Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdi Yugis Pratama
"ABSTRAK
Pencegahan risiko jatuh pada pasien merupakan bagian dari IPSG yang wajib terjamin selama pasien dirawat di RS. Beban kerja perawat diperkirakan menjadi salah satu faktor terhambatnya pelaksanaan pencegahan risiko jatuh pada pasien sehingga prevalensi pasien jatuh masih mencapai (18%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan beban kerja dengan pelaksanaan pencegahan risiko jatuh. Penelitian ini menggunakan metode kuatitatif dengan deskriptif korelatif, menggunakan pendekatan cross sectional pada 90 perawat pelaksana di ruang rawat inap RS dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner yang dimodifikasi terkait pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dan beban kerja diukur melalui metode daily log. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan pelaksanaan pencegahan risiko jatuh (p: 0,093). Penelitian selanjutnya dapat melihat variabel lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pencegahan risiko jatuh.

ABSTRACT
Fall risk prevention in patient is part of IPSG shall secure for patients hospitalized. The workload is one factor that make the fall risk prevention can't do well to the patient, the prevalence of patient falls still reach (18%). The purpose of this research is to identify relationship between workload of nurses with the implementation of fall risk prevention. This research use quantitative method with descriptive correlative, and use the cross sectional to 90 nurses that work at inpatient department in RS by purpose sampling technique. The research instrument is a questionnaire that modified related to the implementation of the fall risk prevention and workload, and measure use the daily log method. The result is show that no significant correlation between workload with implementing fall risk prevention (p: 0,093). For the other research can do or look for the other variables that may affect the implementation of fall risk prevention."
2016
S63544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellgi Safirda
"Penuaan mempengaruhi perubahan tubuh termasuk sistem muskuloskeletal. Penurunan yang terjadi dikarenakan berkurangnya massa otot, kekakuan jaringan penghubung, dan penurunan kepadatan tulang mengakibatkan kelambanan bergerak,gangguan keseimbangan, dan koordinasi gerak sehingga mudah jatuh. Jatuh berdampak secara fisik maupun psikis lansia. Sebagai intervensi risiko jatuh, latihan keseimbangan dapat dijadikan referensi latihan bagi lansia. Latihan keseimbangan meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan untuk mencegah tubuh jatuh. Latihan keseimbangan dilakukan setiap hari (11 pertemuan) dengan durasi 10 - 15 menit perhari. Sebelum latihan penulis malakukan skreaning MMSE, dilanjutkan dengan instrument skrining jatuh (MFS, BBT, dan TUG). Saat latihan peneliti akan melakukan pengukuran tanda vital sebelum dan sesudah latihan, pengkajian TUG, dan melakukan gerakan latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan yang dilakukan rutin signifikan terhadap keseimbangan postural terlihat dari adanya perubahan dalam stepping, gaya berjalan mulai membaik, postur tubuh saat berjalan mulai tegak, peningkatan nilai BBT dari skor 46 menjadi 50, dan penurunan waktu TUG dari 14 detik menjadi rata – rata waktu 12,5 detik selama intervensi. Pelaksanaan intervensi memerlukan seorang pendamping yang bertugas mengawasi dan menjaga lansia agar tidak jatuh, sekaligus menciptakan perasaan aman bagi lansia saat latihan. Sangat disayangkan intervensi ini sulit dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan kekurangan sumber daya serta petugas sosial dan perawat panti memiliki tugas dan kewajiban lainnya yang perlu dilakukan sehingga untuk melakukan intervensi latihan keseimbangan akan sulit terlaksana. Untuk itu saya menyarankan bagi mahasiswa yang berpraktik di panti untuk melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi pencegahan risiko jatuh pada lansia yang terdapat di panti.

Aging affects changes in the body including the musculoskeletal system. The decrease that occurs due to reduced muscle mass, stiffness of connective tissue, and decreased bone density results in sluggishness of movement, balance disorders, and coordination of motion so that it is easy to fall. Falls have a physical and psychological impact on the elderly. As a fall risk intervention, balance exercises can be used as an exercise reference for the elderly. Balance exercises improve muscle strength and balance to prevent the body from falling. Balance exercises are carried out every day (11 meetings) with a duration of 10-15 minutes per day. Before the exercise, the author conducted MMSE screening, followed by fall screening instruments (MFS, BBT, and TUG). During exercise, researchers will measure vital signs before and after exercise, assess TUG, and perform balance exercise movements. Balance exercises performed routinely are significant for postural balance as seen from changes in stepping, gait begins to improve, posture when walking begins to straighten, increases BBT scores from 46 to 50, and decreases TUG time from 14 seconds to an average time of 12. ,5 seconds during the intervention. Implementation of the intervention requires a companion who is in charge of supervising and keeping the elderly from falling, while creating a feeling of security for the elderly during exercise. It is unfortunate that this intervention is difficult to carry out in a sustainable manner due to lack of resources and social workers and nursing home nurses have other duties and obligations that need to be carried out so that it will be difficult to carry out balance training interventions. For that I suggest for students who practice in nursing homes to continue this intervention as an intervention to prevent the risk of falling for the elderly who are in nursing homes"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ellgi Safirda
"Penuaan mempengaruhi perubahan tubuh termasuk sistem muskuloskeletal. Penurunan yang terjadi dikarenakan berkurangnya massa otot, kekakuan jaringan penghubung, dan penurunan kepadatan tulang mengakibatkan kelambanan bergerak,gangguan keseimbangan, dan koordinasi gerak sehingga mudah jatuh. Jatuh berdampak secara fisik maupun psikis lansia. Sebagai intervensi risiko jatuh, latihan keseimbangan dapat dijadikan referensi latihan bagi lansia. Latihan keseimbangan meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan untuk mencegah tubuh jatuh. Latihan keseimbangan dilakukan setiap hari (11 pertemuan) dengan durasi 10 - 15 menit perhari. Sebelum latihan penulis malakukan skreaning MMSE, dilanjutkan dengan instrument skrining jatuh (MFS, BBT, dan TUG). Saat latihan peneliti akan melakukan pengukuran tanda vital sebelum dan sesudah latihan, pengkajian TUG, dan melakukan gerakan latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan yang dilakukan rutin signifikan terhadap keseimbangan postural terlihat dari adanya perubahan dalam stepping, gaya berjalan mulai membaik, postur tubuh saat berjalan mulai tegak, peningkatan nilai BBT dari skor 46 menjadi 50, dan penurunan waktu TUG dari 14 detik menjadi rata – rata waktu 12,5 detik selama intervensi. Pelaksanaan intervensi memerlukan seorang pendamping yang bertugas mengawasi dan menjaga lansia agar tidak jatuh, sekaligus menciptakan perasaan aman bagi lansia saat latihan. Sangat disayangkan intervensi ini sulit dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan kekurangan sumber daya serta petugas sosial dan perawat panti memiliki tugas dan kewajiban lainnya yang perlu dilakukan sehingga untuk melakukan intervensi latihan keseimbangan akan sulit terlaksana. Untuk itu saya menyarankan bagi mahasiswa yang berpraktik di panti untuk melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi pencegahan risiko jatuh pada lansia yang terdapat di panti.

Aging affects changes in the body including the musculoskeletal system. The decrease that occurs due to reduced muscle mass, stiffness of connective tissue, and decreased bone density results in sluggishness of movement, balance disorders, and coordination of motion so that it is easy to fall. Falls have a physical and psychological impact on the elderly. As a fall risk intervention, balance exercises can be used as an exercise reference for the elderly. Balance exercises improve muscle strength and balance to prevent the body from falling. Balance exercises are carried out every day (11 meetings) with a duration of 10-15 minutes per day. Before the exercise, the author conducted MMSE screening, followed by fall screening instruments (MFS, BBT, and TUG). During exercise, researchers will measure vital signs before and after exercise, assess TUG, and perform balance exercise movements. Balance exercises performed routinely are significant for postural balance as seen from changes in stepping, gait begins to improve, posture when walking begins to straighten, increases BBT scores from 46 to 50, and decreases TUG time from 14 seconds to an average time of 12. ,5 seconds during the intervention. Implementation of the intervention requires a companion who is in charge of supervising and keeping the elderly from falling, while creating a feeling of security for the elderly during exercise. It is unfortunate that this intervention is difficult to carry out in a sustainable manner due to lack of resources and social workers and nursing home nurses have other duties and obligations that need to be carried out so that it will be difficult to carry out balance training interventions. For that I suggest for students who practice in nursing homes to continue this intervention as an intervention to prevent the risk of falling for the elderly who are in nursing homes"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Nur Shafira
"Rumah sakit sebagai tempat utama pelayanan kesehatan harus menjamin kesehatan dan keselamatan bagi pasien, termasuk pencegahan risiko jatuh. Sebagian besar faktor risiko jatuh seperti kondisi delirium, penurunan mobilitas, hingga penggunaan obat selalu ditemukan pada pasien dengan perawatan intensif seperti di High Care Unit (HCU). Perawat berperan penting dalam mencegah kejadian jatuh dengan melakukan pencegahan risiko jatuh yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Surat Keputusan (SK) yang berlaku di rumah sakit. Penulisan ini menggunakan metode case report yang dilakukan untuk menganalisis pelaksanaan manajemen pencegahan risiko jatuh pada 30 pasien HCU selama 10 hari. Analisis dilakukan dengan mengobservasi tiga komponen pencegahan jatuh berdasarkan SPO dan SK yang berlaku di rumah sakit, yakni pengkajian awal, pengkajian ulang, dan intervensi tindakan pencegahan jatuh. Seluruh pasien telah dilakukan pengkajian awal dan pengkajian ulang risiko jatuh setiap harinya sebanyak tiga kali shift oleh perawat (100%). Namun pada pengkajian ulang sebagian besar tidak dituliskan skor risiko jatuh pasien secara jelas. Belum semua pasien diberikan intervensi pencegahan jatuh secara seragam dan menyeluruh, khususnya pada edukasi pasien dan keluarga (66.7%). Penulisan ini merekomendasikan perawat untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas edukasi pencegahan jatuh. Manajemen pencegahan sudah cukup baik dan tetap diperlukan adanya peningkatan dalam pelaksanaannya.

Hospital as the main health services must guarantee health and safety for patients, including prevention of the risk of fall. Most of the risk factors for falls, such as delirium, decreased mobility, and medication use, are always found in patients in intensive care, such as in the High Care Unit (HCU). Nurses hold an important role in preventing falls by carrying out fall risk prevention based on the Standard Operating Procedures and Decision Letters that apply in the hospital. This writing uses the case report method with the aim to analyze the implementation of fall risk prevention management in 30 HCU patients for 10 days. The analysis was carried out by observing the three components of fall prevention based on the SOP and guidelines in force at the hospital, namely initial assessment, reassessment, and intervention for fall prevention. All patients had an initial assessment and reassessment of the risk of falling every day for three shifts by nurses (100%). However, in most of the reassessments, the patient's fall risk score was not written clearly. Not all patients are given the same and comprehensive fall prevention interventions, especially in patient and family education (66.7%). This paper recommends nurses to maintain and improve the quality of fall prevention education. Prevention management is good enough and still needs improvement in its implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Anggraeni
"Keselamatan pasien merupakan salah satu aspek penting dalam mengurangi terjadiya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Salah satu aspek yang diterapkan dalam patient safety dengan mencegah terjadinya risiko jatuh. Pengkajian risiko jatuh perlu dilakukan dengan baik untuk mengetahui seberapa tinggi pasien berisiko jatuh dan untuk meminimalisir kejadian pasien jatuh. Tujuan Penulis ingin mengetahui Penerapan implementasi pencegahan risiko jatuh di Ruang Rawat inap lantai 14 Rs X. Penulis melakukan observasi kepada 12 perawat pada tanggal 18- 23 September 2023 dengan menggunakan SOP Pencegahan Risiko Jatuh. Intervensi yang dilakukan penulis yaitu melakukan sosialisasi SOP Pencegahan Risiko Jatuh pada tanggal 3-7 Oktober 2023 dan melakukan Audit kepada perawat mengenai penerapan implementasi pasien jatuh. Hasil di dapatkan penerapan Implementasi pencegahan risiko jatuh di Ruang Rawat inap di RS X dalam kategori Baik (58,3%). Dalam melakukan pencegahan pasien jatuh diperlukan fungsi penngawasan dan kontroling secara ketat oleh kepala ruangan sebagai langkah awal mendisiplinkan perawat. Selain itu didalam bekerja diharapkan selalu mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan Rumah Sakit. Dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan Masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan yang diberikan.

Patient safety is an important aspect in reducing the occurrence of Unexpected Events (KTD) in the process of providing nursing care. One aspect implemented in patient safety is to prevent the risk of falls. A fall risk assessment needs to be carried out properly to find out how high a patient's risk of falling is and to minimize the incidence of patient falls. The author's aim is to find out the implementation of fall risk prevention in the 14th floor Inpatient Room at Rs The intervention carried out by the author was to socialize the SOP for Fall Risk Prevention on 3- 7 October 2023 and conduct an audit of patients regarding the implementation of patient falls. The results showed that the implementation of preventing the risk of falls in patients in the inpatient room at Hospital X was in the Good category (58.3%). In preventing patient falls, a strict supervision and control function is needed by the head of the room as the first step in disciplining nurses. Apart from that, when working, you are expected to always follow the Standard Operational Procedures (SOP) set by the Hospital. In this way, it can increase public trust in the health services provided."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustin Chaemar
"Status nutrisi merupakan kondisi status kesehatan individu yang banyak menjadi masalah pada lanjut usia. Masalah status nutrisi menyebabkan dampak buruk seperti kejadian jatuh yang berdampak pada kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status nutrisi dengan risiko jatuh pada lansia di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 111 responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur status nutrisi berupa Mini Nutrition Assasment MNA dan risiko jatuh berupa Morse Fall Scale MFS . Hasil penelitian didapat ada hubungan bermakna antara status nutrisi dengan risiko jatuh p = 0,000 dengan OR= 3,8 2,6-5,8 . Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan intervensi peningkatan status nutrisi untuk mencegah risiko jatuh pada lansia.

Nutritional status is a condition of the health status of individuals who are a lot of problems in the elderly. Problems of nutritional status cause adverse effects such as fall events that can cause death. The purpose of this study to determine the relationship of nutritional status with the risk of falling in the elderly in Depok City. This research uses cross sectional design approach with the number of samples is 111 respondents. Instruments used to measure the nutritional status of the Mini Nutrition Assassment MNA and the risk of falling Morse Fall Scale MFS . The result showed that there was significant correlation between nutritional status and risk of fall p 0,000 with OR 3,8 2,6 5,8 . Subsequent research is expected to develop improved interventions of nutritional status to prevent the risk of falling in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalia Zulfa Ad Hania
"Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Kondisi ini disebabkan karena jumlah sel-sel pada otak berkurang sehinggga memengaruhi koordinasi otak. Penurunan koordinasi otak menyebabkan kestabilan tubuh menjadi terganggu. Kestabilan tubuh yang terganggu dapat menyebabkan lansia hilang keseimbangan dan berisiko jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi kogntif dengan risiko jatuh pada lansia di Panti. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah responden 77 yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengukuran fungsi kognitif menggunakan kuisioner Mini Mental State Examination MMSE dan risiko jatuh diukur menggunakan kuisiner Morse Fall Scale MFS. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dengan risiko jatuh p value =0,008. Saran dari penelitian ini yaitu pihak panti perlu mengoptimalkan peran perawat komunitas panti sebagai upaya preventif primer, sekunder dan tersier untuk mengatasi masalah penurunan fungsi kognitif dan risiko jatuh pada lansia.

The ageing process can lead to decreased cognitive function. This condition is caused by the reduction of cells in the brain affect the brain coordination. Decreasing coordination of the brain causes the stability of the body being hampered. Impaired body stability can cause the elderly to lose balance and increase the risk of falling. This study aims to determine the relationship of cognitive function with the risk of falling in the elderly orphans. The research design using cross sectional with 77 respondents selected through purposive sampling technique. Measurement of cognitive function using Mini Mental State Examination MMSE questionnaire and fall risk measured using Morse Fall Scale MFS questionnaire. The results were analysed using chi square test and found that there was a significant correlation between cognitive function with fall risk p value 0,008. This research suggested that the institution needs to optimize the role of nursing community as primary, secondary and tertiary preventive efforts to overcome the problem of declining cognitive function and the risk of falling in the elderly. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Oktavia
"Penuaan menyebabkan penurunan fungsi fisiologis pada lansia yang dapat menyebabkan lansia memiliki risiko jatuh. Risiko jatuh adalah peningkatan kerentanan untuk jatuh, sehingga menyebabkan bahaya fisik. Intervensi keperawatan Multifactorial Fall Prevention efektif untuk menurunkan risiko jatuh pada lansia. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan asuhan keperawatan pada lansia dengan risiko jatuh. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat peningkatan fungsional yang ditunjukan dengan hasil pengukuran manual muscle test kekuatan otot sebelum 2234 dan setelah latihan menjadi 2334 pada ekstremitas bawah dekstra serta hasil pemeriksaan berg balance test dengan skor awal 33 menjadi 41 setelah latihan selam 5 minggu intervensi. Selain itu terjadi peningkatan prilaku pencegahan jatuh dengan sering menggunakan sandal dan alat bantu jalan dan didukung dengan modifikasi lingkungan. Multifactorial Fall Prevention dapat diterapkan oleh perawat untuk mengatasi lansia dengan risiko jatuh.

Elderly tend to have the risk for falls because of aging that can be decrease of physiological function. Risk for falls vulnerable to increased susceptibility to falling, which may cause physical harm and compromise health. Nursing intervention multifactorial fall prevention can reduce the risk of falls. The purpose of this case study is to expose on nursing care of elderly with risk for falls. The results of the examination of showed that there was a functional improvement shown by manual muscle test result of muscle strength before 2234 and after exercise became 2334 on dextra lower limb as well as check result of balance test with initial score 33 to 41 after 5 weeks intervention. In addition there is an increase in fall prevention behavior by frequent use of flip flops and walkers and supported by environmental modifications. Multifactorial fall prevention can be applied by nurses to the elderly with the risk of falling."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nachita Putri
"Lansia dapat mengalami penurunan fungsi kognitf akibat dari proses penuaan. Penurunan fungsi kognitif membuat lansia kurang sensitif terhadap lingkungan sehingga dapat menyebabkan jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan risiko jatuh pada lansia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel adalah proposional random sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa fungsi kognitif berhubungan signifikan dengan risiko jatuh dengan nilai p = 0,000. Pihak panti werdha sebaiknya meningkatkan intervensi untuk memperbaiki fungsi kognitif lansia sebagai upaya menurunkan risiko jatuh.

Elderly may experience decreased cognitive function due to aging process. Decreased cognitive function makes elderly less sensitive to the environment that can cause the incident of fall. This study aims to determine the relationship of cognitive function with the risk for fall in the elderly. The design of this study is cross sectional with sampling technique is proportional random sampling.
The results showed that cognitive function was significantly correlated with risk for fall with p 0,000. Nursing home parties should increase interventions to improve elderly cognitive functioning as an effort to reduce the risk of fall.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifalisanto
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG. Kecepatan berjalan jarak pendek merupakan pengukuran yang reliabel untuk menilai risiko jatuh dirumah sakit pada pasien usia lanjut. Dengan adanya penurunan kecepatan berjalan pada usia lanjut yang dipengaruhi oleh berbagai risiko jatuh dan besarnya masalah yang ditimbulkan oleh jatuh maka, perlu dilakukan penelitian. Saat ini belum ada penelitian yang menghubungkan korelasi antara kecepatan berjalan dengan besarnya risiko jatuh pada usia lanjut di Indonesia.
METODE. Penelitian deskriptif analitik dengan periode sewaktu. Pada pasien usia lanjut dengan risiko jatuh ringan dan sedang secara consecutive sampling. Penilaian risiko jatuh dengan Berg Balance scale, kemudian dilakukan pemeriksaan kecepatan berjalan 10 meter. Penilaian korelasi Berg Balance scale dengan kecepatan berjalan. Menentukan hubungan antara kategori kecepatan berjalan dengan kategori risiko jatuh dilakukan uji Chi Square sehingga dapat menghitung Crude Odds Ratio dan adjusted Odds Ratio.
HASIL. Terdapat korelasi positif sedang yang bermakna secara statistik antara nilai Berg Balance Scale dengan kecepatan berjalan (r=0,492, p<0,001). Terdapat perubahan Odds Ratio ≥ 10 % untuk variabel usia (11,6 %), jenis kelamin (18,48%) dan status gizi (10,16%) menunjukkan semua variabel merupakan variabel perancu untuk variabel kecepatan berjalan.
KESIMPULAN. Terdapatnya korelasi sedang antara Berg Balance Scale dengan kecepatan berjalan pada usia lanjut. Terdapat hubungan antara kecepatan berjalan dengan risiko jatuh pada usia lanjut.

ABSTRACT
BACKGROUND. One in three elderly falls each year and cause many complication. The most common etiology of falls in elderly is balance disorder that will reduce their walking speed. Short walking distance is a reliable measurement for assessing the risk of falls in hospital for elderly patients. This study is purposed to assess the correlation between the walking speed and the magnitude of the risk of falls in elderly people.
METHOD. Descriptive analytic research with cross-sectional method and consecutive sampling in mild and moderate risk of fall elderly patients. Risk of falls was assessed using Berg Balance Scale and walking speed using 10 meters distance walking test. Spearman correlation analysis test between Berg Balance Scale compare and walking speed. Chi Square Test to determine the correlation between confounding variable with walking speed category and category risk of falls.
RESULTS. There is a statistically significant positive moderate correlation between the Berg Balance Scale and walking speed (r = 0.492, p <0.001). There is a change of more than 10% of the odds ratio for the age (11.6%), sex (18.48%) and nutritional status (10.16%) which showed that all the variables are the confounding variable for walking speed.
CONCLUSION. The presence of moderate correlation between the Berg Balance Scale and walking speed in the elderly. There is a relationship between walking speed and the risk of falls in the elderly."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>