Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Saefulloh
"Supervisi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh manajer. Fenomena yang ditemukan di RSUD Indramayu adalah perawat pelaksana belum memiliki motivasi kerja dan kinerja yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan asuhan keperawatan dan supervisi terhadap motivasi kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Indramayu.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pre-post test design with control group. Jumlah sampel untuk motivasi kerja dan kinerja perawat pelaksana berdasarkan self evaluation adalah 97 orang, sedangkan jumlah sampel untuk kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi asuhan keperawatan adalah 165 dokumen. Sampel dibagi menjadi kelompok A, B, dan C. Instrumen menggunakan kuesioner dan lembar kerja. Instrumen melalui uji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis menggunakan univariat, bivariat, dan multivariat. Intervensi adalah pelatihan asuhan keperawatan dan pelatihan supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Indramayu meningkat secara bermakna (p value <0.05) sesudah mendapat pelatihan asuhan keperawatan dan disupervisi oleh kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi. Kinerja dalam pemberian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana berdasarkan self evaluation di ruang rawat inap RSUD Indramayu meningkat secara bermakna (p value <0.05) sesudah mendapat pelatihan asuhan keperawatan dan disupervisi oleh kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi.
Kinerja dalam pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Indramayu meningkat secara bermakna (p value <0.05) sesudah mendapat pelatihan asuhan keperawatan dan disupervisi oleh kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi. Faktor yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan berdasarkan self evaluation di ruang rawat inap RSUD Indramayu adalah umur dan lama kerja setelah dikontrol supervisi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelatihan asuhan keperawatan dan supervisi berpengaruh secara bermakna terhadap motivasi kerja dan kinerja perawat pelaksana. Saran yang diberikan adalah RSUD Indramayu melakukan pelatihan asuhan keperawatan bagi perawat pelaksana diikuti dengan supervisi dari kepala ruangan.

Supervision is an activity that must be accomplished by a manager. Phenomenon that have in RSUD Indramayu is not hold nursing care training and not supervision guidance yet. This research purspose to know the influence of nursing care training and supervision to job motivation and job productivity at nusing room in RSUD Indramayu.
This research used quasi experiment method with pre post test design with control groups. The total sample for job motivation and job productivity in nursing care based self evaluation are 97 person, while total sample for nurses job productivity in nursing documentation are 165 document. The samples are devided into groups A, B, and C. The instrument are quetionary and observation worksheet. Validity and realibity are before used. The data is analysed by using univariate, bivariate, and multivariate. Intervention is nursing care training and supervision.
The research result showed job motivation nurses is significant increase (p value <0.05) after nursing care trained and being supervision head nurse have been trained and guided supervision. Job productivity in nursing care based self evaluation is significant increase (p value <0.05) after nursing care trained and being supervision head nurse have been trained and guided supervision.
Job productivity in nursing documentation is significant increase (p value <0.05) after nursing care trained and being supervision head nurse have been trained and guided supervision. The most contribute factor to nurses job productivity in nursing care based self evaluation are age and long of work after supervision controlled.
The conclusion this research is nursing care training and supervision head nurse have been trained and guided have significant influence to job motivation and job productivity of nurses. Advice to RSUD Indramayu is to nursing care training followed by head nurse supervision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Estelle Lilian Mua
"Sistem supervisi klinik kepala ruangan yang dijalankan dengan tepat dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana. Fenomena yang ditemukan di RS Woodward Palu, supervisi kepala ruangan, kepuasan kerja, dan kinerja perawat pelaksana belum optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan supervisi klinik kepala ruangan terhadap kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS Woodward Palu.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pre-post test design with contol group. Sampel untuk supervisi kepala ruangan dan kepuasan kerja masing-masing kelompok 32 perawat dan sampel untuk kinerja perawat pelaksana masing-masing kelompok 56 dokumen. Intervensi yang dilakukan adalah pelatihan dan bimbingan supervisi klinik kepala ruangan model akademik.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan yang signifikan (p value =0,000) pada supervisi klinik kepala ruangan setelah mendapat pelatihan dan bimbingan supervisi. Supervisi klinik yang dilaksanakan secara tepat telah berdampak pada kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana secara signifikan (p value =0,000). Analisis lebih lanjut menunjukkan ada perbedaan kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana yang signifikan (p value=0,000) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Penelitian ini membawa pada simpulan ada pengaruh pelatihan supervisi klinik kepala ruangan terhadap kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit Woodward Palu. Rekomendasi penelitian ini adalah terus mempertahankan penerapan supervisi klinik kepala ruangan dengan cara pembinaan, monitoring, dan evaluasi secara berkelanjutan agar kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana terus dapat ditingkatkan.

Clinical supervision by head nurse can increase working satisfaction and clinical performance by nursing staff in the ward. However, in Wordward hospital clinical supervision by head nurse, working satisfaction and clinical performance by nursing staff has not been improved.
The purpose of this study was to identify the influence of clinical supervision training by the head nurse on the working satisfaction and clinical performance of nursing staff in the in-patient ward of Woodward hospital in Palu.
This study used quasi experiment method with pre and post-test design with control group. The sample in clinical supervision and working satisfaction into groups, where each group consisted of 32 nurses, where for measuring clinical performance of staff nurses each group consisted of 56 nurses. Intervention that was given to the sample (intervention group) was training and supervision toward head nurse on clinical supervision with academic model.
The result showed that the clinical supervision by head nurse was significantly increased (p value = 0,000) after training and supervision. Clinical supervision that accurately implemented gave influence significantly (p value = 0,000) into working satisfaction and clinical performance of staff nurses. Further analysis showed the significantly difference on working satisfaction and clinical performance of staff nurses between intervention and control groups (p value = 0,000).
Conclusion of this study showed that there was a significantly influence on head nurse clinical supervision training working satisfaction and clinical performance of staff nurses in Woodward hospital in Palu. The recommendation of this study suggested that maintaining implementation of clinical supervision by head nurse should be improved by supervision, monitoring, and evaluation, in order to maintain the working satisfaction and clinical performance of staff nurses within the ward.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muminah
"

Ketidaksinambungan dalam dokumentasi keperawatan menandakan kinerja yang belum baik dalam asuhan dan dokumentasi. Supervisi belum sepenuhnya dilakukan oleh kepala ruangan. Peran kepala ruangan diperlukan untuk motivasi dan meningkatkan kinerja perawat dalam kualitas asuhan dan pendokumentasian berbasis elektronik. Tujuan: menganalisis hubungan supervisi kepala ruangan dengan motivasi dan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian berbasis elektronik. Metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitan analitik crosssectional menggunakan kuesioner yang sudah dimodifikasi. Sampel berjumlah 204 perawat, analisis menggunakan chi square dan regresi logistik berganda. Hasil: Perawat mempersepsikan supervisi kepala ruangan baik sebesar 49%, motivasi baik 34,3%, dan kinerja baik 44,6%. Hasil bivariat menunjukkan ada hubungan signifikan antara supervisi dengan motivasi pendokumentasian berbasis elektronik (p < 0,001) dan kinerja pendokumentasian berbasis elektronik (p < 0,001). Hasil regresi logistik berganda faktor yang mempengaruhi motivasi perawat yaitu mencontohkan (OR=5,61) dan mengarahkan (OR=3,06). Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat yaitu membimbing (OR=6,26) dan menilai (OR=3,02). Saran: kepala ruangan untuk meningkatkan fungsi pengarahan dengan merencanakan supervisi yang terjadwal, terdokumentasi serta membudayakan supervisi yang menyenangkan, tidak terlalu formal dan terpantau oleh atasan.


Discontinuity in nursing documentation indicates poor performance in care and documentation. Supervision has not been fully carried out by nurse room manager. The role of the nurse room manager is needed to motivate and improve the performance of nurses in the quality of care and electronic-based documentation. This study aims to analyze the relationship between the supervision of the nurse room manager and the motivation and performance of implementing nurses in electronic-based documentation. Research methode used quantitative with analytic correlational design. The sample consisted of 204 nurses, analysis used chi square and multiple logistic regression. Nurses perceived that the nurse room manager's supervision 49%, nurses motivation 34,3% and nurses performance 44,6%. Result showed that there is significant correlation between supervision and work motivation (p < 0,001) dan nurses performance (p < 0,001). Factors that influenced nurses work motivation are modelling (OR = 5,61) and directing (OR = 3,06). Factors that influenced nurses performance are guiding (OR = 6,26) and assesing (OR = 3,02). This research recommends to improve the directing function of the nurse room manager by planning to scheduled, documented supervision, and cultivating supervision that is fun, not too formal and monitored by superiors"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Agus Suarsana
"Pemberian pelayanan kesehatan memerlukan sumber daya berkualitas agar menghasilkan luaran yang baik. Dengan demikian, sumber daya manusia harus dipandang sebagai aset bahkan investasi rumah sakit. Perawat yang merupakan proporsi ketenagaan terbesar dalam layanan kesehatan akan memberikan sumbangan bagi keberhasilan pelayanan bila dapat melakukan tugas dan fungsinya sesuai standar. Perawat yang memiliki kemampuan dan motivasi yang baik akan berkontribusi terhadap tugas penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit melalui layanan keperawatan. Sebaliknya, perawat yang tidak melakukan asuhan keperawatan dengan baik dan benar dapat menimbulkan masalah pada pelayanan terhadap pasien. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk melihat hubungan antara kemampuan, motivasi dan supervisi perawat terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat RSU Imanuel Sumba. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional kuantitatif dengan metode pengambilan data potong lintang yaitu dengan melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap setiap variabel penelitian satu kali dalam satu waktu. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah perawat di RSU Imanuel. Subjek diminta mengisi kuesioner kemampuan, motivasi dan supervisi. Skor untuk setiap item kuesioner dijumlahkan. Nilai total adalah 100%, nilai 65% atau lebih dianggap baik sedangkan nilai < 65% dianggap kurang. Dari 22 responden perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSU Imanuel Sumba, yang kemudian ditelusuri asuhan keperawatannya, didapatkan 8 orang (36,4 % ) perawat yang kelengkapan asuhan keperawatannya termasuk katagori baik, dan sisanya 14 orang (63,6% ) kelengkapan asuhan keperawatannya termasuk katagori kurang baik. Perawat yang memiliki pengetahuan yang baik 17 (77,3%) dan kurang baik 5 (22.7%). Perawat yang mempunyai keterampilan baik 16 (72,7%) dan kurang baik 6 (27,3%). Perawat dengan motivasi baik 5 (22,7%) dan kurang 17 (77,3%). Perawat yang menyatakan supervisi baik 9 (40,9%) dan kurang 13 (59,1%). Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan (p value=0,613) dan keterampilan (p value =0,624) dengan kelengkapan asuhan keperawatan. Ada hubungan yang bermakna antara motivasi (p value=0,039) dan supervisi (p value=0,043) dengan kelengkapan asuhan keperawatan.

Providing health services requires quality resources to produce a good outcome. Thus, human resources should be viewed as assets and even hospital investments. Nurses who are the largest proportion of workforce in health services will contribute to the success of the service if they can perform their duties and functions according to standards. Nurses who have good ability and motivation will contribute to the task of administering hospital health services through nursing services. Conversely, nurses who do not perform nursing care properly and correctly can cause problems in patient care. Therefore, this research was conducted with the aim of looking at the relationship between the abilities, motivation and supervision of nurses on the completeness of nursing care documentation in the Imanuel Hospital Sumba ward. This study used a quantitative observational research design with cross-sectional data collection methods by observing or measuring each research variable once at a time. In this study, the research subjects were nurses at Imanuel General Hospital. Subjects were asked to fill out a questionnaire on ability, motivation and supervision. The scores for each questionnaire item are summed. A total score is 100%, a score of 65% or more is considered good, while a score less than 65 is considered insufficient. Of the 22 nurse respondents who served in the inpatient room of Imanuel Sumba Hospital, whose nursing care was then traced, there were 8 nurses (36.4%) whose complete nursing care was categorized as good, and the remaining 14 people (63.6%) had complete care. nursing is in a poor category. Nurses who have good knowledge 17 (77.3%) and less good 5 (22.7%). Nurses who have good skills are 16 (72.7%) and less good 6 (27.3%). Nurses with good motivation are 5 (22.7%) and less 17 (77.3%). Nurses who stated good supervision were 9 (40.9%) and less 13 (59.1%). There is no significant relationship between knowledge (p value = 0.613) and skills (p value = 0.624) with the completeness of nursing care. There is a significant relationship between motivation (p value = 0.039) and supervision (p value = 0.043) with the completeness of nursing care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Saleh
"Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh ronde keperawatan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pretest posttest with control group design, jumlah sampel 60 orang. Penentuan sampel menggunakan cara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang bermakna ronde keperawatan terhadap tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap (p= 0,004, ı= 0,05), dengan subvariabel status profesional meningkat secara bermakna setelah dilakukan ronde keperawatan (p= 0,03, ı= 0,05). Ronde keperawatan merupakan strategi yang layak digunakan untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat didasarkan atas status profesional, otonomi, persyaratan tugas, serta interaksi.

This study aims to examine the effect of nursing rounds on nurse job satisfaction in the inpatient room of Abdul Wahab Sjahranie Hospital Samarinda. Design used in this study was quasi experimental with pretest posttest with control group design, a sample of 60 people. Determination of the sample using purposive sampling. The instruments used in this study were questionnaires.
The results showed no significant effect of nursing rounds on nurse job satisfaction levels in the implementation of hospitalization (p = 0.004, ı = 0.05), with professional status subvariabel increased significantly after the nursing rounds (p = 0.03 , ı = 0.05). Nursing rounds is a viable strategy used to enhance nurse job satisfaction is based on professional status, autonomy, task requirements, and interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30701
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Muttaqin
"ABSTRAK
Supervisi kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur tidak terjadwal dan selama ini belum pernah ada pelatihan tentang supervisi. Perilaku caring perawat pelaksana masih rendah, hal ini terlihat dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang masih belum optimal. Penelitian dengan judul pengaruh pelatihan supervisi pada kepala ruangan terhadap perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Cianjur ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan supervisi terhadap perilaku caring perawat pelaksana dengan memakai metode quasi experiment pre dan post test design. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan jumlah sampel 45 perawat. Analisa hubungan variabel dilakukan dengan uji koefisien korelasi pearson dan t-test. Hasil penelitian ini menunjukan ada perbedaan yang bermakna perilaku caring perawat pelaksana sebelum dan sesudah mendapatkan supervisi dari kepala ruangan yang telah dilatih; ada peningkatan perilaku caring yang bermakna pada masing-masing kelompok perawat pelaksana sesudah mendapat supervisi 2 kali, 4 kali dan 6 kali dari kepala ruangan. Supervisi 2 kali dari kepala ruangan sudah cukup untuk dapat meningkatkan perilaku caring perawat pelaksana. Diusulkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sehubungan adanya pengaruh antara pelatihan supervisi kepala ruangan dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana maka sebaiknya senantiasa berupaya terus mengadakan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kinerja karyawannya di unit pelayanan keperawatan. Perawat pelaksana sebaiknya mendapatkan pelatihan tentang caring untuk lebih meningkatkan pemahaman dalam penerapan perilaku caring selama menjalankan tugas layanan keperawatan pada klien. Sehubungan hasil penelitian yang dilakukan selama 6 minggu membuktikan bahwa supervise yang dilakukan sebanyak 2 kali ebih efektif dapat meningkatkan perilaku caring, maka supervise pada seluruh perawat dapat dilakukan cukup 2 kali selama rentang waktu yang sama.

ABSTRACT
Nurse manager supervision in Cianjur District Hospital is unscheduled and currently supervision training has not been conducted yet. Caring behavior of the nurse is still low, as seen in unoptimal nursing care. This research was aimed to examine the effect of supervision training on caring behavior of associate nurse quasi experiment methode with pre and post test design. These research populations are all associate nurses at inpatient room. Sample number in this research which fulfills inclusion criterion is 45 nurses. Analysis of variable relation has been done by correlation coefficient test Pearson and t-test. This research result indicated the difference of caring behavior of associate nurse before and after getting supervision from room head; Increasing of caring behavior on each group of associate nurse after getting supervision 2 times, 4 times and 6 times from room head. 2 times supervision from nurse manager is enough for increasing caring behavior of associate nurse. It is recommended to Cianjur district hospital to conduct, training intended to enhance associated nurse performances in nursing care unit. It is suggested that associated nurse have to abtain training concerning caring in order to increase understanding in application of caring behavior in implementing nursing care. This research conduct in 6 weeks revealed that twice supervisions in 6 weeks at Cianjur district hospital were more effective in improving caring behavior, thus supervision for all nurses can be carried out 2 times for the same span of time."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muncul Wiyana
"ABSTRAK
Kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Umum Dr Soedono Madiun belum konsisten. Kepala ruangan belum melakukan supervisi
terhadap pendokumentasian secara terencana. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pelatihan Supervisi dan Komunikasi Kepala Ruangan Pada Kinerja Perawat
Pelaksana Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RSU Dr Soedono
Madiun” dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pelatihan supervisi dan
komunikasi pada manajer ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian di RSU Dr Soedono Madiun. Desain penelitian adalah kuasi
eksperimen pretest – postest without control dengan dose respon. Intervensi pelatihan
supervisi dan komunikasi diberikan pada semua kepala ruangan diikuti dengan bimbingan
yang berbeda (6 kali, 3 kali dan tanpa dibimbing). Populasi adalah 168 perawat pelaksana
di ruang rawat inap RSU Dr Soedono Madiun dengan 91 sampel diambil secara
proporsional. Kinerja diukur sebelum dan sesudah disupervisi kepal ruangan dengan
melakukan penilaian pada dokumen asuhan keperawatan. Data dianalisis dengan uji
statistic t-test dependent, one way anova dan regresi linear berganda. Hasil analisis
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara kinerja perawat pelaksana sebelum dan
sesuadh intervensi (p = 0,0005). Ada perbedaan yang bermakna antara kinerja yang
disupervisi kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing 6 kali dan 3 kali dengan yang
disupervisi kepala ruangan yang dilatih tanpa bimbingan (p = 0,016). Hasil analisis
regresi linear berganda didapatkan kinerja yang disupervisi kepala ruangan yang dilatih
dan dibimbing 6 kali dan 3 kali memiliki pengaruh yang tidak berbeda (B = 3.201 dan
3,105). Karakteristik perawat yang berpengaruh adalah jenis kelamin perempuan (B =
3,884). Direkomendasikan penggunaan paket pelatihan dengan bimbingan 3 kali.
Disarankan tidak melakukan pelatihan tanpa bimbingan.

ABSTRACT
Nurses performance of the nursing care documentation at Dr Soedono Madiun Hospital
is not consistent yet. Nurse Manager does not give supervision to the documentation by
planning yet. Purpose of this research to identify the effect of supervision and
communication training to the nurse manager on Nurse Performance of the Nursing
Care Documentation at Dr Soedono Madiun Hospital. This research used a Quasi
experiment three group pretest - post test design without control with dose response.
There are three group of nurse manajer that gived the same training. They were gived
guidance with different doses (6 times, 3 times without guidance). Populations were 168
nurses and 91 samples were taken by proportionally. Performance was measured before
and after nurse manajer supervised and by doing assessment of nursing care document.
Data was analyzed by statistic t-test dependent, one way anova and multiple linear
regressions. Analysis result, there is meaning difference between associate nurse
performance before and after intervention (p = 0,0005). Analysis result there is meaning
difference between performance which is supervised by nurse manajer and getting
guidance and training 6 times and 3 times which is supervised by room head who is
trained without guidance (p = 0,016). Analysis result of multiple linier regression
indicated that performance which is supervised by room head who is trained and
guidance 6 times and 3 times have no different effect (B = 3.201 and 3,105) and more
better than no guidance. Nurse caracteristic that effect to increase nurse performance is
Pengaruh pelatihan..., Muncul Wiyana, FIK UI, 2008
women(B = 3,884). This research recomended to used training model with 3 times
guidance and Inadvisable training without guidance"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyanti
"ABSTRAK
Pelayanan keperawatan Profesional dan bermutu memerlukan koordinasi tim dan dapat
dilakukan melalui kegiatan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara motivasi kerja dan supervisi
dengan penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus setelah
dipengaruhi oleh faktor confounding pada perawat pelaksana di RSUD, A. Yani Metro
Lampung. Desain penelitian dengan desain deskriptif korelasional dengan rancangan
potong lintang. Populasi penelitian adalah 103 perawat pelaksana yang bekerja di Unit
Rawat Inap yang merupakan total sampling. Untuk menguji hubungan antara motivasi
kerja dan supervisi terhadap penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi
kasus digunakan Koefisien Korelasi Partial. Hasil penelitian menunjukkan Penerapan
konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus yang dilakukan oleh perawat
pelaksana masih kurang optimal. Rata-rata faktor motivasi kerja yang dilakukan masih
kurang baik dan supervisi yang persepsi oleh perawat pelaksana juga masih kurang baik.
Hasil analisa korelasi dengan α =0,05 diperoleh p value : 0,0001 menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan tiga subvariabel (motif, harapan
dan insentif) dan supervisi dengan penerapan konferensi, ronde keperawatan dan
presentasi kasus, dengan hubungan yang sedang dan berpola positif artinya semakin
tinggi motivasi kerja dan supervisi maka penerapan konfrensi, ronde keperawatan dan
presentasi kasus semakin baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harapan dan supervisi
merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan penerapan konferensi, ronde
keperawatan dan presentasi kasus, tetapi hanya 34,3 % dijelaskan oleh faktor tersebut
sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Hal ini dapat terjadi karena belum optimalnya
motivasi kerja dan supervisi . Untuk itu pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit
perlu mengembangkan metode tim secara efektif, penataan sistem jenjang karir,
pemberian insentif secara adil dan pemberian supervisi profesional kepada perawat
pelaksana sehingga penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus dapat
lebih optimal

ABSTRACT
A professional and qualified nursing service required a team coordination by means of
the implementation of conferences, nursing rounds and case presentation. This study
aimed to examine the correlation between work motivation and supervision and the
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation after having been
influenced by factors confounding of nurses in A. Yani District General Hospital Metro
Lampung. The correlational descriptive design using a cross sectional method was
applied to this study. One hundred and three nurses considered as a total sample,worked
in several inpatient wards participated in this study. Partial correlation coefficient was
used to evaluate the correlation between variables. The result showed that the
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation had not been
optimally implemented among nurses. Furthermore, the result of this study suggested that
in average, the work motivation among nurses was considered low, while the supervision
was not perceived good by nurses. Analysis of correlation(α =0,05, p value : 0,0001)
revealed a statistically significant correlation between work motivation and the three sub
variable (motive,expectation,and incentive), and there was a positive correlation between
supervision and the implementation of conferences, nursing rounds and case presentation
meaning that the higher the motivation and better supervision corresponded to the better
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation. This study
concluded the expectation and supervision were regarded as a dominant factor(34.3%)
which related to the implementation of conferences, nursing rounds and case
presentation, while the rest was explained by other factor. Finally, this study suggested
that nursing service in the hospital in particular should develop an effective team method,
structure professional career development, afford incentive fairly and provide a
professional supervision to nurses so that conferences, nursing rounds and case
presentation can be optimally implemented."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Budianto
"Kepuasan kerja perawat berkaitan dengan kualitas supervisi di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi klinis model akademik terhadap kepuasan kerja perawat di RSUD dr. Soeselo Slawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan action research dengan metoda kuantitatif. Lembar observasi supervisi klinis model akademik digunakan untuk mengobservasi 4 kepala ruang dan dan kuesioner kepuasan kerja diisi oleh 53 perawat kelompok intervensi serta 51 perawat kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh supervisi klinik model akademik yang dilakukan dengan baik (80%) dari nilai total 100 terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana dengan p value 0,023. Kesimpulan terdapat pengaruh yang bermakna supervisi klinik model akademik terhadap kepuasan kerja perawat di RSUD dr. Soeselo Slawi. Supervisor harus mempunyai kompetensi agar dapat melakukan supervisi klinis secara efektif sehingga meningkatkan kepuasan kerja perawat.

Nurse's job satisfaction related to the quality of supervision at the hospital. This study aimed to determine the effect of academic model clinical supervision to nurses job satisfaction in dr. Soeselo Slawi General Hospital. The research design was an action research with quantitative methods. Observation sheets of academic model clinical supervision used to observe four head nurses and job satisfaction questioner filled by 53 nurses in intervention group and 51 nurses in control group.
The results showed that there are significant academic models clinical supervision that performed well (80%) of total value 100 point to the job satisfaction of nurses with p value 0.023. Conclusion of the study was there is significant effect of academic model clinical supervision to nurses job satisfaction in dr. Soeselo Slawi General Hospital. Supervisors should have the competence to be able to perform clinical supervision effectively to improve nurses job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayunah
"Plebitis adalah salah satu komplikasi terapi infus. Salah satu faktor penyebab plebitis dan ketidaknyamanan adalah kurang terampilnya perawat saat melakukan pemasangan infus terutama dalam memasang kateter sesuai lokasi, jenis cairan, dan standar prosedur yang tepat . Keterampilan perawat memasang infus dipengaruhi oleh pengetahuan.
Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian plebitis dan kenyamanan. Jenis penelitian analitic-corelational dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 65 perawat pelaksana rawat inap dan 65 pasien yang dipasang infus oleh perawat pelaksana rawat inap.
Hasil penelitian diperoleh sebanyak 50.8% jumlah responden perawat memiliki pengetahuan kurang baik, angka kejadian plebitis sebesar 40%, dan sebanyak 53.8% responden pasien merasa nyaman dengan pemasangan infus yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Hasil analisis lanjut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian plebitis (p=0.000), dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kenyamanan (p=0.000).
Disarankan untuk perawat agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemasangan infus sehingga komplikasi dan ketidaknyamanan akibat pemasangan infus dapat dikurangi.

Phlebitis is a complication of infusion therapy. The aspect that affecting the incidence of phlebitis and comfort is the nurse's skill of infusion therapy in inserting needle in the right location, right fluid, and right standard operating procedure. Nurses skills in the infusion insertion was influenced mainly by knowledge.
The research objective was to determine the relationship the nurse's knowledge of infusion therapy with the incidence phlebitis and comfort. This type of research-corelational analitic with cross-sectional approach. The number of samples was 65 nurses who work in inpatients ward and 65 patients who received infusion by a nurse.
The results found that 50.8% of respondents have a poor knowledge, the incidence of plebitis is 40%, and as much as 53.8% of respondents patients feel comfortable with the insertion of an infusion done by the nurse. The results of further analysis showed that there is a significant relationship between knowledge of nurses about infusion therapy with incidence of phlebitis (p = 0.000), and there is a significant association between knowledge of the nurse and patients comfort (p = 0.000).
It was recommended for nurses to improve knowledge and skills so that the infusion complications and discomfort may be prevented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>