Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Santoso
"Remaja merupakan kelompok berisiko terhadap masalah kesehatan sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu masalah yang sering dijumpai pada remaja adalah penyalahgunaan NAPZA. Perawat Spesialis Komunitas mempunyai peran dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA, salah satu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang digunakan adalah peer konselor. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayan siswa melalui peer konselor untuk mencegah risiko penyalahgunaan NAPZA pada siswa SMK TJ di Kelurahan Ratujaya Depok. Hasil kegiatan ini didapatkan bahwa terjadi perubahan perilaku siswa yaitu peningkatan pengetahuan dari rerata 65 menjadi 80, sikap dari rerata 60 menjadi 75 dan kognitif skill dari rerata 45 menjadi 70. Selain itu telah terbentuk struktur peer konselor di SMK TJ yang terdiri dari 12 siswa yang telah dilakukan pembinaan selama 12 kali pertemuan. Karya Ilmiah Akhir ini menyimpulkan peer konselor merupakan bentuk intervensi efektif yang dapat diaplikasikan dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA di sekolah. Untuk itu peer konselor perlu dikembangkan dan dilakukan pembinaan lebih lanjut terhadap pelayanan kesehatan remaja terkait pencegahan penyalahgunaan NAPZA.

Adolescence is who ones population at risk with their health problems, so they must have specific attention. One's of the population that met in population adolescence is drug abuse. The nurse specialist community health nursing have role in drug abuse prevention, ones of nursing intervention in community that used to reduce that problems is peer counselor. This study purpose to improve empowerment students with peer counselor, to prevent risk for drug abuse at senior high school 'TJ' Ratujaya in Depok. The study result changed behaviors students with increased knowledge (mean 60 to 80), increased attitude (mean 60 to 70) and kognitive skill (mean 45 to 70). The result from this study shows peer councelor is effectively intervention applied to prevent drug abuse in school. These result are expected that peer counselor should be developed and sustained with health care in adolescence related to prevent drug abuse."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Supriyatna
"Remaja merupakan tahap perkembangan yang mudah terpengaruh pergaulan negatif ternan sebaya, dan pengaruh lingkungan ekstemal lain yang bersifat negatif, seperti masalah penyalahgunaan narkoba. Perawat spesialis komunitas memiliki peran melakukan upaya pencegahan masalah tersebut. Drug Abuse Resistance Education (DARE) merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan komunitas untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja di sekolah. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan DARE dalam asuhan keperawatan komunitas, melalui integrasi Teori Manajemen, CAP, HPM, CHSM dan FCN pada remaja di SMK TB Kota Depok. Basil intervensi menunjukan peningkatan signifikan p-value (0,000), peningkatan pengetahuan siswa (10,4%), sikap (7,6%) dan tindakan (4,25%). Strategi intervensi DARE dapat diaplikasikan untuk melakukan upaya pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja di sekolah.

Teenager is the development stage where a person is easily exposed to negative peer relationships, and other external environmental influences that are negative, such as the problem of drug abuse. The community nurse specialists play an important role to prevent such problems. Drug Abuse Resistance Education (DARE) is a community nursing intervention strategy to prevent drug abuse among adolescents in school. The aim of this paper was to provide the description of implementation of DARE in community nursing care, through the integration of the theories of management, CAP, HPM, CHSM, and FCN, in TB vocasional high school in Depok. The result showed a significant improvement in the intervention (p-value = 0,000) , increased knowledge of the students (1 0.4 ), attitudes (7.6%) and the action (4.25%). DARE intervention strategies can be applied to prevent the risk of drug abuse in adolescents at schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Rahayu
"Penelitian ini membahas mengenai assessment terhadap penyalahgunaan narkoba pada pemuda di komunitas. Penelitian ini dilakukan di RW 011 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa permasalahan narkoba pada pemuda dikomunitas disebabkan oleh banyak faktor, faktor yang lebih dominan adalah faktor manusia dan sosial. Faktor manusia dan sosial tersebut antara lain adalah faktor teman kelompok, keluarga, warga masyarakat dan bandar narkoba. Ditambah dengan faktor non manusia yaitu lokasi RW 011 yang membuatnya menjadi rentan terhadap peredaran narkoba. Dijelaskan juga mengenai kebutuhan dan potensi terkait penyalahgunaan narkoba  di RW 011 Kelurahan Cawang.

This research discusses the assessment of youth drugs abuse in the community at RW 011 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. The result of this research shows that the youth drugs problem in the community caused by many factors, the dominant factor is a human and social factorrather than the non human factor. The human and social factor that caused the problem are peer, family, society, and the drug dealer itself. In addition, the non human factor that is the RW 011 location which makes an individual becomes susceptible to drug circulation. This research also explains about the needs and the potentials related to the drugs problem at RW 011 Kelurahan Cawang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nopi Susilawati
"ABSTRAK
Peningkatan kejadian HIV/AIDS diikuti oleh peningkatan TB-HIV di seluruh dunia.
Prevalensi penasun pada HIV di penjara sebesar 55,2%. TB merupakan infeksi
oportunistik paling besar dengan persentase 25-65%. TB adalah pembunuh kesatu
orang dengan HIV dengan persentase 30%-50%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hubungan penasun dengan
kejadian koinfeksi TB-HIV dan kejadian mortalitas TB-HIV di Lapas.
Rancangan penelitian ini adalah kohort. Data yang digunakan adalah data skrining
TB-HIV tahun 2007-2011 dengan jumlah sampel 1416 warga binaan pemasyarakatan
(WBP). Data dianalisis menggunakan regresi logistik multinomial dan regresi cox.
Tingkat kematian pada penasun lebih tinggi baik pada subjek dengan TB maupun non
TB. Penasun berpeluang lebih tinggi terjadinya HIV (adjOR=75.8, 95% CI 27.2-
211.3), koinfeksi TB-HIV, (adjOR=39.1, 95% CI 11.5-132.8) dibandingkan non
penasun setelah dikontrol oleh variabel usia, status, lamanya penahanan, IMT dan
BCG. Sedangkan penasun tidak ada hubungan dengan kejadian TB
Pada seluruh subjek HIV, risiko kematian subjek dengan TB-HIV 7,6 (95% CI 1.25-
47.03) setelah dikontrol penasun, hepatitis B/C, terapi ARV, stadium, terapi OAT ,
CD4 dan usia. Pada subjek yang mengalami kematian pada masa penahanan , risiko
kematian subjek dengan TB-HIV 5,8 (95% CI 0.4-83.34) setelah dikontrol penasun,
hepatitis B/C, terapi ARV, terapi OAT , stadium, CD4 dan usia.
ABSTRACT
Increased incidence HIV/AIDS followed by an increase TB-HIV worldwide.
Prevalence of Injecting drug users (IDUs) among HIV in prison is 55,2%. TB
is the highest opportunistic infection in HIV infected people with percentage
25-65% . TB is the most killer among HIV with percentage 30%-50%.
The purpose of this study was to know a relationship between IDUs with TBHIV
co-infection incidence and mortality incidence of TB-HIV in prisons.
This research is a cohort study design. Data used in this research was screened
from TB-HIV population data on 2007-2011. The number of sample are 1416
prisoners.
The data was analyzed using multinomial logistic regression and Cox
Regression. IDUs has larger opportunities HIV rather than non IDUs
(adjOR=75.8, 95% CI 27.2-211.3) , TB-HIV co-infection (adjOR=39.1, 95%
CI 11.5-132.8) after controlled by age, marriage status, imprisonment time,
BMI and BCG immunization. IDUs no association with TB.
IDU mortality rate was higher in subjects with TB and non TB. All HIV
subjects, adjusted HR for TB-HIV were 7,6 (CI 95% 1.25-47.03) after
controlled by IDUs , hepatitis B/C, ARV therapy, OAT therapy, CD4, HIV
stage and age.
Mortality subjects imprisonment, adjusted HR for TB-HIV were 5,8 (CI 95%
1.25-47.03) after controlled by IDUs , hepatitis B/C, ARV therapy, OAT
therapy, CD4, HIV stage and age."
2013
T38423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasman
"The number of drug abused in adolescent is increasing every year. It is assumed that the influencing factors of drug abused could come from their internal and external factors of the adolescent. Some of the external factors are family environment, community, school, and their peer group. This research was using the descriptive correlation and cross sectional study design. The goal of this study was to determine of the correlation between the external environments of the adolescent with the risk of the drug abused on the student of senior high school in the Depok city. The samples of this study were the 205 students of the first and second grade student in the senior high school in Beji District, Depok city. The samples were selected by the proportional random sampling method.
The result of this study showed that the family and peer group have significant correlation to the risk of drug abused amongst the adolescent (p = 0,006 and 0,020), where as the school and community had no significant correlation. It is implied also that the family environment has the highest correlation to the drug abused amongst adolescent (OR = 2,168). Characterize of the adolescent (gender) had also the correlation to the risk of drug abused (P = 0,003) and it was a confounding factors. Therefore, the focus of the community nurse role is including observation to the peer group, especially boys. It is suggested that community nurse should have good collaboration with public health center, school, and parents in making early detection on the drug abused behavior in adolescent. Counseling on the family, peer group should be implemented and monitored continuously."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Eka Sary
"World Drug Report, laporan tahunan United Nation Office on Drug and Crime (UNODC) 2018 menyebutkan bahwa pada tahun 2016 dari sekitar 275 juta penduduk dunia atau 5, 6 % dari populasi global yang berusia 15-64 tahun menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (NAPZA) sekali dalam hidup mereka. Sekitar 31 jutanya adalah penyalahguna narkoba yang mungkin memerlukan perawatan. Tanggung jawab terpenting dari pemberi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit adalah memberikan asuhan dan pelayanan pasien yang efektif dan aman. Panduan praktik klinis yang tertuang dalam clinical pathway merupakan salah satu upaya untuk menjamin kualitas perawatan pada pasien. Clinical pathway adalah salah satu alat manajemen perawatan yang banyak dipakai oleh pemberi layanan kesehatan dimana clinical pathway berpotensi mengurangi variasi layanan yang tidak perlu sehingga dapat meningkatkan outcome klinis dan juga penghematan pemakaian sumber daya (finansial). Penerapan Clinical pathway pada terapi detoksifikasi penyalahgunaan NAPZA/adiksi berpotensi memberi peluang untuk meningkatkan kualitas perawatan dengan biaya yang sama. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan rumah sakit memanfaatkan suatu sistem yang dapat mengakomodasi penambahan variasi dalam perawatan dan memudahkan evaluasi pelayanan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat sebuah prototipe clinical pathway berbasis elektronik untuk perawatan pasien penyalahguna NAPZA dengan berbasis web. Perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan metode prototipe dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada pengguna sistem dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya prototipe sistem yang dapat memberikan informasi tingkat kepatuhan PPA dan merekam variasi yang ada selama perawatan s harus dikembangkan sesuai dengan komponen.

Th World Drug Report, 2018 annual report of the United Nations Office on Drug and Crime (UNODC) states that in 2016 out of around 275 million world population or 5, 6% of the global population aged 15-64 years use narcotics, psychotropic substances and addictive substances others (drugs) once in their lives. Around 31 million are drug abusers who may need treatment. The most important responsibility of health care providers, especially hospitals, is to provide effective and safe care and patient care. The clinical practice guide contained in the clinical pathway is an effort to ensure the quality of care for patients. Clinical pathway is one of the care management tools that is widely used by health care providers where the clinical pathway has the potential to reduce unnecessary variations in services so that it can improve clinical outcomes and also reduce the use of resources (financial). The application of Clinical Pathways to drug abuse / addiction detoxification therapy has the potential to provide an opportunity to improve the quality of care at the same cost.Information technological advances allow hospitals to utilize a system that can accommodate additional variations in care and facilitate evaluation of services provided. The purpose of this research is to design and create an electronic-based clinical pathway prototype for the treatment of web-based drug users. System design is done by using a prototype method and data collection is done by interviewing system users and observations. The results of this study are the establishment of a system prototype that can provide information on the level of PPA compliance and record variations that exist during treatmente focus of this study is the freshman student of Faculty of Psychology at University of Indonesia experience of acquiring, evaluating and using information, when "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Asri Nurani
"Perubahan pada masa remaja merupakan risiko yang menyebabkan remaja berperilaku negatif seperti peyalahgunaan NAPZA, sehingga pengendalian risiko diharapkan mampu dilakukan remaja. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi karakteristik remaja, keluarga, pola asuh keluarga, dan hubungan antara ketiganya dengan pengendalian risiko penyalahgunaan NAPZA oleh remaja di Kelurahan Tugu Kota Depok. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Jumlah sampel 157, dengan hasil pola asuh demokratis diterapkan oleh 81,5% keluarga, penyalahgunaan NAPZA kurang baik dimiliki 51% remaja dan variabel yang dominan berhubungan yaitu pendidikan ibu, penghasilan keluarga, dan kebiasaan merokok dalam keluarga. Saran yang diberikan adalah meningkatkan asuhan keperawatan keluarga terutama mengenai pola asuh dan komunikasi keluarga, serta mengembangkan program perkesmas melalui bimbingan antisipasi yang didiukung oleh kebijakan pemerintah terutama untuk remaja di Kelurahan Tugu Kota Depok.

Changes in adolescence is the risk of causing them to behave negatively including drug abuse, so they are expected to do the risk control. The aims of this research is to identify adolescent's and family's characteristics, parenting style, and their relationship with risk control of drugs abuse in Adolescent at Kelurahan Tugu Kota Depok. This is a quantitative research with cross sectional methods. There are 157 adolescents as sample, with result that 81,5% families are having authoritarian parenting style,insufficient risk control of drug abuse is identified in 51% of sample and the dominant variable correlated with risk control of drug abuse are mother?s education, family income, and family smoking behaviour. Advice given is to improve nursing care of families especially about parenting style and communication, also to develop a community health nursing program through anticipatory guidance that supported by the local government especially for adolescence in Kelurahan Tugu Kota Depok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Cahyadi Nugroho
"Penelitian ini dititikberatkan pada pembahasan mengenai kewenangan pemerintah dalam rehabilitasi sosial dan implementasi pelaksanaan rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu melakukan analisa dengan pendekatan peraturan perundang-undangan di bidang administrasi pemerintahan serta penggunaan teori kewenangan dalam lingkup hukum administrasi negara. dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka secara atribusi berdasarkan ketentuan undang-undang narkotika dan undang-undang pemerintah daerah kewenangan pemerintah dalam rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza termasuk dalam urusan pemerintahan bidang sosial. kemudian secara delegasi pengaturannya diserahkan pada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang sosial, yang menurut Perpres 24 tahun 2010 dan Perpres 46 tahun 2015 menteri yang dimaksud adalah menteri sosial. tetapi dalam implementasinya ada lembaga lain yaitu Badan narkotika nasional ikut melaksanakan fungsi rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza, kondisi ini tentunya dapat menimbulkan potensi tumpang tindih kewenangan, dan menurut undang-undang administrasi pemerintahan termasuk kategori penyalahgunaan kewenangan karena melaksanakan kewenangan diluar tujuan diberikannya wewenang. Oleh karena itu diperlukan koordinasi antar lembaga untuk membahas bagaimana sebaiknya pelaksanaan rehabilitasi sosial apakah tetap mengikuti ketentuan undang-undang narkotika atau ada perjanjian kerjasama antar lembaga yang bersangkutan sehingga terjadi keselarasan dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial pecandu dan korban penyalahgunaan napza.

This research focuses on the discussion on government authority in socialrehabilitation and implementation of addicts and drug abuse victims usingnormative juridical research method that is to analyze with regulation approach ingovernment administration and the use of authority theory within the scope ofstateadministrationlaw.from the results of research that has been done then theattribution based on the provisions of the narcotics laws and local governmentlaws government authorities in social rehabilitation of addicts and victims of drugabuse included in the affairs of social government. then the delegation arrangements submitted to the minister who organizes social government affairs,according to Perpres 24 of 2010 and Presidential Regulation 46 of 2015 the minister in question is a social minister. but in the implementation there is another institution that is the National Narcotics Agency participate in implementing the social rehabilitation function of addicts and drug abuse victims, this condition can certainly lead to potential overlapping of authority, and according to the law of government administration including the category of abuse of authority forexercising authority outside the purpose of granting authority. Therefore, interinstitutional coordination is needed to discuss how best to implement socialrehabilitation whether to follow the provisions of narcotics law or there is cooperation agreement between institutions concerned so that there is harmony in the implementation of social rehabilitation of addicts and drug abuse victims"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huriah Astuti
"Tujuan dan Metode. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi merokok dengan lama waktu sampai mulai menyalahgunakan ganja. Sampel penelitian ini adalah 10.379 pelajar/mahasiswa perokok, dengan 708 penyalahguna ganja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kesintasan regresi Cox with time dependent covariats.
Hasil Penelitian. Berdasarkan frekuensi merokok, median waktu ketahanan dari mulai pertama kali merokok sampai menyalahgunakan ganja menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok merokok rutin dengan kelompok merokok tidak rutin, masing-masing 2 tahun. Hasil uji wilcoxon menyimpulkan ada perbedaan ketahanan menyalahgunakan ganja antara kelompok jarang merokok dengan kelompok perokok berfrekuensi <5 - >35 batang/minggu. Analisis multivariat menunjukkan pola semakin banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi, semakin besar nilai risiko untuk menyalahgunakan ganja setelah dikontrol oleh variabel confounder (riwayat minum alkohol, keluarga terpajan alkohol dan atau narkoba, pernah terpisah orangtua minimal enam bulan, dan pengaruh teman sebaya). Risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi <5 - 7 batang/minggu adalah 2.5 lebih besar daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok. Sedangkan risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi >7 - 35 batang/minggu adalah 4.0 kali lebih cepat daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok. Sementara, risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi >35 batang/minggu adalah 4.5 kali lebih cepat daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok.
Kesimpulan. Frekuensi merokok mempengaruhi besarnya risiko untuk menyalahgunakan ganja. Semakin banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi, semakin besar risiko untuk menyalahgunakan ganja.

Objective. The purpose of this study was to know the relationship between cigarette smoking frequency with long time to start cannabis use. A sample of 10.379 student smokers, with 708 cannabis users was used. Cox regression with time dependent covariats was analyzed as study method.
Results. Based on the frequency of cigarette smoking, the median of survival time from initial smoking to cannabis use showed no difference among regular smoking group with non regular smoking group, each 2 years. Wilcoxon test result concluded that there were difference of survival cannabis use between non regular smoking group with smokers groups which regular cigarette smoking <5 - >35 cigarette/week. Multivariate analysis showed patterns that the more the number of cigarettes consumed, the greater risk to cannabis use, after controlled by the confounder variables (history of alcohol drinking, family exposed to alcohol and or drugs, separated parents at least six months, and the influence of peers). Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <5 ? 7 cigarette/week was 2.5 greater than students who non regular smoking. Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <7 ? 35 cigarette/week was 4.0 greater than students who non regular smoking. Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <35 cigarette/week was 4.5 greater than students who non regular smoking.
Conclusion. Frequency of smoking influences the risk of cannabis use. The more the number of cigarette consumed, the greater risk to cannabis use.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Garmiaty SP
"Tesis ini membahas kefektifan strategi pelatihan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Penelitian ini mengungkap bahwa strategi memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat Kampung Bali mampu meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut serta mencegah penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini juga berhasil mengungkap kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pelatihan yaitu: komunikasi, peralatan, dan pengakuan masyarakat akan hasil pelatihan tersebut.
Dari hasil pelatihan-pelatihan tersebut terungkap bahwa ada sebagian warga yang mampu mengambil manfaat ekonomi dari keterampilan yang mereka peroleh dan mereka juga berkomitmen untuk terus ikut berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. Program pelatihan yang berkelanjutan diperlukan agar tujuan akhir yaitu membebaskan Kampung Bali dari penyalahgunaan narkoba dapat terlaksana.

This study discussed the training strategy effectiveness in enhancing community participation towards drug abuse prevention campaign in Kampung Bali. Kamung was formerly known as an area in which drugs are commonly found and resulted in bad images of the area. The study reveals that such strategy is found to be useful in increasing the level of community participation in the prevention campaign. The study has also shown that there are three obstacles identified: communication, equioment and people’s acknowldgement towards the ouput of the training program.
The results of the training also serve as ways for the participants to take economic benefit by utilizing the skills gained from the training. They have also shown their commitment to keep being involved in similar programs in their neighborhood against drug abuse. A sustainable training program is needed to ensure a complete eradication of drug abuse in Kampung Bali.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>