Ditemukan 179896 dokumen yang sesuai dengan query
Kartika Diva Asriani
"Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan integritas pada karyawan. Pengukuran menggunakan kuesioner Money Ethic Scale (Tang, 1995) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.893 dan kuesioner Integrity Scale (Schlenker, 2008) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.854. Partisipan berjumlah 177 karyawan yang bekerja di perusahaan di daerah Jabodetabek, memiliki tingkat pendidikan minimal SMA, dan berusia 21-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara sikap terhadap uang dan integritas (r = -0.238, p < 0.01), artinya semakin tinggi sikap terhadap uang karyawan maka semakin rendah integritas yang dimilikinya.
The purpose of this study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and integrity among employees. The measurements used were Money Ethic Scale (Tang, 1995) that has cronbach alpha coefficient of 0.893 and Integrity Scale (Schlenker, 2008) that has cronbach alpha coefficient of 0.854. Participants were 177 employees working in companies located in Jabodetabek areas, minimum educational level of Senior High School, and aged 21-55 years old. The result of this study showed that there was a negative significant correlation between attitude towards money and integrity (r = -0.238, p < 0.01), meaning that the higher employee’s attitude towards money, the lower the integrity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58621
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dandy Prakoso
"Penelitian ini didasari oleh fenomena pentingnya menabung, akan tetapi tingkat menabung di Indonesia masih rendah. Menabung memiliki dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi, individu, maupun organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan hubungan antara sikap terhadap uang dan sikap terhadap menabung. Pengukuran sikap terhadap uang menggunakan Money Ethic Scale dari Tang (1995), sedangkan pengukuran sikap terhadap menabung menggunakan Attitude Toward Saving Scale (Furnham dan Goletto-Tankel, 2002). Responden sebanyak 187 karyawan di daerah Jabodetabek diperoleh melalui teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak (r= .201, p <.01), yang berarti terdapat hubungan signifikan antara sikap terhadap uang dan sikap terhadap menabung. Hal ini menunjukkan semakin tinggi skor sikap terhadap uang seseorang maka semakin positif sikap terhadap menabungnya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah diharapkan karyawan dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik, salah satu caranya dengan menabung.
This study was based on the phenomenon of the importance of saving money, but the level of saving in Indonesia is still low. Saving money had a positive impact on economic development, individuals, and organizations. This study aimed to explain the relationship between attitudes toward money and attitude towards saving. Measurement of attitude towards money was using Tang’s Money Ethic Scale (1995), and the attitude towards saving was using Attitudes Towards Saving Scale (Furnham and Goletto-Tankel, 2002). Respondents counted 187 employees located in the Greater Jakarta Area are obtained through accidental sampling technique. The results showed that the null hypothesis is rejected (r = .201, p <.01), which means there was a significant relationship between attitudes towards money and attitude towards saving. That means, the higher someone attitude towards money score, so will be more positive their attitude towards saving. The implications of this study is expected to employees can manage their finance better, one of the way by saving."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59029
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadia Rindila
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap uang dan kebahagiaan pada karyawan. Sikap terhadap uang diukur dengan Money Ethic Scale oleh Tang (1995), α=0,893 dan kebahagiaan diukur dengan Oxford Happiness Questionnaire oleh Hills dan Argyle (2002), α=0,891. Penelitian ini dilakukan kepada 177 karyawan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap terhadap uang dan kebahagiaan pada karyawan (r=0,210, p<0,01). Penelitian menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap uang, maka semakin tinggi pula kebahagiaan pada karyawan.
This study aims to seek the correlation between attitudes toward money and employee happiness. Attitudes toward money is measured with Money Ethic Scale (Tang, 1995), α=0,893 and happiness is measured with Oxford Happiness Questionnaire (Hills & Argyle, 2002), α=0,891. Data were collected from 177 employees with accidental sampling. The result of this study shows that there is positive significant correlation between attitudes toward money and employee happiness, which is the more positive attitudes toward money of employees, the higher of happiness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57642
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anissa Yunda Caesara
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan kontrol diri pada karyawan. Pengukuran menggunakan kuesioner Money Ethic Scale (Tang, 1995) dan Brief Self Control Scale (Tangney, 2004). Responden penelitian berjumlah 177 karyawan yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan negatif antara sikap terhadap uang dan kontrol diri karyawan (r= -0.293, p < 0.01), yang berarti semakin tinggi sikap terhadap uang karyawan, semakin rendah kontrol diri yang dimilikinya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah perusahaan dapat mengetahui cara untuk meningkatkan kontrol diri karyawannya, demi menunjang performa kerja yang lebih baik.
The purpose of this study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and self-control among employees. Measurement was used Money Ethic Scale (Tang, 1995) and Brief Self Control Scale (Tangney, 2004). In this study, 177 respondents was obtained by accidental sampling technique. The result of this study shows that there is a negative significant correlation between attitude towards money and self-control, which means the higher employee’s attitude towards money is, the lower the self control. The implication of these results was the company can determine the good attitude towards money and self-control that must have by the employees , in order to support better work performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58585
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadya Shinta Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan organizational citizenship behavior (OCB) berdasarkan status karyawan. Pengukuran sikap terhadap uang menggunakan alat ukur Short Money Ethic Scale (Tang, 1995) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.798 dan pengukuran OCB menggunakan OCB Scale (Podsakoff, 1990) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.875. Responden berjumlah 215 karyawan yang terdiri dari 115 karyawan tetap dan 100 karyawan tidak tetap yang memiliki karakteristik bekerja di perusahaan yang berlokasi di daerah Jabodetabek, dan berusia 21-55 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap uang dan OCB (r=0.192, p<0.05) pada karyawan tetap, dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap uang dan OCB (r=0.214, p<0.05) pada karyawan tidak tetap. Artinya semakin tinggi sikap terhadap uang karyawan maka semakin rendah OCB yang dilakukan.
The purpose of study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and organizational citizenship behavior (OCB). Attitude towards money was measured with Money Ethic Scale (Tang, 1995) that has cronbach alpha coefficient of 0.798 and OCB was measured with OCB Scale (Podsakoff, 1990) that cronbach alpha coefficient of 0.875. Respondences were 215 employees, which is 115 permanent employees, and 100 non-permanent employees. Employees working in companies located in Jabodetabek areas and aged 21-55 years old. The result of this study showed that there was a positive significant correlation between attituide towards money and OCB (r=0.192, p<0.05) among permanent employees and there was a positive significant correlation between attitude towards money and OCB (r=0.214, p<0.05) among non-permanent employee. This result means that the higher employee’s attitude towards money is the higher the OCB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58712
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tri Agustina
"Penelitian ini didasari oleh fenomena besarnya kemungkinan seseorang keluar dari perusahaan (turnover) karena faktor uang. Perilaku turnover memiliki dampak negatif bagi perusahaan. Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan turnover intention pada karyawan. Pengukuran menggunakan alat ukur Money Ethic Scale (Tang, 1995) dan Turnover Intention Scale (Mobley, Horner & Hollingsworth, 1987). Responden berjumlah 117 karyawan yang berlokasi di daerah Jabodetabek yang diperoleh melalui teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null penelitian diterima (r= .075, p >.05), yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang dengan turnover intention. Artinya, uang bukan menjadi alasan utama seseorang berniat untuk keluar dari perusahaan, namun terdapat faktor–faktor penyebab lainnya. Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengevaluasi kembali kepuasan kerja karyawannya untuk mengantisipasi adanya turnover.
This study is based on the phenomenon of the great possibility someone came out of the company (turnover) because of money. Turnover behavior has a negative impact on the company. This study aims to gain insight about the relationship between attitudes toward money and employee turnover intention. The measuring instruments of this study are Money Ethic Scale (Tang, 1995) and Turnover Intention Scale (Mobley, Horner & Hollingsworth, 1987). A number of 117 employees located in Jabodetabek area are obtained through accidental sampling technique. The results of this study showed that the null hypothesis is accepted (r = .075, p> .05), which means that there is no significant relationship between attitudes toward money and turnover intention. That means, attitude towards money is not the main reason a person intends to leave the company, but there are other factors. By the implications of this study, company can be expected to re-evaluate their employee job satisfaction in anticipation of their turnover. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58631
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Arif Rahman
"Agama merupakan hal penting bagi masyarakat Indonesia dimana hal ini menyangkut sila ke-1 dari Pancasila Indonesia yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam konteks pemilihan kepala daerah pilkada , individu yang menganggap dirinya adalah seseorang yang religius akan merasa lebih dekat dengan kandidat yang memiliki kesamaan agama dengan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan religiositas dengan sikap terhadap kandidat pada pemilih pemula dalam pilkada. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan alat ukur Central Religiosity Scale CRS Huber Huber, 2012 dan Attitude towards Candidate Scale ATCS Jain, 2014 . Responden dalam penelitian ini berjumlah 130 mahasiswa Psikologi UI yang termasuk kriteria pemilih pemula usia 17-23 tahun, belum pernah atau baru satu kali menggunakan hak suara . Dari hasil penelitian ini, terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiositas dengan sikap terhadap kandidat pada pemilih pemula.
Religion is one of the most important thing for Indonesian people where religion concerns the 1st precept of Indonesian Pancasila namely lsquo Belief in the One Supreme God rsquo . In the concern of election, one who asume him or herself as a religious person will be closer to the candidate with the same religion as them. This research aimed to examn the relationship between religiosity and attitude towards candidate among early voters. The measurement used in this study are Central Religiosity scale CRS Huber Huber, 2012 and Attitude towards candidate scale ATCS Jain, 2014. Respondents in this study are 130 collage student from Psychology UI with a characteristic of early voters age 17 23, haven rsquo t used or have only used their vote 1 time in election . The result showed that there is a significant relationship between religiosity and attitude towards candidate among early voters."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69796
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hans Aditya Kusnadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan sikap terhadap perilaku mencari bantuan pada caregiver dari individu yang berada pada tahapan perkembangan late adulthood (lansia) di Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah anak atau menantu yang berperan sebagai caregiver dari orang tua yang berusia lanjut. Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur social provisions scale (Cutrona & Russell, 1987) dan pengukuran sikap terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional menggunakan alat ukur attitude towards seeking professional psychological help short form (Fischer & Farina, 1995). Partisipan berjumlah 32 orang caregiver dari lansia yang merupakan anak ataupun menantu dari lansia yang dirawat. Hasil penelitian ini menujukkan tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan sikap terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional pada caregiver dari lansia yang merupakan anak atau menantu dari lansia yang dirawat (r=0,194 ; p=0,287, signifikan pada L.o.S 0,05). Artinya, dukungan sosial yang dirasakan oleh caregiver tidak langsung berhubungan dengan sikap caregiver terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membedakan caregiver berdasarkan penyakit yang diderita oleh lansia.
This research was conducted to find the relationship between social support and attitudes towards seeking professional psychological help among caregivers of elderly in Jakarta. Respondents in this study was the child or children-in-law who act as caregivers for the elderly parents. Social support was measured using Social Provisions Scale (Cutrona & Russell, 1987) and the attitudes toward professional psychological help was measure using Attitude Towards Seeking Professional Psychological Help Short Form (Fischer & Farina, 1995). The participants of this research are 32 people which is the caregiver and child or the children-in-law of the elderly. The results of this study showed no significant relationship between the social support and attitudes towards seeking professional psychological help among caregivers of elderly which is the children or children-in-law of the treated elder (r = 0.194, p = 0.287, significant at 0.05 LoS) . That is, social support perceived by the caregiver is not directly related to caregiver attitudes toward seeking professional psychological help. For further research is recommended to distinguish caregiver based on disease that was suffered by the elderly."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55384
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bernadine Estherline Shafirine
"Kondisi dunia usaha yang dinamis menyebabkan perusahaan industri kreatif perlu terus berubah, dan karyawan sebagai pelaksana perubahan harus selalu siap menjalankannya. Penelitian ini melihat hubungan antara hope dan readiness for change pada karyawan industri kreatif. 106 orang responden mengisi alat ukur Readiness for Change oleh Hanpachern (1997) dan State Hope Scale oleh Snyder (1996). Hasil analisis pearson correlation menunjukkan hubungan positif signifikan antara hope dan readiness for change pada karyawan industri kreatif (r=0,411, p<0,01, two-tailed). Perusahaan dapat mempersiapkan karyawan menghadapi perubahan dengan meningkatkan hope, karena karyawan yang memiliki hope mampu membuat strategi baru untuk tetap mencapai tujuan.
The dynamic condition of business world caused creative industry companies had to make change and employees as the executer of change had to always be ready to carry it out. This research aimed to identify the relationship between hope and readiness for change in creative industry employees. 106 employees from creative industry companies filled Readiness for Change questionnaire developed by Hanpachern (1997) and State Hope Scale by Snyder (1996). The result of pearson correlation analysis showed that there was a significant positive relationship between hope and readiness for change in creative industry employees (r=.411, p<.01, two-tailed). Companies could prepare employees readiness for change by developing hope, since employees with hope were able to create new strategies to remain achieving goals."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59181
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nila Fajar Purnama
"Perubahan merupakan suatu kondisi yang akan selalu dihadapi oleh perusahaan di bidang industri kreatif. Industri kreatif perlu berubah menyesuaikan dengan pasar untuk dapat tetap bertahan. Kesiapan untuk berubah merupakan hal penting dalam industri kreatif untuk melakukan perubahan. Terdapat beberapa atribut individu yang dapat mendukung kesiapan karyawan untuk berubah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara resiliensi dan kesiapan untuk berubah pada karyawan industri kreatif. Responden penelitian ini sebanyak 58 karyawan di industri kreatif. Resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale (RS-14) (Wagnild & Young, 2009) dan kesiapan untuk berubah diukur menggunakan Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi berkorelasi secara signifikan dengan kesiapan untuk berubah (r = .514, p = .000, dan signifikan pada LOS .01). Artinya, semakin tinggi tingkat resiliensi individu, maka semakin tinggi pula kesiapan individu untuk berubah.
Change is a condition that will always be faced by companies in creative industries. Creative industries need to change to adjust to the market in order to survive. Readiness for change is important in creative industries to make changes. There are many individual attributes that can support the readiness of employees to change. This research was conducted to examine correlation between resiliency and readiness for change. The respondents for this research are 58 employees who worked at creative industry. Resiliency was measured using Resilience Scale (RS-14) (Wagnild & Young, 2009) and readiness for change was measured using Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997). The main result of this research showed that resiliency correlated significantly with readiness for change (r = .514, p = .000, and significant at LOS .01). That is, the higher employee resiliency, the higher employee readiness for change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59008
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library