Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naibaho, Jimmi
"Merek tidak lagi dianggap hanya sebagai nama, simbol, slogan, atau cap dagang saja. Di tengah persaingan pasar yang ketat, merek telah menampilkan peranannya yang jauh lebih besar. Kekuatan merek sebagai aset inilah yang kerap disebut sebagai Ekuitas Merek (brand equity). Merek yang kuat memberikan keuntungan tambahan bagi perusahaan seperti efektivitas dan efisiensi program pemasaran, penetapan harga premium, peluang yang lebih baik untuk perluasan merek, dan kemudahan dalam saluran distribusi. Perluasan merek adalah penggunaan suatu merek yang telah mapan di kategori produk tertentu untuk memasuki kategori produk lainnya. Merek yang kuat saat ini adalah hasil dari investasi besar perusahaan di masa lalu, dan tetap banyak resiko yang timbul ketika sebuah merek dieksplorasi. Oleh karena itu, keputusan untuk memperluas merek harus diambil secara hati-hati. Pemahaman yang mendalam mengenai persepsi konsumen atas kualitas merek dan asosiasi-asosiasi yang melekat pada merek perusahaan adalah suatu keharusan untuk menentukan arah perluasan merek.
Perluasan merek juga kerap dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di pasar 132B seperti PT. Dwitama Prima Sakti, yang biasa dipanggil dengan DWITAMA, sebagai sebuah perusahaan penyedia jasa dan alat pendukung pekerjaan konstruksi. DWITAMA berencana akan memperluas lini produknya dengan tetap menggunakan merek yang sama untuk produk-produknya tersebut yaitu nama DWITAMA itu sendiri. Saat ini manajemen DWITAMA telah mempunyai beberapa alternatif produk barn yang akan dipasarkan dan masih terus mengkaji dan mengembangkan produk-produknya tersebut. Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah:
1. Untuk rnengetahui persepsi pelanggan DWITAMA terhadap kualitas produk dan asosiasi-asosiasi mereknya.
2. Untuk memperoleh gambaran mengenai jenis produk baru untuk perluasan merek DWITAMA dengan mengacu pada hasil penelitian mengenai kesan kualitas produk dan asosiasi-asosiasi merek DWITAMA, potensi pasar, dan proses pembelian produk tersebut.
3. Untuk melihat seberapa jauh kesan kualitas produk dan asosiasi-asosiasi merek DWITAMA dapat mempengaruhi pembentukan respon pelanggan terhadap produk baru DWITAMA.
4. Untuk melihat seperti apa respons pelanggan yang terbentuk terhadap penawaran produk baru DWITAMA.
Penelitian ini dibagi menjadi tiga studi. Studi pertama adalah mengenai kesan kualitas terhadap produk-produk perusahaan yang sudah lebih dahulu ada dan asosiasi-asosiasi merek yang akan menjadi panduan dalam menentukan kategori produk seperti apa yang sesuai dengan merek tersebut.
Selanjutnya studi kedua adalah untuk mencari produk baru yang paling tepat untuk digunakan sebagai perluasan merek DWITAMA. Selain menggunakan persepsi kualitas dan asosiasi-asosiasi merek, penulis juga akan memperhatikan karakteristik, sifat dari pembelian konsumen, potensi atau daya tarik pasar untuk setiap alternatif produk baru. Tahap selanjutnya, yaitu studi ketiga, adalah untuk menganalisa bentuk hubungan yang ada antara persepsi kualitas dan asosiasi merek DWITAMA dengan respon konsumen terhadap produk baru dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Kemudian respons perluasan merek dianalisa dengan pendekatan statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran elemen per elemen dari pembentuk respons konsumen tersebut.
Dari hasil pengolahan kuesioner yang disebarkan ke 45 responder terlihat bahwa keseluruhan persepsi konsumen terhadap kualitas produk DWITAMA masih kurang meyakinkan. Nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 5.11. Jika merujuk kembali kepada definisi nilai dari skala jawaban mulai dari 1 sampai 7 posisi nilai 5.11 masuk ke dalam nilai yang masih meragukan. Sedangkan dari asosiasi merek yang diukur terlihat bahwa DWITAMA terasosiasi dengan kuat kepada kategori produk scaffolding yang selama ini memang menjadi core product-nya.
Untuk penentuan produk baru, penulis mengawali dengan mensejajarkan hasil pengukuran persepsi kualitas dan asosiasi merek DWITAMA. Hasil dari perbandingan ini menghasilkan empat produk yang juga akan disaring dengan menggunakan varibel moderat berupa proses pembelian, orientasi pembelian, dan market attractiveness. Di sini akhirnya ditentukan bahwa mobile site office adalah produk terbaik karena memiliki resiko terkecil akibat perubahan trend jenis pekerjaan konstruksi ke bidang infrastruktur akibat kondisi over supply properti.
Hasil penghubungan antara respons konsumen terhadap produk baru DWITAMA dengan persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA menerima hipothesis penelitian ini yang mengatakan bahwa persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA mempengaruhi pembentukan respon konsumen terhadap produk baru DWITAMA. Naunun pengaruh itu hanya sebesar sebesar 33.9% dengan nilai koefisien determinasi, R2, yang hanya mencapai 0.339. Sedangkan dari analisa respons itu sendiri terlihat bahwa konsumen cukup tertarik dengan mobile site office tetapi untuk elemen respons yang lain seperti harga, kualitas, efektifitas, dan kompetensi konsumen masih menunjukkan keragu-raguan.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa persepsi kualitas merek DWITAMA masih meragukan walaupun penyebab keragu-raguan tersebut karena masalah konsistensi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata 5.11 (skala 1-7). Sedangkan di asosiasi merek, DWITAMA identik dengan scaffolding, sedangkan asosiasi lainnya masih sulit untuk digunakan. Proses pemilihan produk baru menghasilkan mobile site office sebagai produk terbaik berdasarkan kesesuaian dengan persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA, proses pembelian, orientasi pembelian, dan daya tarik pasar. Respon konsumen terhadap perluasan merek DWITAMA dengan mobile site office itu sendiri mendapat pengaruh dan persepsi atas kualitas dan asosiasi merek DWITAMA sebesar 33.9%. Sedangkan berdasarkan respons konsumen, disimpulkan bahwa konsumen masih tetap ragu-ragu terhadap DWITAMA, dan di sini terlihat jelas karakteristik pasar B2B yang tidak mengandalkan persepsi.
Pada penelitian ini juga penulis memberikan saran kepada pihak DWITAMA untuk melanjutkan rencana perluasan merek dengan meluncurkan mobile site officenya. Selain itu DWITAMA juga disarankan untuk tetap membangun ekuitas mereknya, dan meningkatkan keahlian SDM-nya yang berada di lapangan. Saran lain untuk DWITAMA adalah untuk mencari peluang-peluang yang memungkinkan DWITAMA untuk menampilkan elemen-elemen mereknya di dalam dan sekitar proyek. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar malakukan uji validitas ketika menentukan variabel penelitian dan juga usulan topik untuk mengevaluasi keberhasilan perluasan merek dan efeknya bagi merek induk di indutri jasa peralatan konstruksi.

Brand is no longer used only as a name, symbol, slogan, or trademark. In the middle of the tight competition, brand has performed its much bigger role. The power of brand is often known as brand equity. Strong brand gives additional benefit for the owner such as affectivity and efficiency of marketing program, premium pricing, better opportunity for brand extension, and better chance for distribution channel.
Brand extension is the use of an established brand in a product category to enter new product category. Present strong brand is created by the past investment, and still there are a lot of risk can come up because an exploitation of a brand. Thus, the decision of brand extension should be taken carefully. A depth understanding of customer perceived quality and a set of company brand associations is necessary to determine the direction of brand extension.
Companies in B2B market also take brand extension strategy, like PT. Dwitama Prima Sakti, which used to call DWITAMA, as a construction equipment provider company. DWITAMA plans to extent its brand by using its existing brand for the new product, which is its name DWITAMA it self. Recently, the DWITAMA management had several new product alternatives to be launched and still under research and development.
The objectives of this research are:
1. To know about the DWITAMA customer perceived quality and its set of associations.
2. To figure out the new product type for DWITAMA brand extension according to the research result of DWITAMA perceived quality and associations, market attractiveness, and the product buying process
3. To get a vision of how far DWITAMA brand and its set of associations are influencing the creation of customer response on DWITAMA new product.
4. To see the customer response created on the DWITAMA offering of its new product.
This research is divided into three studies. First study is about the company's existing products perceived quality and its associations, which are used as guidance for determining the product categories those, fit the brand.
Next is second study to evaluate the best product, which is going to used as the DWITAMA brand extension product. Besides using perceived quality and brand association, researcher also considers the customer buying characteristic and behavior, and market attractiveness for each alternative. The next phase, third study, is to analyze the relationship between DWITAMA perceived quality and brand associations and with the customer response to the new product by the application of multiple linier regressions. Then, the customer response is analyzed using descriptive statistic method to figure out how its elements work.
From the questionnaire processing which involving 45 respondents, the value of customer perceives quality generally is not good, it just get 5.11. According to the answer scaling method, which is scaled between 1 and 7, the average mean, 5.11 is located on the uncertain area. Meanwhile, from the DWITAMA brand association measurement showing a strong link to scaffolding product class, which is, in fact, the core product of the company.
For the new product decision, the research starting up by aligning new product alternatives with DWITAMA perceived quality and association, which is measured before. The result is the four products, those are going to be sorted and tested by moderate variables those are mentioned before. The second study finally find out that mobile site office is the best new product alternative because it has the smallest risk caused by the change of construction industry composition map, where the growth direction is moving forward to infrastructure construction because the over supplied of property market.
Using the statistical method, the paired data set of DWITAMA perceived quality an association to customer response on new product, the research accepts the hypothesis that says DWITAMA perceive quality and association are influencing the customer response created on the new DWITAMA product. The degree of influence just 33.9% which is showed up by the determination coefficient, R. number as 0.339.
Conclusions of this research are, firstly, DWITAMA perceived quality is still vague, and this vagueness is one of the quality inconsistency effects. This conclusion base on the average mean of the questionnaire data shows 5.11 (1-7 scale). Meanwhile from the association side, DWITAMA is strongly linked to scaffolding product category, and the other associations tested still unusefull. Secondly, according to DWITAMA perceive quality, brand associations, buying process, buying behavior, and market attractiveness, mobile, site office is the most fitted product. The customer response on this brand new product is 33.9% driven by the DWITAMA perceived quality and association it self. That is the third conclusion, and the fourth is customer response on DWITAMA new product still showing uncertainty between customer, and this as the B2B customer characteristic, which is not depending on perception.
As the end of this research, researcher gives some advice for DWITAMA management. First, DWITAMA is recommended to continue the plan of using mobile site office as the new product_ Second, DWITAMA is advised to keep improving its brand, and its personnel skill development. Especially they who placed as front liners. Another advice for DWITAMA is to keep looking for a new opportunity to place its brand elements in and around projects. For further research, researcher advises to perform test of variables validity when variables still in determining process. In addition, for the next research topic, researcher advises to evaluate the accomplishment of brand extension and its effects to the parent brands.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia de Vega
"Semakin meningkatnya kebutuhan akan pengamanan data menyebabkan tingginya permintaan akan data center. Sebagai penyedia jasa layanan data center dengan nilai kontrak yang tidak sedikit perusahaan penyedia jasa layanan data center sepatutnya mengadakan analisa risiko dalam upaya mengurangi pencurian data. Penelitian ini melihat PT ?X? sebagai penyedia jasa data center melakukan analisa risiko kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan wawancara dan observasi sebagai teknik mengumpulkan data. Hasil penelitian ini menemukan bahwa PT ?X? belum melakukan analisa risiko dengan melewati tahapan yang baik, masih banyak kebijakan operasional yang diambil berdasarkan common sense dari manajemen

The increasing need for data security have led to higher demand for data center. As a provider of data center services with a high of contract value, a data center service provider should conduct the risk analysis in an effort to reduce the risk of data theft. The research had observed PT "X" as the provider of data center perform qualitative risk analysis. This study uses qualitative methods, with interviews and observation as a technique to collect data. The results of this study found that PT "X" has not done the risk analysis with a good pass through, there are still many operational policies taken under the common sense of management."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandrina Hoezief Abubakar
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogie Adhityawarman
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S25983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wiratmoko
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rimadina Nawangwulan
"Pemasaran dipandang sebagai pengeluaran yang memiliki bahasa misterius untuk menggambarkan keberhasilannya telah menghilang. Sebagai gantinya, sebuah model baru telah disusun yang mampu mengkombinasikan ilmu pengetahuan pemasaran dengan pengukuran kinerja dari sisi keuangan. Pengeluaran pemasaran dikategorikan menjadi investasi. Pengukuran ROMI membuat para eksekutif perusahaan, manajer keuangan, dan manajer pemasaran berbicara dengan bahasa sama untuk membahas kinerja yang diinginkan. ROMI membantu dalam pengambilan keputusan terbaik bagi investasi pemasaran, baik untuk perencanaan strategis dan pengukuran kinerja. Penelitian dilakukan untuk analisis ROMI pada pengukuran kinerja, dengan mengikutsertakan seluruh biaya historis selama tiga tahun (2003-2005) yang diukur secara langsung menggunakan data keuangan dari perusahaan penyedia jasa komunikasi data. Berdasarkan 29 jenis biaya pemasaran, investasi pemasaran mewakili biaya beresiko dan perjanjian jangka panjang. Selanjutnya, strategi pemetaan pelanggan dilakukan untuk mengidentifikasi investasi pemasaran mana yang memiliki pengaruh terbesar. Pada akhimya, perlakuan kampanye pemasaran sebagai investasi dengan ekspektasi untuk menghasilkan pengembalian yang positif membuatnya mungkin untuk mengatur seluruh anggaran pemasaran sebagai portofolio investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran retensi yang semakin meguntungkan merupakan pengembangan dari pemasaran akuisisi yang telah dilakukan oleh perusahaan informasi teknologi ini. Berdasarkan empat jenis investasi, portofolio invetasi pemasaran juga menunjukkan proporsi ideal untuk invetasi yang dialokasikan bagi keuntungan jangka panjang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsono
"Pada saat ini, jaringan logistik memiliki peran yang sangat penting sehingga memaksa perusahaan, terlebih pada perusahaan penyedia jasa logistik (3PL) untuk mengevaluasi dan mengoptimisasi jaringan logistik mereka yang telah ada. Algoritma Greedy (GA) sebagai algoritma yang melihat dalam perspektif berbeda bagi tiap sub masalah telah dikawinkan dengan Multi-Period Single-Sourcing Problem (MPSSP) yang telah dimodifikasi agar menemukan solusi yang bersifat lokal optimal untuk mengevaluasi dan mengoptimalisasi jaringan logistik.
Dua hal utama yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu: biaya operasional dan investasi sehingga didapatkanlah gudang yang seharusnya dioperasikan, kapasitas gudang per meter persegi, dan biaya total untuk jaringan logistik tersebut per tahun. Dari tiga buah gudang yang pertimbangkan, melakukan ekspansi gudang pertama dan membuka gudang kedua adalah solusi yang optimal untuk meminimalkan biaya jaringan logistik.

Nowadays, logistics network play an important role in supply chain management so it forces the company, furthermore for Third Party Logistic (3PL) Company to evaluate and optimize his current logistics network. Greedy algorithm (GA) who is an algorithm that conducts a different perspective in looking for every sub problem has engaged with modified Multi-Period Single-Sourcing Problem (MPSSP) to find the local optimal solution in evaluating and optimizing the logistics network.
Two main concerns of this evaluation and optimization are operation and investment cost so we can find the number of warehouses we need to open, the capacity per square meter for each warehouse, and total logistic network cost per year. Fom three warehouses that we concern in this research, At the end of reseach, the conclution comes to expansion capacity for first warehouse and opening the second warehouse is the optimal solution for minimize the entire logistic network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52334
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogie Adhityawarman
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S26367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilma
"Planetarium Jakarta adalah salah satu tempat wisata ilmiah yang berperan sebagai salah satu sarana untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. Tidak hanya sebagai sarana pendidikan Planetarium Jakarta juga dapat dijadikan tempat hiburan bagi masyarakat. Peranan potensial yang dimiliki oleh Planetarium Jakarta tentu perlu diimbangi dengan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Pelayanan yang baik dapat dicapai dengan menerapkan prinsip pemasaran terutama pemasaran jasa. Pentingnya penerapan prinsip pemasaran jasa menjadi latar belakang penulisan skripsi ini.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan unsur-unsur bauran pemasaran jasa di Planetarium Jakarta. Unsur bauran jasa yang diteliti yaitu produk, tempat dan waktu, proses pegawai, promosi, bukti fisik dan harga. Hasil penelitian menunjukkan waktu, bukti fisik dan harga telah cukup baik. Namun untuk unsur proses, pegawai dan promosi masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Penggunaan ruangan dengan lebih efektif dan adanya sistem antrian yang baik akan meningkatkan proses pelayanan Planetarium Jakarta. Promosi atau komunikasi mengenai Planetarium Jakarta harus lebih ditingkatkan, terlebih jika ingin memposisikan sebagai tempat wisata ilmiah di masyarakat. Promosi dengan mengirimkan brosur-brosur ke daerah dan melakukan promosi kepada guru-guru dan orang tua yang memiliki anak pada usia sekolah dasar dapat dilakukan agar masyarakat mengetahui Planetarium sebagai tempat wisata ilmiah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S19416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunanto Dwi Nugroho
"Perusahaan jasa mover masih sangat sedikit di Jakarta. Kebanyakan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengetahui lingkup kerja dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi bersaing PT. CPM dalam bidang jasa mover dalam perkembangannya di Indonesia. Perusahaan mengalami pasang surut dalam perkembangan usahanya akibat terjadi beberapa kesalahan manajemen dan juga dampak dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia.
Penerapan strategi berada dibawah tanggungjawab manajemen direksi yang dikoordinasikan dengan manajemen tingkat atas. Metode penulisan dan pengumpulan data menggunakan metode deskriptif, kualitatif dan eksplanattif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara sedangkan data sekinder didapat melalui studi pustaka yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Pengolahan dan anlisis data dilakukan dengan membandingkan data yang ada dengan teori strategi bersaing yang dibahas. Untuk melihat hambatan dan kendala yang dihadapi, data yang diberikan perusahaan diolah kembali sehingga terbentuk susunan gratik yang kemudian dijelaskan oleh penyedia data. Data tahunan yang digunakan merupakan data total penagihan total penjualan, total keuntungan, dan total biaya selama lima tahun terakhir. Wawancara secara langsung dilakukan secara bertahap dari manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah. Pengumpulan informasi secara tidak langsung didapat melalui keikutsertaan penulis dalam pengerjaan suatu peketjaan jasa dan hubungan interaktif penulis dengan karyawan operasional. Informasi juga diperoleh dati beberapa pelanggan jasa yang menggunakan jasa perusahaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan memiliki potensi yang kuat dalam pengembangan usaha di masa yang akan datang. Setiap masalah yang timbul dijadikan dasar pengalaman pemsahaan dalam menentukan langkah strateginya. Kepercayaan dan loyalitas karyawan pada perusahaan dapat dijadikan alat penunjang keberhasilan perusahaan. Kekompakan dan kerjasama yang terjalin dengan baik di tubuh perusahaan menghasilkan efisiensi dan efektifitas yang terbukti dengan peningkatan penjualan perusahaan. Penetapan fokus perusahaan pada sektor lokal moving dan domestik cargo dinilai sangat tepat untuk mendongkrak kembali penjualan. Keuntungan dan kestabilan kondisi keuangan perusahaan didapat melalui komposisi bauran pemasaran yang cocok yang digunakan pada sektor jasa ini.
Dengan analisa lima kekuatan yang dikemukakan oleh Porter, perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengelolanya dengan baik. Perluasan bidang usaha yang dilakukan untuk menunjang bisnis utama di bidang mover, terbukti mampu menopang kegiatan perusahaan dalam kondisi normal maupun pada saat mengalami kegoncangan. Adanya pesaing dari perusahaan multinasional yang memliki modal dan jaringan internasional disikapi perusahaan dengan melakukan taktik gerilya. Pertemuan secara langsung dihindari seminimal mungkin. Pemusatan kekuatan perusahaan ditujukan pada sektor lokal moving dan domestik kargo. lkatan emosional dengan pelanggan jasa terus ditingkatkan dengan mengedepankan keramahan dan hubungan kekeluargaan dengan perusahaan.

There were still little mover companies in Jakarta. Most of Indonesian people still unfamiliar about product and movers services. The purpose of this research was to analyze the competitive strategy of PT. CPM in mover services in Indonesia. The enterprise itself had suffer several mismanagement according of its life and also because the effects of multiple crisis in Indonesia.
The strategy was under directors management responsibility and coordinated with top management. The research and data methods was using the descriptive, qualitative and also using explanative methods. The primer data was collected by interview and the secondary data was taken from literature study which connected with the research object.
To annalists and processed the data was doing by comparing the data with the strategic competitive itself. To look for the barriers and the inhibiting factors, the data was processed and tumed into several graphics which explaining from the data sources. The primary data was the yearly data including the total invoice, the total selling, yearly profit and the total cost for at least 5 years. The interactive interview was doing from top management until the middle management. The rwearcher also got the secondary data from interactive relationship from the operational division. The information also collected from several customers which used the service of the product.
The output of the research was conclude that the enterprise has strong potentials business in movers industry to grow in the future. Every problem adding the enterprise experience to coordinating the strategy. The employees had give their loyalist and respectfulness to the organization was the basic capital for organization success. Strong corporation between enterprise and the affiliates was created the effectiveness and more efficiency to push the product selling. The focus to deal with local moving and domestic cargo was very effective to make the profits grow rapidly.
With the Porter's five forces analysis, the enterprise had the ability to manage its resources very well. The expansion ofthe business doing to maintaining and supplying the core business was proofed to help the enterprise in any situation. To handle the other mover especially multinational competitor, the enterprise has used the guerrilla tactics. The war only happened in unconditional situation. The powers was focused in local moving and domestic cargo sector. Emotional relationship also had the priority to maintaining the family relationship between the customers and the enterprise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>