Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihsan Taufiq
"Ulkus kaki diabetik adalah komplikasi kronik diabetes melitus yang mengakibatkan kerusakan kulit yang dapat meluas ke tendon, otot, tulang atau persendian. Ulkus kaki, infeksi, neuroarthropati dan penyakit arteri perifer mengakibatkan gangren dan amputasi ekstremitas bagian bawah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan ROM ankle terhadap proses penyembuhan ulkus kaki diabetik di rumah sakit di propinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen pre post test dengan kelompok kontrol, melibatkan 7 responden kelompok intervensi dan 7 responden kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan non probability consecutive sampling.
Penelitian ini menggunakan t test, diperoleh hasil adanya perbedaan yang signifikan rata-rata skor penyembuhan ulkus kaki diabetik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan ROM ankle (p= 0,001; α = 0,05 ). Demikian juga terbukti tidak ada hubungan antara lama sakit DM (p = 0,656 ; α = 0,05), GDN (p = 0,648 ; α = 0,05), GDPP (p = 0,883 ; α = 0,05) dan infeksi ulkus (p = 1,000; α = 0,05) dengan skor penyembuhan ulkus kaki diabetik.
Peneliti memberikan saran agar latihan ROM ankle dapat diterapkan pada perawatan ulkus kaki diabetik sesuai dengan formula yang ada. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan jenis gerakan yang lain, melibatkan tidak hanya sendi ankle. Selain itu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Diabetic foot ulcer is a chronic complication of diabetes melitus disease resulting in destructruction of skin that can spread to tendons, muscles, bones or joints. Foot ulcers, infections, neuroarthropati and peripheral arterial disease lead to gangrene and amputation of the lower extremities. The purpose of this study was to determine the effect of ankle ROM exercises on the healing of diabetic foot ulcers in the hospital province of Lampung. This study used quasi-experimental design pre-post test with control group. This study recruited 7 respondents intervention group and 7 respondents control group by non probability consecutive sampling.
The t test result showed that there was a significant difference in the mean score of the healing of diabetic foot ulcers between the intervention and control group after ankle ROM exercise (p = 0.001; α = 0.05). There are no relationship among the illness period of DM (p = 0.656; α = 0.05), GDN (p = 0,648 ; α = 0,05), GDPP (p = 0,883 ; α = 0,05) and ulcers infection (p = 1.000; α = 0,05) with a score of healing diabetic foot ulcers.
The researcher suggested that ankle ROM exercises could be applied to the diabetic foot ulcers care in accordance with the existing formula. Further research needs to be done with other types of movement, involving not only the ankle joint, but also other parts of joints. In addition the study should be recruite a larger number of samples.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Nurkuswari Putri
"Masyarakat perkotaan memiliki gaya hidup yang kurang sehat, mulai dari padatnya daerah tempat tinggal, pola makan yang kurang baik, kebiasaan beraktivitas yang buruk, ditambah semakin meningkatnya populasi lanjut usia yang merupakan kelompok populasi rentan. Semakin meningkatnya kelompok lansia di daerah perkotaan, maka kesempatan lansia untuk menderita penyakit kronik juga semakin meningkat, salah satu nya adalah prevalensi penyakit sendi di Indonesia, yang salah satu jenisnya adalah penyakit gout arthritis. Beberapa karakteristik masyarakat perkotaan yang telah disebutkan merupakan salah satu dari banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah gout arthritis pada lansia. Karya ilmiah ini dibuat untuk mengetahui efektifitas dari latihan fisik berupa rentang pergerakan sendi terhadap penurunan kadar asam urat. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama empat minggu, klien menunjukkan penurunan kadar asam urat sebanyak 1.6 mg/dL dari 8.1 mg/dL menjadi 6.5 mg/dL. Penerapan intervensi dapat lebih efektif jika waktu intervensi lebih lama dan dukungan keluarga terhadap klien adekuat.

Urban communities have an unhealthy lifestyle, such as the density of living areas, poor diet, poor activity habits, thus the increasing elderly population which is a vulnerable population group. The increasing number of elderly people in urban areas makes opportunity for the elderly to suffer from chronic diseases also increases, which is the prevalence of gout arthritis. Some characteristics of urban communities that have been mentioned can cause gout problems in elderly. This scientific work was made to determine the effectiveness of physical exercise (ergonomic gymnastics and the range of motion) to decrease uric acid levels. Writer had done the nursing intervention for four weeks and the client showed a decrease in uric acid levels of 1.6 mg / dL from 8.1 mg / dL to 6.5 mg / dL. The greatest result can be obtained if the time of intervention is longer and the client has an adequate family support"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Dwiwanti
"Stroke non hemoragik adalah sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak yang berlangsung secara mendadak yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap diakibatkan dari gangguan pembuluh darah otak. Lansia dengan stroke akan mengalami kelemahan pada anggota tubuhnya, sehingga lansia sulit dalam melakukan mobilisasi dan melakukan aktivitas kesehariannya. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada kakek S usia 72 tahun dengan diagnosa keperawatan utama hambatan mobilisasi fisik. Untuk mengatasi hambatan mobilisasi lansia, dilakukan intervensi keperawatan Range of Motion (ROM) dan senam Tai Chi. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan ROM dan senam Tai Chi dengan klien stroke. Metode yang digunakan adalah case report. Penulis memberikan intervensi keperawatan ROM dan senam Tai Chi yang termasuk dalam intervensi melakukan aktivitas terjadwal. Asuhan keperawatan dilakukan selama Sembilan hari untuk ROM dan enam kali untuk senam Tai Chi. Hasil dari ROM dan senam Tai Chi menunjukkan adanya peningkatan satu skala pada ekstremitas kanan atas dan bawah yang mengalami hemiparesis dan meningkatkan keseimbangan lansia. Adanya hasil tersebut diharapkan ROM dan senam Tai Chi dapat diterapkan pada asuhan keperawatan di PSTW sebagai alternatif terapi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan lansia terutama pada lansia stroke.

Non-hemorrhagic stroke is a clinical syndrome with symptoms of sudden disturbance of brain function that can result in death or permanent disability due to vascular disorders of the brain. Elderly people with stroke will experience weakness in their limbs, so it is difficult for the elderly to mobilize and carry out their daily activities. The author provides nursing care to grandfather S aged 72 years with a primary nursing diagnosis of physical mobilization barriers. To overcome the barriers to mobilization of the elderly, Range of Motion (ROM) nursing interventions and Tai Chi exercises were carried out. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of ROM and Tai Chi exercises with stroke clients. The method used is a case report. The author provides ROM nursing interventions and Tai Chi exercises which are included in the intervention to perform scheduled activities. Nursing care was carried out for nine days for ROM and six times for Tai Chi exercises. The results of ROM and Tai Chi exercise showed an increase in one scale in the right upper and lower extremities that experienced hemiparesis and increased balance in the elderly. With these results, it is hoped that ROM and Tai Chi exercises can be applied to nursing care at PSTW as an alternative therapy that can be used to increase muscle strength and balance in the elderly, especially in stroke elderly."
Depok: Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Putri Sulistyaningrum
"Fatigue salah satunya akibat akumulasi sampah metabolik yang mengganggu sistem kerja korteks serebri dan mengakibatkan penurunan aktivitas fisik. Range of motion ROM intradialisis bermanfaat dalam meningkatkan perfusi dan pembuangan sampah metabolik. Namun belum ada penelitian yang mengkaji pengaruh ROM intradialisis untuk meningkatkan aktivitas fisik pada pasien hemodialisa yang mengalami fatigue. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh ROM intradialisis terhadap aktivitas fisik pasien hemodialisa yang mengalami fatigue.
Penelitian ini menggunakan quasi experiment, dengan pre ndash; post test with control group melibatkan total34 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Analisis statistik penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh ROM intradialisis terhadap aktivitas fisik pada pasien hemodialisa yang mengalami fatigue p = 0.000; ? = 0.05 . Rekomendasi pada penelitian ini adalah perawat hemodialisa perlu menerapkan intervensi ROM intradialisis pada asuhan keperawatan pasien hemodialisa yang mengalami fatigue untuk meningkatkan aktivitas fisik pasien hemodialisa.

Fatigue occurs because of accumulation of metabolic waste and disrupting work of cerebral cortex system. It effectson decreasing in physical activity. Intradialysis range of motion ROM is useful in improving perfusion and disposal of metabolic waste. However, there has been no research have reviewed the effect of intradialysis ROM to increase physical activity in hemodialysis patients who experience fatigue. This study aimed to identify the effect of intradialysis ROM to physical activity of hemodialysis patients who experience fatigue.
This study used quasi experiment, with pre post test with control group involving a total of 34 respondents selected by consecutive sampling technique. Analysis statistical this study using Mann Whitney test. The results showed there was influence of intradialysis ROM to physical activity hemodialysis patients who experience fatigue p 0.000 0.05 . Recommendation in this research is nurses should apply intradialysis ROM intervention as nursing care in patient with fatique hemodialysis to increase their physical activity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal D. Husain
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pre ambulasi dan latihan ROM terhadap peningkatan luas gerak sendi pasca bedah fraktur ekstremitas bawah. Desainnya adalah quasi eksperimen dengan pretest-posttest with control terhadap 15 responden kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan pre ambulasi dan latihan ROM selama 5 hari, 3 kali sehari, selama 15 menit, sedangkan kelompok kontrol diberikan latihan ROM, menggunakan goniometer sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna peningkatan luas gerak sendi antara kedua kelompok, dimana pangkal paha p= 0.092, lutut p= 0.001, dan kaki p= 0.495. Latihan ini menjadi standar prosedur pasien pasca bedah fraktur ekstremitas bawah.

This study aims to know the effectiveness of pre ambulation and ROM exercises to increase joint range of motion post-surgical in fractures of the lower limb. The design was quasi experimental pretest-post test with control of the 15 respondents intervention group and 15 the control group. The intervention group received pre ambulation and ROM exercises for 5 days, three times a day, 15 minutes. The control group was given ROM training course, with a goniometry before and after the intervention. The results shows no significant difference obtained average - the average increase joint range of motion between two groups in which to groin p= 0.092, knee p= 0.001, and feet p= 0.495. This exercises may be standard procedure in patients with postoperative lower extremity fractures."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita
"Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) adalah prosedur yang sering dilakukan untuk mengatasi fraktur. Masalah yang sering timbul pada post operasi ORIF adalah nyeri akut pada level severe. Manajemen nyeri yang tepat diperlukan untuk menangani respon nyeri. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap nyeri post operasi ORIF di RSUDAM Propinsi Lampung. Desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan non-equivalent pretestpostest with control group, pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 36 orang (18 orang kelompok kontrol dan 18 orang kelompok intervensi). Nyeri diukur dengan Numeric Rating Scale (NRS). Uji statistik menggunakan uji beda dua mean. Hasilnya ada pengaruh yang signifikan terapi musik terhadap penurunan tingkat nyeri pasien post operasi ORIF (P value = 0,000; α = 0,05). Tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, dan riwayat pembedahan sebelumnya terhadap tingkat nyeri. Hasil penelitian ini merekomendasikan terapi musik sebagai intervensi mandiri keperawatan untuk mengurangi nyeri post operasi ORIF.

Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) is a common procedure for fracture treatment. Mostly problem in post ORIF surgery period is acute severe pain. The appropriate pain management is required. This research aimed to identify the effect of music therapy on post ORIF surgery pain at Abdul Moeloek Hospital Lampung Province. The design used quasi experiment with non-equivalent pretest-posttest with control group, recruting sample by consecutive sampling. There were 36 samples (18 respondents as the control group and 18 respondents as the intervention group). The pain was measured by Numeric Rating Scale (NRS). The analyze used T-test compare 2 mean. The result indicated that there was a significant effect of music therapy on reducing post ORIF surgery pain (P value = 0,000; α = 0,05). There was no significant correlation between age, sex, and surgical history with pain level. Music therapy is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30673
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Nurfauziah Br.
"Latar belakang: Musculoskeletal disorders (MSDs) berkontribusi 42-58% dari total penyakit akibat kerja dan 40% dari total biaya kesehatan kerja secara global. Tingginya angka gangguan musculoskeletal pada pekerja khususnya nyeri bahu menuntut adanya metode terapi dan pencegahan agar terhindar dari penyakit akibat kerja dan peningkatan produktivitas kerja, terutama nyeri bahu di antara pengemudi bus. Untuk mengurangi penyakit terkait pekerjaan dan untuk meningkatkan tingkat produktivitas, dipilih Active Isolated Stretching (AIS). Dengan pelatihan sistematis dan pengamatan untuk melakukan AIS setiap hari, studi di antara pengemudi bus kampus terbukti mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fleksibilitas bahu.
Metode: Penelitian ini merupakan quasi-eksperimen. Penelitian dilakukan di salah satu kampus universitas di Jakarta selama 14 bulan berturut-turut. Mulai mengumpulkan data sebelum melakukan AIS (T1), 18 supir bus kampus sebagai subyek penelitian dilatih dan diamati oleh perawat terlatih untuk melakukan AIS secara teratur sebelum memulai mengemudi. Data dikumpulkan setiap 2 minggu oleh dokter medis yang terlatih (T1-T5). Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan fisik, observasi, kuesioner, pemeriksaan neurologis dan wawancara.
Hasil: Ada 18 pengemudi bis yang memiliki rata-rata VAS (Visual Analogue Score) dari T1 (rata-rata awal VAS) adalah 5,5 (0-10) dan meenurun secara bertahap menjadi 2 (0-6) pada minggu ke-8. Hasil rata-rata Apley Scratch Test (AST) T1 adalah (-9,122+11302) dan menjadi lebih baik secara bertahap ke T5 (-3,833+9,133). Semua ROM bahu memiliki peningkatan yang signifikan dari T1 ke T5. Pada Fleksi ada peningkatan rata-rata dari (166,22+7,697) menjadi (177,94+2,838). Abduksi dari 165 (160-180) menjadi 177 (165-180), Abduksi endorotasi dari 168,5 (150-165) menjadi 180 (170-180), Abduksi eksorotasi dari (162,56+4,605) menjadi (173,39+5.521), Ekstensi dari (42,11+6,747) menjadi (54,89+8,366), Adduksi dari 25 (20-40) menjadi 39 (30-45), Endorotasi dari (62,67+8,717) menjadi (80,67+10,738), Eksorotasi dari (71,28+9,670) menjadi (89,22+5,694). Ada juga korelasi yang signifikan antara kelompok usia dengan endorotasi bahu ROM p <0,05 dan r-0,474 dan abduksi eksorotasi bahu dengan p <0,05 dan r-0,477.
Kesimpulan dan saran: Hasil analisis menunjukkan bahwa ada penurunan rerata VAS dan peningkatan rerata ROM dan rerata Apley Scratch Test. Hasil ini menunjukkan bahwa AIS terbukti sebagai terapi dan pencegahan nyeri bahu, tetapi penelitian lebih lanjut pada populasi masyarakat pekerja lain diperlukan.

Background: Musculoskeletal disorders (MSDs) contribute 42-58 % of total occupational illnesses and 40% of total occupational healthcare costs globally. There were high numbers of MSDs among workers, those need special treatment for therapy and prevention, especially of shoulder pain among bus drivers. To reduce work related illnesses and to increase productivity rate, active isolated stretching (AIS) was selected to be aplicated in every day. By systematic trainings and observations to do AIS every day, the study among campus bus drivers proved to reduce the pain and to increase the shoulder flexibilities.
Method: This research was a quasi-experiment. The study was conducted in a campus of University in Jakarta for 14th months continuously. Started to collect the data before did the AIS (T1),18 campus bus drivers as study subjects were trained and observed by trained nurse to do AIS regularly before start the day. Data were collected every 2 weeks by trained medical doctors (T1-T5). The data collection procedures was done by an observation check list, questionnaire, neurological examination and interview.
Result: There were 18 bus drivers who had average VAS (Visual Analogue Score) of T1 (initial VAS average) was 5,5 (2-10) and reduce gradually to 2 (0-6) at week 8th (p<0,05). The results of average Apley Scratch Test (AST) of T1 was (-9,122+11,302) and became better gradually at T5 to -3,833 +9,133) p<0,05. All shoulder ROMs have a significant improvement from T1 to T5. On Flexion there is an average increase from (166,22+7,697) to (177,94+2,838). Abduction from 165 (160-180) to 177 (165-180), Abduction of endorotation from 168.5 (150-165) to 180 (170-180), Abduction of exorotation from (162.56+4,605) to (173,39+5,521), Extension from (42,11+6,747) to (54,89+8,366), Adduction from 25 (20-40) to 39 (30-45), Endorotation from (62,67+8,717) to (80,67+10,738), The exorotation from (71.28+9.670) to (89.22+5.694) p<0,05. There was also significant correlations between ages group with shoulder endorotation ROM p<0.05 and r -0.474 and abduction of shoulder exorotation with p <0,05 and r-0,477.
Conclusion and suggestion: The experimental study proved that there was a decrease of average VAS and an increase of average ROM and average Apley Scratch Test. These results suggest that AIS is best used as a therapy and prevention of shoulder pain, but further research on other working populations is needed."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T54389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Widyawati
"ABSTRAK
Proses degeneratif pada lansia menyebabkan penurunan fungsi berbagai sistem organ yang memicu terjadinya sindrom kelamahan. Tidak adekuatnya asuhan yang diberikan dapat meningkatkan terjadinya disabilitas bahkan kematian. Asuhan keperawatan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan fleksibilitas sendi sehingga tidak terjadi kontraktur yang membuat lansia semakin terbatas dalam melakukan perawatan diri. Intervensi yang dilakukan adalah latihan rentang pergerakan sendi pasif dua kali sehari, selama 20 menit, delapan kali tiap gerakan, enam hari per minggu selama empat minggu. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan fleksisbilitas sendi peluru-bahu 30o sampai 40o dan sendi engsel-lutut 50o, fleksibilitas sendi lain dalam kisaran normal kecuali sendi yang sudah kontraktur. Latihan rentang pergerakan sendi dapat dilakukan pada lansia dengan sindrom kelemahan untuk mencegah disabilitas.Kata Kunci : Lansia, sindrom kelemahan, Latihan rentang pergerakan sendi pasif, fleksibilitas sendi

ABSTRACT
Degenerative process in the elderly leads to decreased function of multiple organ systems that trigger the frail elderly syndrome. Inadequate care provided can increase disability and even death. Nursing care aims to maintain and increase joint flexibility in order to no contractures that cause the elderly more limited in self care. Interventions are the passive range of motion twice a day, 20 minutes, eight repetitions per movement, six days per week for four weeks. Evaluation results show an increase in flexibility of the shoulder joints 30o to 40o, knee joints 50o, flexibility of other joints in the normal range except already contracted joints. Passive range of motion exercise can be performed for frail elderly syndrome to prevent disability.Keywords Elderly, frail elderly syndrome, Passive range motion range exercises, joint flexibility"
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purbianto
"Saat ini banyak bahan alternatif perawatan Iuka yang sudah dilakukan penelitian dan diterima oleh pelayanan keperawatan, salah satunya adalah madu. Banyak penelilian tentang madu mengunggulkan madu sebagai antimikroba tetapi masih sedikit penelitian yang mengungkap keunggulan madu untuk mempercepat absorbsi eksudat, menghancurkan jaringan nekrotik dan stimulasi granulasi pada luka kronik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah madu mempunyai pengaruh yang bermakna dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus diabetikum. Penelitian dilakukan pada 14 subyek penelitian dengan ulkus diabetikum yang terbagi dalam dua kelompok, 7 subyek dirawat menggunakan madu murni Kaliandra sebagai kelompok perlakuan dan 7 subyek dirawat sesuai standar rumah sakit sebagai kelompok kontrol.
Desain yang digunakan adalah desain kuasi eksperimen dengan pendekatan study longitudinal. Analisis yang dilakukan secara univariat dan bivariat, pada analisis bivariat digunakan uji T dependen dan uji wilcoxon.
Hasil penelitian analisis pengaruh madu mumi kaliandra dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus diabetikum bermakna secam signifikan, hal ini dibuktikan oleh adanya perbedaan yang signifikan kecepatan proses penyembuhan antara ulkus yang dirawat menggunakan madu murni Kaliandra dengan ulkus yang dirawat sesuai standar rumah sakit dengan pvalue 0,022. Selain itu pengaruh madu murni kaliandra dalam mempercepat absorbsi eksudat dan timbulnya jaringan granulasi pada ulkus diabetikum terbukti berpengaruh dengan masing-masing nilai p value 0,026 dan 0,038.
Pengaruh madu murni kaliandra dalam mempercepat penghancuran jaringan nekrotik dan memperkecil penyempitan ukuran ulkus (luas dan kedalaman) pada ulkus diabetikum belum dapat dibuktikan. Disarankan pada institusi pelayanan perawatan untuk dapat memanfaatkan madu murni Kaliandra sebagai bahan alternatif perawatan ulkus diabetikum yang murah dan mudah didapat serta mengembangkan lebih lanjut penelitian dengan jumlah populasi yang lebih besar."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Novita Sari
"Gangguan sirkulasi kaki pada penderita DM mengakibatkan proses penyembuhan ulkus diabetik tertunda. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh Ankle Range of Motion (ROM) Exercise terhadap penyembuhan luka pada pasien ulkus diabetik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 28 responden yang dibagi menjadi 14 responden kelompok intervensi dan 14 responden kelompok kontrol. Metode penelitan ini adalah quasi eksperimental design dengan pendekatan Pretest and Posttest With Control Group Design. Kelompok intervensi diberikan perlakuan ankle Range of Motion (ROM) exercise dan perawatan luka modern dressing, sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan perawatan luka modern dressing saja. Ankle Range of Motion (ROM) exercise terdiri dari empat gerakan yaitu plantarfleksi, dorsofleksi, inversi dan eversi. Latihan ini termasuk dalam latihan tidak menahan beban dan aman dilakukan pada penderita ulkus diabetik. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan rerata selisih skor penyembuhan luka antara kelompok intervensi dengan kontrol dengan p value 0,000 (< 0,05). Hasil uji variabel confounding menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat merokok terhadap skor penyembuhan luka pada pasien ulkus diabetik dengan p value 0,143 (> 0,05). Ankle Range of Motion (ROM) Exercise diharapkan dapat dijadikan terapi tambahan dalam manajemen luka pada pasien ulkus diabetik untuk mempercepat proses penyembuhan luka

Impaired foot circulation in diabetic patients causes the healing process of diabetic ulcers to be delayed. The purpose of this study was to identify the effect of Ankle Range of Motion (ROM) Exercise on wound healing in diabetic ulcer patients. The sample in this study amounted to 28 respondents who were divided into 14 respondents in the intervention group and 14 respondents in the control group. This research method is a quasi-experimental design with a Pretest and Posttest approach with Control Group Design. The intervention group was treated with ankle Range of Motion (ROM) exercise and modern wound dressings, while the control group was only given modern wound dressings. Ankle Range of Motion (ROM) exercise consists of four movements, namely plantarflexion, dorsiflexion, inversion and eversion. This exercise is included in non-weight-bearing exercises and is safe for diabetic ulcer sufferers. The results showed that there was a significant difference in the mean difference in wound healing scores between the intervention group and the control group with a p value of 0.000 (<0.05). The results of the confounding variable test showed that there was no relationship between smoking history and wound healing scores in diabetic ulcer patients with a p value of 0.143 (> 0.05). Ankle Range of Motion (ROM) Exercise is expected to be used as additional therapy in wound management in diabetic ulcer patients to accelerate the wound healing process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>