Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Yanti
"Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan dimana ditemukan peninggian kadar gula darah kronik yang dapat menimbulkan komplikasi akut dan kronik. Perawatan DM harus meliputi aspek emosional, sosial, perilaku, spiritual dan psikologis serta perubahan fisik dengan menerapkan lima pilar manajemen DM yakni kontrol gula darah, diit, latihan, pengobatan, dan pendidikan kesehatan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan pasien dalam perawatan diri dan mencegah komplikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kesadaran diri pasien dengan kejadian komplikasi DM di RSUD dr. Adnan W.D Payakumbuh Sumbar. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 69 responden yang terdiri dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan bagian penyakit dalam di RSUD dr. Adnan W.D Payakumbuh. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan kesadaran diri berhubungan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,000). Pasien dengan kesadaran diri kurang berisiko 20 kali untuk terjadi komplikasi dibanding pasien dengan kesadaran diri baik setelah dikontrol variabel usia, jenis kelamin, tipe DM, pendidikan, pekerjaan, dan penyuluhan. Diperoleh juga ada hubungan antara penyuluhan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,027). Pasien yang tidak mendapatkan penyuluhan berisiko 9 kali untuk terjadi komplikasi dibanding dengan pasien yang pernah mendapat penyuluhan. Faktor konfonding hubungan kesadaran diri dengan kejadian komplikasi DM pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, tipe DM, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penyuluhan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya meningkatkan kesadaran diri pasien sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam mencegah komplikasi DM dan perlu penelitian lebih lanjut terkait strategi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran diri pasien DM dengan komplikasi.

Diabetes mellitus (DM) is a condition manifested by chronic high level of blood sugar that resulting in acute and chronic complications. Nursing care of DM must be concern to emotional, social, behavior, spiritual, psychological, and physical problem by applying five keys of DM management which consists of blood sugar control, diet, exercises, insulin treatment, and health education. These can help to increase patient?s self care and prevent from complications.
The purpose of this study was to analyse the relation between self awareness and DM complications at Adnan Hospital Payakumbuh West Sumatera. A design cross sectional study was used in this research. The total samples were 69 DM patients who selected from outpatient and inpatient of Medical Unit Adnan Hospital. The sample was selected by a consecutive sampling method.
The result showed that self awareness was correlated to DM complications (p=0,000). The patients which low self awareness have risk 20 times to complications after controlled by age, gender, DM type, level of education, occupation, and health education. Health education was correlated to DM complications too (p=0,027). The patients who never got health education have risk 9 times to complications after controlled by other variables. Confounding factors of correlated self awareness to DM complications in this study were age, gender, type of DM, level of patient education, occupation, and health education. This study recommended on the needs to improve patient self awareness as one of the independent nursing interventions and need future research about the effective strategy to increase patient self awareness with diabetes complications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katuuk, Mario Esau
"ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan metabolisme tubuh, ditandai dengan hiperglikemik kronis yang dapat mengakibatkan komplikasi akut dan kronis. Salah satu peran perawat sebagai pemberi asuhan adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas melalui pendekatan Teori Self Care Orem. Penggunaan pendekatan teori ini diharapkan dapat membantu perawat dalam menanggulangi keterbatasan yang dimiliki pasien dan melibatkan pasien secara aktif dalam proses perawatannya melalui peilaku perawatan mandiri. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menganalisis hasil proses belajar residensi keperawatan medikal bedah melalui penerapan asuhan keperawatan, penerapan evidence based nursing practice, dan inovasi keperawatan. Data yang diperoleh selama praktik klinik menunjukkan sebagian besar pasien diabetes melitus mengalami komplikasi ulkus kaki diabetik yang disebabkan oleh perilaku perawatan kaki mandiri belum optimal. Hasil penerapan evidence based nursing practice berupa kegiatan edukasi perawatan kaki mandiri dapat meningkatkan pengetahuan dan membentuk perilaku perawatan kaki sebagai tindakan pencegahan dini. Hasil kegiatan inovasi keperawatan melalui pengkajian kesehatan mandiri adalah pasien dapat melakukan pengkajian mandiri terhadap kebutuhan edukasi dan mendapatkan edukasi sesuai kebutuhan mereka. Kesimpulan dari karya ilmiah akhir ini adalah perlunya peningkatan kualitas asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus melalui pendekatan teori keperawatan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam pengelolaan penyakitnya.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a metabolic disorder that characterized by chronic hyperglycemia which could lead to acute and chronic complications. One of nurse roles in managing diabetes mellitus is deliver nursing care using Orem's Theory of Self Care as guide of nursing practice. With this theoretical approach, nursing is expected to be able to overcome the limitations and inability of the patients and actively involve patients in the treatment process through self-care behaviors. The aims of this paper is to analyze the implementation of nursing care, application of evidence based nursing practice, and innovation program which integrated to clinical practice. Based on patient collective data, that was found that the majority of diabetes mellitus patients had been hospitalized with diabetic foot ulcers complications that caused by non-optimal foot self-care behavior. The results of evidence based nursing practice showed that the diabetic foot care education program can improve the knowledge and build the foot self-care behavior as early prevention action. The results of innovation program through self-health assessment program are patients could assess their needs of educations and get health education according to assessment results. In conclusion, it's needed to improve the quality in caring for diabetes mellitus patients through application of nursing theory to increase the self-care behaviors in management of disease."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Chandra Isabella H.
"ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan heterogen ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah. Penyakit ini bisa dikelola dengan mematuhi 4 pilar penatalaksanaan DM meliputi pendidikan kesehatan, perencanaan diet, latihan fisik dan minum obat OHO yang harus dipatuhi seumur hidup. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, bertujuan menggali berbagai pengalaman ketidakpatuhan pasien terhadap penatalaksanaan DM. Delapan Partisipan dipilih sesuai kriteria dengan metoda convenience sampling di RSUPN Dr. CM Jakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang dilengkapi catatan lapangan, direkam kemudian dibuat transkrip verbatim, selanjutnya dianalisis menggunakan metoda Collaizz. Hasil penelitian mengidentifikasi tujuh tema utama yaitu: makanan diit tidak menyenangkan, tidak memahami manfaat diit menyebabkan ketidakpatuhan, tidak memahami manfaat latihan fisik untuk penatalaksanaan DM, alasan usia sudah lanjut, keterbatasan fisik menyebabkan tidak melakukan latihan fisik, pemahaman yang salah tentang manfaat obat, gagal mematuhi minum obat karena alasan ekonomi. Penelitian menyimpulkan bahwa pasien DM tidak patuh terhadap penatalaksanaan DM dengan alasan terbanyak adalah karena tidak memahami manfaat penatalaksanaan DM. Hasil penelitian mengimplikasikan perlunya pemberian pendidikan kesehatan berkelanjutan khususnya di area keperawatan medikal bedah untuk meningkatkan kepatuhan pasien DM. Peneliti menyarankan perlunya peningkatan kemampuan perawat memberikan pendidikan kesehatan, merancang program untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan penelitian lanjutan dengan fenomenologi untuk menggali kepatuhan masing-masing pilar secara khusus
Diabetes Mellitus (DM) is a heterogeneous disorder with improvement of blood glucose. The disease can be treated by using 4 pillars of handling of DM. The pillars are health education, planning of diet, physical exercise, and the using of medicine which have to use for a lifetime. This qualitative study adopted phenomenological approach which goal was to explore various experiences of patient’s non-adherence to the treatment of diabetes mellitus. Participants were selected according to certain criteria by using convenience method. Eight participants who participated in this study had experience of non-adherence to the treatment of diabetes mellitus in RSUPN Dr. CM Jakarta. Data were collected through in depth interview process in two phases and accompanied by field notes. The interview was recorded and converted in to verbatim transcript and then analysed by using Collaizz’s method. The results identified seven major themes which consist of unhappiness diet, not understand about the benefit of diet which made non-adherence, not understand about the benefit of physical exercise for the treatment of diabetes mellitus, the age is old, physical disability makes patient didn’t do physical exercise, incorrect understanding about the benefit of medicine, fail to adhere taking medicine because of economic’s reason. This study concludes that the most reasons of patient’s non-adherence to the treatment of diabetes mellitus is “not understand the benefit of adhering the treatment of diabetes mellitus”. The results of this research give implication about the necessary of giving health education continuously, especially in medical surgical nursing area to improve the adherence of patient with diabetes mellitus. Researcher suggests the need of nursing skills improvement about how to give a good health education, make a program to improve patient’s adherence, and make other research to explore patient’s adherence with 4 pilars specificly.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24821
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dwi Anggara
"Diabetes mellitus merupakan kelainan yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah.Tingginya kadar glukosa dapat menyebabkan proses penyembuhan luka menjadi lama. Selain dari itu, penderita diabetes pun dapat mengalami masalah psikososial akibat dari berbagai gangguan fisik yang dialaminya. Masalah psikososial yang sering terjadi yaitu, ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan merupakan salah satu masalah dalam kesehatan jiwa yang ada di masyarakat, seseorang merasa kurangnya pengendalian terhadap situasi, termasuk persepsi bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan mempengaruhi hasil.
Tujuan penulisan ini untuk menggambarkan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien diabetes mellitus tipe 2 dengan ketidakberdayaan. Metode yang dilakukan pada penulisan ini yaitu studi kasus. Intervensi keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan yaitu, latihan afirmasi positif. Teknik afirmasi positif ini terbukti dapat menurunkan tanda dan gejala ketidakberdayaan secara efektif pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Diabetes mellitus is a disorder characterized by an increase in blood glucose levels. High blood glucose levels can cause the wound healing process to be long. In addition, diabetics can also experience psychosocial problems resulting from various physical disturbances experienced. Psychosocial problems are often the case, powerlessness. Powerlessness is one of the problems in mental health that exist in society, one feels lack of control over the situation includes the perception that one 39 s actions do not significantly affect the outcome.
The purpose of this paper is to describe the results of analysis of nursing care on the client diabetes mellitus type 2 with powerlessness. The method used in this paper is case study. Nursing interventions on clients with powerlessness are positive affirmation exercises. This positive affirmation technique has been shown to reduce the signs and symptoms of helplessness effectively in patients with diabetes mellitus type 2.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hendria Putra
"Endurance exercise merupakan aktifitas fisik aerobic yang dapat meningkatkan denyut jantung dan pernafasan bila dilakukan dalam waktu yang direkomendasikan pada pasien Diabetes Mellitus. Ketidaktahuan perawat tentang bentuk, intensitas, durasi, dan frekuensi latihan fisik yang diperbolehkan pada pasien tersebut akan menyebabkan tidak terlaksananya manajemen asuhan keperawatan yang baik dan benar pada pasien Diabetes Mellitus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristlk, nilai HDL darah, nilai HDL darah sebelum dan sesudah endurance execise, nilai HDL darah antara kelompok kontrol dan intervensi sesudah endurance exercise serta variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai HDL sesudah endurance exercise.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperirnen dengan pendekatan the untreated control group design with pretest and positest. Populasi penelitian sebanyak 388 orang. Sampel penelitian adalah 47 responden (23 responden pada kelompok kontrol dan 24 responden kelompok intervensi) dengan menggunakan teknik random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan nilai HDL darah sebelum dan sesudah endurance exercise (p=0.000), adanya perbedaan signifikan nilai HDL darah sesudah endurance exercise antara kelompok kontrol dan intervensi (p=0.042), serta keteraturan kontrol merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai HDL darah sesudah endurance exercise (Beta=0.370).
Kesimpulan penelitian ini adalah endurance exercise dapat meningkatkan nilai HDL darah pasien Diabetes Mellitus. Dari hasil penelitian ini disarankan endurance exercise dapat menjadi salah satu intervensi dalam asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lies Purnawati
"Dimasa lalu pembangunan nasional yang telah dilaksanakan di Indonesia dalam semua aspek kehidupan telah meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat didaerah perkotaan maupun pedesaan. Hal ini berdampak meningkatnya perilaku kehidupan modern antara lain diet tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat serta kurangnya aktivitas fisik sehingga berakibat pada meningkatnya prevalensi gizi lebih. Seiring dengan meningkatnya gizi lebih meningkat pula prevalensi penyakit degeneratif, seperti penyakit diabetes melitus khususnya Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI). Penyakit tersebut sangat merugikan, karena disamping menimbulkan banyak penderitaan dapat juga menurunkan kualitas sumber daya manusia mengingat penyakit tersebut banyak menyerang pada usia produktif. Sementara perawatan dan pengobatannya membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk itu maka diperlukan usaha untuk pengelolaan penyakit tersebut termasuk usaha pencegahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengan kejadian penyakit tersebut. Dikatakan status gizi obesitas mempengaruhi kejadian DMTTI. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh antara lain status gizi atau Indek MassaTubuh (IMT), tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat aktivitas dan ada tidaknya riwayat penyakit dalam keluarga. Desain penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol dengan matching golongan umur dan jenis kelamin dengan jumlah responden 240 orang dimana masing-masing kasus dan kontrol sebanyak 120 responden. Pengolahan data menggunakan progam SPSS 6 dan stata 4, dimana analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat, dan stratifikasi.
Hasil penelitian rnenunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara IMT dengan terjadinya DMTTI , dengan OR sebesar 2 yang artinya pada EMT tinggi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk terkena DMTTI dibandingkan dengan pada EMT rendah. Variabel aktivitas dan riwayat mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian DMTTI. Variabel aktivitas mempengaruhi hubungan antara IMT dengan DMTTI atau disebut sebagai konfounder. Demikian juga variabel riwayat mempengaruhi hubungan antara EMT dengan DMTTI atau disebut sabagai konfounder.
DMTTI dapat terjadi di semua golongan ekonomi dan tingkat pendidikan. Oleh karenanya sebagai tindakan pencegahan perlu adanya informasi tentang DMTTI secara luas kepada masyarakat agar mereka dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit DMTTI. Konsultasi genetik dapat dilakukan pada pasangan yang akan menikah tentang riwayat penyakit pada keluarga dan usaha untuk mengurangi resiko. Pola makan penderita sebelum sakit, dapat menjadi lanjutan penelitian yang sudah dilakukan.

A long time ago the national development has begun in Indonesia generally for all living aspects to improve the standard living and quality of human resources on the community in the urban and rural area. Because of that it can be improving of impact for changing of behavior to modern living among other high calorie diet high fat and low fiber also it can decrease physical activities so it makes an increase in over nutrition prevalence. During with improving of over nutrition can also increase the degenerative disease prevalence such as diabetes mellitus disease especially NIDDM. NIDDM is very detrimental because it can be making more suffering also it can decrease the quality of human resources. Considering that NIDDM mostly attack the productive age. Mean while its care and treatment need high cost. That is why we need an effort to manage including how to prevent the disease.
The aim of this research is to get a lot of information about factors which could be related to NIDDM. It is said that obesity influence NIDDM. Some factors as assumed can influence NIDDM among other nutrition status or BMI, income, education, activity and family history. The research design is matched case control study by using age and sex matching. With 240 respondents, each case and control is 120 respondents. Data analysis uses program of SPSS-6 and strata 4 where analysis conducted including univariate, bivariate and stratification analysis.
The result shows that there is a significant relationship between BMI and NIDDM with DR-2 which means that the high BMI has risk two times greater to be exposed NIDDM than the low BMI. The variable of activity and family history has a significant relationship to NIDDM. Activity influences the relationship between BMI and NIDDM or it's called as a confounder. Also family history influences the relationship between BMI and NIDDM or it is called as a confounder. NIDDM can attack every economic and education level. Because of that to prevent NIDDM it is necessary information about NIDDM spread out to the community. So that they can lived healthy and prevent NIDDM. Genetic consultation can be done to the couple going to the married, about family history and effort to lessen the risk. A further research about eating behavior before ill can be done."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Merry Juliana
"Kehidupan perkotaan menimbulkan banyak sekali masalah kesehatan baik fisik maupun psikososial. Perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan meningkatkan masalah kesehatan seperti diabetes mellitus. Diabetes merupakan penyakit kronik yang menyebabkan stress seperti perasaan takut, khawatir, burn out, depresi, tidak berdaya, putus asa. Salah satu masalah keperawatan psikososial pada pasien adalah ansietas. Hasil evaluasi keperawatan menunjukkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dan hipnosis lima jari dapat mengurangi ansietas ringan?sedang.

Urban lifestyles had many health problems both physical and psychosocial. Changes in urban lifestyles lead to increased health problems such as diabetes mellitus. Diabetes is a chronic disease that causes stress for patients such as worry, fear, burn out, depression, helplessness, and hopelessness. One of nursing problems in patients with diabetes is anxiety. Nursing evaluation results show that the deep breathing relaxation techniques and five fingers hypnosis can reduce anxiety mild-moderate in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dennti Kurniasih MZ
"Latarbelakang: Praktik Spesialis Keperawatan Medikal Bedah Kekhususan Endokrin di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta merupakan kegiatan pembelajaran dalam mengaplikasikan peran dan fungsi Ners Spesialis. Belum ada Karya Ilmiah Akhir Spesialis (KIAS) yang menelaah pasien diabetes melitus dengan komplikasi selulitis dan Chronic Kidney Disease (CKD) dengan penerapan teori adaptasi Roy. Tujuan: KIAS ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus yang mengalami selulitis dan CKD maupun resume 30 kasus. Metode: KIAS ini terdiri dari analisis kasus utama, resume 30 kasus, penerapan evidence based nursing dan proyek inovasi. Teori model keperawatan yang dipakai adalah teori adaptasi Roy. Hasil: Ners spesialis berperan tidak hanya dalam memberikan asuhan keperawatan langsung tetapi menerapkan intervensi berbasis bukti ilmiah pada area endokrin yaitu memberikan aplikasi pelembab mengandung urea, gliserin dan petrolatum untuk mengatasi xerosis dan fisura tumit kaki pasien diabetes melitus tipe 2. Selain itu, Ners spesialis juga melakukan inovasi melalui analisis situasi dan kajian literatur untuk mencegah kejadian hipoglikemia berat pada pasien diabetes melitus tipe 2 melalui penerapan Hy-Newss bundle. Kesimpulan: Teori model adaptasi Roy sesuai untuk diaplikasikan pada pasien dengan gangguan endokrin. Pemberian pelembab mengandung urea, gliserin dan petrolatum efektif untuk menurunkan skor derajat xerosis pada pasien diabetes melitus tipe 2. Hy- Newss dapat diterapkan sebagai alat skrining risiko terjadi hipoglikemia berat pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Background: Medical surgical nursing specialist practice in endocrine specific at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta is a learning activity in applying the role and function of nurse specialist. There is no KIAS that examines diabetes mellitus patients with complications of cellulitis and Chronic Kidney Disease (CKD). Aim: This KIAS aims to analyze nursing care in patients with diabetes mellitus who have cellulitis and CKD or resume 30 cases. Method: This KIAS consists of main case analysis, 30 case resumes, application of evidence based nursing and innovation projects. The nursing model theory used is Roy’s adaptation theory. Results: Nurse specialist play a role not only in providing direct care but applying scientific evidence-based practice in the endocrine area, which is providing moisturizing applications containing urea, glycerin and petrolatum to treat xerosis and heel fissures in patient with type 2 diabetes mellitus. In addition, nurse specialist innovate through situation analysis and literature review to prevent the incidence of severe hypoglycemia in patients with type 2 diabetes mellitus through the application of Hy-Newss bundle. Conclusion: Roy’s adaptation model theory is suitable for application in patients with endocrine disorders. Moisturizers containing urea, glycerin and petrolatum are effective in reducing the degree of xerosis score in patient with type 2 diabetes mellitus. Hy-Newss bundle can be applied as a screening tool for the risk of severe hypoglycemia in patients with type 2 diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Nur Indahsari
"ABSTRAK
Diabetes merupakan penyakit progresif yang tidak hanya membutuhkan perawatan kuratif dan rehabilitatif tetapi juga perawatan paliatif.. Kepuasaan merupakan salah satu indikator penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif sehingga pengukuran kepuasan pasien terhadap perawatan menjadi hal yang penting dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien diabetes yang mendapatkan perawatan paliatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian cross sectional menggunakan sampel pasien diabetes di balai asuhan keperawatan Jabodetabek sebanyak 43 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Clien Satisfaction Inventory (CSI), dan Long-form Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ-III). Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 14% responden merasa cukup puas, 60,5% merasa puas, dan 25,6% merasa sangat puas. Pada penelitian ini juga ditemukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara karateristik responden dengan tingkat kepuasan (p>0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memperdalam pengetahuan mengenai perawatan paliatif dan mengaplikasikannya pada pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Diabetes is a progressive disease that needs palliative care aside from curative and rehabilitative. Satisfaction play as one of the most important indicator to get effective achievement of palliative care, so the measurement of patient satisfaction with treatment is necessary. This study was conducted to describe the level of satisfaction of diabetes patients who receive palliative care. This study used cross sectional approach with 43 respondents of diabetic patients accommodate under nursing care centers in Jabodetabek selected with purposive sampling technique. This study used Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Clien Satisfaction Inventory (CSI), and the Long-Form Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ-III) to measure satisfaction level. The results showed that 14% of respondents felt quite satisfied, 60.5% were satisfied, and 25.6% felt very satisfied. This research also found that there is no significant differences between the characteristics of the respondents with the level of satisfaction (p> 0.05). The study recommend healthcare practitioners to deepen their knowledge about palliative care and apply it to health services."
2015
S60556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Rigel Fitrian
"Urbanisasi telah menyebabkan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Karakteristik lingkungan perkotaan yang padat penduduk dan disertai dengan lingkungan yang kotor dan kumuh mengakibatkan peningkatan penyebaran penyakit infeksius seperti Tuberkulosis Paru. Masalah psikososial yang sering muncul pada pasien dengan penyakit kronis seperti Tuberkulosis Paru dan Diabetes Mellitus adalah ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan adalah perasaan hilangnya kontrol terhadap kondisi dan situasi yang dimiliki oleh seorang individu akibat adanya hambatan untuk mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki. Faktor penyakit kronis, beban penyakit, lama pengobatan, dan tidak adanya dukungan keluarga telah menimbulkan masalah ketidakberdayaan pada Ny. Y dengan Tuberkulosis Paru dan Diabetes Mellitus di Ruang Gayatri RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi keperawatan berupa afirmasi positif telah terbukti menurunkan tanda gejala ketidakberdayaan pada klien dengan kedua diagnosa medis tersebut.

Urbanization has caused a movement of population from country to town. The characteristic of urban environment with huge population and slum area could cause the escalation of pulmonary tuberculosis transmission as one of infectious diseases. Powerlessness is one of psychosocial problems often showed in chronic illness patient such as diabetes mellitus and pulmonary tuberculosis. Powerlessness is the lived experience of lack of control over a situation, including a perception that one?s actions do not significantly affect an outcome. Chronic illness, long period of medical treatment, and inadequate of family support have became the predisposition factors of powerlessness in Mrs. Y with pulmonary tuberculosis and diabetes mellitus at Gayatri Room in Marzoeki Mahdi Bogor Hospital. Positive affirmation as the main intervention in powerlessness has been proved to decrease symptoms of powerlessness on chronic illness patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>