Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunniyah
"Nasionalisme adalah sesuatu yang dinamis yang dapat disesuaikan dengan perkembangan jaman. Hal ini seperti yang diutarakan Sukarno bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang memiliki pengertian luas, dimana dapat dijabarkan secara luas pula yaitu dengan adanya rasa kepedulian/kepekaan terhadap nasib yang menimpa bangsa.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang ingin menggambarkan bagaimana sebenamya nasionalisme mahasiswa BEM UI dan sejauh mana mereka mewujudkannya dalam aksi-aksi yang mereka lakukan. Selanjutnya penelitian ini juga ingin melihat apa saja yang mempengaruhi jalannya aksi dan sejauh mana peran dari pengurus BEM UI, yang dalam hal ini adalah sebagai elit kampus yang memiliki wewenang untuk membuat suatu kebijakan yang dapat mempengaruhi linglclmgan kampus atau pun lingkungan di Iuarnya.
Dalam penulisan ini dapat dilihat bahwa mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI memiliki nasionalisme, dimana mereka. akan merasa terpanggil atau merasa memillki tanggung jawab moral ketika melihat atau pun mendengar isu-isu yang dianggap merugikan rakyat banyak. Mereka merasa dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia, untuk itu mereka perlu melakukan sesuatu demi perubahan ke arah yang lebih baik seperti yang pemah dilakukan mahasiswa sebelumnya. Rasa kepedulian yang mereka miliki itu kemudian diwujudkan dengan melakukan aksi, seperti aksi tentang kenajkan BBM, Pendidikan, Korupsi dan scbagainya Hal ini seperti yang diutarakan oleh Anthony Smith, bahwa nasionalisme adalah rasa sentimen memiliki bangsa yang dapat mengarah pada suatu gerakan sosial politik.
Aksi yang dilakukan mahasiswa BEM-UI ini pada dasarnya lebih merupakan aksi moral karena mahasiswa tidak memiliki kepentingan untuk merebut kekuasaan. Apa yang mereka lakukan lebih kepada tataran nilai. Aksi mahasiswa BEM UI ini termasuk ke dalam social movement (gerakan sosial) karena di dalam BEM UI dapat dilihat adanya suatu organisasi yang memiliki tujuan, memiliki jaringan melalui senat-senat fakultas ataupun BEM se-Indonesia, selain itu juga ada aktor di belakang aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI, seperli Ketua BEM UI dan Kabid Sospolnya.
Kedua elit BEM UI ini memiliki wewenang untuk menentulcan atau mengarahkan kemana jalannya aksi. Namun biasanya aksi yang dilakukan BEM UI adalah aksi yang damai bukan aksi yang radikal ataupun anarkis. Dimana mahasiswa BEM UI terlihat sangat hati-hati di dalam menyikapi isu yang berkembang untuk kemudian disikapi dengan aksi. Dalam melakukan aksinya, mahasiswa BEM UI juga tak lupa menggunakan jaket kuning dengan bendera merah pulih ataupun bendera organisasinya yang seakan menunjukkan identitasnya. Sebagai mahasiswa UI yang masih terus konsisten untuk memperjuangkan kepentingan bangsa atau kepentingan rakyat banyak seperti yang telah diperjuangkan mahasiswa UI sebelumnya. Pemakaian simbol-simbol atau lambang-lambang ini tidak seperti yang diutarakan Anthony Smith yang lebih menekankan adanya simbol hanya pada suatu etnik tertentu di dalam memahami nasionalisme. Tetapi dalam penulisan ini ternyata dapat dilihat bahwa organisasi mahasiswa juga memiliki simbol-simbol atau lambang tersendiri di dalam menuangkan/mewujudkan rasa nasionalismenya. Dalam penulisan ini juga dapat dilihat seoara garis besar bagaimana aksi yang dilakukan mahasiswa BEM UI Pasca Reformasi yang meliputi waktu 1999-2006. Hal ini sebenarnya juga menunjukkan bahwa nasionalisme hanya dapat dipahami dalam jangka waktu tertentu/panjang bukan dalam waktu yang singkat/sesaat seperti yang diutarakan Anthony Smith.
Akhirnya dapat diketahui pula bahwa temyata mahasiswa memilih cara pandang tersendiri dalam melihat nasionalisme yang antara lain bisa saja dipengaruhi oleh ideologi atau pemikiran mereka. Dimana pemikiran itu mungkin saja berbeda antara organisasi satu dengan yang lain namun sebenarnya tujuannya adalah sama yaitu untuk kepentingan rakyat. Ini pula yang terjadi dalam organisasi mahasiswa yang ada di UI Sehingga clapat dilihat bahwa aksi mahasiswa Pasca Reformasi?98 adalah aksi yang berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan isu yang diusungnya BEM UI pun membagi isu yang diusungnya berdasarkan dua kategori yang mereka sebut dengan istilah Student Protest (ketika mendengar isu langsung disikapi dengan aksi/isu yang datangnya tidak diduga, seperti aksi tentang BBM, Impor Beras dan sebagainya) dan Student Movement (aksi yang dianggap relevan untuk terus dikaji sewra terus menerus selama beberapa tahun ke depan, seperti aksi tentang Korupsi dan Pendidikan)."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pramudita
"Hubungan masyarakat (humas) merupakan salah satu fungsi sentral yang bertugas untuk melakukan manajemen krisis dalam sebuah organisasi. Fungsi humas sendiri dalam masa krisis yaitu untuk menjaga kestabilan organisasi dan berusaha mempertahankan citra organisasi tersebut agar tidak semakin burukterutama ditengah perkembangan media online dan banyaknya alternatif dalam memperoleh berita yangsemakin mempercepat penyebaran isu di masyarakat sehingga dapatberdampak pada citra organisasi tersebut.
Skripsi ini membahas mengenai strategi manajemen krisis yang dilakukan oleh Humas BEM UI dalam mengatasi krisis humas akibat banyaknya pemberitaan dengan sentimen negatif di berbagai media online mengenai aksi kartu kuning Jokowi. Skripsi ini menggunakan paradigma post-positivisme dengan pendekatan kualitatif dan strategi penelitian studi kasus.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu berupa uraian mengenai dampak pemberitaan negatifmedia online mengenai aksi kartu kuning Jokowi, strategi manajemen krisis yang dilakukan oleh Humas BEM UI dan hambatan apa saja yang dilalui selama proses pelaksanaan strategi tersebut.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa humas BEM UI melakukan proses manajemen krisis denganstrategi adaptif dan defensif serta melakukan program pengendalian krisisnamum pelaksanaan manajemen krisis belum dilakukan secara menyeluruh karena tidak adanya tahapan persiapan dan evaluasi.

Public relations (PR) is one of the central functions in charge of carrying out crisis management in an organization. The function of public relations itself in times of crisis is to maintain organizational stability and try to maintain the image of the organization so thatit does not get worse, especially inthe development of online media and many alternatives in getting news which accelerating issues that spread in the community and can impact the image of the organization.
This thesis discusses the crisis management strategy carried out by Public Relations of BEM UI in overcoming the public relations crisis due to many news with negative sentiments in various online media regarding the action of Yellow Card for Jokowi. This research uses post-positivism paradigm with qualitative approach and case study research strategy.
The results obtained from this study are description of how the negative news impact on online media regarding the action of Yellow Card for Jokowi, how the crisis management strategy carried out by Public Relations of BEM UI and what obstacles were passed during the implementation of the strategy.
The results of this research revealed that public relations of BEM UI carried out crisis management processes with adaptive and defensive strategies and carried out crisis control programs but the implementation of crisis management had not been carried out thoroughly because there were no preparation stages and evaluation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aang Kunaifi
"Demokratisasi di Indonesia dimulai dengan terjadinya peristiwa reformasi 1998. Generasi native democracy adalah generasi yang mengawali usia remajanya setelah meletusnya reformasi 1998. Kondisi tersebut berdampak pada terjadinya perbedaan sikap dan perilaku generasi native democracy ketika terlibat dalam gerakan mahasiswa, sehingga perlu dilakukan penyesuaian dalam pendekatan kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pimpinan BEM UI menjalankan kepemimpinan transformasional versi Bass dalam mengorganisasikan pengikutnya yang merupakan bagian dari native democracy. Pendekatan penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, data diperoleh melalui wawancara dan studi literature. BEM UI menjalankan kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada dimensi individual consideration. Salah satu faktor utama yang membuat kepemimpinan transformasional dapat diaplikasikan karena didukung oleh keberadaan IKM UI. IKM UI dianggap mempunyai sistem keorganisasian yang mendukung bagi dilaksanakannya kepemimpinan transformasional. Selain itu, budaya organisasi juga dianggap mempunyai pengaruh bagi terlaksananya kepemimpinan tersebut.

Democratization in Indonesia began in 1998 when the event occurs reform. Native democracy is a generation who began adulthood after the 1998 reform. These conditions have an impact on the differences in attitudes and behavior of generations of native democracy when it is involved in the student movement, so it is necessary to adjust the approach to leadership. This study aims to determine how the leadership of BEM UI practice of transformational leadership use Bass version in the followers which is part of the native democracy. Approach to research conducted with qualitative methods, the data was gathered with indepth interview and library research. BEM UI practice transformational leadership focus on individual dimension of consideration. One of the main factors that make transformational leadership can be applied because it is supported by the existence of IKM UI. IKM UI deemed to have organizational systems that support the implementation of transformational leadership. In addition, organizational culture is also deemed to have an effect on the implementation of the leadership."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andi Alaika
"Twitter menjadi ruang publicsphere yang diciptakan dalam komunitas maya atau virtualsphere. Penggunaannya pun bisa beralih fungsi menjadi ranah debat politik, gerakan mahasiswa hingga kampanye partai kepentingan demi meningkatakan elektabilitas. Untuk itulah penelitian mengenai hubungan antara jaringan sosial pada Twitter terhadap partisipasi politik online dan offline dilakukan. Dengan mengambil sampel mahasiswa yang tergabung dalam organisasi BEM FISIP UI 2014 dan BPM FISIP UI 2014. Dan hasilnya, bahwa jaringan sosial pengguna twitter cenderung kurang mempengaruhi partisipasi politik online dan offline. Namun, ditemukan bahwa dalam virtualsphere terjadi fenomena slacktivism dan clicktivism pada mahasiswa.

Twitter have became shared information from user to other user. Even, it could be a new public sphere in a virtual sphere. The function of twitter may be used for political aspect like debate, discussion, making a new student movements, or campaign from political parties for successing their goals. This study is finding relationship between social network on Twitter as independent variable and political participation. The sample of this study is member of BEM FISIP UI 2014 and BPM FISIP UI 2014. The results is relationship in social networking on twitter and political participation (online-offline) tend lowest. And, this study also finding phenomenon like as slacktivism and clictivism in virtualsphere.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minto Rahayu
"Perjalanan kehidupan suatu bangsa tidak pernah lepas dari pergerakan kaum terpelajar atau mahasiswa. Pergerakan mahasiswa lahir dari nasionalisme dan perubahan sosial. Demikian juga dengan Indonesia; diawali dengan pergerakan nasional Budi Utomo dan Sumpah Pemuda yang berhasil membawa bangsa Indonesia merdeka. Pergerakan mahasiswa juga berperan dalam melahirkan orde baru yang menggantikan orde lama, demikian juga orde reformasi yang menggantikan orde baru. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh nasionalisme dan perubahan sosial pada pergerakan mahasiswa di era reformasi, dengan pendekatan studi pustaka dan angket. Pergerakan mahasiswa di era reformasi dipicu oleh nasionalisme, yaitu krisis ekonomi dan kebijakan pemerintah, serta menghantarkan pada perubahan sosial pergantian pimpinan nasional dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.
Pasca 1998, pergerakan mahasiswa banyak mengusung kepentingan subyektif mahasiswa. Persepsi mahasiswa terhadap nasionalisme mahasiswa, perubahan sosial, dan pergerakan mahasiswa mempunyai derajat yang seimbang dengan angka prosentase yang sama-sama tinggi. Namun persepsi mahasiswa terhadap nasionalisme dan perubahan sosial rendah. Berdasarkan analisis korelasi semakin tinggi nasionalisme mahasiswa akan semakin tinggi pula pergerakan mahasiswa; semakin tinggi perubahan sosial akan semakin tinggi pergerakan mahasiswa; dan semakin tinggi nasionalisme mahasiswa dan perubahan sosial akan semakin tinggi pergerakan mahasiswa. Peran pergerakan mahasiswa dalam ketahanan nasional ditinjau dari aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, dengan tujuan mempertahankan NKRI.

Life journey of a nation is inseparable from the movement of educated group of people, or then refers to as students. This students? movement bears from what so called nationalism and social changes. So does in Indonesia; Budi Utomo and Sumpah Pemuda initiated the national movements in this nation, which led to Indonesia?s independence. In the past, the students movement also played a significant role in delivery of the new order replacing the old order, as well as of the reform order substituting the new order. This research was conducted to find out the effects of nationalism and social changes on the students movement through literature study approach and questionnaire circulation.
Students movement in the reform era was triggered with nationalism upon economic crisis and government policy which then brought about social changes, replacement of national leaders, and more democratic national life. Soon after1998, the students movement carried a lot of subjective interest of students. The students perception on the students nationalism, social changes, and , students movement had an equivalent degree with the same high percentage. However, the students perception on nationalism and social changes was low. Based on the correlation analysis, the greater the students? nationalism the greater the student? movement; the greater the social changes the greater the students movement; and the greater the students nationalism and social changes the greater the students? movement. The role of students movement in the national resilience was viewed from the aspects of politics, economics, socio-culture, and security defence, and was intended to strongly maintain the unitary state of Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Melani Larasati
"BEM UI sebagai civil society dan elemen gerakan mahasiswa telah terlibat dalam proses pergerakan nasional, puncaknya pada saat era reformasi. Pasca reformasi kesempatan bagi BEM UI untuk turut melakukan penyikapan terhadap isu sosial politik baik di tingkat nasional maupun lokal semakin mudah dan terbuka luas seiring dengan Indonesia yang menuju negara demokratis. Otonomi daerah membuka peluang bagi BEM UI untuk turut melakukan penyikapan sosial dan politik dalam tingkat lokal. Contohnya adalah advokasi yang dilakukan BEM UI dalam mendorong akses pejalan kaki di Kota Depok pada tahun 2016. BEM UI melakukan advokasi, dikarenakan akses pejalan kaki yang masih terbatas di Kota Depok akibat tidak dicantumkannya pembangunan infrastruktur pejalan kaki dalam RPJMD Kota Depok tahun 2016-2021 dan belum proaktifnya LSM di Kota Depok dalam merespon persoalan ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian berupa studi kasus. Penelitian ini menemukan bahwa, BEM UI dapat dijustifikasi sebagai civil society sesuai dengan konsep Diamond, dimana BEM UI dalam konteks ini menjalankan perannya sebagai countervailing power yang disebutkan oleh Hikam. BEM UI dalam advokasi ini dikatakan sebagai countervailing power, karena BEM UI tidak menghubungkan antar kedua pihak dan gerakan yang dibentuk berupa advokasi bukan sebagai gerakan yang melakukan pemberdayaan kepada masyarakat. Untuk mencapai tujuan dari advokasi, BEM UI menggunakan berbagai strategi advokasi yang dapat dikaitkan dengan strategi advokasi Sharma. Penelitian ini juga menemukan bahwa, BEM UI dalam menjalankan advokasi masih memiliki keterbatasan baik secara masa jabatan yang hanya satu tahun, pemahaman, masih memiliki beban akademis, kemandirian dan otonom.

BEM UI as a civil society and element of student movement has been involved  on the process of national, culmintang in reform era. After reformation, opportunity for BEM UI to take part in addressing social and political issues both at the national and local levels became easier and broader in line with democratization in Indonesia. Regional autonomy opens opportunities for BEM UI to participate in social and political attitudes at the local level.  As example is advocacy by BEM UI to encourage pedestrian access in Depok on 2016. BEM UI conducts an advocacy, because pedestrian access is still limited in Depok due to the absence of pedestrian infrastructure development in Depok RPJMD on 2016-2021 and NGOs in Depok lack proactive to respond this kind of problem. This study uses qualitative methods with case study as the type of research. This research found, BEM UI can justified as civil society compatible with Diamond concept, wheres BEM UI in this context carried out its role as countervailing power mentioned by Hikam. In this advocacy, BEM UI can be considered as countervailing power because, BEM UI doesn’t intermediates between two parties and the purpose of this movement not to empower the community. To achieve the objectives of advocacy, BEM UI uses various advocacy strategies that can be linked to Sharma's advocacy strategy. This research also found that, BEM UI still has limitation such as: in term of office only one year, comprehension the depth of issue, academic as a priority, independence, and outonomous.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Rinaldy Fakhruddin
"Propaganda dapat berpengaruh terhadap sikap ldeologi seseorang, karena propaganda umumnya bersifat psikologis bagi seseorang. Tetapi propaganda itu sendiri tidak akan mempunyai pengaruh yang efektif. apabila tidak disertai faktor-faktor Iain seperti : faktor ekonomis, faktor hubungan, faktor alat-alat propaganda lain, seperti ; media massa dan sebagainya.
Film sering dibuat sebagai propaganda, karena sebagai bagian dari media massa, film dinilai memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk opini umum. Terlebih Iagi dengan kemajuan teknologi Serta meluasnya penggunaan media audio-visual saat ini, film dapat dikemas sedemikian rupa hingga dapat membawa emosi serta persepsi penontonnya kepada keinginan para pembuat film. Oleh karena itu film dan informasi televisi dinilai lebih berpengaruh dalam menyampaikan propaganda, dibandingkan dengan media cetak.
Dalam konteks Indonesia, film yang berunsur propaganda memang tidak banyak dan tidak semaju film dari luar negeri, terutama dengan terpuruknya film-film Indonesia beberapa tahun yang lalu. Namun saat ini film Indonesia menunjukkan perkembangan kearah positif, indikasi ini diikuti dengan mulai banyaknya genre film Indonesia yang diproduksi dan diputar di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Salah satu yang menarik perhatian adalah diputarnya film dokumenter bertemakan politik yang berjudul Tragedi Jakarta 1998 (Gerakan Mahasiswa di Indonesia) di bioskop.
Film dokumenter mengenai politik juga berperan dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Malia peneliti mencoba melihat hal tersebut lebih spesifik, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat peran propaganda lilm dokumenter Tragedi Jakana 1998 dalam mempengaruhi sikap politik mahasiswa pasca refonnasi. Peneliti menggunakan Focus Group Discussion dalam pengambilan datanya Peserta mahasiswa yang merupakan subjek peserta peneliti merupakan mahasiswa yang masuk universitas mereka setelah peristiwa tahun 1998. Peneliti menganggap subjek peserta tidak mempunyai pengalaman empiris pada saat situasi reformasi bergulir, agar mereka dapat memberikan keterangan yang lebih objektif.
Dari hasil penelitian dan analisanya, didapat dua hal penting yaitu pertama terjadinya perubahan pandangan politik mahasiswa, dimana keingintahuan Serta keperdulian terhadap kasus-kasus yang terjadi saat itu relatif Iebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Kritikan tajam pun terlontar pada cara aparat menangani aksi mahasiswa. Maka secara umum pandangan politik peserta terlihat Iebih berkembang.
Sedangkan yang kedua mengenai peran propaganda dalam film dokumenter Tragedi Jakarta 1998 yang cukup efektif dalam mempengaruhi pandangan peserta akan peristiwa yang terjadi pada tahun 1998. Perannya terlihat ketika berhasil membangun emosi peserta FGD setelah menonton Elm dokumenter ini. Dan ini juga memperlihatkan bahwa propaganda merupakan salah satu pendekatan kepada persuasi politik selain periklanan dan retorika. yang seluruhnya ini mempunyai tujuan (purposif), disengaja dan melibatkan pengaruh, serta semuanya menghasilkan berbagai tingkat perubahan dalam persepsi, kepercayaan, nilai dan pengharapan pribadi.
Seperti diketahui bahwa kondisi utama yang mendukung keberhasilan propaganda adalah adanya monopoli terhadap informasi. Selain itu karakteristik propaganda yang berusaha mengontrol arus informasi juga turut memberikan pengaruh pada penonton, dimana apabila arus komunikasi hanya dikendalikan oleh komunikator maka situasi tersebut dapat menunjang persuasi yang efektif.

Propaganda can make influence to someone ideology, because propaganda generally act psychology to someone. But the propaganda it self cannot effectively make influence without support from other factors, such as : economic factor, relationship factor, and other propaganda tools factor, including mass media and others.
Lots of tilm being made for propaganda, because it part of mass media, film usually have a big influence in creating public opinion. Especially in advance of technology and the function of audio-visual spreads everywhere this time. The packaging of film can bring emotion and perception of the audience to a filmmaker desire. That is why film and television infomation more influence in presenting propaganda, if we compare it with printed media.
In Indonesia context, not much film with propaganda issue and not like in advance of other countries, especially when the down of Indonesian cinema. But now Indonesian cinema is growing to a positive situation. This indication follow by grow of many genre in producing Indonesian cinema and viewed in movie theater all over Indonesia. One thing that gets an attention is viewing a political documentary film in movie theater, the titfe is berjudul Tragedi Jakarta 1998 (Gerakan Mahasiswa di Indonesia).
A political documentary film also can make a contribute in the political education for all society. So the researcher try to see that issue more specific, that is why this research have a purpose to see the function of propaganda in Tragedi Jakarta 1998 documentary film to influence the political believes of a college student after the refomration. Researcher using Focus Group Discussion to collect data from a student. A college student participant is students who enter their University after the reformation in Indonesia. Researcher think the participant not have an experience when a following of reformation in Indonesia, to give an objective opinion.
From a result of this research, we get two important things such as; first there is change in a politi l believes of a college student participant, their seems more care of this tragedy then before. So generally their political believes seems to grow. And the second one is about the function of propaganda in Tragedi Jakarta 1998 documentary film is effectively influence to a political believes of a this tragedy. The propaganda work in building an emotion of all college student participant after watching this documentary film. This also showing that propaganda is one of part from political persuasion besides advertising and rhetoric, and all of this have a purpose, deliberate and include influence, and all of it have a result in many level of change in perception, believes, value and personal hope.
As we know that a main condition of propaganda is the monopoly of information. Besides that a propaganda characteristic who try to control the flow of information also gave a contribute to influence an audiences. Because if a flow of information only control by a communicator, this situation can make an effective persuasion."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T17365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Political party has been an important instution in the democracy system.The role is to unify nation and to grow free and justice and brotherhood to form an united nation...."
JUILPEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>