Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Purnama Sari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pertukaran sosial dalam pengaruhnya terhadap interaksi antara etnis Batak dan Tionghoa pada komunitas gereja di Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan mixed methods. Hipotesis awal menjelaskan terdapat pengaruh antara pertukaran sosial dengan interaksi sosial. Tetapi hipotesis akhir menunjukkan bahwa pertukaran sosial tidak memiliki pengaruh dalam interaksi antara kedua etnis tersebut. Penelitian tambahan dilakukan untuk mencari tahu faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi interaksi antar kedua etnis tersebut. Hasilnya menunjukkan adanya peran dari nilai dan ajaran agama Kristen Protestan tentang cara berinteraksi dengan sesama manusia, seperti tertulis dalam Alkitab.

ABSTRACT
The focus of this study is social exchange in effect of interaction between ethnic Chinese and Bataknese inside church community at Jakarta. This research is using a mixed methods. Initial hypothesis explain that social exchange is affect social interaction. But final hypothesis shows that social exchange doesn?t have any effect in interaction between two ethnic groups. Additional research was conducted to searching what factors usually affect interaction between two ethnic groups, which is the result of this additional research shows that Christians Protestant values and doctrine play a role, which is about how to interact with others people, just like written on the Bible."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Meirisa Anggia
"ABSTRAK
Kota Medan adalah kota multietnik dengan keragaman yang unik, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antar etnik dalam kehidupan bermasyarakat. Perbedaan budaya memiliki potensi akan terjadinya konflik. Konflik antar etnik, berangkat dari konflik antar pribadi yang kemudian memunculkan latar belakang budaya individu yang berkonflik. Persoalan pemaknaan dan koordinasi makna dalam interaksi antara dua individu dijelaskan oleh teori Coordinated Management of Meaning yang dirumuskan oleh Barnett Pearce dan Vernon Cronen.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan manajemen makna dan koordinasi yang berlangsung secara hirarki dalam interaksi antar etnik dan menjelaskan bagaimana aturan mempengaruhi proses koordinasi dan manajemen makna dalam interaksi antar etnik di Kota Medan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa hirarki makna dapat menjelaskan pemaknaan dan koordinasi prilaku individu dalam setiap interaksi. Level hirarki makna dalam setiap bentuk tutur kata dalam interaksi antar etnik dengan pembahasan yang sensitif, dapat berbeda-beda. Dalam berinteraksi antar etnik diketahui bahwa aturan dapat menjadi berbeda dalam percakapan antara individu. Artinya terdapat penyesuaian aturan saat terjadi interaksi antar etnik.

ABSTRACT
Medan City is a multiethnic city with unique diversity. Cultural differences have the potential for conflictThat is, to solve interethnic problems, it is also necessary to look at the process of interpersonal communication from individuals of different ethnicities. The issue of meaning and coordination of meaning in the interaction between two individuals is explained by the Coordinated Management of Meaning theory formulated by Barnett Pearce and Vernon Cronen. This study aims to explain the management of meaning and coordination that takes place in a hierarchical between ethnic interactions and explain how rules influence the process of coordination and management of meaning in inter-ethnic interactions in Medan City. The results of this study explain that the hierarchy of meanings can explain the meaning and coordination of individual behavior in each interaction. The level of meaning hierarchy in each form of speech in ethnic interactions with sensitive discussion can vary. In interacting between ethnicities it is known that rules can be different in conversations between individuals. This means that there are adjustments to the rules when ethnic interactions occur."
2019
D2651
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sr. Michael Sumiyati
"Penelitian ini berangkat dari adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada mengenai penguasaan Teknik Komunikasi Sosial siswa SMPS yang pada umumnya lebih rendah dari bidang studi lainnya yang di Ebtanaskan. Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara inteligensi, kecakapan sosial, sikap siswa terhadap bidang studi teknik komunikasi sosial dan konsep diri, terhadap penguasaan teknik komunikasi sosial siswa.
Berdasarkan kajian teori diajukan enam hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Penelitian dilakukan pada siswa SMPS Marsudirini Jakarta kelas tiga semester enam tahun ajaran 1991/1992. Berdasarkan perhitungan korelasi sederhana, parsial dan korelasi ganda, hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1 yang berbunyi, ?ada hubungan yang positif dan signifikan antara inteligensi dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial? ditolak atau tidak terbukti.
2. Hipotesis 2 yang berbunyi ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecakapan sosial dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak
3. Hipotesis 3 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap Teknik Komunikasi Sosial dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak.
4. Hipotesis 4 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri siswa dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial? ditolak.
5. Hipotesis 5 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan secara bersana-sama antara inteligensi, kecakapan sosial, sikap siswa terhadap Teknik Komunikasi Sosial, dan konsep diri dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kelima hipotesis tersebut dalam penelitian ini ditolak atau tidak terbukti. Selanjutnya dengan hasil temuan itu diajukan saran-saran yang berkaitan dengan pengajaran TKS antara lain; agar dikembangkan sifat asertif siswa melalui jalur pendidikan formal yaitu sekolah maupun pendidikan informal yaitu dalam keluarga. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memperluas sampel penelitian, menggunakan alat ukur yang sudah dibakukan dan metode pengumpulan data secara terpadu, serta dimanfaatkannya hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya peningkatan penguasaan Teknik Komunikasi Sosial. Selain itu perlu ditambahkan variabel minat dan motivasi dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramandha Suci Marchita
"Pemaknaan gaya hidup sehat dalam web series #SORETheSeries di YouTube oleh anggota Komunitas Diabetes Muda berdasarkan proses encoding dan decoding pesan tidak tercipta dengan sendirinya melainkan terdapat peran agen sosialisasi dalam menanamkan nilai gaya hidup sehat pada informan sehingga membantu membentuk pemaknaan. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dan paradigm konstruktivis ini bertujuan untuk memberikan penjabaran bagaimana pemaknaan gaya hidup sehat dalam web series #SORETheSeries oleh anggota Komunitas Diabetes Muda yang telah mengalami banyak pengalaman terkait kesehatan dan gaya hidup.
Hasil penelitian menemukan bahwa pemaknaan gaya hidup sehat oleh anggota Komunitas Diabetes Muda terbagi menjadi dua posisi yaitu negosiasi; posisi menerima sebagian informasi dan tidak menerima sebagian lainnya, serta posisi oposisi: posisi yang menolak pandangan dan memiliki penilaian sendiri, berdasarkan hasil encoding/decoding dari pesan gaya hidup sehat di web series #SORETheSeries dengan adanya peran agen sosialisasi keluarga, peer group dan komunitas, sekolah, media massa, serta profesional yang membantu mensosialisasikan nilai-nilai gaya hidup sehat sepanjang hidup mereka.

The reception position of healthy lifestyle in #SORETheSeries on YouTube by the member of Diabetes Muda Community based on encoding and decoding process supported by the explanation of the role of the socialization agents who socialize the aspects of healthy lifestyle to informant that lead to reception position. This qualitative study with constructivism paradigm aims to provide an overview of how the reception of healthy lifestyle on web series by Diabetes Muda Community members whom have a lot of experiences about health and lifestyle.
This study found that the reception of healthy lifestyle by the informant separated into two positions: negotiated position; a mixture of adaptive and oppositional element, and oppositional position; decode the message in contrary way, based on the result of encoding/decoding of healthy lifestyle messages on #SORETheSeries with the help of socialization agents which are family, peer group and community, school, media, and professional who teach them about healthy lifestyle along their life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prio Adi Sulistyo
"Persaingan dalam dunia bisnis Departement Store makin meningkat dengan bertambahnya organisasi yang terjun ke dalam bisnis ini dengan mutu yang semakin baik. Dengan persaingan yang begitu ketat sekarang ini, menuntut setiap perusahaan untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungannya. Perusahaan yang tidak mampu melakukan hal ini tentunya akan menjadi tertinggal. Oleh sebab itu, setiap informasi yang berasal dari lingkungan perusahaan menjadi sangat penting guna penyusunan strategi penyesuaian yang akan dilakukan. Hal demikian juga berlaku bagi Sarinah Departement Store.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan oleh Sarinah Departement Store sehingga terlihat elemen-elemen lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Selain itu penelitian ini juga bermaksud menggambarkan rancangan organisasi dan pola komunikasi yang diterapkan perusahaan berkaitan dengan informasi sebagaimana dimaksud di atas.
Penelitian penulis dengan pendekatan yang bersifat kualitatif, melalui pengumpulan data lewat observasi, wawancara terarah, dan wawancara kuesioner terhadap 5 orang responden memberikan gambaran bahwa Sarinah Departement Store membutuhkan informasi yang berkaitan dengan elemen tenaga kerja, kondisi keuangan, pesaing, teknologi, bahan baku, serta pemasok.
Selanjutnya, dalam mengelola setiap informasi yang masuk berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan tadi, Sarinah Departement Store merancang organisasinya dengan menempatkan inti perusahaan sebagal unit utama dan pusat dari setiap proses pengolahan informasi dan pengambilan keputusan. Hasil dari pengolahan tersebut, biasanya berapa kebijaksanaan tertentu, disampaikan kepada Divisi untuk dilaksanakan.
Berdasarkan rancangan demikian, maka pola komunikasi perusahaan ini dapat digolongkan ke dalam kelompok pola komunikasi yang berbentuk rantai (chain), karena arus komunikasi berlangsung dari atas ke bawah melalui saluran yang resmi serta pengambilan keputusan yang disentralisasikan pada inti perusahaan.
Persoalan muncul berkaitan dengan masalah waktu dalam pembuatan keputusan dan penyebarannya yang dinilai masih terlalu lama, sehingga langkah-langkah yang dinilai harus segera diambil menjadi terlambat. Ini berarti keterlambatan perusahaan untuk menyesuaikan diri.
Memperhatikan hal demikian, penulis menyarankan agar diberikan otonomi bagi unit-unit yang ada untuk memproses dan mengambil keputusan sesuai tingkatan informasi yang diterima. Informasi strategis oleh Direksi, Informasi manajerial oleh Divisi, dan informasi teknis oleh Bagian didukung komunikasi horisontal dan lateral serta komunikasi informal yang diciptakan dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Widodo
"Internet yang menghubungkan ratusan juta komputer di seluruh dunia dalam sebuah jaringan merupakan medium komunikasi yang berkembang paling pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Dalam komunitas virtual di internet terjadi komunikasi antar-pribadi dalam bentuk yang sedikit berbeda dengan komunikasi antar-pribadi secara tatap muka.
Penelitian ini bertujuan mencari perbedaan antara komunikasi antar pribadi,di internet dengan komunikasi antar-pribadi secara tatap muka. Karena beberapa faktor yang berbeda di antara keduanya, model komunikasi yang terbentuk menjadi tidak sama persis.
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara dua model komunikasi tersebut antara lain kuatnya anonimitas dalam komunikasi virtual, rendahnya kendala psikologis karena komunikasi dilakukan tanpa melihat lawan bicaranya serta umpan balik yang tidak harus dilakukan secara serta merta dalam beberapa jenis piranti komunikasi. Perbedaan yang juga timbul adalah sulitnya menyampaikan bahasa non-verbal dalam komunikasi antar-pribadi di internet.
Untuk menjelaskan perbedaan tersebut, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah "komunitas internet Indonesia" yang terdiri dari pengguna internet di Indonesia dan warga negara Indonesia di !ear negeri yang mempergunakan internet.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, rendahnya kendala psikologis menyebabkan terjadinya keberanian dan ketegasan dalam berkomunikasi (communication apprehension dan assertiveness) yang lebih besar dibandingkan komunikasi secara tatap muka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmah
"Keselamatan pasien harus dipenuhi oleh semua Rumah Sakit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi SBAR dalam timbang terima terhadap penerapan keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di RSU Bunda Jakarta dan RSU Bunda Margonda. Penelitian ini berupa quasi eksperimen pre & post test nonequivalent control group desain. Teknik sampel adalah purposive sampling dengan total sampel sebanyak 84 perawat pelaksana. Kelompok intervensi mendapatkan pelatihan komunikasi SBAR, pendampingan, dan observasi. Keselamatan pasien diukur dengan kuisioner valid. Data dianalisis menggunakan t dependen test. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan penerapan keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana pada RSU Bunda Jakarta sebesar 8% setelah diterapkan komunikasi SBAR dalam timbang terima (α= 0.05; CI 95% 156.27-163.44). RS perlu membuat kebijakan berupa standar komunikasi SBAR sebagai komunikasi dalam kegiatan timbang terima sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien.

Patient safety is a standard for hospitals in Indonesia. Majority of patient safety incidents are caused by communication. This study aimed to determine the effect of SBAR communication during handover on patient safety in Bunda Jakarta Hospital and Bunda Margonda Hospital. This research was a quasi experiment with pre and post-test nonequivalent control group design. Purposive sampling technique was used to reqruit 84 nurses. SBAR training communication, internship, and observation were provided to the intervention group. Patient safety was measured using a validated quistionare. Dependent t test was used to analyze the data collected. It was found that after SBAR communication applied in Bunda Jakarta Hospital, nurses perception about patient safety increased by 8% (p= 0.001; α< 0.05; CI 95% 156.27-163.44). Hospital needs to establish policies to standardize the SBAR communication to improve patient safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garnecia Mangosta Dwi Vallia
"Commitment to Change adalah faktor terpenting yang menetukan suksesnya perubahan organisasi. Merujuk pada teori Herscovitch & Meyer, 2002 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perception of change effectiveness dan communication related change terhadap Commitment to Change. Penelitian di lakukan di delapan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar dan Khusus di wilayah Jakarta. Dimana pada tahun 2006 mengalami proses perubahan organisasi melalui pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 272 responden dengan menggunakan analisis regresi linier dan berganda. Perception of change effectiveness diukur berdasarkan: improvement of employee involvement, improvement in performance management process, improvement in work environment dan improvement of various organizational systems. Sedangkan Communication Related Change diukur melalui sepuluh parameter yang dikembangkan oleh Bennebroek, Elving, Werkman (2005). Hasil penelitian menemukan faktor Perception of Change Effectiveness dan Communication Related Change memiliki pengaruh terhadap Commitment to Change.

Commitment to Change is the most important factor that determines the success of organizational change. Referring to the theory Herscovitch & Meyer (2002), this study aims to determine influence of perception of change effectiveness and communication related change on Commitment to Change at eight Tax Office (KPP) in Jakarta where the implementation of Administrative Reforms was conducted since 2006. The sample consisted of 272 respondent. This study used linier and multiple regression analysis. Perception of change effectiveness were identified as: improvement of employee involvement, improvement in performance management process, improvement in work environment and improvement of various organizational systems. While communication was measured as ten parameters developed by Bennebroek, Elving, Werkman (2005).The study found factors Perception of Change Effectiveness and Communication Related Change has an influence on the Commitment to Change.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Mesta
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi yang semakin berkembang saat ini, peran sebagai "ibu" tetap dituntut berfungsi secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan anaknya, khususnya anak prasekolah sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Secara teoretis masa usia prasekolah adalah masa terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada usia ini, bisa saja timbul stagnasi dalam usaha memenuhi tugas-tugas perkembangannya jika tidak diberi dukungan dan kesempatan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan: perkembangan kemampuan sosialisasi, perkembangan kemampuan komunikasi dan pola komunikasi keluarga pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta, melibatkan 142 anak usia prasekolah dari 8 Taman Kanak-kanak. Dengan rincian 71 anak mewakili kelompok ibu bekerja dan 71 anak lainnya mewakili kelompok ibu tidak bekerja.
Untuk melihat hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, hubungan pola komunikasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dan perkembangan kemampuan komunikasi dari anak usia prasekolah digunakan analisa korelasi. Sedangkan teknik untuk menguji perbedaan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, pola komunikasi keluarga ibu bekerja dan ibu tidak bekerja digunakan uji beda rata-rata.
Temuan-temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positip dan bermakna antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah. Di peroleh hasi l 0,201 dan signifikan pada taraf 5 %. Berarti antara pola komunikasi keluarga dan perkembangan kemampuan sosialisasi ada korelasi positip.
Selanjutnya ada hubungan yang positip dan signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan pola komunikasi keluarga. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pola komunikasi keluarga yang digunakan, berarti akan meningkatkan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah.
Hubungan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan perkembangan kemampuan sosialisasi anak diperoleh sebesar 0,446 dan signifikan pada taraf 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat perkembangan komunikasi akan semakin meningkat pula perkembangan kemampuan sosialisasinya.
Untuk pola komunkasi keluarga dari Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja, tidak terbukti ada perbedaan. Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja dalam sampel penelitian ini cenderung menggunakan pola komunikasi keluarga protektif, yaitu komunikasi orientasi sosialnya tinggi, sedangkan komunikasi orientasi konsepnya rendah, hasilnya sebanyak 77 sampel (54 %). Untuk pola komunikasi keluarga Laisser-faire dengan komunikasi yang orientasi sosial maupun komunikasi orientasi konsepnya rendah sebanyak 26 sampel (18 %). Pola komunikasi keluarga pluralistik yaitu dengan komunikasi yang berorientasi sosial rendah dan komunikasi berorientasi konsepnya tinggi sebanyak 7 sampel (5 %). Sedangkan Pola Komunikasi Konsensual dimana komunikasi yang berorientasi sosialnya maupun komunikasi orientasi konsepnya tinggi sebanyak 32 sampel (23 %).
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak, dari kelompok Ibu bekerja maupun Ibu tidak bekerja. Ini menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan komunikasi anak pada usia prasekolah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bekerja/tak bekerja Ibu. Apapun aktivitas dan tanggung jawab Ibu, nampaknya tetap memperhatikan perkembangan kemampuan komunikasi anak-anaknya.
Ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah pada Ibu bekerja dan tidak bekerja. Dibuktikan dari uji coba peluang rata-rata sebesar 0, 0166 pada tabel 4.10.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Romulus
"Keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas tidak dapat dilepaskan dari penerapan komunikasi yang efektif dan efisen. Oleh karena itu guru sebagai manajer pengambil keputusan dikelas harus mampu memilih dan menerapkan bentuk komunikasi yang tepat agar PBM di kelas berjalan baik dan berhasil guna maksimal.
Umumnya guru dikelas menggunakan tiga stimulus dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, yaitu Stimulus lisan,tertulis dan Campuran Lisan dan Tertulis.
Ketiga bentuk stimulus diatas sama-sama memiliki keunggulan tersendiri.Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian di SMUN 65 Jakarta, TP.1995/1995 untuk mengetahui bentuk stimulus manakah diantara ketiga stimulus tersebut yang lebih efektif dalam PBM . Peneliti menggunakan teori komunikasi Stimulus-Response (S-R) dan teori Perbedaan individu oleh Marvin DeFleur. Peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan efektifitas diantara ketiga stimulus tersebut,dengan menggunakan metode eksperimental, kuantitative-eksplanative.
Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa stimulus Campuran hasilnya tidak berbeda dengan stimulus Tertulis Stimuli Campuran dan Tertulis lebih unggul dari Stimulus Lisan tatap muka.Hal ini dapat diterangkan, karena campuran menggunakan dua pancaindera utama sekaligus sebagai indera penerima sehingga saling melengkapi (Edgar Dale).Sedangkan Stimuli tertulis memungkinkan seseorang untuk mengulangi kembali(redundancy)serta keterlibatannya lebih tinggi daripada Lisan (kecuali terjadi komunikasi dua arah).Disarankan agar guru memperhatikan kecenderungan kepekaan siswa dalam menerima pelajaran.
Kalau menggunakan stimuli Lisan tatap muka perlu membangkitkan partisipasi siswa sehingga terjadi komunikasi dua arah.Dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) peran guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran siswa."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>