Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marina Sylviani
"Masa remaja adalah masa transisi yang memiliki beberapa ciri khas, yaitu rasa ingin tahu yang besar, menyukai petualangan/tantangan, cenderung ingin bebas, suka mencoba-coba, berkelompok, masih mencari jati diri, mudah terpengaruh lingkungan serta cenderung melakukan sesuatu tanpa pemikiran yang masak. Dengan ciri khas seperti itu, remaja berisiko mengalami berbagai permasalahan, termasuk dalam hal kesehatan reproduksi dan seksualitas. Berbagai masalah dapat muncul jika remaja kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas dan jika mengambil keputusan yang salah. Pengambilan keputusan yang salah disebabkan karena remaja mendapat informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah yang lebih sering didapatkan dari teman yang sebaya. Untuk mengatasi pemasalahan tersebut Departemen Kesehatan RI melalui puskesmas mengembangkan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) salah satu strateginya adalah pelatihan konselor sebaya. Hal ini bertujuan untuk menyediakan tempat curhat yang menyenangkan dan tepat bagi permasalahan remaja. Pelatihan konselor sebaya juga dilakukan oleh Puskesmas Bogor Timur di sekolah-sekolah yang berada di wilayah kerjanya termasuk SMAN 3 dan MAN 2.
Penelitian kualitatif yang bertujuan untuk melihat pelaksanaan pelayanan konseling oleh konselor sebaya ini dilakukan di kedua sekolah tersebut karena Puskesmas Bogor Timur menilai konselor sebayanya cukup aktif melakukan pelayanan konseling remaja. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2008 menggunakan metode wawancara mendalam kepada konselor sebaya, guru pembina dan petugas Puskesmas Bogor Timur serta focus group discussion pada klien remaja.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam melakukan konseling, konselor sebaya tidak memerlukan ruangan khusus dan tidak bergantung jadwal tertentu. Tidak ada alur khusus bagi klien untuk memanfaatkan layanan konseling tersebut. Sebagian besar klien yang pernah memanfaatkan layanan konseling adalah perempuan dan berteman dekat dengan konselor. Kasus konseling yang paling sering ditemui adalah masalah pacar. Dalam melakukan konseling remaja, seorang konselor sebaya di pengaruhi oleh tiga variabel yaitu variabel individu konselor sebaya, variabel psikologis konselor sebaya dan variabel organisasi. Permasalahan utama yang terjadi adalah pemanfaatan konselor sebaya untuk membantu menyelesaikan masalah masih kurang maksimal, yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan konselor sebaya yang kurang proaktif. Jika sosialisasi sekolah mengenai keberadaan, kompetensi dan peran konselor sebaya, serta cara untuk mengakses layanan konseling oleh konselor sebaya lebih digalakkan, dan konselor sebaya lebih proaktif kepada eman-temannya, maka peran konselor sebaya untuk membantu menyelesaikan permasalahan remaja akan dapat dicapai secara optimal."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlis
"ABSTRAK
Jumlah remaja kelurahan Sindang Barang Bogor adalah 20 % dari jumlah penduduknya
Pada masa remaja terjadi berbagai perubahan baik fisik maupun psikologis dan social.
Dalam perkembangannya, remaja mengalami berbagai stress psikologis, tekanan dari
teman sebaya dan gejolak emosi akibat perubahan dalam dirinya. Remaja memerlukan
kegiatan mental untuk meningkatkan ketrampilan sosial dalam menghadapi setiap
permasalahan hidup yang dihadapinya melalui suatu latihan mengembangkan
kepercayaan diri. Penelitian yang dilakukan berjudul “ pengaruh latihan membangun
rasa percaya diri” bertujuan mengembangkan rasa percaya diri remaja.Metode
penelitian ini dengan desain quasi experiment melalui pendekatan pre dan post test dan
tehnik pengambilan sampel secara purposive sampling, responden berjumlah 90 orang
remaja yang dibagi dalam tiga kelompok latihan. Latihan kelompok pertama diberi
buku pedoman , dilatih serta dibimbing dua kali, kelompok kedua diberi buku pedoman,
dilatih dan tanpa dibimbing serta kelompok ketiga hanya diberi buku pedoman tanpa
dilatih dan dibimbing. Rasa percaya diri diukur sebelum dan sesudah intervensi dengan
menggunakan kuesioner. Kemudian hasil ini dianalisis secara statistik . Hasil penelitian
membuktikan ada perbedaan peningkatan rasa percaya diri secara bermakna sebelum
dan sesudah intervensi pada ketiga kelompok. Rasa percaya diri remaja yang diberi
buku pedoman, dilatih dan dibimbing dua kali lebih meningkat dari dua cara lainnya.
Usia remaja berpengaruh terhadap peningkatan rasa percaya diri. Disarankan kegiatan
mengembangkan rasa percaya diri remaja dengan memberi buku pedoman, dilatih dan
dibimbing

ABSTRACT
Adolescent at Sindang Barang Village Bogor City are about 20% of total population. In
their development, adolescent are having various physic, psychologic and social changes
and facing various psychologic stresses, pressure from their peer and emotional
fluctuation due to the changes in their body. Thus, adolescent need mental activity to
improve their social capability in facing every problem they have through a self
confidence development training.This research was aimed to develop adolescent self
confidence. Method used was quasi experiment design using pre and post test approach.
90 adolescents were selected by porpusive sampling, devided into three groups. Training
given was differed into three groups, first group given guideline book, trained and guided
twice, second group given guideline book, trained without being guided, and the third
group only given guideline book without being trained and guided. Self confidence was
evaluated before and after intervention using questionaire, and analized statistically. The
result revealed that there was a significant difference in increased self confidence before
and after intervention given to the three groups. Self confidence of adolescent who given
guideline book, trained and guided twice have increased compared to the two other
groups. Adolescent age have an influence on increased self confidence. It is suggested to
develop adolescent self confidence by giving guideline book, training and guidance."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Anggraeni Sari
"Preferensi jumlah anak yang dinyatakan sebagai jumlah anak ideal yang diinginkan dapat memprediksi pertumbuhan penduduk di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran preferensi jumlah anak yang diinginkan remaja belum kawin usia 15-24 tahun di 10 Provinsi Penyangga serta faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia komponen Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2012. Hasil analisis menunjukan rata-rata jumlah anak yang diinginkan remaja yaitu 2,4 anak. Terdapat 33,6 persen remaja pria dan 25,1 persen remaja wanita berkeinginan memiliki lebih dari 2 anak. Umur dan tempat tinggal merupakan faktor yang paling mempengaruhi jumlah anak yang diinginkan remaja wanita dan remaja pria. Faktor pelayanan KIE kesehatan reproduksi dan program KB pada remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah anak yang diinginkan.

Preference the number of children expressed as the number of ideal that desirable can predict the population growth in the future. The aims of this research are to understand the description preference the number of children desired by the non-married adolescents (15-24 years old) in 10 Penyangga Provinces and factors associated with a preference. This research used data from Indonesia Demographic and Health Survey in components Adolescents Reproductive Health in 2012. The analysis showed the average number of children desired by the adolescents is 2,4 children. Then, 33,6 % man and 25,1 % woman desirous of owning more than two children. Age and residence are factor that most affect the number of children desired by them. KIE the adlescent reproductive health service and FP programs in adolescent did not showed significant influence against preference the number of children to be desired."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jeneis penelitian ini adalah deskriptif, bertujuan untuk mengetahui peran PKBI DIY dalam memberi pelayanan terhadap kehamilan tidak dikenhendaki pada remaja. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumen, sedangkan teknik analisa data dengan deskriptif kualitatif..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Apriyani
"Remaja terutama remaja perempuan merupakan salah satu kelompok yang sangat memperhatikan citra tubuhnya. Seseorang yang tidak puas dengan bentuk tubuhnya cenderung melakukan upaya-upaya untuk mencapai bentuk tubuh yang dianggap ideal. Upaya-upaya tersebut apabila dilakukan dengan cara yang tidak tepat dapat memicu timbulnya eating disorder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan citra tubuh pada mahasiswi S1 Reguler Rumpun Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia angkatan 2012-2014 tahun 2015. Pengambilan data dilakukan pada bulan April tahun 2015 dengan menggunakan desain studicross sectional.
Sebanyak 191 mahasiswi menjadi sampel dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner untuk melihat persepsi citra tubuh, perilaku diet, pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, rasa percaya diri, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh media. Selain itu, dilakukan juga pengukuran antropometri untuk melihat Indeks Massa Tubuh (IMT) responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,2% mahasiswi mengalami ketidakpuasan bentuk tubuh. Terdapat hubungan bermakna antara IMT (p-value = 0,001), rasa percaya diri (p-value = 0,018), pengaruh keluarga (p-value = 0,040), dan pengaruh teman sebaya (p-value = 0,001) dengan citra tubuh.Mahasiswi yang melakukan diet sebagai upaya untuk mencapai bentuk tubuh ideal disarankan untuk melakukan konsultasi kepada dokter atau ahli gizi agar diet yang dilakukan tepat dan sehat.

Female adolescent is one of the groups who are concern very much about body image. A person who is dissatisfied with her body shape tends to make efforts to achieve the ideal body. Such efforts, if done in an inappropriate way can lead to eating disorders. This study aims to determine factors related to body image at undergraduate female students of Social Science and Humanities Cluster Universitas Indonesia class of 2012-2014 in 2015. The data were collected during April 2015 with cross sectional design study.
A total of 191 female students took part as respondents by completing a questionnaire to determine their perpective of body image, dieting behaviors, eating pattern, physical activity, smoking habits, self-esteem, family influence, peer influence, and media influence. In addition, anthropometric measurements were also conducted to get scores of Body Mass Index (BMI). The study shows that 81,2% female student experiences body shape dissatisfaction. There was a significant association between Body Mass Index (BMI) (p-value = 0,001), self-esteem (p-value = 0,018), family influence (p-value = 0,040), and peer influence (p-value = 0,001) with body image.The researcher suggests female students with intentions of dieting to achieve ideal body shape should consult to doctors or nutritionists beforehand to ensure proper and healthy diet."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Desa Sumber adalah desa yang terletak di lereng Gunung Merapi,tepatnya berada di Wilayah Kecamatan Dukun,Kabupaten Magelang,Provinsi Jawa Tengah.Desa tersebut sarat dengan kehidupan berkesenian. Kesenian di Desa Sumber diikuti oleh sebagian besar warganya,baik anak-anak,remaja,dewasa dan orang tua
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Badingah
"Penelitian ini beranjak dari pemikiran dan keprihatinan penulis sehuburngan dengan peningkatan agresivitas yang dilakukan oleh sebagian remaja di beberapa kota di Indonesia. Di sisi lain remaja sebagai individu yang sedang dalam tahap perkembangan dari rentang hidupnya, sangat memerlukan bimbingan serta pengarahan dari lingkungan terutama dari orang tua untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas perkembangan. Oleh karena itu pemahaman mengenai tingkah laku remaja khususnya tingkah laku agresif merupakan hal yang mendasar atau esensial. Dengan dasar pemahaman tersebut diharapkan usaha pembinaan dan pengarahan remaja menjadi lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh, tingkah laku agresif orang tua dan kegemaran menonton film keras dengan agresivitas remaja. Dalam penelitian ini agresivitas remaja dinilai oleh orang tua, remaja dan teman sekelas.
Berdasarkan kajian teori, diajukan 8 hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini dilakukan pada remaja awal dengan rentang usia antara 12 sampai dengan 14 tahun yaitu murid SMP Negri 1, SMP Negri 3 dan SMP Negri 4 di Kodya Bandar Lampung tahun ajaran 1992/1993.
Analisis data dengan korelasi parsial dan korelasi ganda menunjukkan bahwa hanya kriteria aggresivitas remaja menurut penilaian anak (remaja) yang bermakna. Secara rinci hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pola asuh otoriter dan tingkah laku agresif orang tua tidak berhubungan dengan agresivitas remaja.
2. Pola asuh demokratis dan permisif berhubungan dengan penurunan agresivitas remaja.
3. Kegemaran menonton film keras berhubungan dengan peningkatan agresivitas remaja.
4. Pola asuh, tingkah laku agresif orang tua dan kegemaran menonton film keras secara bersama-sama mempunyai hubungan dengan agresivitas remaja, tetapi hanya kegemaran menonton film keras yang memberi sumbangan bermakna terhadap agresivitas remaja.
Selanjutnya dengan hasil temuan ini diajukan saran agar orang tua lebih menerapkan pola asuh permisif dan demokratis dibanding pola asuh otoriter, serta meningkatkan pengawasan dan pembatasan lebih cermat terhadap kegiatan anak dalam menonton film keras. Kepada instansi yang berwenang (Pemerintah Daerah, Departemen Penerangan) agar lebih selektif dan melakukan pembatasan pemutaran film keras pads acara-acara televisi dan gedung bioskop serta menyebar luaskan melalui media massa bahwa menonton film keras berkaitan dengan agresivitas remaja. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperluas jangkauan sampel penelitian, menambah variabel penelitian, menggunakan alat yang lebih standar, metode penelitian yang lebih terpadu, serta dimanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya mengatasi atau mencegah agresivitas remaja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seorang remaja dewasa ini cenderung mudah sekali terpengaruh oleh teman-teman
sebayanya dalam hal apapun di dalam kehidupannya sehari-hari.
Penelitian dengan judul “Hubungan teman sebaya (peer-group) terhadap pembentukan
gaya hidup remaja” bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman
sebaya (peer-group) terhadap pembemukan gaya hidup remaja. Penelitian ini dilakukan
di SLTP Negeri 20 Bekasi dengan mengambil responden remaja berusia 12-15 tahun
sebanyak 96 orang dengan metode stratified random sampling. Desain penelitian yang
digunakan adalah dskriptif korelasi dengan instrumen penelitian berupa kuesioner.
Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan chi square untuk
menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak ada
hubungan antara pengaruh teman sebaya (peer-group) terhadap pembentukan gaya hidup
remaja (p value = 1,00; alpha = 0,05). Penelitian ini merekomendasi akan peran serta
semua pihak dalam rangka turut membantu remaja menemukan gaya hidup yang
konstruktif yang kelak berguna bagi masa depan mereka."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5627
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Rezky Sukandari
"ABSTRAK
Fenomena cyberbullying sering terjadi di Indonesia terutama pada remaja. Perilaku remaja tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua di keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap perilaku cyberbullying pada remaja. Metode penelitian yang digunakan dengan teknik stratified random sampling. Data penelitian diuji menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Jakarta Timur dengan jumlah sampel 119 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,3% remaja melakukan perilaku cyberbullying dengan pola asuh otoritarian. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh remaja (p: 0,029). Hasil ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk perawat dalam memberikan edukasi mengenai perilaku cyberbullying baik melalui institusi pendidikan maupun orang tua.

ABSTRACT
Cyberbullying phenomenon often occurred in Indonesia especially on adolescence. Behavior on adolescence is affected by several factors, one of them is parenting style. The purpose of this study is to determine the relationship of the parenting style and cyberbullying behavior among adolescence in senior high school. The method of this study using stratified random sampling. This study data was tested by Chi-square test. This study was conducted in senior high school in east Jakarta with total sample of 119 people. The results showed that 30,3% of teenagers doing cyberbullying behavior with authoritarian parenting style. This study indicate there is a relationship between parenting style with cyberbullying behavior on adolescence in senior high school (p: 0,029). This results can be the basis for nurses to give education about cyberbullying behavior, either through educational institutions and/or through the parents.;"
2016
S65535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cendy Yudha Merdeka
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kualitas kelekatan remaja dengan Ibu dan Ayah terhadap emosi malu dan emosi bersalah. Responden penelitian ini adalah 439 remaja yang berusia 15?19 tahun. Kualitas kelekatan remaja dengan orang tua diukur dengan IPPA (Parent Version) yang dikembangkan oleh Armden dan Greenberg (1987). Emosi malu dan emosi bersalah diukur dengan TOSCA-3 yang dikembangkan oleh Tangney dan Dearing (2002).
Pada penelitian ini, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kelekatan remaja dengan orang tua (Ibu dan Ayah) dan emosi malu. Di sisi lain, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kelekatan remaja dengan orang tua (Ibu dan Ayah) dan emosi bersalah.

This study aimed to test the relationship of adolescent attachment quality with Mother and Father toward shame emotion and guilt emotion. Respondents of this study are 439 adolescents aged 15-19 years. The quality of adolescent attachment to Mother and Father is measured with IPPA (Parent Version) developed by Armden and Greenberg (1987). Shame and guilt is measured with TOSCA-3 developed by Tangney and Dearing (2002).
In this study, it was found that there is no significant relationship between adolescent attachment quality to parents (Mother and Father) and shame, but there is significant relationship between adolescent attachment quality to parents (Mother and Father) and guilt.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>