Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189740 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Yani
"Pokok masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah mengenai hubungan antara kompetensi manajerial dan komitmen organisasi dengan kinerja pejabat struktural di lingkungan Setjen DPR RI. Dengan pokok masalah seperti itu, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara kemampuan manajerial dan komitmen organisasi dengan kinerja pejabat struktural di lingkungan Setjen DPR RI. Kompetensi manajerial yaitu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai seorang pejabat struktural yang telah menjadi bagian dalam dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotirik dengan, sebaik-baiknya yang terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Komitmen organisasi yaitu kekuatan yang bersifat relatif dari individu mengenai rasa kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, dan ketertarikan terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. Sementara itu, kinerja adalah penilaian pegawai mengenai hasil kerja yang dicapal pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya ditinjau dari aspek kecepatan, layanan, nilai, terbuka untuk berubah, kreativitas, inisiatif dan perencanaan organisasi. Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 125 responden yang diambil secara sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang sebelumnya telah teruji validitas dan reliabilitas. Uji validitas melibatkan 30 sampel yang dianlisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dan uji reliabilitas dengan menggunakan Spearman Brown. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.
Hasil analisis deskriptif menujukkan kompetensi manajerial, komitmen organisasi dan kinerja pejabat struktural eselon III-IV pada Sekretariat Jenderal DPR RI secara umum tergolong baikltinggi. Kemudian dari hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa kompetensi manajerial memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja pejabat struktural eselon III-IV pada Sekretariat Jenderal DPR R1 dengan nilai koefisien korelasi 0,458. Demikian pula dengan komitmen organisal juga diketahui memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja pejabat struktural eselon III-IV pada Sekretariat Jenderal DPR RI dengan nilai koefisien korelasi 0,646. Karena kompetensi manajerial dan komitmen organisasi terbukti memiliki hubungan positif dengan kinerja, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki keduanya, di antaranya dengan Cara: (1) menyelenggarakan pelatihan manajemen, kepemimpinan, dan kecerdasan emosional, baik dilakukan di dalam maupun di luar kantor, (2) memupuk kesadaran individual para pejabat terhadap tugas-tugas yang diembannya, dan secara eksternal dapat diupayakan melalui keteladanan pemimpin dan penghargaan baik yang bersifat material seperti gaji, tunjangan atau insentif maupun yang bersifat non-metarial seperti pujian.

The main subject being the focus of this research is about the relationship between managerial competence as well as organization commitment, and the performance of structural officials in the Secretariat General of the Indonesian Parliament. Based on the above subject, this research is aimed at discovering the relationship between managerial competence as well as organization commitment, and the performance of structural officials in the Secretariat General of the Indonesian Parliament. Managerial competence is the knowledge, skill and capability-owned by a structural official, which are parts of him/herself in order to perform cognitive, affective, and psycho-motored behaviors the best he/she can, related with planning, organizing, motivating, and controlling. Whereas organization commitment is some relative power coming out from individuals regarding their beliefs against the organization values, willingness to do the best for the sake of organization, willingness to maintain membership of the said organization, and their interest in the goals, values, as well as targets of the organization. Meanwhile, performance is an evaluation against an employee's work results achieved during his/her tasks, in accordance to responsibility given to him/her, seen from the aspects of speed, service, value, willing to change, creativity, initiative, and organization planning. In order to reach this goal, a co-relational designed survey is applied, involving 125 respondents taken based on census. Data collection is performed through a questionnaire already undergone test for its validity and reliability. Validity test includes 30 samples analyzed by using Rank Spearman co-relation, and reliability test using Spearman Brown. The data obtained are then analyzed by using statistical formulas, which is the Rank Spearman co-relation and t-test, with calculations performed using the help of SPSS program, version 12.
The result of descriptive analysis shows that the managerial competence, organization commitment and performance of the structural officials of Ranks III-IV at the Secretariat General of Indonesian Parliament are generally good/high. Further, from the result of hypothetical test, it's concluded that managerial competence has positive and significant relation with the performance of the structural officials of ranks III-IV of the Secretariat General of the Indonesian Parliament, with the value of co-relational coefficient of 0.458. Similarly, the organization commitment is known as having positive and significant relation with the performance of structural officials of Ranks III-IV of the Secretary General of the Indonesian Parliament, with the value of co-relational coefficient of 0.646. Since the managerial competence as well as organization commitment is proven to have positive relationship with performance, then there shall be efforts to improve the two, among others through: (1) running management training, leadership, as well as emotional intelligence, both in and out of the office, (2) maintaining the official's individual consciousness against the tasks they are assigned, and externally, an effort can be conducted through leader's modeling as well as rewarding, both materially such as salary, allowance or incentive, and immaterially such as admiration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjriah Hanum
"ABSTRAK
Tugas Karya Akhir ini membahas tentang penerapan sistem reward and punishment yang ada di Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka upaya meningkatkan kinerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan sistem reward and punishment sebagai upaya meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Teori yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini antara lain manajemen sumber daya manusia, kompensasi, disiplin dan motivasi. Pendekatan pada penelitian ini menggukanan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur/dokumen dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini adalah penerapan reward and punishment di Inspektorat Jenderal telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan dan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 107 tahun 2013 dan UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN.

ABSTRACT
This thesis discusses the application of the system of reward and punishment in the Inspectorate General of the Ministry of Education and Culture in an effort to improve employee performance. This study aimed to describe the application of the system of reward and punishment in an effort to improve the performance of civil servants (PNS) in the Inspectorate General of the Ministry of Education and Culture. The theory is used to explain this study include human resource management, compensation, discipline and motivation. The approach in this study used qualitative approach to data collection methods through the study of literature / documents and in-depth interviews. The result of this research is the implementation of reward and punishment in the Inspector General has been carried out properly in accordance with the rules and policies of the Minister of Education and Culture (Permendikbud) No. 107 of 2013 and Law No. 5 of 2014 on ASN."
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Henny Diorisa Roselina
"Skripsi ini menganalisa mengenai korelasi dan pengaruh profitabilitas serta ukuran perusahaan terhadap perubahan cash conversion cycle. Ukuran profitabilitas dinyatakan oleh return on aset (ROA) dan return on equity (ROE), sedangkan ukuran perusahaan dinyatakan dalam net sales dan total aset. Penulis mengumpulkan data laporan dari perusahaan dalam industri manufaktur di BEI periode 2007-2011. Uji data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan Eviews6. Uji Anova menyatakan bahwa terdapat perbedaan panjang CCC, ROE, ROA, net sales dan total asset di tiap sektor dalam variabel penelitian. Uji korelasi Pearson menyatakan terdapat korelasi negatif antara variabel ROE, ROA dan net sales terhadap CCC, namun terdapat korelasi positif antara total aset dan panjang CCC. Untuk melihat adanya pengaruh, peneliti menggunakan metode data panel dengan estimasi fixed effect. Hasil uji t statistik yang dilakukan secara parsial, memiliki hasil yang sama dengan uji F yang dilakukan secara simultan. Hal itu berarti variabel independen yaitu ROE, ROA, net sales dan total aset memliki pengaruh terhadap variabel dependen yaitu cash conversion cycle.

This thesis analyzes the correlation and impact the profitability and company size to the changes of the cash conversion cycle. Measure of profitability expressed by return on assets (ROA) and return on equity (ROE), while the size of the company stated in net sales and total assets. The authors collected data reports from companies in the manufacturing industry in the Indonesia Stock Exchange for the period of 2007-2011. Test data in this study conducted using Eviews 6. Anova test states that there are differences in the length of CCC, ROE, ROA, net sales and total assets in each sector of the study variables. Pearson correlation test stated that there is a negative correlation between the variables ROE, ROA and net sales to the CCC, but there is a positive correlation between total assets and long-CCC. To see the effect, researchers using panel data with fixed effect estimation. The results of the statistical t-test done partially, have the same results with the F test performed simultaneously. That means that the independent variable is ROE, ROA, net sales and total assets possess an influence on the dependent variable is the cash conversion cycle."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Sumartini
"Tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan suatu organisasi adalah dalam rangka mewujudkan suatu tujuan. Tujuan organisasi akan dapat cepat diwujudkan apabila semua komponen dan sumber daya yang dimiliki dapat dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Kinerja sebagai salah satu output dari sumber daya manusia yang berada dalam organisasi merupakan hal terpenting yang selalu harus diupayakan untuk ditingkatkan guna mencapai kinerja organisasi. Banyak faktor dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Di antaranya adalah kepemimpinan dan motivasi.
Pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam memimpin, mengarahkan, membimbing, dan memberi teladan bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga mereka dapat melaksanakannya dengan optimal sesuai harapan pimpinan khususnya dan organisasi umumnya. Motivasi yang merupakan kekuatan yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan baik, karena di balik dorongan tersebut terdapat hal-hal yang dianggap dapat memenuhi harapan dan kebutuhan pegawai.
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan motivasi dengan kinerja pegawai di lingkungan Setjen DPR RI khususnya pada Biro Persidangan. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Untuk mengukur kepemimpinan, Motivasi dan kinerja digunakan pendapat dari Bernad Bass, dkk , Frederick Herzberg dan Thomas S. Bateman. Kinerja pegawai dinilai melalui persepsi atasan langsung terhadap hasil kerja mereka dengan kriteria-kriteria yang dianggap relevan dengan kondisi dan lingkungan kerja. Kepemimpinan seorang atasan dinilai melalui persepsi bawahan mereka. Sedangkan motivasi pegawai dinilai melalui persepsi mereka terhadap pemenuhan hal-hal yang menjadi kebutuhan mereka di lingkungan pekerjaannya.
Populasi penelitian ini adalah pegawai Setjen DPR RI yang ditempatkan di lingkungan biro persidangan sebanyak 149 orang, dengan pengambilan data dilakukan atas dasar sampel 50 orang dengan teknik berstrata, proporsional dan random.
Data diambil dengan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan dengan didukung wawancara langsung dengan responden. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas data dengan korelasi split half method dan rumusSpearman Brown kemudian dilakukan analisis dengan teknik analisis korelasi product moment Pearson, korelasi berganda dan tabel Anova dari analisa regresi linear dengan last square method.
Dari kuestioner yang disebarkan kepada 65 responden, diambil 50 responden sesuai dengan jumlah pengambilan sampel yang ditetapkan yang mewakili populasi sejumlah 149 orang.
Dari data penelitian yang telah valid dan reliabel dilakukan analisis dengan hasil, bahwa :
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara variabel kepemimpinan dengan kinerja, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar : 0.950
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara variabel motivasi dengan kinerja, dengan nilai koefisien korelasi (r ) sebesar : 0.859
3. Ada hubungan positif dan signifikasi antara variabel kepemimpinan dan motivasi dengan kinerja, dengan nilai koefisien korelasi ( R2 ) sebesar : 0.948
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel-variabel yang diteliti adalah sangat erat.
Adapun saran-saran yang disampaikan berhubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, antara lain :
(1) menekankan pentingnya faktor kepemimpinan dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada sebuah instansi pemerintah, seperti Sekretariat Jenderal DPR RI. (2) dalam usaha peningkatan kinerja pegawai pada Sekretariat Jenderal DPR RI, maka perlu pula dipertimbangkan dan diperhatikan faktor-faktor yang akan membangkitkan motivasi kerja pegawai, seperti : (a) diadakannya sistim reward and punishment (b) kesempatan bagi para pegawai untuk terus meningkatkan kemampuan, ketrampilan maupun pengetahuannya (c) sistim pengembangan karir yang berpedoman pada sistim penilaian kinerja yang efektif pada intern organisasi (d) penciptaan linkungan kerja yang kondusif dan sehat dengan membina rasa saling percaya dan transparansi (e) dilakukannya pengawasan langsung yang bersifat membina dan mengarahkan bukan menghakimi.
xvii + 126 halaman + 16 tabel + 3 gambar + 33 lampiran
Daftar pustaka : 34 + 1 artikel+ 6 Peraturan Perundang-undangan (Tahun 1979-2OO2).

the Bureau of Meeting) It is clear that an organization exists to achieve a goal. The objectives of an organization could be accomplished quickly on the condition that all components and the possessed resources are utilized effectively and efficiently.
Performance as an output of the resources possessed by an organization constitutes a significant aspect that should be upgrade aiming at achieving the performance of organization. Amount of factors may affect the works performed by the employees in carrying out their jobs. They are, among others, leadership and motivation.
A leader in executing his function of leadership plays a very important role necessarily to take the lead, to give directions, to guide and to pioneer the staffs in going through with their works, so that they can optimally their performance in conformity with the wishes of the leader, particularly, and ones of the organization, generally. Motivation constitutes a strength which motivates the staffs to have good performance, because there, behind the motivation, it exists many things believed to be able to realize the wishes and to fulfill the needs of the staffs.
The research intends to achieve a goal aiming at comprehending the correlation between leadership and motivation with performance achieved by the staffs of the House of Representatives particularly ones who are at the Bureau of meeting. The research method utilized by the research is quantitative descriptive research.
In measuring leadership, motivation and performance, the research applied the theories and opinions of DR Bernard Bass and his colleagues, Frederick Hersberg and Thomas S. Bateman and his colleagues. The performance achieved by a staff is appraised by the means of perception expressed by his direct supervisor to his achievement in accordance with the criteria?s relevant to the situation and the working environment. Leadership of a supervisor is appraised by the means of perception expressed by his staffs. While motivation of the employees was appraised by the means of their perceptions to the fulfillment of what they need in the working site.
Population of the research was 149 House's staffs employed at the Bureau of session, and compiling the data was done by taking sample of 50 respondents and by applying the methods of random, proportional and layered technique.
The data was handled with care by using a research instrument of questionnaire Which was supported by direct interviews to the respondents. After having examined the validity and reliability of the data by application the split half method correlation and the formula of Spearman Brown, an analyze to the data was accomplished by using the correlation analysis technique of product moment Pearson, multiple correlation and Anova table derived from analyze of linear regression and last square method.
Based on the questionnaires disseminated to 65 respondents, 50 were taken in accordance with the due sampling representing the population of 149 staffs.
From the reliable and valid data, an analyze was carried out, and the results were as follows:
1. There was a significant and positive correlation between leadership with performance, with correlation coefficient value (r) : 0.950
2. There was a significant and positive correlation between motivation with performance, with correlation coefficient value (r) : 0.859
3. There was a significant and positive correlation between leadership and motivation with performance, with correlation coefficient value (R2) : 0.948
It is assumed that there are tight correlations between the variables analyzed in the research.
Some suggestions are proposed relating to the results reflected in the research, among others:
(1) to emphasize on the leadership as a significant factor in enhancing the capacity of the human resources possessed by governmental institutions, such as Secretariat General of the House. (2) in order to enhance the works performed by the House's employees, consideration and attention should be paid to several factors which can generate the motivation of staffs, such as below: (a) reward and punishment system should be implemented (b) any possible chance to improve their capacity, skills and knowledge should be provided (c) career development should be based on the appraisal to the effectiveness of performance at the intern of organization (d) a healthy and conducive working environment should be created by the means of transparency and confidence building (e) direct supervision should be applied aiming at to give guidance and direction, not to judge.
xvii + 126 pages + 16 tables + 3 pictures + 33 annexes
Bibliography: 34 + 1 article + 6 laws and regulations of 1979 - 2002
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Huntal Parulian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta. Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 86 responden yang diambil secara sensus, dimana semua anggota populasi semuanya dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 11.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi kinerja para karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta secara umum tergolong sangat baik, iklim komunikasi organisasi tergolong kurang baik, dan kompetensi karyawan tergolong baik. Sementara itu, dari hasil analisis statistik diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi dan kompetensi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
Karena iklim komunikasi dan kompetensi terbukti memiliki hubungan positif dengan kinerja karyawan, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki keduanya, di antaranya dengan cara: (1) mengoptimalkan fungsi supervisi pimpinan, (2) mengoptimalkan penilaian kinerja yang diantaranya dengan cara melakukan penilaian kinerja secara seobyektif dan ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, dan (3) memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, sebagai upaya untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensinya yang dapat diberikan secara finansial maupun nonfinansial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adwitiya Raditharini
"Tesis ini mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan sebuah kelembagaan bentukan masyarakat dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan di Kelurahan Pancoran Mas kota Depok yang dinamakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Bina Budi Mulya. Metode yang dilakukan dalam penilaian kinerja adalah melalui Balance Scorecard, sebuah alat pengukuran kinerja yang mampu menerjemahkan visi, misi, dan strategi organisasi menjadi tindakan strategis organisasi berdasarkan informasi pengukuran yang dihasilkannya. Kinerja keseluruhan masing-masing perspektif Balanced Scorecard BKM Bina Budi Mulya berdasarkan perhitungan tabel Balanced Scorecard menunjukkan hasil cukup baik namun masih kurang memuaskan. Ketidakoptimalan ini terutama disebabkan karena pencapaian target yang kecil pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang diukur dari ketidakmampuan BKM Bina Budi Mulya dalam menciptakan agen-agen baru yang lebih segar untuk menjadi anggotaBKM di periode mendatang. Atas dasar penilaian tersebut kemudian disusun suatu rekomendasi rencana aksi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi BKM Bina Budi Mulya.

This thesis is trying to evaluate the performance of community institution on Poverty Eradication Program in Urban Area at Kelurahan Pancoran Mas, Depok that is called BKM Bina Budi Mulya. The method is using Balance Scorecard, a tool to measure performance which is able to reflect vision, mission, and organizational strategy to organization strategic acts, based on measurement information. The whole performance from each Balance Scorecard?s perspective shows a significant result however, there are still some displeased that are caused by a little achievement in learning and growing perspective, which is measured by the incapability of BKM to recreate a new agent to be a new member of BKM in the future. Based on the evaluation, the next step is making a recommendation of action plan which can be used to optimize the role of BKM Bina Budi Mulya."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26288
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sukma Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan prioritas strategi Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Kinerja lembaga akan diukur dengan menggunakan BSC, dilanjutkan dengan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan AHP. Hasil penelitian pengukuran kinerja dengan metode BSC menunjukkan bahwa LAZ DD secara keseluruhan sudah mampu mengelola organisasinya dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari keempat perspektif BSC, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran yang mempunyai kinerja yang baik. Perspektif keuangan mempunyai kinerja yang rasio rata-ratanya meningkat sekitar 1,93% tiap tahunnya. Perspektif pelanggan mempunyai kinerja yang baik, diiringi dengan pertumbuhan jumlah donatur baru dan penerima bantuan yang rata-rata meningkat di atas 30% tiap tahunnya. Perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran juga mempunyai kinerja yang baik pula. Metode AHP digunakan dalam merumuskan strategi terbaik melalui perbandingan berpasangan dengan menghasilkan perspektif pelanggan (34%) pada peringkat pertama. Prioritas kedua adalah perspektif keuangan (31%). Prioritas ketiga adalah perspektif proses bisnis internal (19%) dan prioritas terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (15%).

This study aims to determine the performance and strategic of Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa (LAZ DD) using the Balanced Scorecard approach (BSC) and the Analytical Hierarchy Process (AHP). Institutional performance will be measured using the BSC, followed by prioritization strategies using AHP. The results of performance measurement with BSC method showed that the overall LAZ DD has been able to manage the organization well. It can be seen from the four BSC perspectives, namely financial perspective, customer, internal business process and learning and growth, which has good performance. Performance of the financial perspective has average ratio increased by about 1.93% per year. Customer perspective has good performance, coupled with growth in the number of new donors and beneficiaries increased by an average of 30% each year. Internal business process perspective and learning and growth perspective also has a good performance. AHP method is used to formulate the best strategy through pairwise comparisons by generating perspective customers (34%) in the first rank. The second priority is the financial perspective (31%). The third priority is the internal business process perspective (19%) and the last priority is the perspective of learning and growth (15%)."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Soesilowaty
"Salah satu upaya peningkatan kinerja pegawai yang dapat dilakukan melalui peningkatan kompetensi dapat ditingkatkan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan baik teknis maupun manajerial serta peningkatan motivasi, yang pada akhirnya secara keseluruhan diharapkan akan mampu memberikan perubahan sikap ke arah positif, yang merupakan permasalahan pokok dalam upaya peningkatan kinerja pegawai.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kecenderungan belum optimalnya kinerja Aparatur pada Direktorat Kerjasama Regional, Departemen Perdagangan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Penyebabnya antara lain: latar belakang pendidikan, disiplin dan tanggung jawab pegawai yang relatif masih rendah.
Tujuan penelitian ini untuk 1.) Melihat hubungan antara faktor kompetensi dengan kinerja dan 2.) Melihat hubungan antara faktor kepemimpinan dengan kinerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan deskriptif analitik, di mana teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, untuk selanjutnya dianalisis dengan teknik korelasi Spearman dengan menggunakan program statistik (SPSS 12.0 for windows).
Populasi pada penelitian ini berada di lingkungan Direktorat Kerjasama Regional, Departemen Perdagangan, berjumlah 36 orang pegawai. OIeh karena jumlah populasinya kecil maka semua populasi dijadikan sampel (metode sensus). Jadi, sampel pengukuran dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Direktorat Kerjasarna Regional. Departemen Perdagangan yang berjumlah 36 orang pegawai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hubungan antara faktor kompetensi dengan kinerja memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan kinerja (r=0,734), dan untuk hubungan faktor kepemimpinan dengan kinerja memiliki korelasi positif dan signifikan dengan kinerja (r= 0,635).
Kompetensi dan kepemimpinan memiliki hubungan yang positif dan kuat terhadap kinerja, semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh pegawai dan semakin kuat arahan serta pembinaan pemimpin pada pegawai, maka semakin tinggi kinerja. Sebaliknya, semakin menurun kompetensi yang dimiliki oleh pegawai dan semakin kurang arahan dan pembinaan pimpinan, maka semakin rendah kinerjanya. Hal ini berarti bahwa kompetensi dan kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja.

One of the efforts to improve the work performance of the employee which can be carried out through the competency improvement can be implemented through the improvement of knowledge and skill both technically and managerially as well as the improvement of motivation, which those are eventually supposed to be able to give the change into the positive behavior as whole, that becomes the main problem in the effort to improve the work performance of the employee.
This research has the background of the apparatus work performance that tends to be not optimal yet at the Directorate General of Regional Cooperation, Department of Commerce, in carrying out its main duty and function. The causal factors among others are the educational background, the discipline and responsibility of the employee which is relatively still low.
Objectives of this research are to 1) Find the relationship between the competency factor and work performance and 2) Find the relationship between the leadership factor and work performance. This research utilizes the quantitative research method with the analytic descriptive, which the data collecting method is carried out by distributing the questionnaire to be analyzed with the Spearman correlation technique by utilizing the statistic program (SPSS 12.0 for windows).
Population in this research is in the scope of the Directorate General of Regional Cooperation, Department of Commerce, which consist of 36 employees. Since the population is small, then all population become the sample (census method). So, the measurement sample in this research is all employees of the Directorate General of Regional Cooperation, Department of Commerce with 36 persons.
Results of the research show that the relationship between the competency factor and work performance has a positive and significant correlation with the work performance (r= 0,734), and the relationship between the leadership factor and work performance has a positive and significant correlation with the work performance (r= 0,635).
Competency and leadership has the positive and strong relationship toward the work performance, the higher competency the employee has, the stronger leaders direction and guidance the employee has, the higher work performance he/she shows. On the contrary, the lower competency the employee has and the weaker leader's direction and guidance the employee has the lower work performance she/he shows. It means that the competency and leadership can affect the work performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Yuliarno
"Sistem Pemasyarakatan memiliki karakteristik di dalam penegakan hukum dibandingkan dengan sistem penegakan hukum lainnya, seperti penyidik (Kepolisian), penuntut umum (Kejaksaan), serta penyidangan (Pengadilan). Oleh karena itu sistem pemasyarakatan menyangkut misi pemulihan karakteristik dan kehidupan warga binaan pemasyarakatan yang kesemuanya terdapat dalam Undang-undang No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.
Dan proses pemulihan atau mengembalikan terpidana ke dalam masyarakat kembali memerlukan suatu pengorganisasian yang memadai sehingga dari proses perlakuan terpidana memerlukan beberapa, komponen pembinaan antara, lain waktu yang sesuai, sarana pembinaan, biaya yang seimbang, adanya disiplin ilmu yang diberikan, kemampuan dari personil petugas sebagai pembina serta, yang dibina, Oleh karena itu untuk menuju kompetensi dari suatu kinerja Lembaga Pemasyarakatan secara keseluruhan diperlukan suatu manajemen dalam pengelolaan sumberdaya yang ada pada organisasi, agar tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai secara optimal.
Arti penting Lembaga Pemasyarakatan tersebut, belum dapat diimbangi dengan kinerja Lembaga Pemasyarakatan secara optimal, hal itu terlihat dengan masih banyaknva kasus kerusuhan, pemilikan senjata tajam, transaksi dan penggunaan obat-obat terlarang, pelolosan diri Warga Binaan Pemasyarakatan. Sebagai sarana evaluasi dan solusi secara terpadu terhadap berbagai permasalahan Sistem Pemasyarakatan, sehingga dapat dicapai kinerja Lembaga Pemasyarakatan yang lebih baik, maka dalam penulisan ini penulis ingin memberikan gambaran tentang hubungan Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Pembinaan Narapidana Terhadap Kinerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan metode survey eksploratif yakni berusaha menggambarkan serta mengetahui berbagai data yang menyangkut masalah kompetensi sumber daya manusia petugas dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja Lapas Kelas I Semarang dalam pembinaan narapidana.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai koefesien korelasi r = 0,269 antara kompetensi pegawai dengan kinerja Lapas Kelas I Semarang. Hal ini berarti bahwa dalam mencapai kinerja Lapas Kelas I Semarang diperlukan suatu kompetensi petugas yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kedalam program pelaksanaan pembinaan bagi narapidana yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam suatu organisasi.
Ada hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai koefesien korelasi r = 0,295 antara pembinaan narapidana dengan kinerja Lapas Kelas I Semarang, Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pembinaan yang telah diprogramkan pada Lapas Kelas I Semarang, harus dilaksanakan sesuai dengan bidang ketrampilan yang ada serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi pegawai dengan pembinaan narapidana terhadap kinerja Lapas Kelas I Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi petugas merupakan bagian yang diperlukan dalam pelaksanaan program pembinaan narapidana untuk mewujudkan kinerja Lapas Kelas I Semarang yang optimal. Demikian sebaliknya untuk melaksanakan program pembinaan narapidana diperlukan kompetensi petugas yang sesuai dengan bidang tugas pokok dan fungsinya, sehingga akan tercapai kinerja yang optimal pada Lapas Klas I Semarang.
Daftar Pustaka : 44 Buku + 4 Dokumen + 1 Majalah + 3 Peraturan Perundang-undangan (Tahun 1951 s-d Tahun 2003)

A Context Between Human Resources's Competence and Developing Convicts to the Performance of First Grade Correctional Institution SemarangCorrectional system has a special characteristic of law enforcement instead the other system, such as the investigator (police department), public prosecutor (Prosecution counsel), and also the judicial (Judiciary). Therefore, correctional system is arranged from a characteristically and life recovery of the developed community in the correctional institution, mentioned on the Law act number 12 Year of 1995, its contents about correctional.
In a recovery process or reverting the convicts to the community, we need a qualified organizing. From this process, they need some mediated developing components, an appropriate time, developing tools, an equal cost, sciences, skill and ability of the officers as mediation of developing process. Therefore, in order to reach the competence and performance of a correctional institution as a whole, a management in managing the existing resources on an organization is needed, so that the purposes and aims of the organization can be materialized.
The important meaning of those correctional institutions has not been balanced yet by their performance. It is showed by the quantity of disturbance cases, weapon ownership, drugs transaction and utilizing, the running away prisoners from the institution. As evaluation system and solution of all the problems in the correctional system in order to reach a better performance, writer has a deep willing in giving an appropriate description about the relationship between human resources competence and the convicts developing to the performance of first grade correctional institution Semarang.
The approach of this research is done by using an explorative survey method, in which trying to describe and also detect various data?s connected to the problem of officer resources competence in contributing on process reaching the performance first grade correctional institution Semarang in developing the prisoners.
Based on the result, there is a positive and significant relationship with corelation coefficient r = 0,269, between officer's competence to the performance of first grade correctional institution Semarang. It shows that in reaching a better performance of first grade correctional institution Semarang we need a high competence of officers appropriate with the basic task and function to the implementation program of developing process to the prisoners balanced to the necessity in an organization.
There is a positive and significant relationship with correlation coefficient r -- 0,295 between developing process of the prisoners to the performance of first grade correctional institution Semarang. It shows that the implementation of the developing process programmed by the first grade correctional institution Semarang must be appropriate with each skill sectors and also must be supported by qualified medium, tool, and infrastructure.
There is also a positive and significant relationship between officer's competence and prisoner's developing process to the performance of first grade correctional institution Semarang. It shows that officer's competence is an important part in implementing the developing program to bring an optimal performance of first grade correctional institution Semarang. In contrary, to implement the developing program we need an appropriate officer's competence balanced to the basic task and function, so that an optimal performance will be reached in the first grade correctional institution Semarang.
Literatures : 44 Books + 4 Documents + 3 Magazines + 3 Legislation Regulation (1951 until 2003)
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarso S. Tjokrosudirdjo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap hasil pengembangan organisasi dengan kinerja karyawan. Tujuan tersebut sejalan dengan konsep pengembangan organisasi dari Luthans (1992), untuk mengukur tingkat keberhasilan pengembangan organisasi berlandaskan pada 4 dimensi pengembangan organisasi, yaitu : (1) struktur organisasi, (2) sistem penghargaan dan kepuasan kerja, (3) perilaku pimpinan, dan (4) karakteristik pekerjaan.
Keberhasilan pengembangan organisasi tidak terlepas dari indikator mengenai peningkatan kinerja karyawan. Oleh karena itu sangat rnenarik melakukan penelitian untuk melihat pengaruh hasil pengembangan organisasi terhadap kinerja karyawan, khususnya ditinjau dari : (1) aspek sifat, (2) aspek perilaku dan (3) aspek manajerial.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non eksperimen, dimana variabel yang diukur sudah melekat dalam diri para responden .Penelitian melibatkan responden yang berasal dari 2 bidang kerja, yaitu bidang kerja operasional dan bidang kerja pendukung. Adapun kuesioner penelitian terdiri dari : kuesioner persepsi hasil pengembangan organisasi dan kuesioner kinerja karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara keempat dimensi persepsi terhadap hasil pengembangan organisasi dengan ketiga aspek kinerja karyawan tidak memiliki hubungan yang signifikan pada tingkat signifikansi E 0 ,05. Namun apabila dilihat secara satu persatu, dimensi sistem penghargaan dan kepuasan kerja dan dimensi perilaku pimpinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketiga aspek kinerja karyawan.
Dalam analisis tambahan untuk mempertajam analisis utama penelitian, yaitu dalam bentuk analisis perbedaan khususnya berdasarkan bidang kerja, terdapat perbedaan yang signifikan pada dimensi hasil pengembangan organisasi yaitu : dimensi struktur organisasi, dimensi perilaku pimpinan, dan dimensi karakteristik pekerjaan, sedangkan pada aspek kinerja karyawan perbedaan yang signifikan ada pada : aspek sifat, aspek perilaku dan aspek manajerial.
Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah : (1) sampel penelitian supaya lebih luas, (2) variabel-variabel penelitian perlu ditambah untuk mempertajam fokus penelitian, (3) kontrol terhadap penyebaran angket secara teknis perlu diperbaiki, (4) kedua alat ukur penelitian perlu dimodifikasi berdasarkan ciri-ciri sampel penelitian. Adapun saran untuk institusi secara aplikatif adalah : (1) memberi bobot yang berbeda pada implementasi pengembangan organisasi sesuai kebutuhan pada masing-masing bidang kerja, (2) periu dirancang alat ukur kinerja karyawan yang disesuaikan dengan kekhasan masing-masing bidang kerja, (3) perlu memperhatikan persepsi terhadap hasil pengembangan organisasi dalam proses seleksi dan promosi calon manajer pada masing-masing bidang kerja, (4) kedua alat ukur penelitian dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi dalam proses pengambilan keputusan di masa mendatang.
Daftar Pustaka : 88 Judul (1959 - 2002)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T12425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>