Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mutiara Sejati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fermana Nusantara
"Membangun merek yang kuat dengan ekuitas besar dapat memberikan banyak manfaat pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa, antara lain menumbuhkan kesetiaan konsumen yang lebih besar, konsumen tidak rentan terhadap strategi yang dilakukan pesaing, dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar, reaksi konsumen terhadap perubahan harga sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, meningkatkan efektivitas komunikasi pemasaran dan peluang untuk melakukan brand-extensions.
Merek juga memiliki arti sebagai identitas diri dari perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat dengan mudah membedakan dirinya dengan para pesaing. Beberapa merek terkenal di dunia memanfaatkan karakteristik manusia ke dalam produk dan jasa yang ditawarkan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan konsumen mengingat merek tersebut serta memberikan hubungan yang lebih mendalam dan lebih emosional antara merek dengan konsumen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan preferensi konsumen dalam memilih suatu produk atau jasa yang ditawarkan.
Restoran cepat saji merupakan salah satu jenis perusahaan yang sangat berminat untuk bisa membangun merek yang kuat, akan tetapi usaha untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah. Banyaknya produk yang ditawarkan dalam industri restoran cepat saji, tidak terdiferensiasinya produk yang ditawarkan dan jalur distribusi yang tidak jauh berbeda dengan para kompetitor, merupakan tantangan yang dihadapi oleh industry restoran cepat saji dalam membentuk merek yang kuat.
PT. Fast Food Indonesia, Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken (KFC) merupakan salah satu restoran cepat saji yang berusaha memanfaatkan personalitas merek untuk membangun hubungan secara emosional dengan para konsumen. Dua kompetitor terdekat dari KFC dilihat dari pilihan pertarna konsumen dalam memilih restoran cepat saji adalah McDonald's dan Texas Fried Chicken.
Berdasarkan pertimbangan diatas, dilakukan penelitian untuk mengetahui personalitas merek yang.tercipta dalam benak konsumen diantara ketiga restoran cepat saji yaitu antara Kentucky Fried Chicken, McDonalds dan Texas Fried Chicken. Penelitian dilakukan di Jakarta dengan menggunakan responden sebanyak 100 orang. Kriteria utama dari responden adalah minimal dalam 3 bulan terakhir pemah mengunjungi salah satu kategori restoran cepat saji. Atribut personalitas merek restoran cepat saji terdiri dari 5 dimensi dengan 42 .atribut personalitas merek yang ditulis oleh Siguaw, Mattila dan Austin (1999) berjudul "The Brand-personality Scale: An Application for Restaurants."
Hasil analisa memperlihatkan bahwa restoran cepat saji McDonalds dipersepsikan lebih "excitement", lebih "sophistication" dan bersama dengan restoran TFC dipersepsikan lebih "ruggedness". Sedangkan untuk restoran cepat saji KFC dipersepsikan lebih "sincerity" dan lebih "competence". Dari hasil analisis korespondensi diperoleh informasi bahwa KFC mempunyai 17 atribut personalitas merek yang dipersepsikan oleh konsumen. Delapan diantaranya telah sesuai dengan personalitas merek yang diharapkan oleh manajemen KFC, yaitu personalitas merek "enak dilihat", "memberikan manfaat", "rendah hati", "tulus hati", "pekerja keras", "sukses", "tidak ketinggalan jaman" dan dapat "memberi jaminan".
Terdapat beberapa atribut personalitas merek tambahan yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap KFC dalam benak mereka selain yang diharapkan oleh manajemen KFC, yaitu "berorientasi keluarga", "bersemangat", "bertanggung jawab", "cerdas", "lembut", "nyata dalam tindakan", "seumuran", "tangguh" dan "unik". Personalitas merek tersebut dapat dijadikan aset bagi KFC untuk dijadikan araban pembentukan personalitas merek ke depan sesuai dengan visi dari KFC.
Restoran cepat saji McDonalds mempunyai 19 atribut personalitas merek yang dipersepsikan oleh konsumen dalam benak mereka, yaitu "orisinil", "periang", "peka", "ramah", "bcrani", ''trendi", "mengasyikkan", "kalem", "berjiwa muda", "penuh daya khayal", "mandiri", "terampil", "berj iwa pemimpin", "meyakinkan", "kalangan atas", "sangat menarik", "menyenangkan", "siap sedia" dan ''tegas". Sedangkan KFC mempunyai personalitas merek yang lebih sedikit, yaitu "sederhana", "jujur", "dapat dipercaya", "berkepribadian maskulin" dan "kebarat-baratan".
Personalitas merek yang berhubungan dengan persepsi jenis kelamin yaitu "berkepribadian feminim" tidak dipersepsikan berbeda secara signiflkan diantara ketiga restoran cepat saji yang diperbandingkan. Hal ini didukung oleh analisis korespondensi yang dilakukan dimana personalitas merek tersebut diduga tidak mempunyai keterkaitan atau saling bebas dengan kategori restoran cepat saji. Artinya konsumen tidak mempersepsikan ketiga restoran cepat saji yang diperbandingkan ada yang mendominasi atribut personalitas merek "berkepribadian feminim".
Dengan mengetahui personalitas merek yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap KFC serta mengetahui personalitas merek dari kompetitor, KFC dapat memperoleh celah untuk membangun personalitas merek yang kuat agar dapat membangun hubungan emosional yang kuat dengan konsumen. Pemanfaatan personalitas merek secara tepat oleh KFC diharapkan secara emosional dapat merebut hati konsumen hingga dapat membentuk loyalitas dan pada akhirnya bisa memberikan keuntungan bersaing jangka panjang untuk pembentukan ekuitas merek dari Kentucky Fried Chicken."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Komarudin
"Tesis ini membahas mengenai hubungan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen dengan tujuan utama menentukan faktor-faktor kualitas pelayanan yang paling dominan berpengaxuh terhadap loyalitas konsumen. Penelilitian ini dilakukan berdasarkan metode survey dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan terkait kualitas pelayanan dan loyalitas konsumen sehingga dapat diperoleh informasi faktor-faktor dari kualitas pelayanan yang paling dominan mempengaruhi Ioyalitas konsumen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor dari kualitas pelayanan yang paling berpengaruh terhadap loyalitas konsumen fast food ayam goreng di Indonesia adalah faktor reliability dan responsiveness dan menyarankan industri fast food ayam goreng di Indonesia agar memperhatikan faktor reliability dan responsiveness tersebut guna mempertahaukan dan meningkatkan loyalitas konsumen.

The focus of this study is to discuss the relationship between service quality and customer loyalty with the main purpose to determine the dominant factors of service quality affecting customer loyalty. This research used survey method by collecting questioners which consist of statement about service quality and customer loyalty. Finally we can get information about the dominant factors of service quality aifecting customer loyalty. This research concludes that the dominant factors of service quality aifecting customer loyalty are reliability and responsiveness and this research also suggests to Indonesian fried chicken fast food industries to pay attention for these factors so that it may stabilize and raise customer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
July Hartini
"Untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang paling mendasar dari manusia, maka mengkonsumsi suatu jenis makanan adalah perilaku yang biasa dilakukan. Salah satu jenis makanan yang cukup populer adalah fast food fried chicken. Produk ini menjadi mayoritas pilihan di kalangan mahasiswa yang menjadikan fast food sebagai gaya hidup. Konsumsi fast food fried chicken disenangi karena praktis, cepat, efisien, dan harganya terjangkau, namun disisi lain dapat menyebabkan kegemukan serta memicu kanker. Walaupun mahasiswa sudah menyadari resikonya, tapi kecenderungan membeli masih tetap. Hal ini tidak sesuai dengan pemikiran mahasiswa yang kreatif dan kritis dalam mengolah informasi.
Dengan teori Feslinger, dijelaskan bahwa suatu kondisi dimana seseorang mempunyai sikap, keyakinan dan perilaku yang saling bertentangan dikenal sebagai disonansi kognitif. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi disonansi adalah faktor pilihan, dimana mahasiswa masih memiliki pilihan untuk mengkonsumsi makanan lain. Disamping itu, keteramalan konsekuensi atas tindakan, yaitu resiko yang diakibatkan setelah mengkonsumsinya, juga sudah diketahui secara pasti oleh mahasiswa.
Dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, didapatkan hasil bahwa terjadi disonansi kognitif pada mahasiswa dan juga pengambilan keputusan membeli dipengaruhi oleh faktor situasional dan lingkungan saat mengkonsumsi fast food fried chicken. Rancangan solusi yang diajukan adalah dengan menggunakan metode pcndekatan kualitatif yaitu Indepth Interview dan Focus Group Discussion. Dengan metode ini diharapkan diketahui alasan terjadinya disonansi dan dapat menyadarkan mahasiswa untuk mengurangi disonansi yang terjadi.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Newindraty
"ABSTRAK
Era Industrialisasi dan Globalisasi mendorong berkembangnya fenomena restoran fastfood di seluruh dunia. Adanya restoran-restoran fastfood ini membawa dampak pada pilihan pola makan individu tertentu di mana terdapat restoran-restoran ini. Salah satu tempat makan ini adalah Kentucky Fried Chicken (KFC). Restoran KFC telah menyebar hampir diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, dewasa ini KFC telah memiliki 115 cabang outlet dan dalam menjalankan usaha ini, KFC mencoba memasarkan produknya segmen pasar, khususnya unit keluarga (Bapak, Ibu, anak). KFC memasarkan produknya adalah dengan promosi iklan dan promosi penjualan. keseluruh Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebijakan promosi yang dipilih oleh KFC dan kemudian menggali pendapat remaja tentang promosi yang dilakukan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode survey sample dengan pendekatan kuantitatif pada populasi remaja di kelima wilayah DKI Jakarta, yakni pada murid-murid sekolah Tingkat Menengah Atas atau Perguruan Tinggi, dengan penarikkan sampel jatah (quota sampling) sebanyak 200 responden. Tipe penelitian merupakan penelitian deskriptif dimana data primer yang terkumpul melalui kuesioner, maupun data sekunder yang kemudian variabel-variabelnya dijabarkan kembali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses promosi tersebut Remaja (anak berusia 15-25 tahun) merupakan segmen yang sangat potensial untuk penjualan KFC. Walau mayoritas remaja belum memiliki pendapatan sendiri, uang saku yang mereka miliki biasanya dihabiskan untuk makanan. Tetapi remaja DKI Jakarta, merasa bahwa promosi yang dilancarkan KFC sampai saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka sepenuhnya. Remaja-remaja ini menginginkan promosi yang menawarkan keuntungan harga, promosi yang menawarkan hadiah yang berguna untuk mereka, dan mereka ini menginginkan iklan yang lucu dan menarik. Jadi, promosi yang dijalankan KFC kurang mengena pada segmen remaja yang mana sesungguhnya merupakan konsumen yang sangat potensial. Akibatnya, Efek komunikasi dan promosi yang dilandasi Product Life Cycle tidak efektif. Alangkah baiknya bila di waktu mendatang KFC dapat menciptakan promosi yang dapat mengimbangi keinginan KFC dan keinginan remaja."
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Arief Saidarka
"ABSTRAK
Brand equity merupakan ukuran dari kekuatan sebuah merek. Sebagai restoran cepat saji dengan merek internasional, Kentucky Fried Chicken, McDonalds, dan Burger King sudah pasti memiliki ekuitas merek. Adanya perbedaan banyaknya jumlah gerai dan lamanya beroperasi di Indonesia, khususnya Jabodetabek, memberikan ekuitas merek yang berbeda diantara tiga restoran tesebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur variabel, dimensi, serta indikator dari ekuitas merek Kentucky Fried Chicken, McDonalds, dan Burger King. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan cara memperoleh data dari penyebaran kuesioner kepada 100 responden yang merupakan konsumen ketiga restoran selama enam bulan terakhir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun Kentucky Fried Chicken adalah yang beroperasi paling lama, McDonalds mendapatkan nilai brand equity tertinggi.

ABSTRACT
Brand Equity is a way to measure a brands strength. As a global brand in fast food restaurant, Kentucky Fried Chicken, McDonalds, and Burger King clearly have a brand equity. A difference in operational years and numbers of outlets in Indonesia, especially in Jabodetabek, makes a difference to these three restaurants in terms of brand equity. This research is intended to measure the brand equity variable of the three restaurants, the dimensions in the variable, and the indicators in the dimensions. This quantitative research collects data from 100 respondents that had visited each of the three restaurants in the past six months. This research shows that although Kentucky Fried Chicken is the oldest running between the three, McDonalds have the highest brand equity compared to the other two.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yulianti S
"Sebagai sebuah merek yang sudah cukup tua di Indonesia, KFC tetap mempertahankan eksistensinya sebagai pemimpin pasar dalam bisnis makanan cepat saji. Dengan tagline yang berbunyi "Jagonya Ayam" KFC mampu memberi bukti bahwa itu bukan hanya sebuah omong kosong. Lewat kegiatan Public Relations yang dilakukan secara menyeluruh, dimana customer satisfaction merupakan bagian terpenting dalam kegiatan tersebut membuat image KFC sebagai ayam goreng paling lezat tetap terjaga.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti seperti apa brand image yang dimiliki KFC ditengah ketatnya persaingan antara merek-merek asing yang banyak bermunculan pada saat ini dan sejauh mana pengaruhnya terhadap ekuitas mereknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image KFC terhadap ekuitas merek KFC di Jakarta. Penilaian terhadap ekuitas merek itu sendiri dilakukan dengan mengukur empat dimensi di dalamnya yaitu: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan menyebarkan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara non probabilita dimana tidak semua konsumen mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan responden Untuk menguji reliablitas digunakan teknik alpha cronbach`s. Hasil yang didapat bahwa dimensi-dimensi penelitian ini cukup reliabel karena tidak ada dimensi yang tidak lolos dalam uji ini. Untuk menguji validitas digunakan metode factor analysis. Dengan melihat nilai KMO didapat hasil bahwa semua dimensi penelitian cukup valid.
Langkah selanjutnya untuk melihat pengaruh brand image terhadap ekuitas merek serta dimensi mana dari brand image yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen (brand equity) maka digunakanlah multiple regression. Berdasarkan hasil uji regresi terlihat bahwa terdapat pengaruh yang cukup kuat antara variabel brand image dengan variabel brand equity dan dimensi yang berpengaruh signifikan terhadap brand equity adalah afektif.
Hipotesis penelitian yang disusun sebelumnya ternyata tidak semuanya dapat diterima. Dari hasil yang didapat ternyata dimensi kognitif tidak berpengaruh terhadap ekuitas merek Sehingga hipotesa yang menyatakan semakin tinggi kognitif semakin tinggi ekuitas merek tidak terbukti.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa KFC sudah memiliki brand image yang positif di mata khalayaknya. Dimensi yang paling dominan dalam membentuk brand image KFC adalah afektif. Dimensi ini juga yang mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan ekuitas merek KFC.

KFC as an old franchise brand in Indonesia still keeping it existency as the market leader in fastfood industry. With "Jagonya Ayam" as the tagline, KFC has given the proof that it`s not just a bullshit. Through Public Relations activities that has been done thoroughly, where customer satisfaction is the main part in the activities has made the image of KFC as the most delicious fried chicken restaurant stand still.
Therefore, writer interested to find out what kind of brand image that KFC has in the middle of tight competition between franchise brand that rapidly shows recently. Whereas western culture is truly dominating at this moment. Youngsters especially are the category who closely related with this westernization thing.
Which that makes them as the biggest market who consume all those western thing, including foods ofcourse. Where all those western thing are most appreciated by them. The purpose of this research is to find out the effect of brand image into brand equity building. For the brand equity measurement is done by measuring four dimension. Those are brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty.
This research is using quantitative approach by distributing questionnaire to KFC consumer in Jakarta. Samples are taken with non probability system where not all consumer has the same chance to be respondent. Reliability test is using alpha cronbach`s technique.
The results shows that all dimension in this research are relieable enough where all dimension pass the te test. Validity is tested by using factor analysist method. KMO shows all the dimension are valid. The next test to see the effect of brand image to brand equity and to see which dimension has the most powerful effect to dependent variable, is using multiple regression. Regression test gives result that there is quite powerful effect between brand image variable with brand equity variable. The dimension that effect strongly to brand equity is affective. Not all previous hypothetical that has been put in order is correct. The result states that cognitive dimension is not effecting into brand equity. Therofere the hypothetical that states the higher cognitive, the higher brand equity is not proved.
This research concludes that KFC already has positive brand image in it target market. Among all the numerous fastfood franchise brand, KFC still stands out. Affective is the most dominant dimension relates with building Brand Image into Brand Equity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Suryaman
"Tahun 1998 merupakan mimpi buruk bagi perekonomian di negeri, yang secara mengejutkan merupakan suatu ketidakberuntungan yang menyeluruh dan menyedihkan. Pertumbuhan ekonomi menunjukan nilai negatif 14%, hal ini sangat jauh dari pertumbuhan tahunan normal yang rata-rata berkisar sebesar 7% per tahun. Dunia usaha dilumpuhkan oleh tingkat pinjaman suku bank yang mencapai 60% per tahun, sementara masyarakat mengalami tingkat inflasi yang tinggi hingga mencapai 50%. Harga barang pokok melambung tinggi, diikuti kemerosotan nilai tukar rupiah yang berdampak sangat besar bagi dunia usaha di negeri ini.
Dampak krisis ini juga dialami oleh PT.Fast Food Indonesia tbk, yang menjadi obyek penelitian penulis dalam karya akhir ini. Walaupun selama 2 tahun belakangan tetjadi peningkatan penjualan produk perusahaan akan tetapi laba perusahaan menurun dengan tajam. Kondisi ini diperparah oleh meningkatnya tingkat persaingan dalam Industri Fast Food Fried Chicken. Dimana berdasarkan data yang dikumpulkan selama kurun waktu 1987-1993 tercatat jumlah restoran fast food asing meningkat sekitar 32% pertahun.
Seperti yang telah diketahui bersama krisis di Indonesia ini telah menyebabkan tetjadinya pengurangan investasi di berbagai sektor industri, hal ini disebabkan oleh ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik di Indonesia. PT Fast Food Indonesia merupakan salah satu yang tercatat sebagai perusahaan publik. Sebagai perusahaan publik maka kinetja perusahaan sangatlah menentukan citra perusahaan. Salah satu indikator dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan publik adalah kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilakukan dengan cara menganalisa laporan keuangan. Oleh karena itu kinetja keuangan PT Fast Food Indonesia memegang peranan penting bagi kelangsungan usaha perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan baik maka diharapkan mampu meningkatkan citra perusahaan di mata investor ataupun pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan.
Untuk mendongkrak kinetja keuangan perusahaan tersebut maka diperlukan suatu startegi yang mampu secara tepat mengatasi permasalahan perusahaan serta mampu beradaptasi dengan perubahan lingk:ungan. Dalam menerapkan strategi tersebut maka diperlukan analisis menyeluruh terhadap kondisi eksternal, lingk:ungan industri serta kondisi internal perusahaan. Dalam penyusunan karya akhir ini penulis mencoba mengupas secara singkat kondisi lingkungan eksternal perusahaan, lingkungan industri serta kondisi internal perusahaan. Dalam melakukan analisis terhadap kondisi internal perusahaan penulis memfokuskan kondisi internal perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
Dalam melakukan analisis kinerja keuangan perusahaan dilakukan perbandingan tahunan kinerja keuangan perusahaan selama 5 tahun terakhir. Untuk mendapatkan analisis yang lebih akurat maka analisis perbandingan dengan perusahaan pesaing mutlak diperlukan. Adapun analisis yang dilakukan untuk memperoleh alternatif startegi perusahaan dalam penulisan karya akhir ini meliputi analisa strategi bisnis dengan melakukan analisa SWOT dan analisa strategi bersaing perusahaan serta analisa kinerja keuangan perusahaan yang meliputi analisis neraca dan analisis laporan laba rugi, analisis rasio, analisis arus kas dan analisis ROE perusahaan. Setelah melakukan analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan selama kurun waktu 1994-1998 serta melakukan analisa terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan maka penulis mencoba untuk menentukan kebijakan strategis yang sekiranya cocok unttik diterapkan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan penulis, pemilis berkesimpulan persoalan serius yang dihadapi perusahaan antara lain tingkat persaingan yang semakin meningkat, penurunan tingkat laba perusahaan serta penurunan kemampuan perusahaan dalam menciptakan, financial flexibility. Oleh karena itu penulis memberikan beberapa alternatif strategi yang sekiranya mampu menghadapi permasalahan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan strategi kebijakan penerapan harga yang tepat sehingga mampu meningkatkan penjualan dan mendongkrak kinetja keuangan perusahaan. Kebijakan lebih berorientasi terhadap laba dibandingkan terhadap pertumbuhan, yang dilakukan perusahaan saat ini dirasakan sangatlah tepat. Tetapi dalam melaksanakan kebijakan tersebut perusahaan haruslah mampu mempertahankan kepuasan konsumen mereka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bah pembahasan masalah. Dengan melakukan langkah-langkah di atas, diharapkan perusahaan mampu mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar serta mampu meningkatkan nilai perusahaannya. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arti Wahyuni
"Pada kondisi pangsa pasar yang semakin kompetitif saat ini, banyak perusahaan menerapkan berbagai strategi pemasaran guna mempertahankan kepuasan pelanggan mereka agar tidak tertarik untuk berpindah pada produk kompetitornya. Strategi pemasaran yang diterapkan pun beragam, dan salah satunya adalah penerapan bundling. ?PAHE" (Paket Hemat) atau "BUY 2 GET FREE? atau yang dikenal dengan BUNDLING (PAKET) seringkali kita dengar dan telah menjadi umum bagi kita untuk menemukan strategi ini diaplikasikan oleh banyak perusahaan.
Saat ini banyak perusahaan, baik yang memproduksi barang maupun jasa, secara rutin menawarkan begitu banyak bentuk bundling dengan beragam kombinasi produk didalam satu paket. Contohnya airlines, hotel, bioskop, perbankan, rumah sakit dan lainnya. Tidak terkecuali dengan perusahaan yang bergerak dibidang restoran, salah satunya adalah Kentucky Fried Chicken (KFC).
KFC merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang restoran siap saji, yang menerapkan menu paket pada penjualan produk ayamnya. Padahal dalam rangka meningkatkan profit penjualan dan mempertahankan kepuasan konsumen mereka, diperlukan suatu penelitian mengenai pengaruh menu paket terhadap kepuasan konsumen.
Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan: faktor-faktor apakah yang terpenuhi didalam menu paket KFC yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen KFC di Jakarta. Didalam model penelitian dinyatakan bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan, keinginan, nilai dan harapan.
Unit analisis penelitian ini adalah konsumen menu paket KFC di Jakarta. Pengambilan sample dilakukan di 5 outlet yang tersebar di 5 wilayah Jakarta, masing-masing outlet disebarkan 50 kuesioner kepada konsumen yang baru saja membeli menu paket KFC. Item pertanyaan kuesioner adalah indikator-indikator untuk mengukur konstruk penelitian ini. Konstruk penelitian kebutuhan diukur
dengan 5 indikator, sedangkan konstruk penelitian keinginan, nilai dan kepuasan diukur dengan 4 indikator, dan konstruk penelitian harapan diukur dengan 3 indikator. Seluruhnya terdapat 20 indikator dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor pada
setiap konstruk yang ada pada model penelitian. Hal ini dilakukan guna meiihat kelayakkan indikator-indikator dalam membentuk masing-masing konstruk. Setelah diperoleh hasil dari teknik analisis faktor, maka dilakukan teknik analisis tahap kedua yaitu dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel babas terhadap variabel terikat.
Jumiah konsumen menu paket KFC yang berhasil dijadikan responden dan
memiliki data jawaban yang sah untuk digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 250 responden.
Hasil analisis data dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa:
1. Faktor keinginan konsumen secara signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen menu paket KFC.
2. Faktor nilai konsumen secara signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen menu paket KFC.
Sedangkan faktor kebutuhan dan harapan konsumen tidak signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen menu paket KFC.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T18809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima P. Sastranegara
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
S9695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>