berjudul ?Westlife?. Prestasi penjualan produk Westlife merupakari prestasi yang
mengagumkan bagi artis internasional di lndonesia. Westlife sendiri, saat ini, merupakan boyband
yang menjadi penyanyi favorit dan idola baru dalam industri musik dan rekaman di indonesia.
;ABSTRAK
Industri musik dan rekaman, yang melibatkan bermacam-macam aliran musik, selalu
dipengaruhi oleh tren musik yang berlaku. Tahun 1999 merupakan tahun kesuksesan boyband, yaitu
kelompok penyanyi vokal pria yang membawakan lagu pop yang easy listening atau enak didengar.
Hal ini disebabkan karena suksesnya album-album dan konser-konser mereka sehingga memberikan
inspirasi kepada perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman untuk memunculkan
boyband-boyband baru.
Westlife. yang terbentuk tahun 1998, merupakan salah satu artis pendatang baru
internasional pada tahun 1999. Westlife, yang terdiri dan lima orang pria: Shane Filan, Mark
Feehily, Klan Egan, Nicky Byrne dan Bryan McFadden, dan berasal dari irlandia, dikategorikan
sebagai boyband. Adapun pemegang hak produksi, distribusi dan pemasaran produk Westlife di
Indonesia adalah PT 8MG Music Indonesia, yang bersama dengan RCA selaku perusahaan rekaman
yang mengontrak Westlife, merupakan unit dad BMG Entertainment.
Sebagai produk dan sebuah hoyband. produk Westlife menghadapi pasar sasaran yang sama
dengan produk dari boyband internasional Iainnya yaitu cohort Internet dan cohort MTV, terutama
remaja putri. Untuk memasuki pasar sasaran tersebut PT BMG Music indonesia harus melakukan
suatu bentuk strategi komunikasi pemasaran yang efektif sehingga Westlife dapat dengan sukses
memasuki pasar sasaran tersebut. Strategi komunikasi pemasaran merupakan unsur yang sangat
penting bagi perusahaan yang bergerak dalam industrii musik dan rekaman di Indonesia, karena
dalam melakukan bauran pemasaran, hanya unsur produksi dan komunikasi pemasaran yang dapat
diterapkan secara berbeda oleh masing-masing perusahaan. Unsur harga (price) dan saturan
distribusi merupakan hal yang telah ditetapkan bersama dan bersifat baku dalam industri musik dan
rekaman di indonesia.
Perangkat-perangkat dasar dalam komunikasi pemasaran adalah advertising (periklanan),
direct marketing (pemasaran Iangsung), sales promotion (promo si penjualan), publicity/public
relations (hubungan masyarakat) dan personal selling (kewiraniagaan). Perusahaan dapat memilih
perangkat-perangkat yang akan digunakan untuk mempromosikan produknya tergantung pada
kebutuhan dan anggaran biaya promosi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal yang dianggap
penting adalah bahwa perangkat-perangkat tersebut terkoodinir secara baik dan harus saling
berhubungan sertaa saling mendukung sehingga terbentuk suatu integrated marketing communication
bagi produk yang diprornosikan. Sebelum menentukan bentuk strategi kornunikasi pemasaran yang
digunakan, perusahaan harus rnenentukan tujuan dan strategi tersebut.
Pada umumnya perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di indonesia
menggunakan 3 perangkat dalam strategi komunikasi pemasaran yaitu advertising, sales promotion
dan publicity/public reiations Saies prornouiorl yang diguriakan umurnnya bersifat prornosi
perdagangan. Promosi konsumen, yaitu promosi yang berorientasi pada konsumen, kalaupun
digunakan biasanya hanya berbentuk pemberian bonus berupa poster allis atau undian berhadiah.
Dengan tujuan niemperkenalkan produk Westlife yaitu baik lagu-lagu yang dibawakan oleh
Westlife, Westlife sendiri secara personal, dan menjadikan Westlife sebagai artis internasional yang
menjadi favorit dan ¡dola baru dalam industri musik dan rekaman di Indonesia, PT BMG Music
Indonesia melakukan strategi komunikasi pemasaran yang merupakan integrated marketing
Communications dengan menggunakan advertising, sales promotion dan publicity/public relations
yang dititikberatkan pada kepuasan konsumen.
Penitikberatan pada kepuasan konsumen terutama dicerminkan oleh sales promotion yang
dilakukan oleh PT BMG Music indonesia. Bentuk sales promotion yang berorientasi kepada
kepuasan konsumen ini adalah pemberian sisipan berupa ballotd dalam setiap produk Westlife, baik
berupa kaset, CD maupun VCD. Melalui ballots tersebut PT BMG Music Indonesia dapat menjalin
interaksi timbal balik dengan konsumennya, dimana hal ini beium pernah dilakukan oleh perusahaan lain yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di Indonesia. Ballots tersebut memberikan
keuntungan bagi konsumen, berupa perolehan informasi seputar Westlife, dan bagi PT BMG Music
Indonesia, berupa data konsumen yang dapat membantu PT BMG Music Indonesia dalam
meningkatkan pelayanannya dan merancang program komunikasi pemasaran yang efektif.
Hasil yang diperoleh dari strategi komunikasi yang dilakukan oieh PT BMG Music
Indonesia adalah angka penjualan kaset, Compact Disc (CD) dan Video Compact Disc (VCD)
Westlife yang cukup tinggi di indonesia, yaltu mencapai 20 platinum untuk album pertama Westlife
yang berjudul ?Westlife?. Prestasi penjualan produk Westlife merupakari prestasi yang
mengagumkan bagi artis internasional di lndonesia. Westlife sendiri, saat ini, merupakan boyband
yang menjadi penyanyi favorit dan idola baru dalam industri musik dan rekaman di indonesia.
"
2001
T709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiadi
"Kehadiran berbagai paket deregulasi akhir-akhir ini telah memberikan peluang yang cukup baik bagi munculnya sistem perbankan Islam yang memang telah lama dinantikan oleh sebagian masyarakat Islam di Indonesia. Disamping karena produk bank Islam menggunakan sistem bagi hasil (yang dibolehkan secara syariah Islam), juga produk-produk Bank Islam ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh produk bank konvensional. Atas dasar hal tersebut diatas maka tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah melihat kelebihan yang dimiliki oleh produk bank Islam yang dapat menj adi suatu kekuatan pemasaran perusahaan, dimana penulis mengambil Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai sumber penelitian oleh karena Bank ini merupakan Bank Islam Bank Umum pertama yang ada di Indonesia saat ini. Dalam menganalisis usaha-usaha pemasaran BMI, penulis membatasi tinjauan aspek produk ini pada kebijakan produk penyaluran dan penarikan dananya saja serta melihat potensi kekuatan pemasaran yang ada pada produk-produk tersebut. Analisis sebagian besar dilakukan secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan cara membandingkannya dengan produk-produk bank konven sional. Hasil analisis menunjukan bahwa secara kualitatif menunjukan bahwa produk-produk BMI memiliki berbagai kelebihan yang dapat menjadi suatu kekuatan pemasaran suatu seperti adanya aspek diferensiasi, loyalitas konsumen yang kuat dsb. Penulis berkesimpulan bahwa kebijakan produk yang dilakukan BMI akan dapat menciptakan suatu kekuatan yang lebih baik lagi bagi perkembangan bank Islam tersebut dimasa mendatang. Sehingga akan dapat meletakan dasar yang kuat bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang tajam. Penulis menyarankan BMI untuk meningkatkan hasil guna dari keqijakan produknya melalui penyediaan kotak saran , promosi yang lebih gencar lagi, perlunya merekrut tenaga-tenaga yang profesional dst."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardana Yudakusuma
"Pokok pikiran (tesis) dari penelitian ini adalah gambaran obejektive situation dari strategi komunikasi pemasaran produk asuransi pendidikan Sequis Life. Tesis ini mencoba menggambarkan strategi komunikasi pemasaran yang di terapkan perusahaan asuransi jiwa Sequis Life dan dihubungkan dengan alat analisa SOSTAC.
Masalah yang diteliti adalah mengetahui gambaran objective situation komunikasi pemasaran produk KIDS PLAN. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus (case study) dengan payung paradigma kualitatif dan analisa penelitian secara naratif. Adapun tujuan menggunakan metode ini adalah adanya keinginan untuk mengungkapkan fakta yang didapat dari lapangan dengan variasi sumber data yang tinggi, sehingga jika menggunakan metode kualitatif terasa tujuan yang hendak dicapai menjadi terbatas.
Hasil penelitian menunjukan (1) Terdapat pengaruh yang kuat antara citra perusahaan asuransi jiwa lokal terhadap kepercayaan masyarakat. (2) Terdapat hubungan yang kuat antara pertumbuhan pendapatan premi KIDS PLAN dengan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi jiwa lokal. (3) Faktor-faktor internal yang mendukung kegiatan perusahaan PT AI Sequis Life dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran adalah kebijakan perusahaan di bidang promosi dan pengembangan sumber daya manusia serta melakukan promosi melalui special event atau alat - alat promosi seperti (l) personal selling (2) public relation and sponsor marketing. (3) direct marketing communication, (4) point of purchased communication (5) sales promotion. Faktor - faktor eksternal dan situasional yang ikut mempengaruhi keberadaan KIDS PLAN di mata masyarakat adalah (1) kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan menutup sejumlah bank dan perusahaan asuransi (2) Krisis moneter dan (3) citra buruk yang selama ini di sandang perusahaan asuransi jiwa lokal. Tidak kuatnya hak cipta atau paten terhadap produk asuransi jiwa sehingga mudah sekali untuk di tiru oleh perusahaan asuransi jiwa lain.
Kontribusi dan keterbatasan Studi dari penelitian ini adalah: Penelitian ini tidak concern pada semua masalah yang melingkupi obyek penelitian, sehingga mempunyai sejumlah keterbatasan, yakni masih terbatas pada bentuk studi kasus di SEQUIS LIFE, itupun terbatas pada produk KIDS PLAN, 1 diantara 15 produk asuransi jiwa Sequis Life lainnya. Sehingga hasil penelitian ini terbatas untuk digeneralisasi bagi obyek-obyek penelitian yang lain, baik perusahaan asuransi jiwa yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Dari penelitian ini di rekomendasikan formula dengan alat analisa SOSTAC yang dipadukan dengan marketing mix sehingga dapat menghasilkan rekomendasi praktis yang berguna untuk pembentukan strategi komunikasi pemasaran di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widirianto Hendro T.
"ABSTRAK
Satelindo telah berkembang menjadi penyedia pelayanan seluler terbesar di
Indonesia, melewati saingan terdekatnya PT. Telkomsel. Hal ini Lebih dikarenakan
kebijakan pemerintah yang memungkingkan PT. Satelindo untuk meraup pasar terbesar,
seperti area Jakarta dan sekelilingnya. Sedangkan PT. Telkomsel Lebih menitik beratkan
meratanya investasi di seiuruh Indonesia.
Namun pada perkembangannya pada akhir 1996 muncul pesaing baru, PT.
Excelcomindo Pratama yang juga meluncurkan pelayanan teknologi seluler yang secara
teknologì memberikan kapabilitas yang lebih baik.
Persaingan ketiga operator ini menjadi semakin ketat dengan munculnya krisis
ekonomi pada akhir 1996 yang mendorong konsumen untuk memotong cost yang mereka
miliki. Munculnya isu bad-debt pada sistem pascabayar menjadi salah satu hal yang
mendorong dipakainya satu sistem yang belum matang, bahkan untuk negara Eropa
sekalipun. Sistim tersebut dikenal dengan sistim prabayar (prepaid system).
Dengan sistim ini Satelindo sangat mengandalkan strategi diferensiasi harga
(pricing-differentiation) pada strategi pemasaran kedua produk tersebut. Pembedaan yang
hanya dilakukan pada atribut harga, jelas merupakan solusi temporer bagi pelanggan
yang sangat price-sensitive karena krisis, dan mencegah brand switching ke produk lain.
Namun kondisi ini secara teknis juga membuat Satelindo harus menerima revenue yang
lebih rendah karena margin keuntungan prabayar yang sangat tipis. Selain itu strategi ini
hanya menguntungkan di jangka pendek.
Bahkan karena strategi pemasaran diatas muncul bias di pasar dimana produksen
sendiri tidak dapat mendefinisikan secara jelas profil pasar masing-masing produk dan
bagaimana perceived-value konsumen pada masing-masing produk. Untuk itu pada karya
akhir ini penulis melakukan riset untuk membaca persepsi konsurnen pada produk selular
yang beredar di pasar, khususnya produk GSM.
Diketahul beberapa atribut yang dipersepsikan konsumen sebagai hal terpenting
dalam pemilihan produk. dua urutan teratas adalah kemampuan jelajah dan harga. Hal
tersebut rnenjeíaskan mengapa Telkomsel dapat menjadi market-leader walaupun secara
atribut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan produk Satelindo. Beberapa
hal yang harus diperhatikan didasarkan pada persepsi konsumen atas produk yang ada
akan sangat membantu menjelaskan kondisi pasar untuk kemudian menentukan strategi
pemasaran yang tebraik untuk PT Satelindo.
Sudah menjadi keharusan untuk Satelindo melakukan regenerasi strategi
pemasarannya dengan memperhatikan kompopsisi inti mereka. Dimana strategi ini
menjadikan perusahaan mernpunyai daya saing tinggi dan kepemimpinan global pada
industri teleokomunikasi selular.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>