Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133325 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Mardiana
"ABSTRAK
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pcmeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan Rekam Medis di rumah sakit meJiputi penerimaan pasien sampai pelaporan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Rl No 269/MENKESIPERIIIU2008 menyatakan bahwa setiap sarana pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan Rekam Medis. Untuk rawat inap, pengembalian berkas Rekarn Medis yang telah diisi dengan lengkap dan benar adalah sangat penting, saiah satunya untuk penagihan kepada pihak ketiga yang harus disertai resume medis. Berdasarkan pengamat.an pra penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Qadr Tangerang selama bulan Juli dan Agustus tahun 20 l 0, terdapat berkas Rekam Medik: yang belum terisi Iengkap dan menghambat proses penagihan . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas informasi rekam medls dengan waktu proses penagihan pada pasien rawat inap jaminan pihak ketiga. Subyek penelitian terdirl 220 rekam medis yang kembali darl ruang rawat inap dan disiapkan untuk diproses penagihannya. Variabel peneiitlan meliputi kelengkapan informasi rekam medis yang meliputi identitas pasien, bukti rekaman, keabsahan rekaman dan tata cara mencatat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi logistik. Hasil penelitian mernperlihatkan bahwa hubungan antara kualitas infonnasi rekam medis denganwaktu proses penagihan pasien rawat inap adalah signifikan. Hal lni menggambarkan bahwa faktor-faktor informasi rekam medis berperan penting dalam proses penagihan pasien jaminan pihak ketiga khususnya waktu penagihan pada pasien rawat inap.

ABSTRACT
Medical Record is a file that contains records and documents concerning patient identification, examination, treatment. action and other services to patients in health care facilities. Organizing Medical Records at the hospital include patient reception to reporting. Based on the Regulation of the Minister of Health of Indonesia No.269/MENKESIPER/IIl/2008 states that every health care facility must hold the Medical Record. For inpatient. Medical Record file returns that have been filled out completely and correctly is significant, one for billing to third parties who must be accompanied by medical resume. Based on the pre study observation which is conducted in Tangerang Qadr Hospital during July and August of20IO, there was a medical records file that has not been completed and obstructs the process of patient billing by a third patty guarantee. The objective of this study is to investigate the relationship between medical record information quality with billing process times on inpatients third~ party guarantees. Research subjects comprised two hundred twenty medical records that back from the inpatient unit to medical record and billing is p-prepared to be processed by the billing. Research variables included the completeness of medical] record information including patient identification, record evidence. the validity of records and procedure notes. This study uses a quantitative approach to regression analysis. The results shown that the relationship between medical record information quality with patient billing process times is significant This illustrates that the factors of medical record information has an important role in the process of billing patients, especially when third-party insurance billing in-patient. "
2011
T33694
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Mutiarawati
"Tingkat hunian rawat inap di rumah sakit QADR mengalami kemajuan pesat sejak diresmikan pada tahun 1993. Untuk tahun 1996 BOR yaitu 82,3 %. Dari hasil residensi diketahui bahwa penyelesaian administrasi pasien pulang merupakan rangkaian yang panjang sehingga pasien harus lama menunggu. Dari hasil penelitian sebelumnya pada tahun 1994 diketahui adanya ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan pembuatan faktur (invoice) 27,4 % menyatakan pelayanan lambat.
Penelitian ini adalah survey yang dilakukan secara cross sectional. Pengamatannya terhadap jumlah waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian setiap tahapan administrasi pasien rawat inap yang telah diperbolehkan pulang. Adapun tahapan proses penyelesaian administrasi meliputi bagian perawatan, bagian keuangan bagian kasir.
Populasi penelitian adalah seluruh pasien dengan biaya sendiri yang telah selesai dirawat mulai dari tanggal 3 Maret 1997 selama tiga minggu berturut - turut. Adapun hasil analisa secara univariat dapat diketahui bahwa :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian adminstrasi pasien pulang pada bagian perawatan ternyata rata - rata 842,4 menit (78 responden ). Dari 26 responden dengan instruksi pulang pagi hari waktu yang dibutuhkan rata - rata 85 menit.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian administrasi di bagian keuangan adalah rata - rata 248,3 menit ( 78 responden ). Pada pasien dengan instruksi pulang pada pagi hari membutuhkan waktu rata - rata 338 menit ( 26 responden ).
3. Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian administrasi di bagian kasir rata - rata adalah 65,9 menit (78 responden ). Pada 26 responden dengan instruksi pulang pagi hari 42,7 menit.
4. Waktu yang dibutuhkan oleh pasien untuk kembali ke bagian perawatan sebelum pulang yaitu 20 menit.
Seluruh proses administrasi pasien pulang ini membutuhkan waktu 1176,6 menit (20 jam). Hanya 1 responden yang dapat menyelesaikan proses ini dalam 135 menit (2 jam l5 menit ). Dari 26 responden dengan instruksi pulang pada pagi hari membutuhkan waktu 486,7 menit ( 8 jam ).
Beberapa alternatif untuk mempersingkat waktu penyelesaian administrasi ini adalah Memperbaiki tata laksana penyelesaian adminstrasi rawat inap ini pada titik kritis yang terdapat di bagian perawatan, bagian keuangan dan bagian kasir.
Menambah jam kerja bagian penagihan lebih dari jam 16.00 dengan mempertimbangkan bahwa kasir masih bertugas sampal jam 21.00, sehingga pasien yang mendapat ijin pulang pada sore hari dapat segera pulang. Memakai peralatan komputer untuk billing sistem dan rekam medik.

The Time which was Needed by a Patient to Completing the Administration Matters of In-patient from QADR Hospital TangerangThe occupancy rate of in - patient in QADR hospital was very fast increase since it was operated in 1993. For the year of 1996 BOR is 82.3 %.From the result of the resident investigation it was known that administration of the patient leaving the hospital consist of a long chain process so that the patient have to wait for quite a long time. From the result of the investigation it was known that before the year of 1994 there was many unsatisfied patient for the service of invoicing, 27,4 % stated it was a very slow service.
This investigation is a survey which is done using cross sectional method. The observation on how many hours that was needed to completed every step of administration of in patient who will leave the hospital.
The administration process consist of : the nursing department, finance department, and cashier.
From result of the analysis by the univariat system it was known that :
1. The time that was needed to completed the administrative matters for leaving patient in the nursing department average 842,4 minute ( from 78 respondent) and if the patient got information to leave in the morning the time was average 85 minute (26 respondent ).
2. The time that was need to completed the administrative matters in finance department are 248,3 minute ( 78 respondent ). From 26 respondent with information to leave the hospital in the morning, the average was 338 minute.
3. The time that was needed to completed the administrative matters of the cashier are average 59 minute.( 78 respondent) From 26 respondent with information to leave the hospital in the morning, the average was 42,7 minute.
4. The time that was needed by a patient to come back to nursing department before leaving hospital are average 20 minute.
The whole administration process for a patient to leave hospital are 1176,6 minute ( from 78 respondent) counting from the time when the doctor permit the patient to leave the hospital. Only one respondent can completed the whole process in 135 minute_ From 26 respondent who got the information to leave the hospital in the morning the average was 486,7 minute.
Some alternative to shortening the administrative process :
1. Refining procedure of the administration of the in - patient at the critical points in nursing department, finance department, cashier.
2. To add the working hours in invoicing section over 16.00 o'clock with consideration that cashier still on duty until 21.00 o'clock so that the patient who get the permit to leave hospital in the afternoon can leave at the same day.
3. Computerization for billing system and medical record.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Riady
"Ada dua permasalahan yang biasanya dihadapi yaitu pertama, mutu menurut standar provider kadang kala berbeda dengan mutu menurut standar setiap pasien. Agar usaha peningkatan mutu layanan dapat mencapai sasarannya secara optimal, dalam arti dapat memenuhi kepuasan pasien, seyogianya masalah mutu ini perlu juga ditelaah melalui pendekatan dari sudut pandang pasien (pengguna jasa).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor (variabel bebas) yang berhubungan dengan persepsi pasien rawat inap (variabel terikat) dalam menilai pelayanan faktor di RSQ. Di samping mengetahui varibel bebas apa saja yang berhubungan dengan .variabel terikat, juga bertujuan melihat bagaimana pola hubungannya yang kemudian dilakukan analisis terhadap pola hubungan dimaksud.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat variabel bebas (dari 14 variabel) yang berhubungan secara bermakna dengan persepsi pasien dalam menilai layanan & law, yaitu variabel Kelas Perawatan, Penjamin Biaya, Layanan Visite Dokter, dan Jumlah Jenis Layanan. Hubungan Kelas Perawatan dengan Persepsi Pasien terhadap Layanan Faktur (setelah uji ulang), menunjukkan pola hubungannya berbentuk linier dan berbanding terbalik dengan tingkatan kelas perawatan, yaitu semakin tinggi kelas perawatannya, semakin kecil proporsinya yang mengatakan layanan faktur di RSQ, cepat. Sebaliknya, semakin rendah kelas perawatannya, semakin besar proporsi yang mengatakan cepat. Pada variabel Penjamin Biaya Perawatan, pola hubungan yang terjadi adalah proporsi terbesar yang mengatakan cepat ditemukan pada pasien yang biaya perawatannya dijamin oleh lembaga, kemudian diikuti oleh pasien tanpa penjamin. Proporsi terkecil ditemukan pada pasien yang dijamin oleh perseorangan. Sedangkan pada variabel Layanan Visite.
Dokter, proporsi lebih besar dari pasien yang mengatakan layanan faktur cepat, terdapat pada pasien yang intensitas layanan visite dokter (pertemuan dokter - pasien) yang lebih banyak, dibanding pasien yang intensitas pertemuannya lebih sedikit. Terakhir, variabel Jumlah Jenis Layanan menunjukkan bahwa pasien yang mengatakan cepat, proporsinya lebih besar ditemukan pada pasien yang mendapat jenis layanan dengan jumlah lebih banyak, dibanding yang mendapat jenis layanan lebih sedikit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E.A. Sani
"Dunia usaha perumah sakitan nasional dewasa ini tidak terpisahkan dari situasi pasar global dan kondisi krisis ekonomi dimana tingkat persaingan yang ketat dan tingginya biaya pelayanan kesehatan. Hal tersebut berpengaruh terhadap kelangsungan operasionalnya rumah sakit.
Pengaruh tersebut perlu diantisipasi dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara efsien dan efektif. Salah satu sumber pendapatan yang cukup besar berasal dari pelayanan pasien rawat inap. Namun transaksi pelayanan pasien rawat inap ini tidak seluruhnya dibayar tunai/kas, melainkan sebagian pembayarannya ditagih kemudian yang tercermin dalam saldo kumulatif piutang pelayanan.
Data keuangan yang diolah dari Neraca dan Rugi Laba Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 1999 dan 2000 menunjukkan bahwa pendapatan rumah sakit meningkat secara bermakna sebesar 149,71 % pada tahun 2000. Sekitar 40 % dari pendapatan rumah sakit berasal dari pendapatan rawat inap. Sedang pendapatan rawat inap meningkat sebesar 156,46 % tetapi piutang pelayanan meningkatnya jauh lebih besar mencapai 245,98 %. Proporsi piutang pasien rawat inap terhadap pendapatan rawat inap ternyata meningkat secara drastis dari hanya 9,64 % pada tahun 1999 menjadi 15,16 % pada tahun 2000.
Sehubungan dengan meningkatnya saldo piutang pelayanan pasien rawat inap tersebut, maka perlu mendapat perhatian khusus dan ditangani secara profesional. Hal ini mengingat bahwa piutang pelayanan adalah sumber dana likuid untuk mendukung operasional rumah sakit dan apabila tidak dikelola dengan baik, tentu akan mempengaruhi modal kerja yang dibutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran penyebab dari besarnya jumlah piutang pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta dengan pendekatan sistem yaitu input, proses dan output. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara secara mendalam.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab besarnya saldo piutang pelayanan pasien rawat inap karena lamanya waktu dalam proses penyampaian surat tagihan kepada para debitur. Akibatnya tingkat pembayaran yang diterima rendah yaitu rata-rata 23;30% dan masih cukup tingginya jumlah saldo piutang yang tidak terbayar yang terakumulasi pada total piutang pelayanan bulan berikutnya rata-rata sebesar 76,70%. Disamping itu pula terdapat piutang yang berumur lebih dari 90 hari mencapai sebesar 39,75% dan total piutang pelayanan pasien rawat inap per 31 Maret 2000.
Saran yang dapat diberikan adalah perlunya diingatkan para dokter dalam melakukan pemeriksaan wajib untuk mengisi hasil pemeriksaannya pada resume medik, dan dilakukannya evaluasi terhadap tingkat kepatuhannya. Dengan demikian penataan rekening harian dan invoice tagihan pasien rawat inap dapat dikerjakan secara cepat dan akurat. Petugas penagihan dapat lebih cepat menyampaikan surat tagihan kepada para debitur yang jumlahnya mencapai 178 perusahaan. Selanjutnya perlu dipertimbangkan adanya batasan waktu dalam penyampaian surat tagihan, penambahan petugas dan kendaraan operasional roda dua agar dapat menjangkau lebih banyak debitur yang lokasinya tersebar di wilayah Jabotabek.

Analysis on Management of Collection Account Receivables of Third Party Inpatient Care at RS Haji Jakarta for the Year of 2000Nowadays, the business word of national hospitality can not he separated from global market situation and the economic crisis condition, in the full competition and the high prices of health services. It is fluencies to the sustainability hospital operations.
We need to anticipate the influence in order to process the resources that we have efficiently and effectively. One of the biggest resources of incoming is from in patient services. Unfortunately, not all of the transactions of patient are paid in cash, but a half of the payment is collected latter, which could be shown up in cumulative service debt balance.
The financial data was derived from the balance sheet and income statement of Haji Hospital Jakarta for the period of 1999 and 2000, It showed that hospital revenue has substantially increased for 149,71 % in the year 2000. Approximately 40 % of the revenues generated from inpatient care. Although revenue increased by 156, 46 %, however the balance of account receivable also increase by 245, 98 %. The proportion of account receivable as compared to patient?s revenue.
Because of the increase of the debt balance of the patient services, it is necessary to handle it professionally. It reminds that the debt service is a liquid resource to back the operationally of the hospital up, because if it didn't be proceed well, it would influence the work capital that we need.
This observation aims to get a description of the causal of the high total debt of the patient at Haji Hospital Jakarta with several approach systems are input, process and output. This observation is analytic descriptive which doing direct observation and making several interviews deeply.
From the result of the observation could be concluding that the causal of the high debt balance of patient was because of a very long process time giving the letter for the payment of the debt to the debtor. So, the total received payment from the debtor was still low, and the arrange or it was around 23,30 % and because the unpaid debt balance was still in high number which accumulated in total debt service for the next month would be around 76,70 %. Beside there were debts which had been more than 90 days, about 39,75 % of the total debt service of in patient per march, 31, 2000
The suggestions could be given are the extent necessary to remind the doctors when they do the obligation examine, the have to fill the result of the examination in to a medical status recorded card and to evaluate the level of the obedience. By doing that, the arrangement of daily payment and invoice debt of patient could be done fast and correctly. As well as, the debt collector could send the letter of the debt payment to a debtor faster, which the number of the debtor is 178 companies. For the next step, it is necessary to consider for giving a time limitation in sending the letter of the debt collector and the operational vehicles especially motorcycle, in order to reach more debtors in all of Jabotabek area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawanti Iswandari
"Dalam usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit QADR Tangerang khususnya unit rawat jalan adalah dengan mendengarkan suara pelanggan yang menggunakan Metode SERVQUAL ? Quality Function Deployment (QFD). Metode SERVQUAL yang terfokus dalam lima dimensi mutu yaitu keandalan, keyakinan, responsif, empati dan berwujud merupakan dasar dalam pembuatan rumah mutu penyebaran fungsi berkualitas/QFD. Selanjutnya desain mutu pelayanan dimasukkan dalam rumah mutu, yang merupakan salah satu alat manajemen mutu yang sudah terbukti dan banyak digunakan di negara maju sebagai alat untuk menterjemahkan suara pelanggan ke dalam bahasa teknis.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain mutu pelayanan di unit rawat jalan rumah sakit QADR dengan berdasarkan suara pelanggan menggunakan metode SERVQUAL?QFD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan responden sebanyak 100 pelanggan eksternal, dan 50 responden dari bagian manajemen dan petugas rawat jalan.
Hasil akhir rumah mutu adalah (1). RS QADR memiliki sistem komunikasi yang baik, (2) Kerjasama dalam memberikan pelayanan yang efektif, (3) Interaksi dan evaluasi rutin antara manajemen, petugas dan pelanggan, (4) Identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan, (5) Promosi yang dilakukan RS QADR.

In term to elevate service quality in QADR Hospital particularly its outpatient unit with involving voice of customer is using SERVQUAL ? Quality Function Deployment (QFD) method. SERVQUAL method is focusing into five dimensions of service quality; Realiability, Assurance, Responsiveness, Empathy and Tangibles, which are the based for making House of Quality in Quality Function Deployment (QFD). QFD is a part of quality management that has been used by some developed countries to translate voice of customer both internal and external into technical aspect of services.
This research's purpose is designing a service quality in outpatient unit of QADR Hospital based on voice of customer using SEVQUAL-QFD methode. This research used both quantitative and qualitative approaches, designed toward 100 respondents (external customers) and 50 internal customers (managements and outpatient staffs).
The results of House of Quality produces the following priorities: (1). Improving QADR Hospital organization?s communication, (2). Cooperation, in term to deliver efective services, (3). Interaction and evaluation routinely amongst managemenst, outpatient staffs and customers, (4). Identification of customers need and expectation, (5). Promotion of QADR Hospital.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T21794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"ABSTRAK
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/PER/III/2008
Bab III tentang tata cara penyelenggaraan rekam medis pada pasal 5 ayat 1
menyatakan ? Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran
wajib membuat rekam medis?. Askes terhadap rekam medis, termasuk ringkasan
pelayanan (resume) pada setiap pelayanan pasien, meningkatkan peluang untuk
terjadinya kesinambungan pelayanan kesehatan yang diperlukan (WHO, 2008: Word
Health Report 2008). Rekam medis yang bermutu harus memenuhi indikator
kelengkapan isi, keakuratan, ketepatan waktu dan pemenuhan aspek hukum
(Huffman, 1994). Mutu resume medis adalah cermin mutu rekam medis serta
layanan yang diberikan oleh Rumah Sakit (Depkes,1991). Menurut statement salah
satu staf rekam medis di RS Kanker "Dharmais", pengisian resume medis masih
terdapat keterlambatan dan ketidaklengkapan oleh dokter. Berdasarkan hasil
observasi penulis pada bulan september tahun 2010, dari 144 resume medis
kelengkapan pengisian resume medis mencapai 84,7% dan keterlambatan pengisian
resume medis mencapai 81,25 %. Keterlambatan pengisian resume medis terjadi
dikarenakan padatnya aktifitas dokter dan tidak setiap hari dokter berada di RSKD
dan ketidaklengkapan pengisian resume dikarenakan dokter sering lupa mengisi
diantaranya adalah hasil pemeriksaan penunjang dan tanggal pembuatan resume.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu resume medis berdasarkan
kelengkapan, keakuratan, dan ketepatan waktu pengisian resume medis. Serta
mengetahui hubungan antara mutu resume medis dengan aspek hukum penulisan
resume medis. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan data
sekunder pasien jamkesmas dan pasien umum melalui penarikan sampel yang
berjumlah 110 resume medis. hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara mutu resume medis dengan dengan aspek hukum penulisan
resume medis (nilai p-value = 1,0 ). Disarankan kepada pihak rumah sakit perlu
adanya monitor secara berkala dalam pengisian resume medis, sosialisasi resume
medis ke dokter (baik baru maupun lama) tentang pentingnya mutu resume medis,
terutama ketepatan waktu pengisian resume medis mengingat ketapatan waktu
pengisian resume masih rendah dan pengisian resume medis sebaiknya dalam bentuk
komputerisasi yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab pasien.

Abstract
Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number
269/Menkes/PER/III/2008 Chapter III of the procedures of the medical records in
Article 5, paragraph 1 states "Any physician or dentist practicing medicine in the
medical record shall be made". Health insurance to the medical record, including a
summary of services (resume) in each patient care, increase the chances for the
continuation of necessary medical care (WHO, 2008: Word Health Report 2008).
Medical record must meet the quality indicators of the completeness of the content,
accuracy, timeliness and compliance with the legal aspects (Huffman, 1994). Quality
medical resume is a mirror of the quality of medical records and services provided by
the Hospital (MOH, 1991). According to the statement of one of the medical records
staff at the Cancer Hospital "Dharmais", charging medical resume there are still
delays and omissions by the physician. Based on the observation of the writer in
September of 2010, from 144 medical resumes medical resumes charging
completeness reached 84.7% and the delay in charging medical resume reaches
81.25%. Delays occurred due to the filling of medical resume activity density of
doctors and not every day a doctor was in RSKD and incompleteness due to resume
charging doctors often forget to fill them are the results of investigation and creation
date resume. This study aims to determine the quality of medical resume based on the
completeness, accuracy, and timeliness of medical resume charging. And determine
the relationship between the quality of the legal aspects of medical resume writing
medical resumes. This study uses cross sectional approach, Jamkesmas patients with
secondary data and public patients through the withdrawal sample of 110 medical
resume. results showed that there was no significant relationship between the quality
of medical resume with the legal aspects of medical resume writing (p-value = 1,0).
Suggested to the hospital is necessary to periodically monitor the charging medical
resume, medical resumes socialization to the doctor (both new and old) about the
importance of quality medical resume, especially the timeliness of medical resume
charging ketapatan considering charging time is still low, and charging resumes
medical resumes should in computerized form, signed by the physician in charge of
the patient
"
Universitas Indonesia, 2012
S43604
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lissa Melissa Jessy Rotua Lumbanraja
"Latar belakang: Ketidaklengkapan rekam medis merupakan salah satu penyebab sehingga berkas klaim sering kali tidak lengkap atau tidak tepat waktu. Banyaknya klaim yang tidak berhasil berhubungan dengan penundaan pembayaran klaim JKN oleh BPJS Kesehatan menggangu cash flow RSU UKI. Oleh karena itu, rumah sakit perlu melakukan penelitian tentang cara pengisian lengkap rekam medis yang baik. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan dokumentasi rekam medis dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses pembayaran klaim BPJS untuk pasien yang menjalani rawat inap di RSU UKI. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan metodologi penelitian kualitatif, dilaksanakan wawancara mendalam dengan informan yang dianggap dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan untuk studi tersebut yang melibatkan pengumpulan dan detail dari data klaim pending yang belum terselesaikan, dibagi berdasarkan berbagai aspek masalahnya. Hasil: Rumah sakit untuk memenuhi target administratif dapat mempengaruhi cara mendokumentasikan dan mengkodekan kasus. Tekanan untuk mengoptimalkan penggantian dari penyedia asuransi atau program kesehatan pemerintah dapat mempengaruhi metode pengkodean diagnosis dan prosedur. Kelengkapan berkas klaim BPJS tinggi dalam hal identitas KTP/KK (100%) dan surat eligibilitas peserta (99.24%). Namun, ada kelemahan signifikan dalam kesesuaian koding (hanya 19.70%), menunjukkan bahwa ini adalah area yang memerlukan perbaikan serius. Ketidaksesuaian koding adalah penyebab utama klaim pending.

Background: Incomplete medical records are one of the reasons why claim files are often incomplete or not timely. The large number of unsuccessful claims related to delays in payment of JKN claims by BPJS Health disrupted RSU UKI's cash flow. Therefore, hospitals need to conduct research on how to properly fill out medical records. Objective: To identify factors related to the completeness of medical record documentation and how these factors influence the BPJS claim payment process for patients undergoing inpatient treatment at RSU UKI. Method: This research uses a descriptive analytical approach with qualitative research methodology, in-depth interviews are carried out with informants who are deemed to be able to provide accurate and relevant information for the study which involves collecting and detailing unresolved pending claim data, divided based on various aspects of the problem. Results: Hospitals' ability to meet administrative targets can influence how cases are documented and coded. Pressure to optimize reimbursement from insurance providers or government health programs may influence diagnosis and procedure coding methods. Completeness of BPJS claim files is high in terms of KTP/KK identity (100%) and participant eligibility letters (99.24%). However, there was a significant weakness in coding compliance (only 19.70%), indicating that this is an area that requires serious improvement. Coding discrepancies are a major cause of pending claims."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Rusmianingsih
"Metoda pemberian asuhan keperawatan tim, apabila dilaksanakan secara efektif dan efisien menimbulkan kepuasan untuk perawat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan penerapan metoda asuhan keperawatan tim dengan kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Desain menggunakan deskriptif korelasi dengan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 80 orang dengan total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara koordinasi dan supervisi dengan kepuasan kerja perawat (p < 0.05). Perlu peningkatan koordinasi di dalam tim dan unit terkait dan supervisi yang dilakukan secara berkala dan insidentil untuk peningkatan asuhan keperawatan.

Team nursing method if this method carried out effectively and efficiently it could lead to nurses? satisfaction. The purpose of this study is to determine the relationship between the utilization of team nursing care method and the nurses? job satisfaction in Installation Inpatient Tangerang Regency Hospital. This was a descriptive correlation study using cross sectional design. A number of 80 nurses were involved using total sampling technique.
The results showed that coordination and supervision were significantly associated with nurses? job satisfaction (p <0.05). Therefore, there is a need to increase coordination both in the team nursing and other units related to nursing services, to conduct supervision periodically and incidentally, as well as to increase application of team nursing care method particularly in nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pusposari Purwoko
"Rekam medis merupakan berkas yang wajib dimiliki oleh rumah sakit, karena berisi tentang catatan pengobatan pasien di rumah sakit (RS). Saat ini rekam medis di Indonesia telah mengalami perubahan menjadi rekam medis berbasis elektronik dan wajib diimplementasikan paling lambat tanggal 31 Desember 2023. Beberapa RS telah mengembangkan RME namun implementasinya tidak berjalan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi rekam medis elektronik (RME) menggunakan metode Human, Organization dan Technology (HOT)-Fit di Instalasi Rawat Jalan RS AN-NISA Tangerang. Hubungan antara ketiga variabel tersebut akan dianalisis mengenai kaitannya dengan net benefit penggunaan rekam medis elektronik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional melalui survei. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ada hubungan antara teknologi RME dengan pengguna RME, ada hubungan antara teknologi RME dengan organisasi RS, ada hubungan antara organisasi RS dengan net benefit RME, ada hubungan tidak langsung antara teknologi RME dengan net benefit RME melalui organisasi RS, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membuktikan hubungan antara pengguna RME dengan net benefit RME. Saran dari penelitian ini supaya RS melakukan evaluasi rutin dan melibatkan para pengguna RME dalam pengembangan aplikasi.

Medical records are files that must be owned by hospitals, because they contain records of patient treatment in hospitals. Currently, medical records in Indonesia have changed to electronic-based medical records and must be implemented no later than December 31, 2023. Some hospitals have developed RME but the implementation is not running smoothly. This study aims to evaluate the implementation of electronic medical records (RME) using the Human, Organization and Technology (HOT)-Fit method at the Outpatient Installation of AN-NISA Tangerang Hospital. The relationship between the three variables will be analysed regarding their relationship with the net benefits of using electronic medical records. This research is a quantitative study with a cross sectional approach through a survey. The data analysis technique uses path analysis to see the relationship between variables. The results illustrate that there is a relationship between RME technology and RME users, there is a relationship between RME technology and hospital organization, there is a relationship between hospital organization and RME net benefits, there is an indirect relationship between RME technology and RME net benefits through hospital organization, and there is no evidence strong enough to prove the relationship between RME users and RME net benefits. The suggestion from this study is for hospitals to conduct regular evaluations and involve RME users in application development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Suud
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja diantara tenaga keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang, dan menentukan hubungan antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan studi korelasi deskriptif dengan pengumpulan data secara cross-sectional.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen pcngukuran kepuasan kerja perawat rumah sakit yang dikembangkan oleh Stamps dan kawan-kawannya, yang aslinya terdiri dari 48 pertanyaan, dan telah disesuaikan dengan kondisi setempat sehingga menjadi 30 pertanyaan. Instrumen data demografi yang dikembangkan oleh peneliti yang digunakan dalam pengumpulan data merupakan karakteristik perawat. Sampel penelitian ini adalah 112 orang tenaga keperawatan yang bekerja di ruang rawat inap, dan diambil secara random.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat inap Rumah sakit Umum daerah Tangerang belum mencapai tingkat puas. Komponen yang paling rendah tingkat kepuasannya adalahkomponen penghasilan. Sedang dari hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa hanyamasa kerja dan status perkawinan yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian ini perlu kiranya pihak manajemen rumah sakit menaruh perhatian terhadap kebijakan yang herhubungan dengan penghasilan karyawan khususnya tenaga keperawatan karena menyangkut masalah kesejahteraaan. Perbaikan sistem pembagian jasa pelayanan dapat dipikirkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja tersebut. Akhirnya perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan include kualitatif untuk menggali lebih dalam lagi persepsi perawat tentang kepuasan kerja mereka. sehingga lebih jelas gambaran indikator-indikator kepuasan kerja perawat.

The purpose of this study was to describe the job satisfaction among ward nurses at Tangerang General Hospital, and determine the relationship between nurse's characteristics and job satisfaction. Descriptive correlation design with cross sectional data collection was used in this study.
The instrument developed by Stamps and her associates which originally comprised of 48 items were modified and reduce to 30 items to measure nurse's satisfaction. The data demographic instrument was developed by researcher was utilized to collect data on nurse's characteristics. The both instruments were administered to 112 randomly selected ward nurses.
The result of the study has shown the lower level of nurses's satisfaction toward their jobs. The lowest satisfaction of nurses was on their income, while the correlation analysis revealed only the number of years of working and marital status had significant relation ship with job satisfaction.
The findings of this study can be utilized as an input to the top manager for reviewing the institution's policy on nurse's income and welfare issues, such as the improvement of incentive system can be considered as one of a 'ort to increase nurse's satisfaction. Further study using qualitative research methodology by exploring nurse's perception on their job satisfaction will touch the underneath of human experiences and finally come up with the nurse's perspective indicators of job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>