Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205651 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Kuncoro
"Keselamatan pasien rumah sakit adalah sistem rumah sakit untuk membuat asuhan pasien lebih aman. Aman dari kemungkinan terjadinya risiko Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Keselamatan pasien merupakan bagian dari manajemen risiko klinis rumah sakit. Salah satu tujuan terpenting implementasi sistem keselamatan pasien rumah sakit adalah mencegah dan mengurangi risiko terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) terkait dengan proses pelayanan kesehatan. Sistem keselamatan pasien rumah sakit di Indonesia masih menghadapi permasalahan dalam implementasinya. Materi sistem keselamatan pasien rumah sakit dalam penerapannya di rumah sakit mengacu pada panduan nasional sistem keselamatan pasien, pedoman pelaporan IKP dan materi Joint Commission International (JCI) yang meliputi International Patient Safety Goals (IPSG) 1sampai dengan 6.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, kualitas kehidupan kerja dan kinerja perawat dalam penerapan sistem keselamatan pasien di rumah sakit berkaitan materi tersebut serta apakah ada hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Perawat menjadi subyek penelitian berkaitan dengan proses pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah sakit.
Hasil penelitian dari 57 responden perawat tentang materi sistem keselamatan pasien menunjukkan nilai pengetahuan subyek klasifikasi baik lebih banyak dibanding klasifikasi kurang, demikian pula sikap perawat menunjukkan klasifikasi baik lebih banyak dibanding klasifikasi kurang, tetapi kualitas kehidupan kerja menunjukkan nilai hampir sama antara klasifikasi baik dengan klasifikasi kurang. Kinerja perawat menunjukkan klasifikasi baik jauh lebih banyak dibanding klasifikasi kurang. Hasil uji statistik dengan Chi-Square Test menunjukkan tidak ada korelasi secara signifikan antara pengetahuan, sikap dan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat dalam penerapan Sistem Keselamatan Pasien (SKP) di rumah sakit XY tahun 2011. Dengan uji Fisher Exact Test menunjukkan ada korelasi secara signifikan antara komponen partisipasi dengan kinerja perawat. Direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja rumah sakit XY dengan memperbaiki cara-cara penyelesaian masalah dengan tidak menyalahkan dan menghukum.

Patient Safety is a system whereby the hospital made a patient?s safer. The safety is in the firm of occurrence patient safety incidents (IKP). Patient Safety can be defined as prevention and amelioration of adverse outcomes or injuries stemming of the health care process in hospital. Patient Safety is a part of clinical risk management hospital. One of the most important purpose the implementation of hospital patient safety system is to prevent and reduce of the risk of the occurence of unexpected events (KTD) associated eith the healthcare process.
Patient safety system of hospital in Indonesia still faces problem and implementation substantial system of hospital patient safety in its application in the hospital refering to national patient safety guidance system, reporting guidelines IKP and substantial Joint Commission International (JCI) which includes the International patients Safety Goals (IPSG) 1 to 6.
This research using quantitiative approach with cross sectional design aims to know how crosssectional picture of the knowledge, attitude, quality of work life and work performance of the nurse in the application system patient safety related substantial materials. The nurses is a subject the research related to an identify whether any relationship among variables health service to the patient in the hospital.
The results of 57 respondents about nurse patient safety system substantial
showed the value of knowledge and attitude of a better classification is more than a less classification, however the quality of work life showed that a better classification remains somewhat similiar to a less classification. Work performance of nurses demonstrating well classification is much more on appeal the less classification. The statistical test results with Chi-square test shows there are no significant correlation among knowledge, attitude and quality of work life with the work performance in the implementation of the system of nursing patient safety (SKP) in XY private hospital in 2011. Using Fisher exact test indicate that there is a significant correlation among variables of participations with work performance of a nurse. Recommended for develop of quality of work life of the XY hospital with improve problem solving and no blaming culture."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30707
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Viselita
"Komitmen organisasi perawat saat ini belum optimal dan menyebabkan beberapa dampak negatif. Salah satu rumah sakit khusus jantung di Jakarta telah menerapkan sistem perekrutan, orientasi, pengembangan pendidikan yang baik bagi perawat. Namun, outcome yang diharapkan belum menunjukkan hasil yang optimal untuk komitmen perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas kehidupan kerja perawat dan karakteristik personal dengan komitmen organisasi perawat. Desain penelitian menggunakan kuantitatif cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 242 perawat di salah satu rumah sakit khusus jantung di Jakarta dengan teknik convenience sampling. Analisis data dilakukan menggunakan chi square, korelasi spearman, dan regresi logistik berganda. Hasil analisis menunjukkan komitmen organisasi perawat tinggi (52,9%) dan kualitas kehidupan kerja perawat tinggi (67,4%). Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik personal (usia, jenis kelamin, suku, status pernikahan, tingkat pendidikan, lama kerja, jenjang karir, jabatan, pendapatan per bulan, lokasi keluarga, dan lama waktu tempuh) dengan komitmen organisasi perawat dan ada hubungan kualitas kehidupan kerja perawat dengan komitmen organisasi perawat (p 0,001). Hasil regresi logistik berganda menunjukkan kualitas kehidupan kerja perawat merupakan faktor yang paling berhubungan dengan komitmen organisasi perawat (OR: 5,277) serta dimensi konteks kerja dalam kualitas kehidupan kerja perawat yang paling berhubungan dengan komitmen organisasi perawat (OR: 11,659). Kesimpulan dari hasil penelitan ini adalah perawat memiliki komitmen organisasi tinggi dan kualitas kehidupan kerja perawat tinggi. Manajemen rumah sakit lebih memperhatikan lagi kualitas kehidupan kerja perawat sehingga komitmen organisasi perawat dapat semakin meningkat.

Nurses organizational commitment has not been optimal and this can lead to several negative impacts. One of the cardiovascular hospital in Jakarta had done a good recruitment system, good orientation programed of new nurse, and gave a good education development for nurses. Unfortunately, an aoutcome for organizational commitment was not optimal yet. Our study aimed to identify the relationship between quality of nursing work life and personal characteristics with nurses organizational commitment. Our study was quantitative cross sectional. Sample of our study was 242 nurses in national cardiovascular hospital in Jakarta recruited using convenience sampling technique. Data analysis performed was using chi square, spearman correlation, and multiple logistic regressions. The analysis showed nurses organizational commitment was high (52,9%) and quality of nursing worklife was high (67,4%). Bivariate analysis showed there was no assosiation between personal characteristics (age, sex, ethnicity, marital status, education, tenure, career ladder, job position, income per month, family location, and length of time traveled) and nurses organizational commitment and there was assosiation between quality of nursing work life and nurses organizational commitment (p 0,001). Logistic regresion analysis showed quality of nursing worklife was the most related factor (OR: 5,277) and Work context dimension was the most related factor to nurses organizational commitment (OR: 11,659). Hospital management should pay more attention to quality of nursing worklife, so that the organizational commitment of nurses can increase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T54617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Zakiyyah
"Masalah sikap perawat yang negatif dalam melaporkan insiden berdampak pada rendahnya angka insiden yang dilaporkan (underreporting). Pelaporan insiden bermanfaat sebagai pembelajaran untuk mencegah terulangnya kejadian serupa sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien. Efikasi diri merupakan faktor yang mendorong perawat untuk bersikap positif terhadap pelaporan insiden. Efikasi merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki dalam mengatasi suatu tugas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri dan sikap perawat dalam melaporkan insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 117 perawat yang dipilih secara probability sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Reporting of Clinical Adverse Events (RoCAES) dan kuesioner General Self Efficacy (GSE). Hasil didapatkan adanya hubungan yang kuat antara efikasi diri perawat dan sikap perawat dalam melaporkan insiden keselamatan pasien (p= 0,001). Efikasi diri yang tinggi meningkatkan sikap perawat terhadap pelaporan insiden. Rekomendasi bagi pihak rumah sakit untuk menetapkan prosedur yang jelas terkait jenis insiden yang harus dilaporkan, menciptakan iklim tidak menyalahkan dan memalukan, dan meningkatkan potensi efikasi diri perawat dengan rutin mengadakan pelatihan dan berbagi ilmu serta pengalaman dalam melaporkan insiden.

Nurses' negative attitudes in reporting patient safety incidents has an impact on the low number of reported incidents (underreporting). Reporting incidents is beneficial and can be a lesson to prevent the recurrence of similar incidents so it’s improve patient safety. Self-efficacy is a factor that encourages nurses to have a positive attitude towards reporting incidents. Efficacy is an individual's belief in their ability to overcome a particular task. This research aims to identify the relationship between self-efficacy and nurses' attitudes in reporting patient safety incidents in hospitals. This cross-sectional study involved 117 nurses selected using probability sampling. The study used the Reporting of Clinical Adverse Events (RoCAES) questionnaire and the General Self Efficacy (GSE) questionnaire. The results shows that there is a strong relationship between nurse’s self-efficacy and nurses' attitudes in reporting patient safety incidents (p= 0.001). High self-efficacy improves nurses' attitudes towards reporting incidents. Recommendations for hospitals to establish clear procedures regarding the types of incidents that must be reported, create a climate of no blame and shame, and promote nurses' self-efficacy by regularly holding training and sharing knowledge and experience in reporting patient safety incidents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sari Kusumawati
"Budaya keselamatan memiliki peran penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Masih ditemui masalah terkait budaya keselamatan pasien dan sikap pelaporan insiden keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien dapat berhubungan dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan cluster sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 400 perawat di tiga rumah sakit umum daerah di tiga kabupaten Derah Istimewa Yogyakarta.
Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien p=0,005 . Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi sikap pelaporan secara berurutan yaitu jabatan, budaya keselamatan pasien, level kompetensi, masa kerja, dan usia perawat R2=0,892.
Kesimpulan adalah bahwa budaya keselamatan pasien memiliki peran penting terkait sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien, upaya untuk memperkuat budaya keselamatan pasien dapat memperbaiki sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.
Rekomendasi yang diberikan yaitu perbaikan pengaturan staf di rumah sakit, penyelenggaraan pelatihan atau diskusi rutin sebagai tindak lanjut dari pelaporan insiden, menghilangkan budaya menyalahkan terkait pelaporan insiden, memberikan apresiasi kepada perawat yang bersedia melaporkan insiden, menumbuhkan budaya saling mendukung antar perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.

Safety culture has important role in realizing a safe nursing service for patients. Problems related to patient safety culture and patient safety incident reporting are still encountered. The safety culture of the patient may relate to the nurse 39 s attitude in incident reporting. This study aims to determine the relationship of patient safety culture with the attitude of the nurses in reporting patient 39 s safety incidents. Cross sectional study using cluster sampling was conducted by filling a questionnaire involving 400 nurses at three regional public hospitals in three districts in the province of Yogyakarta special region.
The result shows that there is a significant correlation between patient safety culture and nurse attitude in reporting patient 39 s safety incident p 0,005 . Linier regression result shows consecutively that their position, patient safety culture, level of competence, year of service and age affect their attitude in reporting an accident R2 0,892.
The conclusion is that the patient safety culture has an important role in the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident, efforts to strengthen the patient 39 s safety culture could improve the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident.
Recommendations include improvements in hospital staffing, regular training or regular discussions as a follow up to incident reporting, eliminating a culture of incident reporting error, giving appreciation to nurses willing to report incidents, fostering a mutually supportive culture among nurses in reporting patient safety incidents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haffizzurrachman Syarief
"Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dan besaran berbagai variabel
kesehatan dan kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja perawat di Rumah
Sakit Umum (RSU) Tangerang. Variabel kesehatan tersebut meliputi
sejarah kesehatan keluarga, lingkungan kehidupan, perilaku gaya hidup,
dan status kesehatan perawat. Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah desain potong lintang. Data dianalisis dengan
pendekatan Structural Equation Model (SEM) menggunakan software
Smart-PLS. Populasi yang diamati adalah perawat yang bertugas di semua
pelayanan RSU Tangerang dengan 250 perawat terpilih sebagai sampel
yang dilakukan secara multistage random sampling. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kinerja perawat di RSU Tangerang dipengaruhi oleh
semua variabel, yang berarti model teoritis yang diusulkan pada penelitian
ini dapat digunakan sebagai variabel prediktor. Pada model, variabel
kualitas kehidupan kerja perawat merupakan variabel prediktor terbesar
yang memengaruhi kinerja perawat. Dengan demikian, variabel kinerja
perawat dipengaruhi oleh banyak variabel dengan pengaruh yang relatif
kecil (6,16%). Intervensi terhadap semua variabel yang ditawarkan pada
penelitian ini akan memberikan hasil yang kecil terhadap kinerja perawat
sehingga memerlukan intervensi tambahan pada variabel lain.
This study aims to see the effect and magnitude of health variables and
variable of the quality of work life on the performance of nurses working in
Tangerang General Hospital. Health variables include family medical
history, living environment, lifestyle behaviors, and health status. Cross-
sectional method used in this study. Data were analyzed with the approach
to Structural Equation Model (SEM) using software Smart-PLS. In this study
nurses who serve in all services at Tangerang General Hospital was
chosen as the unit of analysis with 250 nurses was selected as the samples
and multistage random sampling were used. The results of the analysis showed that the performance of nurses in Tangerang General Hospital was
influenced by all the variables which means that the theoretical model
proposed in this study can be used. The quality of work life of nurse was the
greatest predictor variables in the model that affect the performance of
nurses. Thus, this study concluded that the variable performance of nurses
is affected by many variables with its influence was relatively small (6,16%).
Therefore all the variables offered in this study will intervene not large
enough results to produce an excellent performance of the nurses at
Tangerang General Hospital and required additional intervention efforts on
other variables."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Baidoeri
"Kinerja perawat merupakan cerminan mutu pelayanan rumah sakit dimana perawat mnerupakan SDM yang paling dominan dan berperan penting dalam memberikan dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sebagian besar kontak pasien dilakukan dengan perawat dengan memberikan pelayanan penuh dan mendampingi pasien selama 24 jam sehari.
Dari karakteristik perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Asshobirin (RSIA) Tangerang didapatkan bahwa 62% perawat berpendidikan SPK. Jumlah perawat di Rumah Sakit Asshobirin (RSIA) Tangerang sebanyak 68 orang untuk melayani 100 tempat tidur dengan BOR 78%, dirasakan kurang. Beban kerja yang tinggi dan tidak berjalannya SOP yang sedikit banyak dapat mempengaruhi motivasi kerja, merupakan faktor yang berpengaruh dalam memacu kinerja seseorang.perawat dalam bekerja. Dengan latar belakang kepala ruangan yang semuanya adalah SPK, perlu dilihat lebih lanjut hubungan kepemimpinan kepala ruangan karma peran sentral seorang pemimpin dalam memberikan dukungan dan bimbingan perlu dicermati sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam meneerminkan kinerja seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap RSIA Tangerang serta melihat hubungan karakteristik individu yaitu umur, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan, dan status perkawinan; motivasi kerja perawat yaitu persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan; dan kepemimpinan atasan yaitu kredibilitas, komunikasi dan supportive terhadap kinerja perawat. Desain penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan kuesioner melalui pendekatan cross sectional terhadap seluruh 61 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan tidak mengikutsertakan 7 orang kepala ruangan.
Dari hasil penelitian didapatkan 51% perawat yang mempunyai kinerja buruk. Lebih lanjut penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara dua karaktersitik individu yaitu umur dan pendidikan; semua komponen motivasi kerja (persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan) dan kepemimpinan atasan (kredibitlitas, komunikasi dan supportive) dengan kinerja perawat.
Persepsi peran dan supportive merupakan variable yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. Namun dari kedua variable tersebut, variable supportive merupakan paling berpengaruh.
Disarankan agar rumah sakit lebih memberdayakan perawatnya dengan memberikan pelatihan dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pendidikan formal. Struktur organisasi keperawatan perlu ditinjau ulang untuk menghindari rankap jabatan. Posisi Kepala rawat inap yang dipegang rangkap oleh seorang kepala ruangan harus lebih jelas digambarkan dalam struktur besar organisasi RSIA. Struktur organisasi keperawatan sebaiknya dipisahkan dari pelayanan medis sehingga dapat berdiri sendiri dan lebih otonom dengan menunjuk seorang perawat yang kompeten sebagai pimpinan. Sistem imabalan dapat diberikan dalam bentuk lain selain materi seperti pelatihan, penghargaan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan kondisi fisik kerja yang lebih menyenangkan sehingga dapat lebih memotivasi perawat dalam bekerja. Sistem penilaian kinerja yang baku perlu disusun sebagai pedoman dan standard kompetensi dalam penyusunan jenjang karir dan sistem imbalan. Disamping masa kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan perlu diperhitungkan dalam penyusunan jenjang karir.
Pimpinan keperawatan perlu menyusun kembali dan merevisi SOP yang sudah ada secara rinci dan jelas sehingga perawat mempunyai acuan dan pedoman yang jelas dalam bekerja serta mensosialisasikannya. Untuk mengatasi beban kerja yang tinggi terutama di bangsal Mina dan Namira, perlu diadakan penambahan jumlah perawat sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.

Nurse performance represents the service quality of a hospital. Nurses themselves are the dominant human resource that plays an important role in delivering and maintaining the quality of health service. Most patients rely on nurses' services 24 hours.
A condition that can influence the work performance is the fact that 62% nurses are graduated from nursing high school With the capacity of 100 bed and 70% bed occupancy rate, 68 nurses employed by the hospital is considered not enough. Heavy workload and less implementation in SOP can more or less influence the work motivation, which is one of the factors that can increase the nurse's work performance. Since the background of the entire nurse head are nursing high school graduate, the central function of a leader in providing support and guidance should be noticed as an inseparable part in reflecting work performance
The aim of this research is to give a description of the overall nurse performance in inpatient service in Asshobirin Islamic Hospital and to look at the relationship of individual characteristic such as age, gender, length of work, education and marital status; nurse's work motivation which consist of role perception, work design, working condition, career development and reward; and nurse head leadership which comprise of credibility, communication and supportive towards nurse performance, The research surveys 61 nurse in inpatient department and excluding 7 head nurse using a questionnaire in a cross sectional approach.
The result shows that 51% of the nurse has bad work performance. The research also shows that there have been significant relationships between 2 components of individual characteristic, which are age, and education with nurse performance. All of the components of nurse's work motivation (role perception, work design, working condition, career development and reward) and head nurse leadership (credibility, communication, supportive) with nurse performance.
Role perception and supportive are considered as the influential factors towards nurse performance and the most influential factor between both of them is supportive.
It is advisable that the hospital empowered the nurses with trainings and opportunities to upgrade their skills and knowledge through formal education. To maximize the role of leadership, the organizational structure should be reorganized to avoid double position that can interfere good Leadership implementation. Furthermore the position of the head of inpatient department which is also head by a head nurse should be clearly stated in the hospital's organization structure. On the other hand nursing department should stand separately from medical service department to give a more autonomy and appoint a competent nurse as the head of the department. Reward system can be given in other forms like training, merit, opportunity for self-actualization and a more conducive work condition, all of which can increase work motivation. A standardized performance appraisal has to be made as a guidance and standard of competence in developing career path and reward system.
The head of nursing department must improve and socialize the SOP in a vivid and clear document for nurses in their daily work. To deal with high workload especially in Mina and Namira, additional number of nurses is necessary.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrasari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Hanum Aini
"Keselamatan pasien merupakan hal yang harus ada dalam suatu jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dan TKPRS (Tim Keselamatan Pasien) merupakan standar yang ada di rumah sakit di Indonesia sebagai syarat untuk akreditasi rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pendidikan dan pengetahuan dengan perilaku tenaga kesehatan dalam mendukung keselamatan pasien. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (cross sectional).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku dengan p value = 0.0001 dengan OR=45.250 artinya tenaga kesehatan berpendidikan tinggi mempunyai peluang 45.250 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan pendidikan dibawah SLTA. Pengetahuan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku p value= 0.0001 dengan OR= 75.417 artinya tenaga kesehatan berpengetahuan baik mempunyai peluang 75.471 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan yang kurang. Dengan diketahuinya hubungan antara pendidikan dan pengetahuan tenaga kesehatan dalam mendukung perilaku keselamatan pasien, peneliti menyarankan : Rumah Sakit hendaknya menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi tenaga ksehatan serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam mendukung program keselamatan pasien.

Patient safety is something that must exist in a health service hospital and TKPRS (Patient Safety Team) is a standard that is in the hospital in Indonesia as a requirement for hospital accreditation.
The purpose of this study was to determine the relationship between education and knowledge of the behavior of health personnel in support of patient safety. This study uses cross-sectional design (cross-sectional).
The results showed that health education has a significant correlation with the behavior of the p value = 0.0001 OR = 45 250 health workers educated means having opportunities 45 250 times to support patient safety behavior than education below high school. Knowledge of health workers has a significant relationship with p value = 0.0001 behavior with OR = 75 417 means knowledgeable health professionals 75 471 times better to have the opportunity to support patient safety behavior than less. By knowing the relationship between education and knowledge of health professionals in support of patient safety behavior, researchers advise: Hospitals should provide education and training programs to improve and maintain the competency of ksehatan and support interdisciplinary approaches to support patient safety program."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Syahputra
"Penelitian ini membahas tentang hubungan komponen quality of work lifedengan kinerja perawat di bagian keperawatan Rumah Sakit Budi KemuliaanBatam Era Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2015.Metodologi penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitianini untuk melihat hubungan antara sembilan komponen variabel independenQuality of Work Life yaitu: keterlibatan karyawan, kompensasi, rasa amanterhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi,pengembangan karir, fasilitas, penyelesaian masalah dan komunikasi dengankinerja perawat di Bagian Keperawatan Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. Responden berjumlah 100 perawat.Karakteristik responden dari umur terbanyak usia 20-29 tahun 40 dan30-39 tahun 39, pendidikan rata-rata D3 keperawatan 87, status pegawaiterbanyak adalah pegawai tetap 88 dan lama bekerja terbanyak diatas3 tahun 59. Analisis bivariat dengan Chi Square dan uji korelasiSpearman didapatkan hubungan yang signifikan dengan kinerja perawatadalah komponen keterlibatan karyawan, kompensasi dan keselamatan lingkungankerja. Analisis lanjut regresi logistik didapatkan komponen yang mempunyai hubungan signifikan adalah keterlibatan karyawan, kompensasi, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, pengembangan karir.

This Research assess the relationship between Quality Of Work Life QWL components and the performance of nurses in the Budi KemuliaanHospital Batam Era National Health Insurance 2015.Research metodology quantitative, cross sectional design. These QWLcomponents are employee participation, compensation, job security, workenvironment safety, a sense of pride in the institution, career development,facilities, conflict resolution and communication.Respondents were amounted to 100 nurses. The age of majority of respondents is 20 29 years 40 and 30 39 years 39 average education is Diploma of nursing 87, the statusof most employees are permanent employee 88 and working periode isover 3 years 59. Bivariate analysis with Chi Square and Spearmancorrelation test found a significant relationship between components ofemployee participation, compensation and work environment safety with thenurses performance. Further multiple logistic analysis found asignificant relationship between components of employee participation,compensation, job security, work environment safety and career development withthe performance of nurses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Ayu Haryati
"Kinerja perawat memiliki peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan serta keberlangsungan operasional rumah sakit. Tingginya turn over perawat di rumah sakit Bali Med dapat berdampak pada kinerja perawat, oleh karena terjadi penggantian perawat yang lama dan sudah handal dengan perawat baru yang kurang berpengalaman. Hingga saat ini rumah sakit Bali Med Denpasar belum memiliki informasi yang lengkap mengenai kinerja perawat dan kualitas kehidupan kerja mereka.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja perawat, hubungan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat serta faktor mana yang paling dominan memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat di rumah sakit Bali Med Denpasar.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, yang berarti pengukuran variabel bebas dan terikat dilaksanakan pada satu waktu. Populasi penelitian adalah semua perawat pelaksana yang berjumlah 118 orang, menggunakan alat ukur kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat adalah pengembangan karir dengan nilai Beta 0,304, ada hubungan signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat, sebagian besar perawat memiliki kinerja kurang.
Peneliti menyarankan adanya pola pengembangan karir tenaga keperawatan, yang bisa dijadikan pedoman didalam peningkatan kompetensi perawat.

The ward nurse's performance plays a vital role in delivering healthcare service and ultimately the sustainability of the hospital. The high nurse turn over rate results in the decrease in the nurse's performance since the more experienced nurses are replaced by the less experienced ones. The ward nurse's performance is so essential that the hospital management holds the responsibility to uphold the ward nurse's quality of work life for keeping up their performance. Bali Med Hospital currently does not have the complete information regarding the ward nurse's performance as well as their quality of work life.
The purpose of this study is to figure out the ward nurse's performance, the relationship of the ward nurse?s quality of work life with the their performance, along with which is the most influential factor on the ward nurse's performance in Bali Med Hospital in Denpasar.
This is a cross sectional survey design using questionnaire. The population is each and every ward nurse's with the sum of 118 nurse.
The results revealed that the career development is the most influential factor on the ward nurse's performance with standardized regression coefficient of 0,304. The majority of the ward nurse's have the poor performance.
This study calls for the initiation of the career development to eventually lower the high nurse turn over rate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31803
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>