Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cantika Nareswari
"Peningkatan jumlah penduduk perkotaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan dan pennintaan penggunaan tanah berupa perumahan. Tipe dan pola perumahan suatu kota dapat menggambarkan kualitas hidup penduduknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup penduduk lokal yang beltempat tinggal di sekitar perumahan teratur Kota Depok bagian barat. Indikator kualitas hidup yang digunakan meliputi kesehatan, kemiskinan, pendidikan, kesempatan kelja, pendapatan, keamanan sosial, dan daya dukung SDA. Metode analisa yang digunakan adalah analisis tetangga terdekat untuk mendapatkan pola perumahan teratur dan analisis deskriptif dan hasil scoring dan pembobotan masing-masing indikator kualitas hidup.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa perumahan teratur yang tumbuh baru dan berkembang mempengaruhi kualitas hidup penduduk lokal yang befcempat tinggal di sekitarnya. Semakin menjauhi perumahan teratur dan semakin menjauhi jalan kolektor, kualitas hidup penduduk lokal semakin rendah.

The increase of urban population lead to increased needs and demand of housing. The type and pattern of housing in a city show quality of life of populations. The aim of this research is to find out the quality of life for local population who live in arranged housing around the western part of Depok city. Life quality indicators include health, poverty, education, employment, income, social security, and resources. This research used nearest neighbour analysis to describe arranged housing patterns and descriptive analysis to describe the results from scoring in each quality of life indicators.
This research conclude that newly growth residence and existing developed residence affect quality of life of local population who live in surrounding areas. Further from residence and road, the quality of life of the local population is decreasing.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34068
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Soetopo
"Fenomena perpindahan penduduk desa-kota di kota-kota di negara berkembang telah mengakibatkan pertambahan penduduk, khususnya di kota-kota besar. Hal ini karena adanya pengaruh daya dorong dan daya tarik kota, seperti berkembangnya industrialisasi dan terbukanya kesempatan kerja diberbagai sektor lapangan ketja. Perkembangan kota yang pesat dalam dasawarsa terakhir dapat menimbulkan dampak negatif maupun positif seperti kerusakan lingkungan, kelangkaan tanah, kelangkaan sumber air dan penyediaan perumahan dan permukiman serta kesempatan kerja. Sebagai antisipasi dampak di atas, khususnya permukiman dan perumahan telah berkembang kota baru atau perrnukiman skala besar di sekitar kota induk (Jakarta), diantaranya kota baru Bumi Serpong Damai.
Sementara itu, studi mengenai masalah pembangunan kota terhadap kualitas hidup masyarakat lokal yang tergusur akibat pembangunan kota relatif masih sedikit.
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana dampak proses pembangunan kota baru BSD terhadap pendapatan, kesempatan kerja penduduk asli terkena gusur (2) Apakah penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah (sampah), sudah memadai dan tidak merusak Iingkungan (3) Bagaimana dampak interaksi social antara penduduk lokal dengan penduduk kota baru BSD. Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, diajukan hipotesis sebagai berikut : ?Pernbangunan kota baru mandiri Bumi Serpong Damai berhubungan dan berdampak terhadap kualitas hidup masyarakat tergusur (asli)"
Hasil analisis penelitian pada atas di tiga desa yaitu Rawabuntu, Rawamekar Jaya dan Desa Jelupang, ditemukan kesimpulan bahwa proses pembangunan kota mandiri Bumi Serpong Damai memberi nilai positif dan negatif kepada masyarakat sekitar kota baru tersebut. Dampak positif dan negatif ini ditunjukkan, antara lain:
1. Meningkatnya pendapatan masyarakat di desa sekitar Bumi Serpong Damai 1997 dibandingkan 1987 menimbulkan dampak positif. Namun dalam penelitian ini dicatat bahwa masih kurang memberi kesempatan kerja bagi penduduk loka1?

The impact of Urbanization phenomenon in Development Country is population growth in a big city. The push and pull factors are the issues for a big city as industrial development and job opportunity in any sector of occupation. The rapid growth in the last decade can damage the environment : less land, less water, less housing and less job opportunity. To anticipate the rapid growth of Jakarta, especially for the housing problem there are some satellite towns development around out side Jakarta, Bumi Serpong Damai satellite town for example.
Regardless, there are only a few studies of town development problem to local people who have to move because of that satellite town development.
The aim of this research are :
1. How is the impact of Bumi Serpong Damai process to local people in income and job opportunity.
2. Is there any dean water and good performer rubbish controller available.
3. Is there any social interaction between local people and the Bumi Serpong Damai new city corner.
To achieve the goal, there is a hypothesis for this research : " There is a relation between the development of Bumi Serpong Damai Satellite Town by the quality of live of the people who moved because of the Bumi Serpong Damai development ".
The researches in Rawabuntu, Rawamekar Jaya and Jelupang Villages found that the process in Bumi Serpong Damai satellite town development has positives and negatives value to the people who lived around the Bumi Serpong Damai town.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut penulis artikel ini, salah satu aspek dari pembangunan kota adalah masalah kualitas hidup dari masyarakatnya. Sehingga untuk melihat seberapa jauh kebrhasilan pembangunan suatu kota harus dilihat melalui kualitas hidup masyarakat kota tersebut dalam kurun waktu tertentu. Dalam membahas artikel ini, Edie Toet Hendrato mengambil masalah kualitas hidup masyarakat Kotamadya Padang, Sumatera Barat, antara rentang waktu tahun 1990 sampai tahun 1994. Kajian masalah ini merupakan hasil dari studi literatur yang telah dilakukan."
Hukum dan Pembangunan Vol. 26 No. 3 Juni 1996 : 191-201, 1996
HUPE-26-3-Jun1996-191
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Cahyawati
"Pertumbuhan Kota Jakarta telah memberikan implikasi terhadap perumahan dan peruntukkan ruang bagi pemukimnya sehingga kesempatan mengakses tanah di perkotaan semakin langka dan akhirnya lebih memilih tinggal pada tanah illegal di sekitar sungai salah satunya Ci Liwung Kota Jakarta Selatan. Sedangkan, perempuan merupakan komuniti yang paling merasakan dampak tidak baik tersebut karena sebagian besar waktu dihabiskan dengan kegiatan rumah tangga sehingga keterbatasan ruang akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup mereka. Tingkat kualitas hidup perempuan dapat diketahui dari hasil perhitungan skoring parameter setiap indikator dan pemberian bobot setiap indikator yang digunakan.
Untuk mengetahui hubungan kualitas hidup perempuan dengan keterbatasan ruang dan jenis perumahan digunakan bantuan analisis statistika. Kualitas hidup perempuan sekitar Ci Liwung sebagian besar berada pada kelas sedang sebanyak 40 area, sedangkan kelas tinggi sebesar 16 area. Perumahan yang berada semakin jauh dari sungai memiliki kualitas hidup tinggi, tingkat keterbatasan ruang semakin rendah, dan jenis perumahan teratur.

The growth of Jakarta has made implication toward housing and spatial usage for its resident, so that the opportunity to access a land in the city is getting rare and finally such resident choose to live in an illegal land surrounding the river, one of which is Ci Liwung in South Jakarta. Meanwhile, woman are the community who suffer such bad impact since most of their time were spent with household activity so that limited space will influence their productivity and quality of life. Women's quality level of life can be known from scoring measurement and result parameter and weighted on every indicator.
To get information about the relationship between women's quality of life with the spatial limitation and housing type, we can use statistic analysis for assistance. The quality of life of woman residing around CiLiwung in majority existed on mid-level class as many as 40 areas, while high level is amounting to 16 areas. Residential area which getting farther from the river has higher quality of life, lower limited space, dan well-arranged residency.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43000
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Fajar M. Nofitri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup penduduk dewasa pada lima wilayah di Jakarta. Responden penelitian adalah 255 orang penduduk dewasa yang tinggal di Jakarta dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun. Peneliti menggunakan alat ukur SEIQoL-DW yang telah diadaptasi. Hasil penghitungan statistik deskriptif mendapatkan mean skor global quality of life sebesar 77,12 (dari rentang 1-100), menandakan bahwa sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta memiliki kualitas hidup yang baik. Selain itu, ditemukan lima aspek kehidupan paling penting bagi sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta dalam kaitannya dengan kualitas hidup, yaitu aspek keluarga, aspek spiritual/ agama, aspek kesehatan, aspek keuangan/ ekonomi, dan aspek hubungan sosial.

The purpose of this study is to descript the quality of life among adult citizen in five area of Jakarta. The participants of this research are 255 adult citizen who live in Jakarta, with age ranging from 18 to 55 years old. The instrument used in this study is adapted SEIQoL-DW. Descriptive statistic computation resulting a global quality of life mean score 77,12, indicating that most of adult citizen in Jakarta have a good quality of life. Meanwhile, the five most important life aspects according to adult citizen in Jakarta are family aspect, spirituality/ religion aspect, health aspect, monetary/ economic aspect, and social relationship aspect.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.92 NOF g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sasni Triana Putri
"ABSTRAK
Meningkatnya mobilitas ulang alik yang dilakukan masyarakat untuk beraktifitasmengakibatkan peningkatan penggunaan KRL commuter line. Masyarakat Bodetabekyang melakukan perjalanan untuk tujuan bekerja pada tahun 2014 sebesar 79,28 .Secara umum terjadi peningkatan jumlah penumpang KRL commuter lineJabodetabek sebesar 13,80 setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuikualitas hidup pengguna KRL commuter line dan faktor-faktor apa saja yangmempengaruhinya. Penelitian ini ingin mengukur kualitas hidup pada pengguna KRLcommuter line di stasiun Depok untuk tujuan bekerja di Jakarta dengan menggunakaninstrument WHOQOL-BREF. Wilayah penelitian berada di stasiun Depok, desainstudi penelitian adalah potong lintang cross-sectional , data yang digunakan adalahdata primer dimana penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017. Sampel penelitianyang digunakan adalah 113 orang berdasarkan perhitungan besar sampel. Diketahuihasil dari penelitian ini kualitas hidup pengguna KRL commuter line untuk tujuanbekerja di stasiun Depok memiliki kualitas hidup baik sebesar 61,9 . Faktor yangmempengaruhi kualitas hidup pengguna KRL commuter line adalah ketidaknyamananfisik dan psikologis. Sedangkan pengguna KRL commuter line yang mempunyaikualitas hidup yang baik adalah usia lebih tua, berstatus belum menikah, tidakmempunyai anak usia < 12 tahun, menggunakan KRL commuter line 2-4x dalamseminggu, dan mempunyai tingkat ketidaknyamanan fisik dan psikologis yangrendah.

ABSTRACT
Increased mobility of the shuttle to the community resulted in increased use of KRLcommuter line. Bodetabek people who travel for the purpose of working in 2014amounted to 79.28 . In general, the number of Jabodetabek KRL commuter lineusers increased by 13.80 per year. The purpose of this research is to know thequality of life of KRL commuter line users and what factors influence it. This reseachwanted to measure the quality of life of KRL commuter line users at Depok stationfor the purpose of working in Jakarta using the WHOQOL BREF instrument. Theresearch area was in Depok station, The research used design cross sectional study,the data used were primary data where the research was conducted in March 2017.The research sample used is 113 people based on the calculation of the sample size.The result of this research the quality of life of KRL commuter line users for thepurpose of working in Depok station has a good quality of life of 61,9 . Factors thataffect the quality of life of KRL commuter line users are physical and psychologicaldiscomfort. While KRL commuter line users who have good quality of life are older,unmarried, have no children "
2017
T47593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Rahman Hamid
"Masalah yang paling sering disebabkan oleh penuruan fungsi tubuh adalah penurunan fungsi psikososial dan kualitas hidup lansia. Tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan fungsi psikososial dan kualitas hidup adalah dengan melakukan latihan berjalan dan berbincang. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh intervensi berjalan dan berbincang terhadap fungsi psikososial dan kualitas hidup lansia di Kota Depok. Penelitian dengan menggunakan desain kuasi eksperimen dengan kelompok perlakuan 43 lansia dan kelompok kontrol 40 lansia. Pengambilan sampel dilakukan dengn cara multistage random sampling. Dengan uji t, hasilnya menunjukkan ada peningkatan rerata nilai fungsi psikososial dan kualitas hidup pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol dengan masing-masing nilai p sebesar 0,000 dan 0,003. Uji Mancova dilakukan untuk melihat konfounding yaitu karakteristik. Didapatkan hasil seluruh karakteristik bukan merupakan konfounding dengan masing-masing nilai p>0,05. Latihan berjalan dan berbincang dapat meningkatkan fungsi psikososial dan kualitas hidup pada lansia secara signifikan. Disarankan agar latihan ini dapat diterapkan dalam rangka pemberian asuhan keperawatan pada lansia secara rutin dan terjadwal.

Decreased the function the body's and ability to make the needs of elderly become inadequate. The most common problems caused by it is a decrease in psychosocial functioning and quality of life of the elderly. Nursing intervention will improve the function psychosocial and quality of life of older people or adults through walking and talking exercise. The purpose of this study was to identify the effect of the intervention of walking and talking on the psychosocial functioning and quality of life of the older people in Depok City. The research using a quasiexperimental design with intervention and control groups. There were 43 of older people in the intervention group and 40 of older people in control group. Multistage random sampling method was chosen. The t test statistic showed increased in the average score of psychosocial functioning and quality of life in the intervention group was higher than the control group with respective p values of 0.000 and 0.003. A MANCOVA analysis was used to detect confounding factors. The result Showed all the characteristics have p value > 0.05. It is mean that none confounding factors in this study. Walking and talking execise can improve psychosocial functioning and quality of life in the elderly significantly. It is recommended that this exercise can be applied in the context of nursing care to the elderly regularly and scheduled."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meka Yusselda
"Lansia di Indonesia umumnya tinggal di rumah bersama keluarga, sehingga keluarga sebagai salah satu sumber dukungan sosial memberikan arti penting bagi kehidupan lansia. Dukungan keluarga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi (emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental) dengan kualitas hidup lansia. Desain penelitian ini deskriptif korelatif cross-sectional dengan jumlah sampel 84 lansia yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji t independen. Terdapat hubungan antara dukungan emosional (p value 0,001), penghargaan (p value 0,01), dan instrumental (p value 0,013) keluarga dengan kualitas hidup (α: 0,05), sedangkan dukungan informasi (p value 0,052) tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup. Salah satu cara meningkatkan dukungan keluarga adalah dengan melibatkan keluarga dalam setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada lansia.

Elderly in Indonesia generally stay at home with family, so the family as a source of social support plays an important role on elderly life. Family support is needed to improve elderly quality of life. This study aimed to identify the relationship between family support from perspective of four dimensions (emotional, appraisal, instrumental, and information) and the quality of life of elderly. This study use cross-sectional study design, with a total sample is 84 respondents that recruited by purposive sampling technique. Statistical analysis for this study was independent t-test. The results showed that there is a relationship between family support in term of emotional (p value 0,001), appraisal (p value 0,01), and instrumental (p value 0,013) dimensions and quality of life of elderly (α: 0,05), while the other one (informational support; p value 0,052) doesn’t indicate the existence of a significant relationship with quality of life. One way to improve family support is by involving family in any nursing process given to elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Budi
"Asma adalah penyakit kronik yang mempengaruhi fisik, emosi dan sosial. Pasien asma dapat terganggu kualitas hidupnya akibat keluhan-keluhan yang dirasakan, oleh karena itu tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu penatalaksanaan yang tepat ialah dengan melakukan senam asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas senam asma dengan kualitas hidup pasien asma di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian crossectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 73 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposif sampling.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,362), tidak ada perbedaan nilai kualitas hidup dengan usia (p=0.764), tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat asma dalam keluarga dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,658), tidak ada hubungan yang bermakna antara pengobatan dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,577) dan ada hubungan yang bermakna antara kualitas senam asma dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,022).
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perawat dapat merencanakan senam asma sebagai salah satu intervensi keperawatan pada program manajemen asma di rumah sakit dengan memperhatikan aspek keteraturan senam dan pelaksanaan sosialisasi dalam senam asma tersebut serta melaksanakan perannya sebagai edukator, motivator dan patien manager dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien asma. Kepada penelitian selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien asma.

Asthma is a chronic disease that influence physical, emotional and social function of the patient. The Quality of life would be influenced by the symptoms occured. Therefore, the purpose of asthma care is to maintain and improve the quality of life of the asthmatic patient in order to improve patients’s ability in performing their activity daily living by performing asthma physical exercise as one of modality therapy. This study aimed to examine relationship between quality of the asthma physical exercise with quality of life in patients with asthma at RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. A crossectional design was used in this study. The total sample of 73 asthmatic patient were selected by purposive sampling method.
The result showed that there was no relationship between sex with quality of life (p=0,362), there was no relationship between age and quality of life (p=0.764), there was no relationship between asthma in the family with patient’s quality of life (p=0,658), and there was relationship between quality of asthma physical exercise with quality of life (p=0,022).
This study recommended the nurses to develop asthma physical exercise planning as a nursing intervention on asthma management at hospital and make emphasize on regularity of the asthma physical exercise and building social relationship. In addition, the nurses should do their role as educator, motivator and patient manager in taking care the patients. It is also recommended to further study to explore deeply about influencing factors of the quality of life of asthmatic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Herlan
"Latar Belakang: Gastrektomi, baik proksimal, gastrektomi distal dan gastrektomi total kerap diterapkan di RSUPN dr. Cpto Mangunkusumo, Jakarta untuk kanker, ulkus peptikum, nekrosis pada lambung dan kelainan-kelainan lainnya. Namun, sejauh ini belum pernah ada evaluasi gastrektomi dan etiologi penyakit terhadap kualitas hidup. Kami melakukan evaluasi pascagastrektomi melalui survei menggunakan kuesioner untuk tujuan evalausi.
Metode: Penelitian dilakukan dengan desain kohort restropektif mengambil data rekam medis. Pasien pascagastrektomi proksimal, distal, dan total atas indikasi tumor ataupun non-tumor (infeksi, kelainan bawaan dan lain-lain) pada periode Juli–September 2020 diikutsertakan dalam penelitian. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh jenis gastrektomi dan etiologi penyakit terhadap kualitas hidup yang dinilai berdasarkan kuesioner (World Health Organization Quality of Life questionnaire abbreviated version (WHOQOL-BREF).
Hasil: Enam puluh enam subjeck dengan rerata usia 47,12±14,5 tahun, diikutsertakan dalam studi. Ditemukan perbedaan signifikan antara kelompok proksimal, distal, dan total, hanya pada domain lingkungan dan nilai total WHOQOL-BREF. Median skor untuk domain lingkungan adalah sebesar 63 (50–88), 69 (50–88), 56 (50–75), secara berturut-turut untuk kelompok proksimal, distal, dan total. Rerata skor total WHOQOL-BREF untuk kelompok dengan gastrektomi proksimal, distal, dan total adalah sebesar 64,42±9,34, 67,19±9,44, dan 59,12±8,04. Subjek dengan etiologi keganasan memilki median skor WHOQOL-BREF yang cenderung lebih rendah pada sebagian besar domain. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor WHOQOL-BREF antara kelompok non-tumor dengan kelompok tumor.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna kualitas hidup subjek pascagastrektomi total dengan distal dan proksimal, pada domain lingkungan dan nilai total WHOQOL-BREF. Tidak terdapat perbedaan bermakna kualitas hidup subjek pascagastrektomi dengan etiologi tumor dan non-tumor, pada seluruh domain WHOQOL-BREF.

Background: Gastrectomy of proximal–, distal–and total gastrectomy referred to procedures indicated for cancer, peptic ulcer, gastric necrosis, and another disorder that frequently carried out in dr Cipto Mangunkusumo General Hospital. However, no evaluation was carried out before. Thus, we run a survey evaluating the quality–of–life following gastrectomy.
Method: The study was conducted using a retrospective cohort based on medical record. Those who underwent proximal, distal, or total gastrectomy for a tumor or any non-tumor indications were included in the research. A quality-of-life evaluate using the WHOQOL-BREF questionnaire and subjected to analysis.
Result: Sixty-six subjects with a mean age of 47.12 ± 14.5 years, were enrolled in the study. Significant differences were found between the proximal, distal, and total groups, only in the environmental domain and the WHOQOL-BREF total values. The median scores for the environmental domain were 63 (50–88), 69 (50–88), 56 (50–75) for the proximal, distal, and total groups, respectively. The mean WHOQOL-BREF total score for proximal, distal, and total gastrectomy group was 64.42 ± 9.34, 67.19 ± 9.44, and 59.12 ± 8.04. Subjects with an etiology of malignancy had a median WHOQOL-BREF score that tended to be lower in most domains. However, there was no significant difference in WHOQOL-BREF scores between the non–tumor and tumor group.
Conclusion: There are significant differences in patients quality-of-life after total gastrectomy with distal and proximal, in the environmental domain and the total WHOQOL-BREF values. There was no significant difference in postgastrectomy patients quality-of-life between non-tumor and tumor groups in all WHOQOL-BREF domains.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>