Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diyan Yuli Wijayanti
"Latar Belakang: Kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang dapat terjadi pada narapidana perempuan. Kecemasan timbul sebagai dampak dari proses hukuman yang harus dijalani. Selain itu rasa cemas merupakan dampak dari stigma yang diberikan oleh masyarakat pada napi perernpuan. Namun, program pelayanan kesehatan jiwa di dalam penjara lcurang menjadi perhatian.
Tujuan pcnelitian ini untuk mengetahui pengaruh logoterapi terhadap kecemasan narapidana (napi) perempuan di Lcmbaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Semarang.
Metode penelitian adalah quasi experiment dengan pre-post test design with control group. Data diambil sebelum dan sesudah pemberian intervensi logoterapi pada napi perempuan. Sampel penelitian diperoleh secara total sampling bcrjumlah 58 respondcn, terdiri dari 29 responden untuk kelornpok intervensi dan 29 responden untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat keceamsan menggunakan kuesioner modifikasi dari penelitian sebelumnya dan Hamilton Anxiety Rating Scale yang berjumlah 24 pertanyaan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kecemasan pada napi perempuan menurun lebih bermakna setelah diberikan logotcrapi baik berdasarkan evaluasi diri (p-value=0,022; a= 0,05) maupun berdasarkan observasi (p-value= 0,000; a= 0,05). Lapas sebagai salah satu fasilitas koreksional rnempakan Iahan yang sangat baik untuk mengembangkan terapi spesialis jiwa yang salah satunya adalah Logoterapi. Oleh karena itu terapi ini dirckomendasikan untuk dilakukan di Lapas sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi para texpidana.

Background: Anxiety is one of mental altered that could happened in female prisoners. Anxiety raise as the effect of punishment received from the court because of breaking the law, beside stigma from the society. However, the program of psychiatric nursing services in correctional facilities such prison is being less consideration.
The goal: The aim of this study was to investigate the influence of Iogotherapy for female prisoners in female prison of Semarang.
Metode: The research method was quasi experimental pre-post test with control group. The data was gathered at before and after giving logotherapy to female prisoners. The amount of samplw were 58 respondents which were 29 respondents of intervention group and 29 respondents of control group and determined by total sampling method. The research instrument was a questionnaire consisted of 24 questions of Likert scale statement which were modified from the research before and Hamilton Anxiety Rating Scale.
Result: The result of this study showed that the level of anxiety in the intervention group was decreased significantly with p-value= 0,022; a= 0,05 from self evaluation, and p-value= 0,022; a= 0,05 from the observation. Prison as one type of correctional facilities is a suitable place in community setting to improve specialist nursing psychotherapy like Logotherapy. So that, Logotherapy is recommended to be accomplished as mental health service among prisoners in correctional facilities such prison.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T33430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Maryatun
"Penyalahgunaan narkotika setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kondisi tersebut menimbulkan masalah psikologis harga diri rendah. Logotherapy bertujuan meningkatkan harga diri melalui proses penemuan makna hidup. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh logotherapy terhadap harga diri narapidana perempuan dengan narkotika di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Palembang. Desain penelitian quasi experimental pre-post test with control group. Penelitian dilakukan terhadap 56 responden yaitu 28 orang kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga diri (kognitif, perilaku, afektif) yang signifikan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan logotherapy. Rekomendasi hasil penelitian adalah perlunya pelaksanaan logotherapy dalam program pembinaan mental.

Abuse case of narcotics each year has increased. These conditions led to psychological problems of low self-esteem. Logo therapy was aimed to raise self esteem through the discovery process of the meaning of life. The research objective was to analyze the influence of logo therapy for the dignity of women prisoners with a drug in the class IIA Palembang Penitentiary. Design of this research used ?Quasi experiment by using pre post test with control group? on 56 samples. The consist of samples were 28 peoples for intervention group and 28 peoples for control group. The results showed that there were significantly different in self-esteem (cognitive, behavioral, affective) aspects in the intervention group before and after logo therapy. It was recommended that there was a need for implementation of logo therapy in mental health program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Megah Andriany
"Fenomena yang sering ditemui umumnya napi wanita mengalami kegelisahan dalam menghadapi kebebasannya, walaupun sebenarnya hal tersebut sangat dinantikan. Napi wanita akan memperoleh stigma yang lebih buruk dibanding napi pria karena dianggap sebagai pelaku kejahatan yang melanggar norma hukum dan norma konvensional. Selain itu, napi mengalami kebingungan mencari pekerjaan dengan stigma yang ada atau napi yang telah bebas jarang mau bekerja dengan penghasilan yang sedikit karena tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Hal ini mengakibatkan residivisme. Kondisi napi wanita yang unik ini belum mendapatkan perhatian khusus dalam sistem peradilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang arti dan makna pengalaman narapidana wanita dalam menghadapi masa kebebasannya di Lapas Wanita Kelas IIA Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Sampel adalah narapidana wanita yang menghadapi masa kebebasannya. Jumlah sampel sebanyak 7 orang dengan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data adalah open-ended indepth interview. Analisis data menggunakan metode Collaizi.
Teridentifikasi 18 tema sebagai hasil penelitian yang mencakup respon napi wanita dalam menghadapi kebebasannya, situasi atau kondisi yang melatarbelakangi respon tersebut, mekanisme koping napi wanita dalam menghadapi kebebasannya, rencana napi wanita setelah bebas, pandangan napi wanita tentang dampak program pembinaan di Lapas, harapan napi wanita setelah bebas, makna kebebasan bagi napi wanita, dan makna pengalaman menghadapi kebebasan bagi napi wanita.
Perlu dilakukan skrining masalah kesehatan (bio-psiko-sosio-kultural-spritual) yang dialami oleh napi wanita menjelang masa kebebasannya agar dapat membantu perawat mengembangkan intervensi yang efektif. Juga perlu dikembangkan suatu model discharge planning yang sesuai bagi napi wanita.

Phenomenon in Female Correctional Setting Semarang is female inmates feel anxious to face freedom. They will get stigma because of law and conventional norm deviation. In addition, they will be hard to get occupation. It can cause recidivism. This unique situation does not get special attention in correctional system.
This research aim is to get understanding about the meaning of female inmate phenomenon in facing release period in Female Inmate Correctional Setting Semarang. Research design is phenomenology. Samples were female inmates who facing release period. Sample size was seven participants with purposive sampling method. Data collection technique was open-ended in depth interview. Data analyzing used Collaizi method.
There are 18 themes included female inmates responses in facing release period, situations which influence the responses, female inmates’ coping mechanism in facing release period, female inmates’ planning after release, the meaning of freedom and experience in facing release period. Health problem screening is needed for female inmates in facing release period.
It will help nurse to develop effective intervention for female inmates. In addition, a discharge planning model should be developed for female inmates.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24810
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Parasian Herman
"Tesis ini membahas keamanan fisik di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dengan fokus pada pengelolaan keamanan fisik khususnya yang diselenggarakan oleh Lapas Kelas I Semarang. Lapas merupakan tempat melakukan pembinaan dan pengawasan bagi Narapidana, oleh karena itu lingkungan Lapas adalah lingkungan yang tertutup dan terisolasi dengan sistem pengamanan yang maksimum. Fisik Lapas merupakan pintu masuk yang menjadi benteng utama Lapas dalam mencapai tujuan pembinaan dan pengawasan tersebut. Disisi lain, Lapas harus memberikan pelayanan yang baik kepada Narapidana yang menjadi warga binaan pemasyarakatan sebagai aset penting yang harus dijaga keamanan dan keselamatannya, Lapas juga harus terbuka pada masyarakat dan keluarga Narapidana yang menjenguk.
Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengelolaan keamanan fisik di Lapas Semarang saat ini, selanjutnya mengidentifikasi dan menganalisa kendala-kendala dalam pengelolaan keamanan fisik tersebut, dan pada akhirnya menganalisa upaya mengatasi kendala yang dihadapi sehingga dapat dicapai pengelolaan keamanan fisik yang ideal di Lapas Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan eksplanasi deskriptif yang merupakan hasil analisa deduktif dari data yang dikumpulkan berupa data dokumen, hasil wawancara dan hasil obervasi di lapangan.
Hasil penelitian menyimpulkan masih ada kekurangan dalam pengelolaan keamanan fisik, khususnya penyelenggaraan pengamanan yang dilakukan oleh dua bidang yang berbeda yang sering menimbulkan tumpang tindih kewenangan, disamping itu rendahnya kualitas personil, dan sarana prasarana akibat ketidakterdukungan anggaran. Masih ada kendala pengelolaan keamaan fisik yaitu tidak dilaksanakannya cara manajemen sekuriti yang benar dan tidak dipenuhinya aspek fisik yang bersifat strategis dalam pengelolaan keamanan fisik di Lapas Semarang. Oleh karena itu penelitian ini menyarankan Pertama, Perlu dilakukan menyatukan dua bidang penyelenggara fungsi pengamanan di Lapas kedalam satu bidang pada struktur organisasi Lapas. Kedua, Perlu meningkatkan kemampuan pengamanan dan pejagaan petugas Lapas dengan cara memberi pelatihan. Ketiga, perlu dipenuhi secara ideal seluruh aspek fisik dan alat keamanan petugas jaga, terutama memprioritaskan pemenuhan aspek fisik yang bernilai penting dan strategis. Keempat. Perlu disusun program-program pembinaan yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan ketrampilan narapidana, tapi juga harus berorientasi mengisi waktu kosong narapidana, Kelima. Perlu diberikan pembedaan perlakukan pada narapidana pengguna atau bandar narkoba yang ada di Lapas umum. dan Keenam perlu meningkatkan pengelolaan keamanan fisik yang mengacu pada caracara manajemen sekuriti yang benar.

This thesis discusses the physical security prisons with a focus on physical security management specifically organized by the Prison Class I, Semarang. In one hand, prison is a place to conduct training and supervision for inmates, because of it the prison environment is enclosed and isolated with maximum security system, so it can be say that prison is the main physical fortress in achieving the objectives of the guidance and supervision. On the other hand, prisons must provide good services to inmates who become prisoners, they also as an important asset that must be maintained security and safety. Prisons should also be open to the public and families to visit prisoners.
The research in this thesis aims to describe and analyze the physical security management in Semarang Prison nowadays, then to identify and analyze the constraints in the physical security management, and ultimately analyze the efforts to overcome the obstacles faced so as to achieve ideal physical security management in prisons Semarang. This research is a descriptive qualitative explanation, which is the result analyzed with deductive way of the collected data documents, interviews and observation results in the field.
The study concluded there are still deficiencies in physical security management, particularly the implementation of safeguards that performed by two different fields often give rise to overlapping authority, in addition to the low quality of personnel, and infrastructure as a result of budget inexistences. There is still the security management of the physical constraints that do not implement the correct way of security management and compliance with the physical aspects that are strategic in the management of physical security in prisons Semarang. Therefore, this study suggests Firstly, a need to unify the two fields of security in prisons organizer functions into one area on the organizational structure of prison. Secondly, need to improve capacity of prison officers by giving training. Thirdly, it should be ideally fulfilled all aspects of the physical and guard security tool, particularly prioritizing the fulfillment of the physical aspects of value and strategic importance. Fourthly. It should be structured coaching programs that are not only oriented on improving the skills of prisoners, but also must be oriented to fill the empty time inmates, Fifthly. Distinction needs to be given to the treatment of prisoners users or drug dealers that exist in the public prisons. and Sixth. need to improve physical security management refers to the ways that true security management."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Milla Atsari
"Keluarga sebagai miniatur masyarakat juga dikenal sebagai lahan utama terjadinya konflik.Kakak-adik yang idealnyaakrab justru dapat mengalami persaingan dan konflik berupa sibling rivalry yang berkepanjangan.Penelitian ini melihat pola relasi dan konflik sosial pada kakak-adik dalam keluarga lewat teori keluarga dalam perspektif konflik milik Klein & White. Penelitian ini fokus pada keluarga dengan dyad berjenis kelamin sama dan berjarak usia relatif dekat (3 tahun).
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif jenis studi kasus dengan pengumpulan data lewat wawancara mendalam.Temuan utama penelitian ini adalah sibling rivalry pada kasus sudah mengarah pada relasi disosiatif, bukan asosiatif. persaingan yang ada tidak sekedar menimbulkan perkelahian sesaat, namun terbawa pada berbagai aspek sehingga menimbulkan relasi yang disosiatif pada kakak-adik. Relasi tersebut dibangun dari relasi orangtua-anak yang intens dengan adanya preferensi dan kekerasan pada keluarga.Penelitian ini menyarankan kakak-adik dan orangtua untuk melakukan kontrol terhadap konflik yang terjadi serta melakukan manajemen konflik untuk menyelesaikan konflik secara menyeluruh.

Family as a miniature of the society is also known as the main field of conflict to occur. The idea of siblings who were supposed to be close apparently also prone to rivalry and conflict in the form of continuous sibling rivalry. This research describes social conflict which occurs in siblings in the family by mainly using Klein & White’s family theories in conflict perspective. This research focuses on family with same-sex dyads with relatively close age range.
This research uses qualitative methods for case study and uses in-depth interview for data collecting. The main findings of this research are sibling rivalry between dyads are mainly dissociative. Such relations were based on the occurance of social preference in parent-child relation and violence in the family. This research suggest siblings and parents to perform social control and conflict management to resolve conflicts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsah
"Perempuan paruh baya mengalami banyak perubahan psikososial yang dapat mempengaruhi perkembangannya sehingga diperlukan upaya promotif untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Penelitian Quasi experimental dengan pendekatan pre-post test with control group ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap perkembangan generativitas perempuan paruh baya di Kabupaten Pinrang.
Hasil penelitian terhadap 34 orang kelompok intervensi dan 36 orang kelompok kontrol (melalui purposive sampling) menunjukkan peningkatan generativitas secara bermakna (p=0,000) pada kelompok intervensi dan peningkatan secara tidak bermakna pada kelompok kontrol (p=0,410) sebelum dan sesudah dilakukan TKT. Terapi kelompok terapeutik ini direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi perempuan paruh baya.

Middle age women generally experience many phsycosocial changes that can influence their developments, hence they need promoted actions to improve their health quality. This experimental quasi research using pre-post test with control group aims to identify an influence of therapeutic group therapy on the generativity development of middle age women in Pinrang Regency.
The results showed that generativity development are significantly higher (p=0,000) on treated group (n=34) compared to control group (n=36) which did not show significant improvement (p=0,410) before and after intervention. This therapeutic group treatment was recommended to be developed as one way to promote mental health for middle age women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41450
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Rahmalia
"Dalam diskursus yang ada di sekitar tokoh penjahat wanita Disney, sering kali karakteristik yang mereka miliki diatribusikan kepada faktor identitas di luar keperempuanan mereka, karena karakteristik-karakteristik ini dinilai terlalu maskulin untuk dimiliki seorang perempuan. Subjektivitas, karakteristik penting yang ada di setiap tokoh penjahat perempuan Disney, adalah salah satunya. Dengan membahas film animasi Disney Cinderella (1950) dan Snow White and the Seven Dwarfs (1937) dan membandingkan naratif yang ada di sekitar karakter-karakter antagonis mereka dengan mitos Lilith, artikel ini berargumen bahwa meski subjektifitas adalah sebuah sebuah karakteristik yang hadir berdampingan dengan keperempuanan sejak dahulu kala dalam figur-figur perempuan, subjektivitas tetap menjadi suatu karakteristik yang tidak diterima untuk dimiliki perempuan. Sama seperti Lilith, karakter-karakter perempuan Disney yang menunjukkan subjektivitas tinggi sering dicap buruk karena status subjek mereka dan tidak bertindak sebagai penerima pasif dari jalannya takdir. Ditambah lagi, naratif-naratif ini terlihat mendukung anggapan bahwa perempuan tidak dapat memiliki tanggung jawab yang diperlukan sebuah individu dengan status subjek.

In the discourse surrounding Disney villainesses, it is often believed that female antagonists owe their characteristics to identities outside of their femaleness, due to the understanding that they own traits deemed too ‘masculine’ for women. Subjectivity, a defining trait present in every single one of the Disney villainesses, is one of them. Examining the animated Disney movies Cinderella (1950) and Snow White and the Seven Dwarfs (1937), and comparing the narratives surrounding their antagonists to the myth of Lilith, this article argues that while subjectivity is a trait that have always coexisted with femininity in women since the very beginning of time, subjectivity is still a trait not accepted in women. Just as the case with Lilith, Disney’s female characters with strong displays of subjectivity are often vilified for displaying their subjective status instead of acting as passive recipients to the dealings of fate. Additionally, the narratives seem to reinforce the notion that these subjective females are incapable of handling the responsibility that comes with their subject status."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Usia harapan hidup di Indonesia tahun 2007 adalah 67 tahun untuk laki-Iaki dan 71 tahun untuk perempuan. Angka lansia akan meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2020. Masalah utama yang dihadapi lansia adalah masalah psikologis, salah satunya harga diri rendah, disebabkan antara lain karena proses menua, tidak tercapainya tugas dan peran pada fase perkembangan sebelumnya dan perasaan tidak berharga terutama pada lansia yang berada di Panti wredha. Tanda dan gejala harga diri rendah pada. lansia dapat dilihat dengan penurunan kemampuan fisik, kognitif, perilaku dan emosional. Logoterapi merupakan Salah satu tekhnik meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku lansia harga diri rendah.
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan peningkatan kemampuan kognitif dan perilaku pada lansia dengan harga diri rendah setelah dilakukan logoterapi.
Metode penelitian adalah kuasi eksperimen dengan penerapan logoterapi. Penelitian dilakukan di Panti Wredha Pekanbaru terhadap 40 lansia, yaitu 20 lansia kelompok intervensi dan 20 lansia kelompok control. Analisis yang digunakan adalah chi square, dependent dan independent sample t-test.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bermakna terhadap kemampuan kognitif dan perilaku pada kelompok intervensi setelah dilakukan logoterapi (p < 0,05). Kelompok intervensi juga menunjukkan kemampuan kognitif dan perilaku yang lebih tinggi secara bermakna daripada kelompok kontrol setelah dilakukan logoterapi. Hasil penelitian ini merekomendasikan logoterapi untuk dijadikan terapi spesialis dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku lansia dengan harga diri rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Oktavia Hidayati Nur Oktavia Hidayati, aythor
"Isu gender dan masalah psikososial merupakan salah satu isu penting dalam Lapas. Tahun 1999, kira-kira 285.000 tahanan dan narapidana yang berada dalam lapas mengalami gangguan jiwa. Di Amerika Serikat sendiri tercatat 73% narapidana yang mengalami gangguan jiwa adalah perempuan. Harga diri rendah merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan oleh narapidana perempuan yang ada di Lapas Bogor, sehingga perlu sekali suatu terapi seperti EFT yang berguna untuk meningkatkan harga diri mereka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Emotional Freedom Technique (EFT) terhadap peningkatan harga diri narapidana perempuan. Desain penelitian adalah one group pre test ? post test (before and after). Teknik penarikan sampel penelitian adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 32 responden. Analisis data univariat dengan menganalisis variabel-variabel secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi, mean, median, standar deviasi, minimal ? maksimal, 95%CI. Analisis bivariat menggunakan dependent sample t-test dan rank-spearman test. Hasil penelitian menunjukkan rata?rata umur responden 28,03 tahun, rata ? rata lama masa hukuman adalah 2,72 tahun, pendidikan paling banyak berada pada tingkat SMA, dan responden paling banyak berstatus kawin. Rata-rata harga diri sebelum EFT adalah 21,16 dan rata-rata harga diri sesudah EFT adalah 24,72. Ada perbedaan yang signifikan antara harga diri sebelum dan sesudah EFT (p-value=0,000), ada hubungan yang signifikan antara umur dan harga diri setelah diberikan EFT (pvalue=0,000), tidak ada hubungan antara pendidikan, status perkawinan dan lama masa hukuman dengan harga diri setelah diberikan EFT. Dari hasil tersebut perlu adanya pelatihan-pelatihan dan seminar tentang EFT bagi tenaga kesehatan khususnya keperawatan dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan bagi komunitas terbatas seperti narapidana yang ada di Lapas.

The most important issues that exposed in the prison is gender and psychosocial problems. Approximately, 285,000 inmates experienced mental disorder in 1999. In the United States, 73% of women inmates have experienced mental disorders. Low self esteem which is one of the problems that complained by many women inmates in the Lapas Bogor, so it is necessary to give useful therapy like EFT to improve their self esteems. The goal of this research to determine the influence of Emotional Freedom Technique (EFT) for self-improvement of women inmates. The design research is one group pre test - post- test (before and after). The type of sampling research is purposive sampling, which the number of samples are 32 respondents. Univariat data analysis analyzes variables descriptively with calculating the
frequency distribution and proportion, mean, median, deviation standart, minimal ? maximal, 95%CI. Bivariat analysis uses dependent sample t-test and rank-spearman test. The Results of this research shows the average age of respondents are 28.03 years old, the average of sentences are 2.72 years, the most education is on high school level, and most respondents are married. The average value of self esteems before the EFT are 21.16 and the average value of self esteem after the EFT are 24.72. There are significant differences in the self esteem level before and after EFT (p-value = 0.000), there is significant relation between age and self esteem after EFT (p-value = 0.000), there are no relation between education, marital status and duration sentences period with self esteem after given by EFT. This result encourages necessary training and seminars about EFT for health worker especially nurse in effort to improve nursing services in the limited community such as inmates in prison."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sutejo Kuwat Widodo
"ABSTRAK
Ansietas merupakan salah satu gangguan mental emosional dengan tanda dan
gajala yang dimanifestasikan dalam bentuk respon fisiologis, respon kognitif,
respon perilaku dan respon emosional. Ansietas dapat disebabkan oleh karena
pengalaman traumatis seperti peristiwa bencana alam, Klaten adalah salah satu
Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang mengalami bencana gempa bumi.
Bencana tersebut meluluhlantakkan harta benda dan merenggut korban jiwa yang
tidak sedikit sehingga menimbulkan dampak psikologis. Terapi yang dapat
meminimalkan ansietas yang dirasakan oleh penduduk yaitu dengan logoterapi
kelompok. Melalui logoterapi diharapkan dapat membangkitkan optimisme
seseorang dalam menghadapi masa depan betapapun kendala yang dihadapi
sangatlah besar. Tujuan penelitian adalah menjelaskan pengaruh logoterapi
kelompok terhadap ansietas penduduk pasca gempa. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah terhadap 84 responden, yaitu 42
respnden sebagai kelompok intervensi dan 42 responden sebagai kelompok
kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post
test with control group dengan teknik simple random sampling. Analisis yang
digunakan adalah uji chi squere,dependent dan independent sample t-test serta
regresi linier ganda. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa berdasarkan self
evaluasi dan observasi terdapat perbedaan yang bermakna terhadap respon yang
ditimbulkan dari ansietas (p-value < 0,5). Hasil penelitian menjelaskan jika dari
self evaluasi ternyata faktor usia, pendidikan, pekerjaan berkontribusi terhadap
ansietas. Sedangkan dari observasi hanya pendidikan yang memiliki kontribusi
terhadap ansietas. Rekomendasi penelitian ini diutamakan kepada pelayanan
kesehatan di Puskesmas agar memfasilitasi penerapan logoterapi kelompok dalam
mengatasi ansietas khususnya pada daerah yang mengalami peristiwa becana.

ABSTRACT
Anxiety is one of mental emotional disorders manifested by hysiological, cognitive, behavior and emotional responses. The most caused of anxiety is traumatic experience such as disaster, Klaten is the regency of Central Jawa have earthquake. The disaster often have great damage on human beings and good materials as well as psychological impact. To reduce the anxiety, group logotherapy could be implemented. The therapy arrouses their optimism about the future with any obstacles. The research’s goal was to explain the effect of group logotherapy to minimize clients anxiety post disasters. The research took place in Klaten regency, Central Java, with 84 respondents. They were 42 respondents as intervention group and the others control group. The research’s method used quasi experimental pre-post test with control group and sampling was simple random. The analyze by chi square, dependent and independent sample t-test, and double linear regression. The results showed that based on self evaluation and observation there was significance anxiety responses caused by anxiety (p-value < 0,05). By it is means evaluation, it explained that age, education, job, and group logotherapy gave contribution to the anxiety. On the other hand, by observation, education contributed the anxiety. Recommended that the public health should facilitate the application of group logotherapy to reduce anxiety clients especially in disaster region."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>