Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Mirrah Ariandini Tedja
"[ABSTRAK
Dynamic Capabilities Theory (DC) merupakan teori yang menjelaskan untuk
mendapatkan keunggulan daya saing, perusahaan tidak hanya dengan memiliki
sumber daya yang istimewa, melainkan harus disadari dengan kemampuan
perusahaan dalam mengintegrasi dan menggunakan sumber daya tersebut. Salah
satu kemampuan dalam Dynamic Capabilities Theorya dalah kemampuan
pemasaran. Penelitian ini membahas pengaruh kemampuan pemasaran yang
dilakukan pada dVisi sepeda motor PT. Suzuki IndoMobil Motor yang terdiri dari
kemampuan market sensing, kemampuan customer relationship management
(CRM), dan kemampuan brand management terhadap kinerja pengembangan
produk baru (NPD). Dengan bantuan analisis structural equation modeling (SEM)
didapatkan hasil bahwa market sensing tidak memiliki hubungan langsung yang
signifikan, sedangkan kemampuan CRM dan kemampuan brand management
memiliki hubungan langsung yang signifikan, selain itu kemampuan market
sensing juga memoderasi CRM dan brand management terhadap kinerja
pengembangan produk baru dan didapatkan hasil signifikan, dan hubungan
moderasi CRM terhadap hubungan brand management terhadap kinerja
pengembangan produk baru dan didapatkan hasil signifikan. Dengan demikian,
Suzuki diharapkan meningkatkan kemampuan pemasarannya agar dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dalam mengembangkan produk baru demi
kelangsungan bisnis kedepannya.

ABSTRACT
Dynamic Capabilities Theory (DC) is a development of resource based view
(RBV) theory. Although having excellent human resource may help getting
significant profit and competitive advantage, a company has to understand how to
integrate and empower the resource well. One of capabilities based on Dynamic
Capabilities Theory is marketing capabilities. This research aimed to determine
marketing capabilities on motorcycle division at PT Suzuki Indomobil Motor. This
research consists of market sensing capability, customer relationship
management (CRM) capability and brand management capability on performance
of new product development. Analysis using structural equation modeling
represent that market sensing has no significant and direct relationship to the
performance of new product development, while CRM and brand management
capability has significant and direct relationship to the performance of new
product development, besides market sensing capability moderates relationship
between CRM and brand management to performance of new product
development with significant value, moderation of CRM to brand management
relationship to performance of new product development has significant value.
According to the result of study, Suzuki is expected to increase the company
performance in developing new product by increasing marketing capabilities for
future business continuity., Dynamic Capabilities Theory (DC) is a development of resource based view
(RBV) theory. Although having excellent human resource may help getting
significant profit and competitive advantage, a company has to understand how to
integrate and empower the resource well. One of capabilities based on Dynamic
Capabilities Theory is marketing capabilities. This research aimed to determine
marketing capabilities on motorcycle division at PT Suzuki Indomobil Motor. This
research consists of market sensing capability, customer relationship
management (CRM) capability and brand management capability on performance
of new product development. Analysis using structural equation modeling
represent that market sensing has no significant and direct relationship to the
performance of new product development, while CRM and brand management
capability has significant and direct relationship to the performance of new
product development, besides market sensing capability moderates relationship
between CRM and brand management to performance of new product
development with significant value, moderation of CRM to brand management
relationship to performance of new product development has significant value.
According to the result of study, Suzuki is expected to increase the company
performance in developing new product by increasing marketing capabilities for
future business continuity.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhata Wira Pratama
"Pada penelitian kali ini akan dilakukan analisis hubungan/pengaruh karakteristik yang dimiliki para CEO dan pemilik usaha yang difokuskan pada kajian dynamic capabilities para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Latar belakang masalah yang muncul dalam penelitian kali ini adalah sektor industri UMKM pada masa kini berada dalam lingkungan situasi yang turbulen dan dinamis, sehingga membutuhkan ketepatan dan kecepatan pengambilan keputusan yang diambil oleh para CEO/pimpinan usaha ataupun para pemilik usaha tersebut. Oleh karenanya peran dari dynamic capabilities sangat penting bagi keberlangsungan para pemain di sektor UMKM. Sehingga pada penelitian kali ini penulis akan mencoba mencari sumber dari dynamic capabilities yang salah satunya merupakan pimpinan dari sebuah perusahaan, baik itu sebagai CEO, Direktur ataupun seorang pemilik usaha yang bekerja sebagai pimpinan dimana hal tersebut cukup sering ditemukan pada sektor industri UMKM. Dynamic capabilities diukur dengan penggunaan dynamic marketing dan R&D capabilities. Data penelitian kali ini dikumpulkan dari para pimpinan suatu perusahaan yang bergerak di sektor UMKM, baik sebagai CEO, Direktur ataupun pemilik usaha dengan total responden sebesar 141 responden. Data dianalisis dengan menggunakan bantuan alat SPSS dengan teknik regresi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pemilik usaha berpengaruh terhadap dynamic capabilities yang dimiliki sebuah perusahaan.

This study observes and analysis the relationship/influence of CEO/owners characteristics on dynamic capabilities of small, medium enterprises. Background issues that arise in this study is that SME sector nowadays in a turbulent and dynamic environment, requires accuracy and speed of decision made by CEO/leader or owners. That's the reason why the role of dynamic capability was crucial for going concern of SME. Thus, this study validates the origin of dynamic capabilities, which one of them was the leader of a company, whether as a CEO, Director or the owner who's also has the role as a Director, which those conditions were common noted in SME sector. Dynamic capabilities is proxied by dynamic marketing and R&D capabilities. Data collected in this study are from the leaders of the company in SME sector, whether a CEO, Director or owner with a total of 141 respondents. Data were analyzed using SPSS software with regression analysis technique. The results shown characteristics of owner's in UMKM sector have significant influence on dynamic capabilities of a firm. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T55148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Makalah ini ditulis bertujuan untuk memahami bagaimana implementasi teori-teori Dynamic Capabilities (DC). Bahasan berfokus pada strategi minimum Essential Forces (MEF) suatu pilihan strategi yang digunakan oleh Kementerian Pertahanan RI dalam kaitannya dengan uraian teori Resource Base View dan DC. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran awal dalam konteks kajian akademik terhadap esensi MEF dan tulisan ini berupaya mendorong adanya upaya penelitian lebih lanjut dari tiga proposisi yang ditawarkan yaitu bahwa MEF adalah suatu kebijakan yang mengimplementasikan kerangka DCV dan RBV, bahwa MEF merupakan kebijakan yang mengimplementasikan RBV dan DCV dalam konteks adanya constraint anggaran dan bahwa MEF adalaha sekumpulan pola untuk menangani prediksi mempermasalahan jangka panjang, secara bertahap dan menghindari pendekatan dominasi."
321 LPI 17:33 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Febriani
"Skripsi ini membahas mengenai eksistensi dynamic capabilities di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) pada tahun 2015-2020. Peneliti menggunakan konsep dynamic capabilities (thinking ahead, thinking again, dan thinking across) dan juga enabling macro policy environemt (leadership dan policy networks) di Kementerian PAN-RB ini sendiri dalam merespons perubahan terkhusus pencapaian reformasi birokrasi internal organisasi untuk terus dapat menghasilkan berbagai kebijakan yang adaptif dan menjadi contoh bagi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di Indonesia. Peneliti menggunakan pendekatan post-positivist dan menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Kemudian, analisis dari hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif yang menghasilkan temuan bahwa eksistensi dynamic capabilities pada kebijakan manajemen talenta masih samar terlihat dan masih belum mencapai kondisi ideal dynamic capabilities yang diharapkan. Oleh karena itu, salah satu saran yang diberikan adalah peningkatan Kementerian PAN-RB dalam menghadirkan kapabilitas dinamis yang didukung oleh commitment to action tidak hanya dari seorang pemimpin dan menguatkan berbagai indikator policy networks untuk mendorong terciptanya dynamic capabilities.

This thesis discusses the existence of dynamic capabilities in the Ministry of State Administrative and Bureaucratic Reform Reform (PAN-RB) in 2015-2020. Researchers use the concept of dynamic capabilities (thinking ahead, thinking again, and thinking across) and also enabling macro policy environment (leadership and policy networks) in the Ministry of PAN-RB itself in responding to changes, especially the achievement of organizational internal bureaucratic reform to continue to be able to produce various policies. which is adaptive and becomes an example for ministries / agencies and local governments in Indonesia. Researchers used a post-positivist approach and used qualitative data collection techniques through in-depth interviews and literature study. Then, the analysis of the results presented in a descriptively which results in the finding that the existence of dynamic capabilities in talent management policies is still vague and has not yet reached the expected ideal dynamic capabilities. Therefore, one of the suggestions given is to increase the PAN-RB Ministry in presenting dynamic capabilities that are supported by commitment to action not only from a leader and strengthening various indicators of policy networks to encourage the creation of dynamic capabilities."
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djohar Lusdi; Ignatius Harry Masmuri
"ABSTRAK
Karya akhir ini membahas tentang strategi pemasaran Suzuki Vitara pada PT Indomobil
Suzuki international untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam industri otomotif.
Pembahasan strategi pemasaran produk suatu perusahaan tidak mungkin dilepaskan dan
pengaruh dari peranan berbagai faktor eksternal, yaitu lingkungan dimana perusahaan
tersebut berada yang terdiri dan remote environment yang meliputi faktor-faktor ekonomi,
teknologi, ekologi, sosial dan politik; industry environment yang meliputi faktor-faktor
struktur industri, hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli; substitute avail
ability dan competitive rivalry; serta operating environment yang meliputi faktor-faktor
competitor creditors, customers, labors dan suppliers.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian serius dalam environment analysis adalah:
Dari segi remote environment terlihat terjadinya defisit neraca transaksi berjalan, DSR
yang tinggi (34%) menyebabkan pemerintah harus memacu ekspor agar lebih besar. Hal
itu menjadi tantangan bagi ATPM untuk dapat mengalihkan basis produksi prinsipal ke
Indonesia dan pendalaman tingkat lokalisasi, tetapi tentunya untuk ini diperlukan dana
investasi yang besar. Padahal tingkat bunga pinjaman komersil luar negeri cukup tinggi,
lebih kurang 3,5 % diatas LIBOR. Keadaan itu merupakan dilema tersendiri bagi
ATPM. Penggabungan (merger) beberapa perusahaan dalam Indomobil Group menjadi
PT Indomobil Suzuki International merupakan salah satu pemecahannya.
Kenaikan BBM dan tarif listrik akhir-akhir ini berdampak besar terhadap peningkatan
inflasi, yang berakibat menurunkan daya beli masyarakat. Sebenarnya meningkatnya
laju inflasi tidak akan menjadi masalah jika diimbangi dengan ?real growth? yang tinggi.
Akan tetapi kalau diperhatikan kecenderungan beberapa tahun yang lalu, tampaknya
tingkat inflasi tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonorni, sebaliknya tingkat
pertumbuhan industri otoinotif berkorelasi erat dengan pertumbuhan ekonomi.
Perkiraan menurunnya pertumbuhan ekonomi pada 1992-1993 berarti tingIat pertum
buhan otomotifpun akan menurun pula. Hal itu memaksa ATPM-ATPM melakukan
terobosan-terobosan untuk dapat meraih pangsa pasar yang berarti dan pasar yang tidak
besar.
Menghadapi keadaan seperti tersebut diatas, PT Indomobil Suzuki International telah
melakukan terobosan yang cemerlang dengan Suzuki Vitara-nya.
Perkembangan teknologi yang pesat terutama di bidang transportasi dan komunikasi
menyebabkan daur hidup produk semakin bertambah pendek, mutu semakin tinggi, dan
pelayanan pelanggan semakin bertambah baik, serta bergesernya prinsip perdagangan
dan ?comparative advantage? ke ?competitive advantage?. Tantangan itu harus dijawab
dengan mengadakan inovasi-inovasi dari segi produk dan peningkatan mutu sumber daya
manusia. Dalam rangka ini PT Indomobil Suzuki International mengantisipasinya dengan
mendirikan pabrik terpadu di Tambun, Bekasi.
Dari segi industry environment dan operating environment tergambar jelas bahwa
dalam industri otomotif pelaku dominan adalah prinsipal, Agen Tunggal Pemegang
Merk (ATPM), pabrik komponen, pemerintah dan konsumen. PT Indomobil Suzuki
International sebagai ATPM tentunya harus mempertimbangkan sebaik-baiknya faktor
faktor tersebut di atas dalam membuat strategi usaha (business strategy) dan strategi
pemasarannya (marketing strategy).
Pola dasar industri otomotif antara lain menyangkut tiga hal, yaitu: volume, teknologi,
dan investasi. Volume akan berkembang jika ekonomi tumbuh, yang berarti meningkat
nya kegiatan dan daya beli masyarakat. Tetapi kecenderungannya pertumbuhan ekonomi
akan menurun, padahal industri otomotif di Indonesia terdiri dan 21 ATPM yang me
nguasai 26 merk dan 17 perakit dan kapasitasnya 530.400 unit per tahun. Sedangkan
volume pasar hanya sebesar lebih kurang 200.000 unit sehingga berarti ada kapasitas
idle yang sangat tinggi dan juga pertumbuhan industrinya sendiri hanya sebesar 2.04%
per tahun untuk periode 1988-1992.
Kenyataan itu menunjukkan bahwa entry barriers tinggi, tetapi masih ada pendatang
baru yang akan masuk. Hal ini merupakan tanda tanya besar yang mungkin perlu
ditelaah lebih lanjut.
Dalam rangka pemilihan strategi usaha (business strategy) yang tepat, tentunya selain
mengevaluasi faktor-faktor eksternal, penting juga dievaluasi faktor-faktor internal atau
profil perusahaan untuk melakukan analisa SWOT dalam rangka menentukan arah dan
strategi usaba yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang sekaligus meminimalkan
ancaman dan kelemahan perusahaan. PT Indomobil Suzuki International memiliki kekuatan
yang cukup memadai disamping ancaman yang cukup besar. Untuk itu perlu dilakukan
strategi diversifikasi dan segi produk dan perusaliaan penlu melakukan grand strategy
yang berorierktasi pada concentrated growth, yang didalamnya termasuk market and
product development.
Sesuai dengan business strategy yang telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mene
tapkan strategi pemasaran. Untuk ini PT Indomobil Suzuki International tentunya harus
secara konsekuen dan konsisten melaksanakan stmtegic marketing planning process yang
meliputi:
- Marketing Situation Analysis and Designing Marketing Strategy (analyzing market,
market segmentation, analyzing competition, market targeting and positioning).
Dan analisa situasi pasar terlihat bahwa tezjadi peningkatan drastis pangsa pasar mobil
kategori IV dan sekitar 2,5% menjadi 5,88% pada periode tahun 1992. Peningkatan ini
bahkan lebih besar dan peningkatan mobil kategori I yang selama ini mempunyai pangsa
pasar terbesar yaitu rata-rata diatas 60%; hal ini mungkin disebabkafl karena bergeser
nya image masyarakat tentang kendaraan serba guna ini, dan sekedar ?mobil kebun?
menjadi kendaraan bergengsi. untuk memanfaatkan peluang ini perlu ditelaah segmen
mana yang menjadi trend serter dan mana yang menjadi follower. Dalam hal ini
strategi market segmentation, market targeting dan product positioning sangatlah
berperan.
Data demografi dan psikografi merupakan salah satu kerangka dasar bagi penyusunan
strategi segmentasi pasar (market segmentation) dan strategi pasar sasaran (market
targeting) yang memiliki arti penting, karena fenomena demografi dan psikografi akan
menimbulkan perubahan-perubahan mendasar secara cepat dan perilaku konsumen.
Dari analisa data tersebut terlihat banyak peluang dalain rangka penelitian segmen pasar
yang dituju, sehingga dapat diperoleh manfaat karena bergerak lebih dahulu atau ?first
mover advantage?. Dalam hal ini PT Indomobil Suzuki International menerapkan selec
tive segment strategy. Dan fenomena yang terjadi saat ini adalah meningkatnya golongan
usia produktif terutama di Jakarta, yaitu 65,67% dan total penduduknya tahun 1992.
Sebagian besar diharapkan sebagai profesional dan eksekutif muda yang membutuhkan
kendaraan yang dapat tetap mencerminkan status sosial tapi ?trendy? dan ?sporty?,
dimana kelas atas sebagai ?trend setter? yang memakai mobil serba guna ?built up?
untuk kendaraan keduanya, sedang ?follower? -nya inilah yang dimanfaatkan oleh PT
Indomobil Suzuki International dengan menampilkan Vitara sebagai kendaraan ke
duanya.
Dalam rangka positioning strategy, jelas yang diterapkan oleh PT Indomobil Suzuki
International adalah positioning for user category. Dari hasil analisa peta persepsi terli
hat bahwa penempatan Suzuki Vitara sebagai mobil prestige dan sporty adalah tepat,
sesuai dengan segmen pasar yang ditujunya yaitu eksekutif dan profesional muda.
Marketing program development and implementation (product portfolio strategy, dis
tribution strategy, price strategy and promotion strategy)
Berdasarkan analisa product life cycle, daur hidup Suzuki Vìt.ara yang pada tahapan
meningkat saat ini, tepat bersarnaan dengan pertumbuhan produk-produk Suzuki lainnya
yang sedang dalam keadaan menurun, terutama pada kategori IV. Sehingga Vitara
memberikan koritribusi keuntungan yang berarti bagi perusahaan secara keseluruhan.
Dengan demikian, dengan dikeluarkannya Suzuki Vitara berarti PT Indomobil Suzuki
International berusaha memperpanjang product line (kategori IV) dalam penerapan
strategi produk portofolio-riya, dan ini perlu dilanjutkan dengan perubahan prioritas
product line dalam rangka produc mix strategy, dimana sampai sekarang Kategori I
masihtetap dipertahankan sebagai prioritas utama.
Untuk dapat mempertahankan posisi Vitara sesuai dengan peta persepsínya, maka tentu
nya perlu pula ditunjang dengan strategi harga yang tepat, yaitu dengan mengubaii dan
yang sekarang diterapkan yaitu ?mic up pricing strategy? yang berorientasi pada per
saingan (competition oriented) ke ?perceived value pricing? atau ?high active strategy?.
Strategi promosi merupakan bagian vital dari positioning strategy, oleh karenanya PT
Indomobil Suzuki International dalam hal ini menggunakan campuran media (media
mix) dengan komposisi yang ideal karena masing-masing media mempunyai karakter
sendiri-sendiri. Tetapi menurut estimasi tahun 1993 anggaran belanja promosi akan
banyak dialokasikan ke media TV (sekitar 43%). Tampaknya iklan melalui TV lebih
banyak diminati. Dengan memperhatikan hal ini, terutama untuk Vitara yang pene
kanannya pada gaya hidup eksekutif maka strategi promosi yang sekarang diterapkan
perlu dikaji ulang agar didapat komposisi yang benar-benar optimal sesuai prioritas
management terhadap masing-masing produk Suzuki.
Untuk strategi distribusi perlu diterapkan vertical marketing system dengan penekanan
pada pengendallan dealer-dealer dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan. Untuk ini
diperlukan penambahan cabang-cabang dengan menempatkan tenaga penjual yang profe
sional
Strategi pemasaran Suzuki Vilara yang tepat diharapkan akan menjadi awal bagi keber
hasilan PT Indomobil Suzuki International untuk menjadi market leader seperli yang
pernah dicapainya pada tahun 1986.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fariq Makarim
"Penggunaan domain luar angkasa sebagai domain atau medan perang dicoba seiring dengan adanya teknologi yang mampu menempatkan manusia di luar atmosfer bumi. Sistem teknologi ini juga memungkinkan kemajuan peradaban manusia dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, keuangan, komunikasi, transportasi, dan pertahanan. Adanya teknologi ini mendorong penyesuaian sistem
pertahanan untuk mengembangkan konsep, strategi, dan organisasi untuk membentuk kemampuan tempur luar angkasa sesuai dengan kepentingan nasional. Amerika Serikat sedang merencanakan penyesuaian kelembagaan dengan mengambil kekuatan tempur combat luar angkasa independen, yaitu Angkatan Luar Angkasa, untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi kerentanan yang berasal dari domain luar angkasa. Rencana ini dimanifestasikan dalam laporan Komisi untuk Menilai Keamanan Nasional Amerika Serikat Penataan Ruang dan Organisasi pada tahun 2001. Namun, tindak lanjut berupa
Kebijakan Space Force tidak dapat ditemukan hingga 2018 setelah terjadi dua kali pergantian presiden. Penelitian ini akan mencoba menjelaskan keterlambatan tersebut Kebijakan Space Force dalam sistem pertahanan AS. Penjelasan keterlambatan ini this akan dijelaskan dengan menggunakan konsep Revolution in Military Affairs (RMA). Ruang angkasa Gaya dianggap sebagai salah satu unsur penyusun RMA yang kehadirannya dipengaruhi oleh unsur penyusun lainnya, yaitu strategi perang luar angkasa dan teknologi senjata. Tidak adanya unsur penyusun lain dan hambatan dalam struktur Pertahanan AS menyebabkan kebijakan Space Force tidak terwujud di Amerika Persatuan.

The use of the outer space domain as a domain or battlefield was tried along with the technology that was able to place humans outside the earth's atmosphere. This technological system also enables the advancement of human civilization in various fields, including trade, finance, communication, transportation, and defense. The existence of this technology encourages system adjustments defense to develop concepts, strategies and organizations to form space combat capabilities in accordance with national interests. The United States is planning institutional adjustments by taking on a combat force independent outer space, i.e. the Space Force, to take advantage of opportunities and deal with vulnerabilities emanating from the outer space domain. This plan was manifested in the report of the Commission to Assess the National Security of the United States Spatial Planning and Organization in 2001. However, follow-up took the form of Space Force policy could not be discovered until 2018 after two presidential changes. This study will try to explain the delay in the Space Force Policy in the US defense system. The explanation for this delay will be explained using the Revolution in Military Affairs (RMA) concept. Space Gaya is considered as one of the constituent elements of RMA whose presence is influenced by other constituent elements, namely space war strategy and weapons technology. The absence of other constituent elements and obstacles in the structure of US Defense caused the Space Force policy to not materialize in the United States."
Depok: 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liony Susanti, Author
"ABSTRAK
Hedging adalah salah satu strategi perusahaan, terutarna perusahaan multinasional, untuk mengamankan operating exposure sebagai bagian dari foreign exchange exposure, akibat fluktuasi nilai tukar rnata uang di pasar intemasional, terutama dalam situasi ekonomi yang unpredictable, memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi, dan karena itu sangat mengandung risiko (risk) atas arus kas perusahaan. Perusahaan-perusahaan multinasional yang menggantungkan sumber bahan baku produksi dari luar negeri, atau menjadikan pasar luar negeri sebagai outlet utama produknya akan sangat rentan terhadap berbagai gejolak nilai tukar mata uang intemasional. Hedging merupakan salah satu instrumen untuk mengelola risiko akibat fluktuasi mata uang.
Krisis ekonomi dan moneter yang menerpa Asia pada tahun 1997. disertai jatuhnya rejim. Orde Baru di Indonesia pada tahun 1998 menghempas nilai tukar IDR terhadap semua mata uang asing, terutama USD dan JPY, mendorong perusahaan-perusahaan untuk mencari strategi untuk menyelarnatkan arus kas dan menjarnin operating exposure perusahaan. Studi kasus analisis strategi hedging oleh lSI dalam kurun waktu 2001-2004 rnenunjukkan bahwa (a) arus kas lSI sangat sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing, khususnya IDRJUSD dan terutama IDRJJPY karena unit kegiatan produksi otomotif (Suzuki) sangat tergantung pada suplai bahan baku dari Jepang; (b) untuk menyiasati fluktuasi nilai tukar IDRIUSD dan IDR/JPY ISI dalam melakukan pemenuhan kebutuhan exposure melakukan pernbelian secara spot untuk IDR/USD dan forward serta swap untuk IDR/JPY yang memiliki fluktuasi nilai tukar yang unpredictable dengan tingkat ketidakpastian dan risiko yang tinggi. Ketika strategi pembelian secara forward berhasil mengamankan arus kas, dan karena itu menjamin operating exposure, supaya lebih efektif maka diterapkan strategi pembelian secara forward dengan jangka waktu yang lebih pendek
Strategi pembelian dengan spot yang paling baik yang dilaksanakan lSI sepanjag periode anal isis adalah tahun 2002, dan yang paling buruk adalah tahun 2004 untuk nilai tukar IDR/USD. Pada periode tersebut perubahan arus kas dibagi dengan total pembelian yang paling kecil (1,15) terjadi pada tahun 2002 dan yang paling besar (19,78) pada tahun 2004. Sementara pemilihan strategi hedging untuk nilai tukar IDR/JPY sepanjang periode analisis adalah tahun 2003 paling baik dan yang paling buruk adalah tahun 2002, dengan angka perubahan arus kas dibagi total pembelian yang paling kecil (0,11) te1jadi pada tahun 2003, yaitu 0,11, sementara yang paling besar (1,96) terjadi pada tahun 2002
ISI melakukan prediksi nilai tukar secara mixed forecasting yang merupakan kombinasi technical forecasting, fundamental forecasting dan market-based forecasting. Rata-rata kesalahan prediksi untuk mata uang IDRIUSD adalah 0,21% (2002) sebagai nilai yang terendah dan 0.68% (2001) sebagai nilai yang tertinggi. Rata-rata kesalahan prediksi untuk mata uang IDR/JPY adalah 0.60% (2003) sebagai yang terendah, dan 3,44% (2001) sebagai yang tertinggi. Kesalahan prediksi untuk mata uang IDR/JPY lebih besar dari IDR/USD. Perbedaan ini menunjukkan ketepatan pemilihan strategi spot untuk IDR/USD.
ISI sebaiknya mengkaji kemungkinan digunakannya strategi hedging untuk kebutuhan mata uang USD karena belum menerapkan strategi hedging. Untuk kebutuhan mata uang JPY agar dikaji kemungkinan digunakan strategi hedging lainnya, selain forward dan swap yang telah dipakai selama ini. Option dan money market hedging adalah yang paling memungkinkan apabila dilihat dari kondisi operasi perusahaan dan kondisi pasar di Indonesia.
ISl dapat lebih mengembangkan diversifikasi operasi perusahaan yang telah dijajaki agar dapat diperoleh matching currency cash flow yang lebih besar jumlahnya sehingga operating exposure lebih diminimalkan.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Andini
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh identitas merek dan identifikasi merek dalam membentuk perceived value, customer satisfaction, brand trust, dan customer loyalty. Dalam penelitian ini brand identification, perceived value, customer satisfaction, dan brand trust dihipotesiskan sebagai variabel mediasi yang mempengaruhi customer loyalty. Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan sampel sebanyak 250 responden dari pemilik kendaraan bermotor yang memilih sendiri merek pelumasnya yang berlokasi di Jakarta. Data dianalisis menggunakan structural equation modelling dengan Lisrel 8.80.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas merek berpengaruh terhadap identifikasi merek, perceived value, customer satisfaction, dan brand trust. Identifikasi merek tidak terbukti memediasi identitas merek dalam membentuk loyalitas konsumen. Sejalan dengan penelitian terlebih dahulu perceived value dan customer satisfaction merupakan faktor yang mempengaruhi brand trust yang pada akhirnya mempengaruhi customer loyalty.

This study intends to analyze the effect of brand identity and brand identification on perceived value, customer satisfaction, brand trust and customer loyalty. In this study, brand identification, perceived value, customer satisfaction, and brand trust are hypothesized as mediating brand identity’s effect on customer loyalty. Non probability sampling method was used to select 250 respondents that were sampled from among motorcycle owners in Jakarta area who regularly purchase motorcycle engine oil. Data were analyzed using structural equation modelling with Lisrel 8.80 software.
This research indicates that brand identity affect brand identification, perceived value, customer satisfaction and brand trust. Furthermore, brand identification is not found to be mediating the relationship between brand identity and brand loyalty. In line with past research, this research also found evidence that perceived value and customer satisfaction are drivers of brand trust, which in turn affect customer loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Yurista
"Komunikasi pemasaran dengan cara yang lama (satuarah) sudah dianggap tidak efektif. Seiring kemajuan zaman, harapan pelanggan pun menjadi tinggi.Pelanggan ingin diakui sebagai individu yang unik dan ingin dilayani secara personal. Relationship marketing dianggap mampu memenuhi harapan pelanggan saat ini karena menekankan pada relationship, networks dan interaction.
Relationship marketing tidak hanya membahas hubungan relasional antara produsen dan konsumen, namun juga membahas hubungan relasional yang berada di luar pasar (mega marketing) dan juga hubungan relasional di dalam organisasi (nano relationship). Fokus utama dari relationship marketing adalah pelayanan pelanggan.
Penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi kegiatan relationship marketing yang telah dilakukan oleh PT. Garuda Mataram Motor sebagai supplier mobil premium Audi dalam memasarkan produk-produknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan narasumber terpercaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Garuda Mataram Motor telah menerapkan beberapa dari 30 hubungan relasional yang dijelaskanoleh Evert Gummeson.Perusahaan lebih mementingkan terhadap pembentukan citra disbanding penjualan produk secara langsung. Melalui brand image yang baik, perusahaan yakin bahwa penjualan pun akan meningkat. Perusahaan tidak hanya berusaha untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, namun juga memberikan kesenangan melalui pemberian servis melebihi harapan pelanggan.
Bagi peneliti di masa yang akan datang diharapkan dapat menganalisis lebih dalam lagi tentang penerapan relationship marketing, khususnya pada perusahaan yang berbasis business to customer.

Conventional marketing communication has been assumed no longer ineffective. In line with growing era, customer expectation becomes higher. Customer has desire to be acknowledge as unique individual and wants to be personally served. Relationship marketing has been assumed can fulfill that customer expectation now days because emphasize on relationship, networks and interaction.
Relationship marketing doesn?t only discuss about relational relationship between producer and customer, furthermore it discusses about relational relationship which exist above the market (mega marketing) and relational relationship inside the organization (nano relationship). The main focus of relationship marketing is customer service.
This research tries to evaluate relationship marketing activity which has been done by PT. Garuda Mataram Motor as the supplier of premium car Audi in marketing its products. This research uses qualitative approach. Data collection was gathered trough depth interview with trusted man source.
The result of the research shows that PT. Garuda Mataram Motor has implemented some the relational relationship which is explained by Evert Gumesson. The company emphasizes on image creation rather than direct product sales. Through good brand image, company believes that sales will be increased. Company is not only trying to give satisfaction to customer, but more than that, to give delight to customer by giving a service more than the expectation.
For the future researcher, to be expected to has deeper research on relationship marketing implementation, especially in company based on business to customer (B2C).
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Anindito Wibisono
"Tesis ini membahas tentang pengaruh penerapan filosofi TQM terhadap kinerja operasional dengan studi kasus di salah satu industri otomotif yaitu PT Astra Daihatsu Motor. Variabel TQM yang diteliti adalah kepemimpinan, fokus pelanggan, pelatihan dan pemberdayaan karyawan, manajemen proses, dan perbaikan berkelanjutan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sumber data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode regresi berganda menggunakan perangkat lunak SPSS v.22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja operasional. Secara parsial, variabel fokus pelanggan, manajemen proses, dan perbaikan berkelanjutan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja operasional. Namun, variabel kepemimpinan dan variabel pelatihan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan.

The purpose of the study was to learn effect TQM implementation on operational performance in PT Astra Daihatsu Motor. TQM variable that be investigated on this research were leadership, customer focus, employee training and empowerment, process management, and continuous improvement. This study was quantitative research that using questionnaire to collect primary data. The data was analyzed by multiple regression using SPSS v.22.
The result indicates that TQM simultaneously have positive and significant impact on operational performance. Partially, customer focus, process management and continuous improvement have positive and significant impact on operational performance. However, leadership and employee training and empowerment haven rsquo t significant impact on operational performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>