Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125066 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arieta Aryanti
"ABSTRAK
Sebagai salah satu alternatif investasi pada instrumen sesuai Syariah, pertumbuhan
reksa dana Syariah telah menunjukkan tren yang sangat positif di banyak negara
termasuk Indonesia. Sejalan dengan roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019,
Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) baru-baru ini mengeluarkan peraturan baru
yang memberikan relaksasi persyaratan sebagai insentif bagi para pelaku industri
reksa dana Syariah, dalam rangka mendorong pertumbuhan reksa dana Syariah di
Indonesia. Tesis ini memberikan analisis perspektif pemangku kepentingan
(stakeholder) sebagai pandangan terhadap potensi pertumbuhan reksa dana Syariah di
Indonesia. Analisa perspektif pemangku kepentingan diturunkan berdasarkan data
yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan perwakilan OJK, DSNMUI
dan Manajer Investasi serta survei pasar yang dilakukan untuk manajer investasi
dan investor. Penelitian ini mengeksplorasi faktor pendorong untuk pertumbuhan dan
juga mengeksplorasi atribut kunci dari orientasi pasar reksa dana Syariah. Hasil
analisa menunjukkan respon positif terhadap relaksasi peraturan meskipun masih
mengharapkan insentif lebih lanjut dari aspek regulasi. Potensi permintaan pasar yang
besar dirasakan oleh manajer investasi dan investor, namun struktur pasar saat ini
masih tipis dengan instrumen syariah yang terbatas dan kurangnya literasi investor
menjadikan produk reksa dana syariah berada pada posisi niche yang kemungkinan
telah mencapai kapasitas optimal dalam ukuran kecil. Percepatan potensi
pertumbuhan Reksa Dana Syariah akan tetap menjadi tantangan besar, kecuali faktor
pendorongnya dapat diimplementasikan secara efektif, yaitu a) dukungan pemerintah
untuk mengatur sinergi dan mendorong permintaan & penawaran pasar, b) kerangka
peraturan yang lebih mendukung dan selaras, c) tata kelola Syariah yang baik, d)
pengembangan produk dan instrumen Syariah secara kontinyu, e) peningkatan
kesiapan manajer investasi, f) peningkatan literasi dan kesadaran investor, dan g)
peningkatan teknologi dan infrastruktur. Faktor-faktor pendorong tersebut sebagai
anteseden harus lebih fokus pada atribut kunci orientasi pasar yaitu: i) orientasi pada
keunikan Syariah, ii) orientasi pada daya saing, iii) orientasi pada investasi yang
mendasari, dan iv) orientasi pada literasi dan aksesibilitas, dengan hasil yang
diharapkan atau konsekuensi untuk memperkuat posisi pasar dan pertumbuhan reksa
dana Syariah, dalam hal pangsa pasar, basis investor, dan produk Syariah. Pada
akhirnya, transformasi industri diperlukan agar reksa dana Syariah di Indonesia dapat
tumbuh lebih cepat dari industri reksa dana, dan membawa kontribusi positif bagi
pertumbuhan pasar modal Syariah dan pasar keuangan Syariah secara keseluruhan.

ABSTRACT
As one of the alternative investment in shariah-compliant instruments, the growth of
Islamic mutual funds has shown very positive trend in many countries including
Indonesia. In line with Islamic Capital Market roadmap 2015-2019, Indonesia?s
Financial Services Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) has recently issued
new regulation that relaxing the requirements as the incentives for the Islamic mutual
funds industry players, in order to promote the Islamic mutual funds growth in
Indonesia. This thesis provides the analysis of stakeholders? perspective as an insights
for Islamic mutual funds growth potential in Indonesia. The analysis of stakeholders?
perspective is derived based on the data gathered through the in-depth interview with
OJK, DSN-MUI and Investment manager representatives as well as market survey
conducted to Investment managers and Investors. The research explores the driving
factors for growth and also explore the key attributes of market orientation for Islamic
mutual funds. The analysis indicates the positive response towards the regulatory
relaxation though still expecting further incentives from regulatory aspect. Large
potential market demand is perceived by the investment managers and investors, but
the current market structure is still thin with limited Shariah instruments and lack of
investor literacy that resulting the niche positioning for the Islamic mutual funds
product which likely reach its optimum small size capacity. Accelerating the growth
potential of Islamic mutual funds would remain a great challenge, unless the driving
factors are effectively implemented, i.e. a) government support to orchestrate the
synergy and drive the market demand & supply, b) more supportive and harmonize
regulatory framework, c) good Shariah governance, d) continues development of
Shariah instruments, e) improvement in investment manager readiness, f) significant
improvement of investor literacy and awareness, and g) enhancement of technology
and infrastructure. Those key driving factors as the antecedents should be more
focusing on its market orientation key attributes i.e.: i) orientation on Shariah
uniqueness, ii) orientation on competitiveness, iii) orientation on underlying
investment, and iv) orientation on literacy and accessibility, with the expected
outcomes or consequences to strengthening the Islamic mutual funds market
positioning and growth, in terms of market share, investor base, and Shariah product.
Finally, industry transformation is necessary for Islamic mutual funds in Indonesia to
grow faster than the mutual funds industry, and bring positive contribution for the
growth of Islamic capital market and Islamic financial market overall."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arieta Aryanti Permata Lestari
"Sebagai salah satu alternatif investasi pada instrumen sesuai Syariah, pertumbuhan reksa dana Syariah telah menunjukkan tren yang sangat positif di banyak negara termasuk Indonesia. Sejalan dengan roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019, Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) baru-baru ini mengeluarkan peraturan baru yang memberikan relaksasi persyaratan sebagai insentif bagi para pelaku industri reksa dana Syariah, dalam rangka mendorong pertumbuhan reksa dana Syariah di Indonesia. Tesis ini memberikan analisis perspektif pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai pandangan terhadap potensi pertumbuhan reksa dana Syariah di Indonesia. Analisa perspektif pemangku kepentingan diturunkan berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan perwakilan OJK, DSN-MUI dan Manajer Investasi serta survei pasar yang dilakukan untuk manajer investasi dan investor. Penelitian ini mengeksplorasi faktor pendorong untuk pertumbuhan dan juga mengeksplorasi atribut kunci dari orientasi pasar reksa dana Syariah. Hasil analisa menunjukkan respon positif terhadap relaksasi peraturan meskipun masih mengharapkan insentif lebih lanjut dari aspek regulasi. Potensi permintaan pasar yang besar dirasakan oleh manajer investasi dan investor, namun struktur pasar saat ini masih tipis dengan instrumen syariah yang terbatas dan kurangnya literasi investor menjadikan produk reksa dana syariah berada pada posisi niche yang kemungkinan telah mencapai kapasitas optimal dalam ukuran kecil. Percepatan potensi pertumbuhan Reksa Dana Syariah akan tetap menjadi tantangan besar, kecuali faktor pendorongnya dapat diimplementasikan secara efektif, yaitu a) dukungan pemerintah untuk mengatur sinergi dan mendorong permintaan & penawaran pasar, b) kerangka peraturan yang lebih mendukung dan selaras, c) tata kelola Syariah yang baik, d) pengembangan produk dan instrumen Syariah secara kontinyu, e) peningkatan kesiapan manajer investasi, f) peningkatan literasi dan kesadaran investor, dan g) peningkatan teknologi dan infrastruktur. Faktor-faktor pendorong tersebut sebagai anteseden harus lebih fokus pada atribut kunci orientasi pasar yaitu: i) orientasi pada keunikan Syariah, ii) orientasi pada daya saing, iii) orientasi pada investasi yang mendasari, dan iv) orientasi pada literasi dan aksesibilitas, dengan hasil yang diharapkan atau konsekuensi untuk memperkuat posisi pasar dan pertumbuhan reksa dana Syariah, dalam hal pangsa pasar, basis investor, dan produk Syariah. Pada akhirnya, transformasi industri diperlukan agar reksa dana Syariah di Indonesia dapat tumbuh lebih cepat dari industri reksa dana, dan membawa kontribusi positif bagi pertumbuhan pasar modal Syariah dan pasar keuangan Syariah secara keseluruhan.

As one of the alternative investment in shariah-compliant instruments, the growth of Islamic mutual funds has shown very positive trend in many countries including Indonesia. In line with Islamic Capital Market roadmap 2015-2019, Indonesia’s Financial Services Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) has recently issued new regulation that relaxing the requirements as the incentives for the Islamic mutual funds industry players, in order to promote the Islamic mutual funds growth in Indonesia. This thesis provides the analysis of stakeholders’ perspective as an insights for Islamic mutual funds growth potential in Indonesia. The analysis of stakeholders’ perspective is derived based on the data gathered through the in-depth interview with OJK, DSN-MUI and Investment manager representatives as well as market survey conducted to Investment managers and Investors. The research explores the driving factors for growth and also explore the key attributes of market orientation for Islamic mutual funds. The analysis indicates the positive response towards the regulatory relaxation though still expecting further incentives from regulatory aspect. Large potential market demand is perceived by the investment managers and investors, but the current market structure is still thin with limited Shariah instruments and lack of investor literacy that resulting the niche positioning for the Islamic mutual funds product which likely reach its optimum small size capacity. Accelerating the growth potential of Islamic mutual funds would remain a great challenge, unless the driving factors are effectively implemented, i.e. a) government support to orchestrate the synergy and drive the market demand & supply, b) more supportive and harmonize regulatory framework, c) good Shariah governance, d) continues development of Shariah instruments, e) improvement in investment manager readiness, f) significant improvement of investor literacy and awareness, and g) enhancement of technology and infrastructure. Those key driving factors as the antecedents should be more focusing on its market orientation key attributes i.e.: i) orientation on Shariah uniqueness, ii) orientation on competitiveness, iii) orientation on underlying investment, and iv) orientation on literacy and accessibility, with the expected outcomes or consequences to strengthening the Islamic mutual funds market positioning and growth, in terms of market share, investor base, and Shariah product. Finally, industry transformation is necessary for Islamic mutual funds in Indonesia to grow faster than the mutual funds industry, and bring positive contribution for the growth of Islamic capital market and Islamic financial market overall.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Agastya Winmarhalim
"Salah satu impikasi dari prinsip syariah dalam investasi adalah kemampuan instrumen keuangan syariah dalam pasar keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan dari kinerja antara reksa dana syariah dan reksa dana konvensional pada pasar modal di Indonesia. Sebuah penilaian kinerja reksa dana dikembangkan dan dua hipotesis diajukan untuk menjawab masalah penelitian melalui pengujian menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) pada program Eviews 6.
Objek yang dipilih adalah reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana saham. Peneitian ini menggunakan metode standard dalam melakukan evaluasi kinerja dari reksa dana, seperti Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen Alpha. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional.

One of the implications of Islamic investment principles is the capability of Islamic financial instruments in the financial market. The main aim of this research is to observe the differences of performance between Islamic and conventional mutual fund in the context of Indonesian capital market. A performance asessment of mutual fund is developed and two hypothesis a proposed to answer the problem of this research through the examination using Capital Assets Pricing Model (CAPM) in Eviews 6 program.
The object selected for this research are balanced mutual fund, fixed income mutual fund, and equity mutual fund. This research used standard methods in evaluating the performances of various mutual funds, such as the sharpe Index, Treynor Index, and Jensen Alpha Index. The basic finding of this paper is that conventional mutual fund performed better than Islamic Mutual fund.The findings suggest that Iggi Achsien research does not apply to Islamic mutual fund in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanellia Soraya Nursyafitrie
"Reksa dana syariah muncul di Indonesia pada tahun 1997 dan menjadi instrumen investasi favorit bagi investor. Reksa dana syariah memiliki pertumbuhan yang cepat dalam TNA sebesar 285,40% dari 2013 hingga 2018 yang lebih unggul dari reksa dana konvensional dengan pertumbuhan hanya 157,17% di dalam periode yang sama. Reksa dana syariah juga berkembang pesat di negara dengan mayoritas penduduk Muslim serta negara yang memiliki sistem keuangan syariah yang maju, bahkan mampu mengungguli kinerja dari reksa dana konvensional dan benchmark. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, reksa dana syariah tidak memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional di pasar Indonesia. Penelitian ini juga membahas terkait asosiasi antara fund-flow dengan kinerja untuk reksa dana kovensional dan syariah berjenis saham dan campuran. Penelitian membuktikan bahwa di pasar Indonesia, fund-flow dan kinerja berhubungan negatif dan convex positif.

Islamic mutual funds emerge in Indonesia since 1997 and become a favourite investment instruments for investors. Islamic mutual funds have a rapid growth in TNA of 285.40% from 2013 to 2018 which is superior to conventional mutual funds with growth of only 157.17% in the same period. Islamic mutual funds are also growing rapidly in countries with Muslim populations and countries that have advanced Islamic financial systems, also able to outperform conventional mutual funds and its benchmarks. Despite the majority of populations are Muslims, Islamic mutual funds do not have a better performance than conventional mutual funds in Indonesian market. This study also discusses the associations between the fund-flow and the performance of conventional and Islamic stocks and mixed funds. Evidence suggests that in the Indonesian market, the fund-flow and performance are negative and convex positive."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nurrahman Hartanto
"ABSTRAK
Diantara kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan manusia dalam mencukupi
kehidupannya yakni investasi. Banyak orang yang belum mengerti mengenai
investasi namun mereka telah melakukan investasi tanpa mereka sadari.
Contohnya sekolah sejak Taman Kanak-Kanak hingga sarjana merupakan salah
satu bentuk investasi yang dilakukan oleh manusia. Jika kita saati ini dapat
membaca, berhitung, menulis, menganalisa, mempunyai pekerjaan dan
penghasilan yaitu merupakan hasil investasi yang kita lakukan semenjak usia dini.
Dalam penelitian ini investasi akan dibatasi hanya pada investasi Keuangan
(Financial Invesment). Investasi keuangan terdiri dari berbagai macam jenis, salah
satu investasi keuangan yang ada yaitu reksadana. Reksa dana merupakan salah
satu instrumen dalam berinvestasi yang dapat dilakukan dengan modal yang
terbatas. Seiring dengan berkembangnya industri keuangan syariah di Indonesia
maka muncul reksadana syariah untuk memfasilitasi umat Islam yang ingin
berinvestasi. Dalam pelaksanaan reksa dana syariah berhubungan dengan bank
kustodian yang konvensional. Hal ini akan menimbulkan suatu permasalahan
bahwa bank konvensional tersebut tidak sesuai dengan prinsip syariah. Penelitian
ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa bank konvensional dapat berfungsi sebagai bank
kustodian dalam reksa dana syariah namun diperlukan sertifikasi dan rekomendasi
dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

ABSTRACT
Investment is one of many activities in economic that can people do to filled what
they need. A lot of people don?t understand about investment although they don?t
see that they do that activities. For example, poeple go to school from the
kindergarten until college is the one of investment activities. If now we can read,
write, count, have a job and salary its because the result from investment that we
did in past. In this thesis, definition investment boundary in Invesment Financial
only. Investment Financial comprise from a lot of things, the one from that
investment Financial is mutual fund. Mutual fund is investment that can do in
limitless capital. When Shariah industry developing in Indonesia so spring up the
Shariah Mutual Fund. Shariah Mutual Fund based from Shariah Principle. In the
Shariah Mutual fund practice there are The Conventional Bank. In The
Conventional Bank operational don?t use Shariah Principle. This problem that
can hesistant the investor Moslems. In this thesis can explain the function
Custodian Bank in Shariah Mutual Fund Practice. The research method is library
research. The result ini this thesis is custodian bank can use in shariah mutual
funds with recommended and certivication from Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indoneisia (DSN-MUI).
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42358
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Murniyati
"Di era generasi milenial Muslim, investasi Syariah telah menjadi trend. Terutama investasi pada produk reksa dana Syariah. Hal ini terbukti dengan kemajuan teknologi yang telah menyediakan adanya produk ini pada platform e-commerce. Begitu juga dengan jumlah investor reksa dana Syariah yang meningkat dari waktu ke waktu. Potensi reksa dana Syariah di Indonesia masih tergolong tinggi. Namun untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan, investor dituntut pintar dalam pengelolaannya. Terutama dalam memilih produk investasi yang tepat. Oleh karena itu, sebagai investor wajib mengetahui kinerja dari produk investasi tersebut. Salah satu hal terpenting dalam mempertimbangkan kinerja reksa dana Syariah saham adalah dengan mengetahui persistensi kinerja dari waktu ke waktu. Penelitian ini menggunakan data time series harian periode tahun 2014 sampai tahun 2018. Analisis kinerja pada 16 sampel reksa dana Syariah saham menggunakan model CAPM dan model Fama-French Three Factors. Persistensi kinerja (repeat performance) melihat apakah reksa dana Syariah dengan kinerja winner pada periode tertentu akan menjadi winner dalam periode kinerja berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek terjadi persistensi kinerja reksa dana Syariah saham yang tidak jauh berbeda yaitu sebesar 34.02% jika menggunakan model CAPM dan 31.58% menggunakan model Fama-French Three Factors. Dengan mengetahui persistensi kinerja yang masih rendah ini, dapat dijadikan sebagai pemicu dalam pengelolaan reksa dana Syariah yang semakin lebih baik lagi.

In the era of Muslim millennial generation, Islamic investment has become a trend. Especially investment in Islamic mutual fund products. This is proven by technological advances that have provided this product on e-commerce platforms. Likewise, the number of Islamic mutual fund investors has increased from time to time. The potential of Islamic mutual funds in Indonesia is still relatively high. But to obtain the desired profit, investors are required to be smart in its management. Especially in choosing the right investment product. Therefore, as an investor must know the performance of the investment product. One of the most significant things in considering the performance of Islamic equity mutual funds is to know the performance persistence every once in while. This study utilizes day by day time series data for the period 2014 to 2018. Analysis of the performance on 16 samples of Islamic equity mutual funds utilizing the CAPM model and the Fama-French Three Factors model. Performance persistence (repeat performance) sees whether Islamic mutual funds with winner performance in a specific period will be the winner in the next performance period. The outcomes demonstrated that in the short term, there was a persistence of the performance of the Islamic equity mutual fund were very little extraordinary, to be specific 34.02% if utilizing the CAPM model and 31.58% utilizing the Fama-French Three Factors model. By knowing the low of performance persistence, it can be used as a trigger in the management of Sharia mutual funds that are getting even better.
"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Fransisca Pandean
"Jumlah produk reksa dana di Indonesia terus bertambah menunjukkan minat masyarakat yang tinggi untuk berinvestasi di reksa dana . Investor yang tidak memiliki cukup pengetahuan dan waktu untuk mengelola investasinya tidak perlu khawatir karena manajer investasi akan melaksanakan tugas manajemen reksadana. Namun, masih dibutuhkan pengetahuan reksadana yang baik untuk menganalisis produk. Penelitian ini membahas pola analisis kinerja reksa dana saham, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran di Indonesia dari tahun 2013 - 2017. Pengukuran kinerja dilakukan menggunakan pengukuran Sharpe, pengukuran Treynor, pengukuran Jensen, Appraisal, M2, dan T2 . Hasilnya menunjukkan bahwa tidak mudah untuk mempertahankan kinerja terbaik untuk setiap tahun memiliki kesamaan pada produk reksa dana tertentu. studi ini dilakukan untuk memberikan pandangan yang dapat membantu investor dalam memilih produk reksa dana yang tepat.

The number of mutual funds products in Indonesia continues to grow showing high interest of this investment instrument. Investors who don't have enough knowledge and time to manage his/her investment don't need to worry because investment manager will carry out the mutual fund management task. However, it still takes a good knowledge of mutual funds in order to analyze the product. This research discusses the performance analysis pattern of equity mutual fund, fixed-income mutual fund, and mixed mutual fund in Indonesia from 2013 – 2017. Performance measurement was conducted using Sharpe’s Measure, Treynor’s Measure, Jensen’s Measure, Appraisal Ratio, M2 Measure, and T2 Measure. The results show that it is not easy to maintain the best performance for each year have in common on certain mutual fund products. this study was conducted to provide a view that can help investors in choosing the right mutual fund products.

Kinerja, Reksa Dana Saham, Reksa Dana Campuran, Sharpe, Treynor, Jensen, Appratial Ratio, M2, T2

 

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Astriani
"Perkembangan pasar modal menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya di bursa. Namun untuk dapat berinvestasi secara langsung, ada beberapa kendala yang dihadapi para investor. Kendala tersebut biasanya meliputi keterbatasan pengetahuan, informasi dan waktu. Salah satu alternatif instrumen keuangan yang dapat menjadi solusi atas kendala tersebut adalah reksa dana. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Belakangan ini, reksa dana mulai menerapkan prinsip syariah dalam sistem operasionalnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kinerja reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional periode 2009-2011 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Serta menggunakan metode baru yaitu DEA dan RAR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kinerja reksa dana syariah lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional. Lalu, jika dibandingkan berdasarkan masing-masing manajer investasi, dari 3 manajer investasi yang diteliti 2 diantaranya menunjukkan bahwa kinerja reksa dana konvensionalnya lebih baik dibandingkan reksa dana syariahnya. Namun setelah dilakukan pengujian secara statistik dengan mengunakan pengujian independent sample t-test diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Reksa Dana syariah dengan konvensional.

The development of the capital market sucessfully attracted many investors to invest. But to invest directly, there are several obstacles faced by investors. These constraints include a limited knowledge, information and time. An alternative of financial instruments that could be a solution is Mutual Funds. Mutual funds is an instrument used to collect funds from investor and then invested in a portfolio of securities by investment managers. Lately, mutual funds began to apply the principles of sharia.
The purpose of this research is to analyze the comparison between the performance of sharia mutual funds and conventional from 2009 to 2011 measures by Sharpe, Treynor and Jensen. Then by new method, there are Data Envelopment Analysis and Risk Adjusted Return.
The result showed that overall, islamic mutual fund performance is better than conventional. And then, when compared by each investment managers, from 3 investment managers, 2 of them showed that conventional mutual funds performance was higher than sharia mutual funds. However, proved by independent sample t-test, the result showed that there was no significant difference between the performance of islamic mutual funds and conventional.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah K.Wardhani
"ABSTRAK
Wakaf merupakan salah satu bentuk distribusi ekonomi Islam yang mempunyai peran strategis dalam mewujudkan kesejahteraan ummat. Ciri khas dari wakaf adalah keabadian harta benda yang diwakafkan dan hanya boleh dimanfaatkan hasilnya saja. Ciri khas ini yang pada akhirnya menuntut Nazhir untuk mengembangkan harta wakaf sekreatif mungkin sehingga harta wakaf tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Keberadaan wakaf uang yang fleksibel sangat berpeluang untuk dikelola dalam bentuk Reksa Dana syariah dengan segala keunggulannya dibandingkan instrumen investasi lain. Untuk memperoleh analisis yang komphrehensif, penulis menganalisis dua pokok permasalahan yaitu mengenai perkembangan pengaturan wakaf uang setelah Undang-Undang No. 41 Tahun 2004, dan analisis mengenai penerapan pengelolaan wakaf uang di Badan Wakaf Indonesia (BWI). Dalam menganalisis dua pokok permasalahan ini, penulis menggunakan metode deskriptif sehingga menghasilkan skripsi yang deskriptif analitis. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa wakaf uang di Indonesia dikenal ketika dikeluarkan Inpres No.1 Tahun 1999 dan fatwa MUI 11 Mei 2002, tetapi pada waktu itu belum diatur mengenai penerapan wakaf uang secara menyeluruh oleh karena itu pemerintah mengundangkan Undang-Undang Wakaf No.41 Tahun 2004 untuk menjamin kepastian hukum tentang wakaf uang. Secara kualifikasi, BWI telah memenuhi persyaratan untuk mengelola wakaf uang dalam bentuk investasi khususnya Reksa Dana Syariah, baik dari segi modal dalam bentuk peraturan, dana, maupun, Sumber Daya Manusia (SDM). Namun, hingga kini BWI belum menerapkan pengelolaan wakaf uang karena masih terfokus pada pembinaan Nazhir wakaf di Indonesia.

ABSTRACT
Waqf is a form of economic distribution of Islam which has a strategic role in realizing the welfare of the ummah. The hallmark of the waqf is eternity property and should only be used just results. These characteristics, which in turn requires Nazhir to develop the property waqf waqf creative as possible so the property can be utilized optimally. The existence of a flexible cash waqf is very likely to be managed in the form of Islamic Mutual Fund with all its advantages compared to other investment instruments. To obtain a komphrehensif analysis, the authors analyzed two main issues regarding the development of cash waqf regulation after Act No. 41 Year 2004, and an analysis of the application of cash waqf management in the Agency Endowments Indonesia (BWI). In analyzing these two fundamental issues, the author uses descriptive method to produce a descriptive analytical thesis. The study produced the conclusion that the waqf money in Indonesia known as issued Presidential Instruction No.1 of 1999 and May 11, 2002 MUI fatwa, but at times it has not been set concerning the application of waqf money overall and therefore the government enacted Act No.41 Year 2004 to ensure legal certainty regarding waqf money. In qualifying, BWI has met the requirements for managing the endowments of money in the form of investments in particular mutual fund Sharia, both in terms of capital in the form of regulations, funding, and, Human Resources (HR). However, until now BWI has not implemented the management of cash waqf because it is still focused on coaching Nazhir waqf in Indonesia. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Narda Astrella
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis kinerja reksa dana saham di Indonesia
tahun 2006-2011 berdasarkan Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen's measure, M2
measure, T2 measure, dan information ratio. Kinerja reksa dana saham tersebut
akan dianalisis per tahun (2006-2011). Selain itu, akan dianalisis pula kinerja
reksa dana saham lima tahunan (2006-2010) yang hasil analisisnya akan
digunakan untuk melihat apakah reksa dana saham dengan kinerja terbaik akan
kembali menduduki posisi reksa dana dengan kinerja terbaik di tahun 2011. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa reksa dana saham dengan kinerja terbaik
berdasarkan analisis kinerja lima tahunan (2006-2010) kembali menjadi reksa
dana saham dengan kinerja terbaik di tahun 2011. Dalam penelitian ini juga akan
diteliti apakah ada persistensi atas kinerja reksa dana saham dari tahun ke tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya persistensi atas kinerja reksa dana
saham dari tahun ke tahun belum dapat dibuktikan secara kuat. Selain itu, dalam
penelitian ini reksa dana saham akan dianalisis market-timing ability-nya dengan
menggunakan market-timing model Henriksson-Merton dan Treynor-Mazuy.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model Henriksson-Merton ada
empat reksa dana saham yang memiliki market-timing ability yang superior,
sedangkan berdasarkan model Treynor-Mazuy, ada sebelas reksa dana saham
yang memiliki market-timing ability yang superior. Dari penelitian ini juga
ditemukan bahwa baik berdasarkan market-timing model Henriksson-Merton
maupun model Treynor-Mazuy, dari semua reksa dana saham yang diteliti, tidak
ada yang memiliki market-timing ability yang superior yang juga disertai dengan
selection ability yang baik.

ABSTRACT
This research was done to analyze the performance of equity mutual funds in
Indonesia from 2006 until 2011 based on Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen's
measure, M2 measure, T2 measure, and information ratio. Performance of equity
mutual funds in Indonesia were analyzed in yearly basis and in five-years basis
(2006-2010). Results from the five-years basis analysis will be used to find out
whether the best performer of equity mutual funds will also be the best performer
of mutual funds in 2011. Findings from the research shows that the best performer
of equity mutual funds in Indonesia (based on five-years basis performance
analysis) is also be the best performer of mutual funds in 2011. This research was
also done to find out whether there is a persistence on equity mutual funds'
performance from year to year and the result shows that persistence on equity
mutual funds' performance from year to year was not strongly proved. Each equity
mutual funds was also analyzed about their market-timing ability using
Henriksson-Merton model and Treynor-Mazuy model. The result of this research
shows that there are four equity mutual funds with superior market timing ability
based on Henriksson-Merton model and eleven equity mutual funds with superior
market timing ability based on Treynor-Mazuy model. It was also found that from
the equity mutual funds analyzed, there is no equity mutual funds which has
superior market timing ability and at the same time has good selection ability."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>