Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ra`uf
"ABSTRAK
Peningkatan pertumbuhan konsumen seluler di Indonesia sudah melebihi populasi penduduk Indonesia. Hal ini memungkinkan dimana konsumen seluler bisa memiliki lebih dari satu kartu seluler (multi-kartu), yang digunakan pada berbagai gadget. Definisi gadget dalam hal ini antara lain: ponsel standar, smartphone, tablet atau modem internet. Analisa terhadap pasar konsumen multi-kartu relatif kurang mendapat perhatian. Maka amatlah penting bagi operator seluler mengetahui siapa konsumen multi-kartu, bagaimana kondisi pasamya, dan kondisi persaingan operator seluler terhadap pasar tersebut. Tujuan dari penelitian ini dengan menerapkan analisis two-step cluster dalam segmentasi konsumen seluler multi-kartu di Indonesia. Melalui penelitian ini diperoleh empat klaster (segmen) yang menunjukkan pola yang berbeda dalam profit demografi, psikologis dan perilaku. Keempat segmen yang diperoleh yaitu segmen eksklusif, segmen independen, segmen well-informed dan segmen konvensional. Keempat segmen tersebut kemudian diolah untuk mengetahui posisi operator seluler berdasarkan apa yang digunakan pada tiap segmen. Akhirnya dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi operator seluler untuk meningkatkan
strategi pemasaran yang mereka miliki.

ABSTRACT
Customer seluler in Indonesia has exceeded the population of Indonesia. This allows the service provider where the customer cellular can have more than one cellular card (Multi-Simcard), which is used in a variety of gadgets. Gadgets in this definition are standard phone, smartphone, tablet or internet modem. Analysis market of customer multi-simcard is relatively less attention. It is important for cellular operators to know who the customer Multi-Simcard, how the market conditions, and competitive conditions of the cellular operator market. The purpose of this research by applying a two-step cluster analysis in segmenting cellular customer that has two more simcards (number phone) in Indonesia. The findings suggest that four clusters (segments) exist; they exhibit distinct profile patterns in demographic, pshycological and behavioral. They are obtained the exclusive segment, the independent segment, the well-informed segment and the conventional segment. Then, the result is processed to determine the position of cellular operators based on who user in each segment. Finally, research is expected to be input for cellular operators to improve their marketing strategies."
2012
T44128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Aprilia
"Pasar telepon seluler sangat berkembang dan mengalami pertumbuhan yang tinggi tiap tahunnya. Persaingan merek-merek telepon seluler pun makin ketat. Maka amatlah penting bagi merek tersebut untuk mengetahui siapa konsumennya dan apa kebutuhan, keinginan dan motivasi yang membuat mereka membeli suatu merek.
Tesis ini bertujuan untuk menganalisa konsumen dalam pasar telepon seluler dan mengelompokkannya kedalam segmen-segmen berdasarkan keinginan dan kebutuhan mereka dalam membeli telepon seluler. Analisa ini didasarkan pada psikografis konsumen yaitu kepribadian, sikap, ketertarikan dan pendapat mereka akan telepon seluler dan didasarkan pada segmentasi archetypal.
Segmentasi archetypal adalah alat untuk menganalisa bagaimana sebuah merek dilihat oleh konsumennya dan mencoba memahami apa kebutuhan dasar dari konsumen yang dipenuhi oleh satu merek dan bukan merek lainnya. Akhirnya segmentasi archetypal ini dapat digunakan untuk memandu perusahaan dalam membentuk strategi pengembangan merek mereka
The market for mobile phone continues to experience high growth. And the competition is getting fierce. Therefore, it is important for mobile phone companies to know their consumers, their wants, needs and motivation behind their decision to buy the brand.
The objectives of this thesis are to analyze consumers in mobile phone category and group them to different segments based on their needs and wants in buying a certain mobile phone brand. This analysis is based on consumer's psychographic profiles which are their personalities, attitudes, interest and opinion. It is also based on their archetypal segmentation.
Archetypal segmentation is a tool to analyze how a certain brand is seen by their consumers and trying to understand how a certain brand fulfill consumer?s most basic needs that cannot be fulfilled by others. In the end this archetypal segmentation can be use by companies to guide them to shape and develop their brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Nugrahani
"Kompetisi bisnis telekomunikasi seluler di Indonesia tampak semakin intens sebagai akibat dari ekspansi yang dilaksanakan oleh pemain lama seperti Telkomsel, Satelindo dan Excelcomindo, serta masuknya 2 pemain raksasa seperti Telkom dengan TelkomMobile dan Indosat dengan IM3 (indosat Multimedia Mobile), menyambut gayung deregulasi yang didengungkan oleh pemerintah pasca UU No. 36/1999.
Karya akhir ini meneliti tentang persepsi dan perilaku pemakai Kartu GSM pra bayar di wilayah Jabotabek dengan tujuan untuk menentukan strategi positioning yang tepat bagi TelkomMobile dalam memasuki pasar Kartu GSM pra bayar di Indonesia, melalui proses positioning?. Persepsi yang diteliti meliputi awareness, persepsi terhadap tingkat kepentingan atribut dan persepsi terhaclap kinerja 3 kartu GSM pra bayar dalam setiap atribut, yaitu atribut kemampuan jelajah (roaming), kualitas jaringan, ketersediaan fitur, kemudahan memperoleh, pelayanan puma jual, harga (termasuk biaya airtime, biaya roaming/jelajah), serta rekomendasi pihak ketiga (teman, keluarga dan kerabat) dan promosi.
Perilaku yang diteliti meliputi alasan pemilihan kartu pm bayar tertentu, biaya pemakaian telepon seluler per bulan, perilaku pemakaian telepon seluler, trial terhadap komunikasi data (internet), pola pemakaian internet, kern ungkinannya dalam mengakuisisi produk GSM 1800 generasi 2,5 (purchase intention) serta beberapa alasan yang menyebabkan belum pastinya konsumen membeli produk tersebut. 1-lasil penelitian kemudian dianalisis secara deskriptif, inferensial, asosiatifdan compare mean seria bi plot analysis yang dikembangkan bersama studi literature yang berkaitan dengan industri seluler di Indonesia, keyakinanlsikap dan perilaku konsumen seria strategi positioning.
Dengan mengetahui persepsi dan perilaku pemakai kartu GSM pra bayar, karya akhir ini akan memberikan rekomendasi strategi positioning bagi TelkomMobile dalam memasuki pasar GSM pra bayar Indonesia, yaltu:
Sebagai later entrant, strategi positioning yang tepat bagi TelkomMobile adalah imitative positioning (memposisikan dirinya pada dua atribut yang hampir sama dengan Pro XL pra bayar, yaitu ketersediaan fitur dan kualitas jaringan). TelkomMobile memiliki peluang untuk mendayagunakan distinctive advantages-nya untuk memperkuat positioning, seperti platform teknologi GSM 1800, kapabilitas network, dan saluran distribusinya yang tersebat di seluruh wilayah tanah air.
TelkomMobile dapat diposisikan dengan pendekatan:
atribut, yaitu ketersediaan fitur dan kualitas jaringan, dimana keduanya termasuk ke dalam dimensi teknis (analisis faktor), sehingga memudahkan manajemen untuk memfokuskan kegiatan operasionalnya, dengan ouput leverage yang tinggi, karena meningkatnya penilaian konsumen terhadap atribut ketersediaan fitur akan menaikkan pula atribut kualitas jaringan, sehingga dapat mendongkrak kinerja merek TelkomMobile secara keseluruhan dalam persepsi konsumen.
manfaat, yaitu membantu untuk mencapai nilai kebersamaan (komunitas hidup), pemenuhan din/status (emosional), kenyamanan dan kemudahan dalam hidup dengan biaya ekonornis (the benefit segment).
imajinasi, yaitu mengembangkan positioning TelkomMobile dengan menggunakan imajinasi seperti situasi yang jadi Iebih mudah dan nyaman untuk kehidupan social (seperti mcnghubungi keluarga dan teman).
Konsekuensinya, TelkomMobile harus mampu menuangkannya ke dalam positioning statement, sebagai .single positioning claim. Pernyataan tersebut harus dapat diungkapkan dengan bahasa yang jelas, singkat dan mudah diulang-ulang, serta mengandung klaim yang unik yang berkaitan dengan aspek ketersediaan fitur dan kualitas jaringan. Untuk mempercepat penetrasi pasar, TelkomMobile harus mengoptimalkan saluran koniunikasi personal, yaitu lingkungan social dan para expert untuk mengungkapkan pengalamannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo Diba Yusniantama
"Pertumbuhan industri telekomunikasi yang kian pesat menyebabkan persaingan di bidang komunikasi semakin ketat. Bisnis Monitor Internasional, memprediksi pertumbuhan industri telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik mencapai 20-25 persen pada tahun 2010. Diperkirakan pengguna internet akan meningkat sebanyak tiga kali lipat. Namun, peningkatan yang paling signifikan terjadi pada layanan akses jaringan pita lebar (broadband} yang peningkatannya hingga 15 kali lipat.
Value added services (VAS) yang merupakan bagian dari sektor industri telekomunikasi ini juga berkembang dengan pesat. Layanan VAS khususnya produk content, ataupun layanan SMS interaktif merupakan layanan yang saat ini sedang digemari masyarakat yang pada dasarnya merupakan layanan dari operator telekomunikasi yang berbasis layanan SMS. Saat ini tidak banyak content provider dan juga operator telekomunikasi seluler yang mempunyai skema yang jelas mengenai perilaku konsumen untuk produk VAS yang mereka sediakan Oleh sebab itu, diperlukan suatu penelitian sehingga dapat ditentukan suatu strategi pemasaran yang efektif berdasarkan perilaku konsumen terhadap produk content tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan profil konsumen bagi industri Telekomunikasi seluler khususnya untuk produk VAS, dan juga mengetahui atribut-atribut apa sajakah yang mempengaruhi konsumen di Jakarta dalam memilih produk Iayanan VAS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan riset deskriptif. Data yang dicari melalui riset ini adalah klasifkasi demografis responden, proses pengambilan keputusan dan perilaku konsumen pada saat memilih produk VAS, dan peringkat atribut-atribut produk VAS berdasarkan tingkat kepentingannya. Desain riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross-Sectional Study dimana penelitian dilakukan dengan mengukur suatu parameter populasi pada satu waktu dan tempat yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan layanan telekomunikasi seluler yang bertempat tinggal di Jakarta. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai perilaku konsumen terhadap produk VAS dari layanan telekomunikasi seluler, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
Hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa motivasi dan tujuan utama menggunakan produk VAS adalah mendapatkan manfaat hiburan dari produk yang mereka beli, seperti produk ring back tone yang saat ini menjadi top product yang paling banyak dibeli oleh para pengguna produk VAS. Penelitian ini juga mendapatkan basil bahwa atribut yang berpengaruh dan menentukan bagi konsumen dalam membeli produk VAS adalah produk, merek, harga dan promosi.
Sebagai saran, untuk strategi jangka pendek operator telekomunikasi dan content provider sebaiknya meningkatkan awareness dan perceived quality dari content dengan menerapkan strategi bauran pemasaran. Yaitu dengan menerapkan strategi 4P, price, product, place, promotion. Untuk strategi penetapan price, sebaiknya menetapkan harga maksimal di kisaran Rp 10.000 hal ini untuk menghadapi kemampuan dan ekspektasi dari konsumen.
Untuk strategi place, content provider disarankan melakukan model bisnis bare dengan Sara bekerja sama dengan operador dalam hal distribusi dan packaging content sehingga dapat fokus pada segmen pelanggan layanan telekomunikasi seluler tertentu.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil untuk diteliti hanya 116 orang responden dengan periode waktu pelaksanaan penelitian hanya dilakukan selama periode Maret-April 2005, lokasi pengambilan sampel yang hanya diambil di wilayah Jakarta dan seluruh populasi pelanggan layanan telekomunikasi seluler diseluruh Indonesia. Sehingga sebagai saran penelitian lebih lanjut diperlukan jumlah sampel yang lebih besar, dengan variasi responden.

The fast moving growth of telecommunication industry has caused a tight competition in the communication sectors. The World Business Monitoring predicted that the growth of Telecommunication industry in Asia Pacific will reach 20-25% in year 2010. It was estimated the Internet users will rise to triple the current numbers. However, the most significant increase will be in broadband access services, which can increase by 15x from current situation.
Value Added Services (VAS) which is part of telecommunication industries was also accelerating pretty fast. VAS products such as mobile contents or SMS inter-active services had been popular in the market right now. This service is basically provided by telecommunication operators that got text messages (SMS) service.
These days, not many content providers and telecommunication operators that have a clear scheme about its customer behavior towards the VAS products they had offered. Therefore, a research is required to establish an effective marketing strategy which based on the customer behavior towards that particular content.
This research is to learn the behavior and profile of customers in the industry of Cellular telecommunication, especially VAS and also to know what are the factors can affect customers in Jakarta when it comes to choosing the VAS services.
This research is done by using descriptive research. The search data include demographic of respondents, decision making process and customer reaction when they choose a VAS product, as well as the list of VAS attributes according to their each usefulness. The design of this research is Cross-Sectional Study, wherein research was done through measurement of the population parameter in a particular time and place that had been set. The population here referred to subscribers of cellular telecommunication services, which is located in Jakarta. Based on the analysis results and review of the customer behavior towards VAS products, there are some conclusions can be state. These are:
The research showed that the majority of respondents said their motivation and purpose in using VAS product is for the entertainment benefits, such as Ring Back Tone which had been the no. l VAS product. The research also showed that product, brand, price and promotion are factors that can affect the buying behavior of customer.
A suggestion for short-term strategy, the cellular operators and content providers are better to develop their brand awareness and perceived quality of the contents with applying Bauran marketing strategy. This means by using the 4Ps strategy, price, product, place, promotion. In terms of price, it is better to be in the average range, maximum about Rp. 10,000, this is to meet the customer buying power and expectations.
For place strategy, content provider is better to use a new business model by cooperate with operators in terms of the distribution and packaging the contents. This way, the content provider can focus with the segment of particular cellular telecommunication subscribers.
The limitation of this research was the small number of samples taken into count, it was only 116 respondents with the period only from March - April 2005 and only include subscribers in Jakarta out of all other cellular telecommunication subscribers in Indonesia. Thus, to do a further research will need a bigger amount of samples and more varitype respondents."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhenald Kasali
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998
658.8 RHE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Muhammad Haidir
"Thesis ini didasari atas sebuah dugaan mengenai penurunan consumer surplus (keuntungan konsumen) pada industri telekomunikasi seluler di Indonesia. Padahal, pada slsi tarlf, harga pu!sa per menit terus turun, Berdasarkan teori S-C-P (Structure ConductM Performonce); penurunan consumer surplus atau consumer loss adalah performance akibat per11aku pelaku pasar (conduct} yang tidak sehat.
Berdasarkan kajian, penurunan consumer surplus dltengaral terjadi pasca masuknya salahsatu perusahaan investasl besar milik Singapura yakni Temasek Holding Company yang mulai tahun 2003 membeli 41,94% saham Indosat (yang memlliki 26% pangsa pasar seluler) dan 35% saham lndosat (yang menguasal 55% pangsa pasar). Masuknya Temasek diduga telah menyebabkan perilaku pada pasar seluler berubah menjadi tldak sehat. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya dugaan perilaku bisnis yang melanggar UU anti monopoli, yakni price fixing dan crossing ownership.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pasca masuknya Tamasek Holding Company ke pasar telekomunikasi seluler di Indonesia telah terjadi penurunan consumer surplus sebesar tiga kali lipat jika dibandingkan dengan rentang waktu sebelum masa masuknya Tamasek (yang diduga sebagai masa dimana persaingan sehat terjadi). Berdasarkan perhitungan, penurunan consumer sebesar 9,3 tri!yun rupiah (pacla tahun 2003- 2006).
Dengan demikian, persaingan sehat menjamin consumer surplus yang baik bagi konsumen, dan persa!ngan yang tidak sehat akan menyebabkan penurunan consumer surplus atau consumer loss."
Depok: Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdila Sari
"Industri telekomunikasi seluler Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah pelanggan seluler yang sangat tinggi. Seiring dengan perkembangan ini, masing-masing operator makin bersaing untuk memperebutkan pelanggan. Kompetisi ini ditandai dengan makin banyaknya fitur yang ditawarkan, makin banyaknya promosi yang dilakukan, dan makin rendahnya tarif layanan masing-masing operator. Sudah menjadi konsensus umum para ekonom bahwa makin meningkatnya kompetisi akan mengakibatkan makin efisiennya suatu industri. Hal inilah yang akan menjadi topik utama penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Medina
"Tesis ini membahas perlindungan konsumen atas iklas tariff jasa telekomunikasi seluler di Indonesia. Latar belakang tesis ini adalah maraknya peran iklas terif jasa telekomunikasi seluler di Indonesia. Langkah awalnya adalah dengan melihat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan iklan tarif jasa telekomunikasi seluler. Dari pengaturan-pengaturan tersebut, kemudian dilihat bentuk-bentuk iklas tariff jasa telekomunikasi yang di informasikan kepada masyarakat dan bentuk-bentuk iklan yang merugikan konsumen. Atas iklan tarif jasa telekomunikasi seluler yang merugikan konsumen dapat diminta pertanggungjawaban. Atas iklan tariff jasa telekomunikasi seluler yang diinformasikan kepada masyarakat dilakukan pengawasan oleh pemerintah, penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif. Hasil penelitian menyarankan agar dapat dibentuk sebuah undang-undang yang mengatur secara khusus tentang jasa telekomunikasi seluler yang jelas. Selain itu juga diperlukan perbaikan kinerja terhadap lembaga yang diamanatkan untuk melindungi konsumen atas iklan oleh self regulasi yang efektif"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T 25186
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Medina
"ABSTRAK
Tesis zm membahas perlindungan konsumen atas iklan tarif jasa telekomunikasi
seluler di Indonesia. Latar belakang tesis ini adalah maraknya peran iklan tarif
jasa telekomumkasi seluler di Indonesia. Langkah awalnya adalah dengan melihat
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan iklan tarif jasa telekomunikasi
seluler Dari pengaturan-pengaturan tersebut» kemudian dilihat bentuk-bentuk
iklan tarif jasa telekomunikasi yang diinformasikan kepada masyarakat dan
bentuk-bentuk iklan yang merugikan konsumen. Atas iklan tarif jasa
telekomunikasi seluler yang merugikan masyarakat dapat dimintakan
pertanggungjawaban Atas iklan tarif jasa telekomunikasi seluler yang
diinformasikan kepada masyarakat dilakukan pengawasan oich pemerintah,
masyarakat, dan Lembaga Konsumen Swadaya Masyarakat Penelitian ini adalah
penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif. Hasil penelitian meyarankan
agar dapat dibentuk sebuah undang-undang yang mengatur secara khusus tentang
periklanan, Kemudian diperlukan pihak yang bertanggung jawab alas iklan tarif
jasa telekomunikasi seluler yang jelas. Selain itu juga diperlukan perbaikan
Irinega terhadap lembaga yang diamanatkan untuk melindungi kosumen atas iklan
tanfif jasa telekomunikasi seluler di Indonesia, yang kemudian juga dibentengi
oleh seif regtdatkm yang efektif.

ABSTRACT
This theses discusses about consumer protection from advertisement
telecommunication celuller tariff in Indonesia The back ground of this theses is a
wars of advertisement telecommunication celuller tariff. First step to wort this
theses is see all of the law about advertisement of telecommunication celuller
tariff, and than see all of advertisement telecommunication celuller tariff when the
advertisement telecommunication celuller tariff makes consumer looses. Because
consumer get looses from advertisement telecommunication celuller tariff,
consumer had to get responsibility from operator celuller. Goverenment, people,
independent consumery protection bodies can control that advertisement
telecommunication celuller tariff. This theses suggest to make advertisement act,
and needed to clearence liability for the advertisement telecommunication celuller
tariff in Indonesia So we need a good working from consumer protection bodies,
and a good working from advertisement bodies (efectifity self regulation)."
2008
T37122
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. A. Satyasuryawan
"Industri telekomunikasi Indonesia tengah memasuki masa reformasi. Proses itu ditandai oleh berubahnya iklim persaingan dalam struktur industri telekomunikasi menjadi Iebih kompetitif.
Setidaknya menurut Undang-undang (UU) Telekomunikasi No. 36/1999, hambatan atau entry barrier bagi swasta menjadi pelaku bisnis telekomunikasi relatif tidak ada. Sejak berlakunya undang-undang yang baru itu, penyelenggaraan jasa telekomunikasi maupun jaringan telekomunikasi boleh dilakukan oleh siapa saja baik yang berbadan hukum milik negara, swasta, maupun koperasi.
Sebelum itu industri telekomunikasi hanya boleh diselenggarakan oleh badan penyelenggara yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN). Namun kemudian pemerintah melakukan privatisasi secara terbatas (UU Telekomunikasi No. 3/1989).
Berdasarkan aturan ini pihak swasta boleh saja menjadi penyelenggara jasa maupun jaringan telekomunikasi dasar asalkan bermitra (dalam bentuk joint venture, joint operating, atau management contract) dengan badan penyelenggara, yakni: PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat).
Berubahnya struktur industri ini membutuhkan beberapa persyaratan. Hak eksklusif di jasa sambungan telepon tetap (fixed line) dan sambungan telepon interlokal yang dimiliki Telkom harus berakhir lebih awal. Kemudian Indosat harus mengakhiri hak yang sama untuk sambungan telepon internasional. Kedua perusahaan juga harus melepas kepemilikan silang (cross-ownerships) di beberapa anak perusahaan milik rnereka bersama sehingga tak melanggar aturan UU No. 311989 membagi dua industri telekomunikasi menjadi dasar dan non-dasar. Jasa dasar mencakup seluruh penyampaian informasi antara pengirim dan penerima tanpa melalui perantara atau proses modifikasi. Termasuk jasa dasar misalnya suara dan data telepon, telex, telegram, leased lines, dan sebagainya. Jasa non-dasar merupakan layanan penyampaian data yang telah diproses atau dimodifikasi terlebih dahulu, misalnya lewat komputer. Termasuk jasa non-dasar misalnya e-mail, faksimili. Struktur industri jasa non-dasar sudah kompetisi penuh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>