Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Hidayati
"Efek samping obat anti tuberkulosa pada penderita TB dapat diatasi oleh peran keluarga dalam melaksanakan tugas perawatan kesehatan keluarga . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami efek samping obat TB di wilayah Puskesmas Pabuaran Tumpeng. Jenis penelitian ini adalah deskriptif univariat,dengan pendekatan survey pada 29 keluarga penderita TB paru, menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi karakteristik keluarga terdiri dari: umur rata-rata responden 41.62 tahun; 86,2% responden berjenis kelamin perempuan; 69% responden berasal dari suku Sunda; 79,3% responden berpendidikan rendah; 86,2% responden tidak bekerja; dan 96,6% responden mempunyai penghasilan yang rendah.
Hasil penelitian mengenai tugas perawatan kesehatan keluarga yaitu: kemampuan keluarga dalam mengenal efek samping obat anti TB kurang baik (58,6%); kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan baik (62,07%); kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga kurang baik (55,17%); kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan kurang baik (51,72%); dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan Puskesmas baik (68,97%).

Side effects of anti-tuberculosis drugs in patients with TB can be addressed by the family's role in family health care task. The purpose of this study was to determine the description of the implementation of the health care task families with family members who experience the side effects of TB drugs in the health centers Tumpeng Pabuaran. This research is descriptive univariate, with survey approach to the 29 families of patients with pulmonary tuberculosis, using total sampling technique.
This study suggests that the distribution of respondent characteristics comprises: the average respondent age 41.62 years, 86.2% of respondents were female, 69% of respondents were from the Sundanese, 79.3% lower educated respondents, 86.2% of respondents does not work, and 96.6% of respondents have a low income.
Results of research on family health care tasks to family members who had pulmonary TB drug side effects are: the ability of families to know the side effects of TB drugs is less well (58.6%), the ability of families to make decisions is good (62.07%), the ability of families to care for family members is not good (55.17%), family’s ability to modivy the environment is less well (68.97%), family's ability to utilize health services is good (68,97%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Mulyana
"Pengaruh hormon mengaktifkan kelenjar sebasea saat remaja, dan meningkatkan kelembaban genitalia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja awal tentang kesehatan organ reproduksi wanita dan perilaku vulva hygiene. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana. Sampel penelitian mencakup 108 siswi kelas tujuh dan delapan, dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas pengetahuan remaja cukup (62,0%) dan perilaku vulva hygiene baik (51,9%). Informasi mempengaruhi pengetahuan, yang menentukan perilaku. Peneliti menyarankan pemberian informasi kesehatan reproduksi oleh peer group secara berkala, mahasiswa keperawatan juga perlu mempelajari keterampilan menyampaikan materi kesehatan reproduksi bagi remaja secara efektif.

Hormonal changes activate sebacea glands and increase genitalia moisture. The study aimed to find the knowledge level of female reproductive health and vulva hygiene behaviour in early female adolescents. The method of this research was quantitative descriptive. The data were collected from 108 female students in seventh and eighth grade by simple random sampling. Result showed that most respondents had sufficient knowledge (62,0%) and good vulva hygiene behaviour (51,9%). Information influence knowledge, that determine human behaviour. Researcher suggested that delivering information about reproductive health by peer group should be done regularly, nursing students also need to learn communication skill in deliver reproductive health materials for adolescents effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deshinta Rosalina Puspitasari
"ABSTRAK
Remaja merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko terhadap masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan remaja, khususnya pada remaja wanita, adalah masalah kesehatan reproduksi: keputihan. Keputihan pada remaja dapat berdampak infeksi dan infertilitas. Oleh karena itu, penanganan keputihan remaja sangat perlu untuk dilakukan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi catatan harian kesehatan untuk meningkatkan perilaku kebersihan organ reproduksi remaja wanita dengan masalah keputihan. Hasil intervensi keperawatan keluarga menggunakan catatan harian kesehatan menunjukkan peningkatan perilaku perawatan kebersihan organ kewanitaan dan penurunan frekuensi keputihan. Oleh karena itu, pemanfaatan catatan harian kesehatan dapat diterapkan petugas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan perilaku perawatan kebersihan remaja dalam mengatasi masalah keputihan.

ABSTRACT
Adolescents are one of the most at risk group to health problem. One of problem in adolescents, especially in female adolescents, is reproductive health problem vaginal discharge. Vaginal discharge in adolescents can affect to infection and infertility. Therefore, management of vaginal discharge in adolescents is very important to be done. The purpose of this scientific project is to know about the description of family nursing care using health diary as an intervention in adolescents with vaginal discharge. The result of nursing intervention using health diary shows that vaginal hygiene behavior was increased and vaginal discharge frequent was decreased. Therefore, health diary can be used by health care workers to increase vaginal hygiene behavior in adolescents in order to solve vaginal discharge problem. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meinarisa
"ABSTRAK
Angka kematian dan kecacatan pada wanita karena gangguan sistem reproduksi semakin meningkat. Penyakit infeksi disistem reproduksi dapat disebabkan karena kebersihan yang kurang dari wanita saat menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh Pendidikan kesehatan Menstrual Hygiene PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan selama menstruasi. Penelitian ini adalah penelitian quasi-experiment dengan pre-test and post-test with control group. Sejumlah 98 remaja putri di Sekolah Menengah Pertama SMP berpartisipasi dalam penelitian, 48 orang pada kelompok intervensi diberikan PMH melalui ceramah, demostrasi langsung menggunakan phantom dan pemberian booklet serta pengisian self-report selama menstruasi. Kuesioner yang digunakan adalah Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire untuk mengukur sikap remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan diri selama menstruasi p=0,001 95 CI 223,38 ndash; 234,17 . PMH meningkatkan sikap remaja putri dan membantu remaja untuk memahami kebersihan diri selama menstruasi. Penelitian ini merekomendasikan PMH digunakan oleh perawat dalam penyuluhan kesehatan di Unit Kesehatan Sekolah UKS.

ABSTRACT
WHO reported that the women mortality and morbidity due to reproductive system disorders increased in last decade. One of the cause the reproductive tract infection is unhygiene during menstruation. The research rsquo s goal is to measure the effectiveness Menstrual Hygiene Education MHE toward the adolescent girls rsquo attitude during menstrual period. This research design is a quasi experiment with pre test and post test with control group. 98 adolescent girls from junior high school has participated in this research, 48 respondents in intervention group have been given the MHE packages including lectures, direct demonstration using phantom, booklet and self report during menstruation. The questionnaire that used is Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire. The results showed that MHE there was influence of adolescent girls rsquo attitude in monitoring personal hygiene during menstruation p 0,001 95 CI 223,38 ndash 234,17 . MHE improved the attitude and helps the adolescents girls to understand personal hygiene during menstruation. This research recommend MHE can to be used by nurses for health education in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih
"Brief-PLISSIT Intervention Model (BPIM) yang telah dimodifikasi merupakan bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan pandangan, kepercayaan diri dan komitmen remaja dalam menjaga kesehatan reproduksi. Penulisan bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan BPIM dalam pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas melalui integrasi model CAP, HPM, CHSM, Trias UKS, FCN, dan manajemen pada siswa di SMP A. Pengetahuan kesehatan reproduksi peer educator meningkat secara signifikan dan kemampuan melakukan pendidikan kesehatan juga meningkat. Terdapat perbedaan pandangan, kepercayaan diri dan komitmen yang signifikan antara kelompok intervensi teknik BPIM dengan non BPIM. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) kesehatan reproduksi siswa SMP A mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan asuhan keperawatan yang disertai peningkatan pemahaman dan kemampuan melakukan komunikasi asertif.

Brief-PLISSIT Intervention Model (BPIM) is a modified form of community nursing intervention to improve the perceived, self-efficacy and commitment in maintaining adolescent reproductive health. The aim of this paper was to provide an overview of the implementation BPIM in service and nursing care through the integration of the model of CAP, HPM, CHSM, Trias UKS, FCN, and management at SMP A. The result was the increase in knowledge of peer educator regarding to reproductive health and the increase in the ability to conduct health education. There were differences in the opinion, self-efficacy and commitment between-group intervention compared to non BPIM. Behavior (knowledge, attitudes, and skills) SMP A student's reproductive health has increased significantly following the nursing intervention with increased understanding and ability to communicate assertively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A`an Haryono
"Stroke merupakan penyakit neurologi yang dapat menyebabkan berbagai kerusakan neurologis seperti paralisis, afasia, disfagia, gangguan sensorik. Suwita (2012), mengatakan bahwa 30-50% pasien stroke sering mengalami disfagia. Tingginya kejadian disfagia, membuat penderita stroke memiliki resiko tinggi dalam aspirasi dan terjadinya infeksi pernapasan. Sehingga perawatan mulut (Oral Hygiene) sangat diperlukan bagi pasien stroke. Studi kasus ini merupakan penerapan oral hygiene menggunakan Chlorhexidine 0,2 % dalam menjaga kebersihan mulut dan mencegah infeksi. Metode yang dilakukan dalam melakukan studi ini adalah dengan melakukan pengkajian tentang tingkat kebutuhan perwatan pasien. Kemudian dilakukan dengan pengkajian tingkat kebersihan mulut pasien dengan instrument AOG (oral assessment guide ), dan pasien dilakukan perawatan mulut menggunakan sikat gigi anak dan menggunakan Chlorhexidine 0,2%. Perawatan mulut dilakukan selama 3-5 menit dua kali dalam sehari dan dievaluasi setelah 6 hari. Evaluasi dilakukan menggunakan AOG (oral assessment guide). Setelah dilakukan perawatan mulut selama 6 hari didapatkan nilai AOG menurun yang menandakan terjadi perbaikan dalam tingkat kebersihan mulut

Stroke is a neurological disease that can cause various neurological damage such as paralysis, aphasia, dysphagia, sensory disorders. Suwita (2012), said that 30-50% of stroke patients often experience dysphagia. The high incidence of dysphagia, making stroke patients have a high risk of aspiration and respiratory infections. So that oral care (Oral Hygiene) is very necessary for stroke patients. This case study is the application of oral hygiene using Chlorhexidine 0.2% in maintaining oral hygiene and preventing infection. The method used in conducting this study is to conduct an assessment of the level of patient needs. Then it was carried out by assessing the level of oral hygiene of the patients with the AOG instrument (oral assessment guide), and the patients having oral care using a childs toothbrush and using Chlorhexidine 0.2%. Oral care is carried out for 3-5 minutes twice a day and evaluated after 6 days. Evaluation is done using AOG (oral assessment guide). After 6 days of oral care, the AOG value was decreased which indicated improvement in the level of oral "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Alifia Ramadianti
"ABSTRAK
Keluhan paling umum yang seringkali dialami oleh perempuan usia reproduksi pada organ genitalianya adalah keputihan. Keputihan dapatmenjadi salah satu indikatoradanya infeksi atau penyakit pada organ reproduksi yang terjadi karena banyaknya faktor salah satunya adalah kebersihan vagina yang kurang terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku merawat organ reproduksi (genital hygiene) dan kejadian keputihan pada perempuan di Kecamatan Bogor. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, teknik sampel menggunakan teknik purposive sampling, jumlah sampel 120 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dikembangkan peneliti sebelumnya dengan nilai alpha cronbachdiatas 0,6. Analisis univariat dengan menggunakan nilai distribusi proporsi. Hasil penelitian menunjukkan 54,2% responden berperilaku genital hygiene yang kurang, 45,8% responden menunjukkan perilaku genital hygiene baik. 75% responden mengalami gejala keputihan patologis dalam 6 bulan terakhir, dan 25% yang tidak mengalami. Disarankan penelitian selanjutnya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku genital hygiene, faktor-faktor lain penyebabkan keputihanpatologis dan korelasinya.

ABSTRACT
The most common complaint that is often experienced by women of reproductive age in their genital organs is leukorrhea. Leukorrheacan be an indicator of infection or disease in the reproductive organs that occurs due to many factors, one of which is poorly maintained vaginal hygiene. This study aims to see a picture of the behavior of caring for reproductive organs (genital hygiene) and the incidence of leukorrheain women in Bogor District. This type ofresearch is descriptive with cross sectional approach, the sample technique uses purposive sampling technique, the number of samples is 120 people. Data collection used a questionnaire developed by previous researchers with a Cronbach alpha value above 0.6. Univariate analysis using the proportion distribution value. The results showed 54.2% of respondents behaved less genital hygiene, 45.8% of respondents showed good genital hygiene behavior. 75% of respondents experienced symptoms of pathological leukorrheain the last 6 months, and 25% did not experience. It is suggested that further research should examine the factors that influence genital hygiene behavior, other factors that cause pathological leukorrheaand their correlation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Safira
"Keputihan merupakan sekresi vagina yang terinfeksi mikroorganisme patogen sehingga terjadi perubahan pada karakteristik lendirnya. Wanita di Indonesia, termasuk di dalamnya remaja putri, rentan terhadap kejadian keputihan. Hal ini dipengaruhi oleh cara perawatan organ reproduksi wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang perawatan organ reproduksi wanita dan angka keluhan keputihan pada remaja putri di SMA Negeri 1 Bogor. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan populasi 521 siswi dengan rentang usia 15-18 tahun dan diambil sampel sebanyak 81 orang dengan metode pengambilan sampel kuota.
Hasil menunjukkan mayoritas remaja putri memiliki pengetahuan yang buruk tentang perawatan organ reproduksi wanita dan memiliki keluhan keputihan. Penelitian ini menyarankan diadakannya penyuluhan kesehatan reproduksi, memasukkan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum sekolah menengah, dan menegakkan standar kebersihan di lingkungan sekolah.

Leucorrhea is an abnormal vaginal discharge, which caused by the infection of pathogenic microorganism and resulting the characteristic changes of mucus secretion. Women in Indonesia, including the teenage girls, are vulnerable to the incidence of leucorrhea. This phenomenon is affected by the treatment of female reproductive organs. The purpose of this study was to determine the knowledge level of female reproductive organs hygiene and the number of leucorrhea complaint of the teenage girls at SMA Negeri 1 Bogor. This study used the descriptive survey method. The populations were 521 female student of SMA Negeri 1 Bogor age 15 to 18 years old and only 81 students were chosen as a sample using quota sampling method.
The result showed that the majority of the teenage girls have a bad knowledge level about the female reproductive organs hygiene and have a high rate of leucorrhea complaint. This study recommends the school to hold a seminar about the female reproductive health, includes the reproductive health education into the school's curriculum, and improve the standard of hygiene in the school environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Remaja merupakan kelompok berisiko terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi Mudahnya paparan media pornografi dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi di sekolah menyebabkan terjadinya perilaku hubungan seksual pranikah terus meningkat Perawat Spesialis Komunitas mempunyai peran untuk mencegah terjadinya masalah tersebut Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memberikan gambaran konseling kesehatan reproduksi berbasis IT KB IT sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja di SMP F Kelurahan Cisalak Pasar.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 27 7 sikap 4 7 dan praktik 4 Rerata 90 siswa menyatakan KB IT bermanfaat KB IT dapat diaplikasikan dalam upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi di sekolah KB IT disarankan menjadi program pengembangan dan pembinaan pihak sekolah puskesmas dan dinas kesehatan Kata Kunci KB IT Remaja Kesehatan reproduksi Keperawatan Komunitas Daftar Pustaka 108 1956 ndash 2012.

The youth is at risk aggregate for problems related to reproductive health Easy exposure to pornography media and lack of reproductive health services in school lead to increase premarital sexual behavior Community Specialist nurses have role to prevent such problems This final scientific paper aims to provide an overview of IT based counseling on reproductive health as a form of community nursing intervention to improve the adolescents rsquo reproductive health at F Junior High School Cisalak Pasar.
The results show an increasing trend by 27 7 for knowledge activities 4 7 for attitude and 4 for practice The mean 90 of students stated they got benefits from KB IT To conclude KB IT can be applied to prevent reproductive health issues in schools Furthermore KB IT is suggested to be development program and coaching by school Community Health Center and district health office.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apriliani Yulianti Wuriningsih
"[ABSTRAK
Infeksi menular seksual merupakan salah satu masalah kesehatan perempuan yang
berdampak besar terhadap kesehatan reproduksi. Perempuan dituntut untuk
menjaga kebersihan diri khususnya kebersihan genitalia sebagai alat reproduksi
utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan
kesehatan kebersihan diri terhadap tanda dan gejala IMS. Penelitian ini
menggunakan disain eksperimen semu. Teknik pengambilan sampel
menggunakan konsekutif pada 84 responden yang terbagi dalam kelompok
kontrol dan intervensi. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tanda dan
gejala IMS. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan mengurangi
tanda dan gejala infeksi menular seksual (p = 0,008). Pemberian pendidikan
kesehatan direkomendasikan di pelayanan kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan reproduksi perempuan.

ABSTRACT
Sexual transmitted diseases are one of the women health problems which has a
major impact on health reproduction. Women required to maintenance personal
hygiene especially for genital area as a main reproduction organ. This study was
conduct to explore the effect of personal hygiene health education on the signs
and symtoms of STD amongs respondents. The design is a quasi-experimental.
Consecutive sampling method was used in 84 respondents and divided into
control groups and intervention groups. A questionnaire of signs and symptoms of
sexual transmitted diseases was used. The results showed personal hygiene health
education reduces the signs and symptoms of sexual transmitted diseases (p =
0.008). The health education is recommended to use in the health service to
improve women's health reproduction, Sexual transmitted diseases are one of the women health problems which has a
major impact on health reproduction. Women required to maintenance personal
hygiene especially for genital area as a main reproduction organ. This study was
conduct to explore the effect of personal hygiene health education on the signs
and symtoms of STD amongs respondents. The design is a quasi-experimental.
Consecutive sampling method was used in 84 respondents and divided into
control groups and intervention groups. A questionnaire of signs and symptoms of
sexual transmitted diseases was used. The results showed personal hygiene health
education reduces the signs and symptoms of sexual transmitted diseases (p =
0.008). The health education is recommended to use in the health service to
improve women's health reproduction]"
2015
T43599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>