Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fany Irawan Putri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pembentukan citra pada jasa perhoteJan melalui stnuegi dan aktifitas marketing public relations. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pada jasa perhotelan sesuai dengan teori yang diterapkan dan hampir semua aktifitas marketing public relations dilakukan sebagai taktik dalam membangun citra jasa perhotelan. Persepsi tamu hotel dapat dibentuk dengan kepuasan akan layanan, fasilitas, dan program yang dibuat oleh hotel.

ABSTRACT
The focus of this study is the forming of image developing at hotel service industry through strategy the used for hotel service and activities of marketing public relations. This research is qualitative descriptive interpretive, The data were collected by means of deep interview to informant from the hotel's side and also the customer that came to the hotel The researched shows that the strategy the used In the hotel are the same as what the theory slated and the acliviries of marketing public relations that implemented in the hotels are almost all the same as the theme staled Good perceptions are created through service, facilities and programs, created by the hotels.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32411
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thania Cut Rie
"Bank Tabungan Pensiunan Negara BTPN mengeluarkan produk baru yang inovatif yaitu aplikasi yang dapat mempermudah nasabah mengelola tabungan mereka via smartphone dengan nama Jenius. Produk finansial ini menawarkan berbagai fitur yang merupakan hal baru dan unik yang sangat memudahkan penggunanya dalam mengatur kehidupan finansial sehari-hari, dan mengubah kegiatan perbankan yang sebelumnya konvensional menjadi lebih mobile. Sebagai produk baru dan juga menghadapi persaingan di mana mulai bermunculan produk-produk serupa, Jenius melakukan berbagai strategi dan tools dari Marketing Public Relations MPR. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan tools MPR apa saja yang digunakan Jenius dan mengulas lebih dalam masing-masing strategi dan tools MPR tersebut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari tiga strategi MPR Push, Pull dan Pass, hanya strategi MPR Pull dan Pass yang dilakukan Jenius. Pada strategi Pull, kegiatan yang dilakukan adalah publikasi berupa publikasi organisasi dan digital yaitu situs web dan media sosial, serta komunitas Jenius Co.Create dan booth aktivasi. Pada strategi Pass, kegiatan yang dilakukan adalah program Corporate Social Responsibility CSR bernama CeritaSumba dan event sponsorship dengan salah satu acara anak muda terkemuka yaitu Brightspot Market. Berbagai strategi dan tools tersebut dimiliki cukup efektif dalam memasarkan Jenius dan sesuai dengan identitas produk dan khalayaknya.

Bank Tabungan Pensiunan Negara BTPN released a new and innovative product called Jenius, an application that can help customers to manage their savings via smartphone. This financial product offers a new and unique features that greatly help it rsquo;s users in managing daily financial life, and then changing the previously conventional banking activities to be more mobile. As a new product and also facing competition from emerging similar products, Jenius are using Marketing Public Relations MPR strategies and tools. This paper aims to find out what MPR strategies and tools are being used by Jenius and to analyze each of this strategies and tools.
The results showed that of the three MPR Push, Pull and Pass strategies, only the Pull and Pass strategy are being used by Jenius. In the Pull strategy, they used organizational publication, digital publications such as websites and social media, Jenius Co.Create community, and activation booth. In the Pass strategy, they used Corporate Social Responsibility CSR program named CeritaSumba and event sponsorship with one of the most famous events namely Brightspot Market. Various strategies and tools are considered quite effective in the marketing of Jenius and in accordance with the identity of the product and target audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Arfiani
"Studi ini berangkat dari minimnya aplikasi komunikasi pemasaran jasa sektor publik dalam membentuk corporate image di instansi Pemerintah Daerah. Dengan tujuan untuk mengetahui bauran pemasaran jasa sektor publik dan interaksi penyelenggara pemerintah dalam membentuk corporate image, penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi pemasaran.
Penelitian ini ingin melihat formulasi bauran pemasaran jasa 8Ps yang meliputi (product, place-cyberspace-time, process, productivity-quality, people, promotion-education, physical evidence, price and other user outlays) dan konsep flower of service (information, consultation, ordertaking, hospitality, caretaking, exceptions, billing, payment) dari Lovelock dan Wright serta manajemen corporate image dari Steven Howard.
Aplikasi bauran pemasaran jasa dan interaksi penyelenggara pemerintah pada sektor publik dapat membentuk corporate image positif terhadap organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, informan penelitian berjumlah dua orang yang sudah berpengalaman dalam mengurus perizinan-non perizinan pada institusi sektor publik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fokus marketing dalam pemerintahan yaitu memasarkan jasa pelayanan publik yang dapat memberikan kepuasan masyarakat melalui strategi bauran pemasaran jasa. Penerapan strategi pemasaran jasa (8Ps) sektor publik yang berperan penting dalam membentuk corporate image adalah proses (process) pengurusan dokumen perizinan/non perizinan yang cepat dan tidak berbelit-belit.

This study started from the lack practices of marketing communications services in the public sector to establish a corporate image of local government agencies. The objective of the research was to found out the marketing mix of public sectors and executive government interaction to established a corporate image. The research used an approach of marketing communications.
This study was to observed the formulation of marketing mix 8Ps services which covers (product, place-cyberspace-time, process, productivity-quality, people, promotion-education, physical evidence, price and another user outlays) and the concept of flower of service (information, consultation , order taking, hospitality, caretaking, exceptions, billing, payment) of Lovelock and Wright as well as the corporate image management of Steven Howard.
Marketing mix applications and executive government interaction on public sectors could establish a positive corporate image towards the organization. This research was a qualitative case study with two persons as sources who have experienced in manage licensed and no licensed on public-sector institutions.
And the research results showed that the focus of government marketing was to market public services that could give satisfaction to the public by means of marketing mix strategy. The implementation of the marketing strategy of public sector services (8PS) that played an important role in establishes corporate image was the process of the documents of licensed / no licensed into a swift and straightforward service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Al Muhajjir
"Penelitian ini menguaikan proses pembentukan brand awareness menggunakan formulasi Integrated Marketing Communication, beserta persyaratan ideal pemanfaatan saluran-saluran komunikasi, pada perusahaan jasa asuransi yang brand awareness nya rendah dan mempunyai masalah kredibelitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus pada dua perusahaan jasa asuransi di Jakarta.
Hasil penelitian menguraikan proses pembentukan brand awareness dimulai dari sasaran brand awareness yangdituju, hingga penyusunan IMC yang mendukung faktor penunjang brand awareness. Selain itu ditemukan persyaratan ideal penerapan IMC pada kegiatan komunikasi pemasaran jasa asuransi.

This study describes the process of creating brand awareness by using the formulation of Integrated Marketing Communications, along with the requirements of the ideal utilization of communication channels of life insurance company that the commodity currently still has rather low brand awareness and have credibility problems. This study uses a qualitative case study on two insurance companies in Jakarta.
The results of the study outlines the process of brand awareness creation, starting from the intended target brand awareness to the formulation of Integrated Marketing Communications strategy, which became a major contributory factor creating brand awareness. Hence, on this study there is also the ideal requirement of the application of Integrated Marketing Communications on life insurance communication activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesilia Astri
"Industri musik Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Musisi~musisi dan band-band baru bermuneulan mewamai belantika musik Indonesia. Padahal jika kita mclihat I0 tahun ke belakang, lagu-lagu barat masih menguasai pasar musik Nasional. Namun keadaan sekarang berubah dimana saat ini musik Indonesia telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Industri musik negeri kita tidak lagi didominasi oleh musisi yang itu-itu saja, saat ini banyak sekali musisi dan band-band baru yang ikut bersaing merebut hati para pendengar dengan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan keinginan pasar.
Fenomena yang terjadi di industri musik Indonesia ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari industri musik sendiri, para musisi, pengamat bahkan para pendengar musik. Perkembangan yang pesat ini menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Terlebih dengan bermunculannya musisi dan band-band yang membawakan lagu-lagu yang bernuansa pop melayu dan mendayu-dayu clengan Iirik yang sangat lugas dan apa adanya. Puitis sudah tidak diminati Iagi oleh para musisi dan band-band baru ini. Notasi lagu pun sangat ringan dengan penggunaan kunci-kunci yang sederhana. Scbagian orang menganggap bahwa ini adalah kernunduran musik Indonesia, namun sebagian lagi menganggap bahwa ini adalah variasi bermusik, musik bersitat universal sehingga apapun warna musiknya itu sah-sah saja selama ilu diminati.
Namun bagaimanakah proses hingga akhirnya musik pop melayu dan mendayu berhasil mendominasi pasar musik Indonesia saat ini dan berhasil menelurkan banyak musisi dan band-band yang ikut memeriahkan kancah musik Indonesia?, make. penelitian ini mengangkat tentang fenomena dalam Industri musik Indonesia. Bagaimana musik-musik pop melayu, bertema ringan dan mendayu-dayu dapat menjadi raja di hati masyarakat negeri, padahal kontroversi yang ditimbulkan pun tidak sedikit. Ujung tombak dari keberhasilan musisi dan band-band tentu tidak terlepas dari proses publikasi dan promosi yang diterapkan. Dengan promosi yang gencar maka masyarakat dapat mengetahui lagu-lagu yang saat ini bam dinlis dan dapat dengan cepat akrab di telinga pendengar. Faktor yang paling penting adalah media massa yang menyebarkan lagu-lagu tersebut kepada pemirsa. Dcnganjangkauan yang luas di masyarakat dan frekuensi pemutaran yang berulang-ulang akan mernbangun awareness masyarakat akan lagu-lagu baru yang kemudian mcmbentuk selera masyarakat dan menciptakan trend. Dari sinilah popularitas sang musisi dan band-band terbentuk, basil akhimya adalah peningkatan penjualan terhadap produk musik dan mcmbuka peluang lebih besar dalam dunia entertainment.

Today musics industries in Indonesia are rapidly developed. Newly-formed bands and musicians showed to flourish the world’s of Indonesian musics. Whereas. back to 10 years ago, westem songs were controlled the market of national musics. However, the time has changed where Indonesian music has become the master in its own territory. The industry of our domestic musics are no longer dominated by common musicians, currently there are a vast majority of new bands and musicians that tightly competing for their audiences in producing marketable and reasonable songs.
The current phenomenon in Indonesian music industry has been paid huge attention by music industry itselfi musicians, observers and even music listeners. This highly rapid development is causing pros and cons in the population. Moreover, with emerging of musicians and bands on slow and Pop-Malay musics with simple and to the point lyrics. Poetical is no longer interested by new bands and musicians. Song notation is very light with using simple keys. Partly, people think that this is a setback for Indonesian musics, however, the remaining are thinks that this is a variety of musics, music as a universal language, and it is very acceptable that this kind of music is intriguing.
However, what is the process for slow and Pop-Malay musics can dominating current Indonesian musics and has succeeded to produce many musicians and bands to enliven Indonesian music industry ? So, this study is to review the phenomenon in Indonesian music industry. How can slow, Pop-Malay musics become the king in the heart of Indonesian people, whereas there are so many controversies in this kind of musics.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Andina Rahajeng
"Tesis ini membahas komunikasi pemasaran listrik prabayar dan pengaruhnya terhadap citra dan reputasi perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner. Model penelitian yang digunakan adalah untuk mengukur komunikasi korporat terhadap citra dan reputasi perusahaan. hasil penelitian ini menyarankan agar PLN sebaiknya menerapkan sistem komunikasi pemasaran yang lebih terintegrasi dan lebih gencar dalam mengadakan edukasi mengenai produk Listrik Prabayar kepada masyarakat.

This Thesis discusses the Listrik Prabayar marketing communication and its effect on the image and reputation of the company. This research is descriptive quantitative research design. Data were collected through interviews and questionnaires. The study is a model to measure communication against corporate image and corporate reputation. These results suggest that PLN should implement a more integrated marketing communications and more vigorous in conducting education about Listrik Prabayar products to the public."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T30286
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nuranindya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan brand awareness dan brand image di benak calon konsumen, dari penerapan program integrated marketing communication pada produk jasa baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan pada kerangka konsep mengenai produk baru, brand awareness, brand image, dan integrated marketing communication. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa penerapan integrated marketing communication pada produk baru diindikasikan dapat membangun kesadaran merek dan citra merek, yang pada akhirnya membangun ketertarikan calon konsumen untuk mencoba produk jasa baru tersebut. Image positif perusahaan juga turut mempermudah proses membangun brand awareness dan brand image produk jasa baru yang diluncurkan, di benak calon konsumen.

This research aimed at knowing the process of creating brand awareness and brand image in prospect consumer?s mind after implementation of Integrated Marketing Communication program in a new service product. The research used qualitative approach based on conceptual frame about new product, brand awareness, brand image, and integrated marketing communication. The research indicated that implementation of Integrated Marketing Communication in new product could build brand awareness and brand image that would eventually attract prospect consumers to try the new service product. It was also indicated that positive image of a company could help the process of brand awareness and brand image of a newly launched service product in prospect consumer's mind."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30978
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aresdi Mahdi Asyathry
"Penelitian ini mengkaji mengenai bauran pemasaran jasa suatu agen waralaba, yang merupakan bentuk strategi agen waralaba dalam mengembangkan bisnis dan menarik minat konsumen untuk melakukan transaksi. Konsep atau elemen pemasaran jasa yang diteliti berupa lokasi (place), promosi (promotion), proses (process), lingkungan fisik (physical evidence) dan sumber daya manusia (people atau participant). Sedangkan dua elemen lainnya yaitu harga dan produk tidak menjadi fokus penelitian karena pada bisnis waralaba dua elemen ini telah memiliki standar. Jadi penelitian ini akan meneliti strategi pemasaran jasa pada dua agen organisasi bisnis waralaba bidang jasa dengan kategori berbeda yang akan membandingkan penerapan strategi pada kedua agen tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, informan penelitian berjumlah dua orang yang mewakili dua organisasi saja dengan kategori agen besar dan agen kecil, pemilihan informan penelitian didasarkan pada prestasi agen dalam transaksi perhari yang berbeda dengan agen lainnya. Hasil penelitian menunjukkan penerapan strategi pemasaran jasa (elemen 7P) di dua agen yang diteliti pada jasa pengiriman barang, elemen yang terpenting adalah proses (process) penyampaian jasa itu sendiri, dimana baik tidaknya proses dinilai dari pelayanan yang diberikan. Dalam melakukan strategi pada elemen proses sangat penting menerapkan prinsip horizontal marketing yang menempatkan posisi konsumen sama dengan posisi pemasar, dimana konsumen tidak dipandang sebagai objek penjualan, melainkan sebagai sahabat atau teman yang perlu dibuat nyaman. Lebih lanjut penelitian menemukan terdapat perbedaan mendasar dari strategi yang diterapkan pada masing-masing agen. Hal ini terkait strategi komunikasi dalam promosi yang dilakukan ke dua agen pada organisasi jasa yang diteliti, penempatan lokasi gerai, dan kemampuan membangun faktor kedekatan dengan konsumen, dan juga detail strategi yang dilakukan masing masing agen. Salah satu agen organisasi jasa yang diteliti saat ini menggunakan komunikasi pemasaran utama dengan lebih mengutamakan WoM sedangkan Agen lainnya melakukan bauran komunikasi dengan baik sesuai dengan alat komunikasi yang memiliki fungsi dan kelebihan berbeda, sehingga mampu menyentuh konsumen lebih luas. Agen organisasi jasa kategori kecil belum memperhatikan penciptaan lingkungan fisik usaha seperti atmosfir ruangan dan kelengkapan fasilitas pendukung, sedangkan dengan kategori besar telah menerapkan strategi atmosfer gerai yang sangat baik yang membuat konsumen nyaman saat melakukan transaksi.

This research examine the mixture of franchise agent’s marketing service, which is a strategy form to developed business and attract customers to conduct transactions. It studiesconcepts or elements of marketing services, for examples location (place), promotion, process, the physical environment (physical evidence), and human resources (people or participants). On the other hand, other two elements, which are price and product does not become the research focus since they have its standards. Therefore, it will be a qualitative research, examine and compare marketing strategy service application between two Organization Services’s agents with different categories. The categories are large and small agents based on agent’s achievement on daily transactions.
The results show that the most important element of marketing strategy service application (7P elements) between two Organization Service’s agents is the process itself, provided by the quality of service. On process element strategy application, it is highly significant to apply horizontal marketing principal: customers are equal with marketers, they are not regarded as market object but as colleague or friend with comfort needs. Furthermore, the research discover fundamental differences from applied strategy to each agents. It related to the communication strategy in the promotion by both agents, site selection, the ability to buildpropinquity with customers, and applied strategy details. The large agents currently using major marketing communication (prioritizing WoM) whereas the smallest agent commit very well various marketing communication strategy appropriately with communication tools that have different functions and advantages and able to reach broader customers. In spite of the fact that small agent have chosen better way of communication, they did not yet notice the importance of creating physical environment such as comfort outlet atmosphere or complete facility support whereas the large agent have applied considerably excellent and pleasant outlet atmosphere for customers doing their transactions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Silvialestari
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh produk rumah tangga kategori pelicin pakaian merek Kispray
dalam upaya membangun ekuitas merek. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Pihak brand Kispray mewakili perusahaan dalam memberikan
informasi mengenai strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Kispray.
Kesimpulan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Merek Kispray untuk
membangun ekuitas merek adalah advertising, sales promotion, event &
experience, dan public relations & publicity. Keempat strategi komunikasi
pemasaran yang digunakan masing-masing memiliki tujuan untuk membangun
ekuitas merek dari empat kategori pembentukan ekuitas merek menurut Kotler
(2009), yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand
loyalty. Pemasangan advertising bertujuan untuk pembentukan brand awareness
dan brand association. Sales promotion bertujuan untuk membangun lebih jauh
brand association. Pelaksanaan event & experience, dan public relations &
publicity bertujuan untuk membangun brand association, namun lebih banyak
pada tujuan perceived quality dan brand loyalty.

ABSTRACT
This research aims to find out the marketing communication strategy undertaken
by Kispray brand, aid ironing product, to build brand equity. Research method
used in this research is qualitative method. Kispray represents the company to
provide information of marketing communication strategies that used by the
brand. The conclusion of marketing communications strategy that used by
Kispray to build brand equity are advertising, sales promotion, event &
experience, and also public relations & publicity. These fourth marketing
communications strategy have a goal to build the brand equity of the four
categories of brand equity according to Kotler (2009), such as brand awareness,
brand association, perceived quality, and brand loyalty. Advertising placement
aims to build brand awareness and brand association. Meanwhile, sales promotion
aims to build more brand association. Furthermore, the aim of event &
experience and public relations & publicity also to build brand association, but the
focus is more on the purpose of perceived quality and brand loyalty, This research aims to find out the marketing communication strategy undertaken
by Kispray brand, aid ironing product, to build brand equity. Research method
used in this research is qualitative method. Kispray represents the company to
provide information of marketing communication strategies that used by the
brand. The conclusion of marketing communications strategy that used by
Kispray to build brand equity are advertising, sales promotion, event &
experience, and also public relations & publicity. These fourth marketing
communications strategy have a goal to build the brand equity of the four
categories of brand equity according to Kotler (2009), such as brand awareness,
brand association, perceived quality, and brand loyalty. Advertising placement
aims to build brand awareness and brand association. Meanwhile, sales promotion
aims to build more brand association. Furthermore, the aim of event &
experience and public relations & publicity also to build brand association, but the
focus is more on the purpose of perceived quality and brand loyalty]"
2015
T44178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>