Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fraditya Bayu Anggara
"ABSTRAK
Kasus deforestasi di hutan Sumatera telah menjadi salah satu yang terburuk di Indonesia. Untuk menanggulanginya, dibutuhkan strategi kampanye humas yang efektif untuk mengubah perilaku publik aktif yang terkait seperti pemerintah, perusahaan pengelola lahan hutan, dan masyarakat. Greenpeace selaku organisasi yang peduli dengan isu-isu mengenai lingkungan melakukan kampanye Mata Harimau pada tahun 2011 untuk melihat secara langsung kondisi kerusakan hutan di wilayah Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan dengan cara tur menggendarai motor menggunakan kostum harimau. Kampanye ini terbukti sukses dengan membuat perusahaan besar di luar negeri menghentikan pembelian produk hasil hutan yang diproduksi oleh Asian Pulp and Paper (APP). Hal ini membuat perusahaan APP mengumumkan kebijakan penghentian aktivitas penebangan ilegal di wilayah tempat kampanye berlangsung.

ABSTRACT
Deforestation cases in Sumatran forests has been becoming one of the worst in Indonesia. To overcome it, effective public relations strategy needed to change active-public behaviour such as government, forest land corporation, and society. Greenpeace as one of the non- governmental organization that concern in enviromental issues did the Mata Harimau campaign in 2011 to see directly deforestation condition in Riau, Jambi, and South Sumatran region with motocycle tour using tiger custom. This campaign succeed to achive its goal in a way that multinational companies outside Indonesia stop to buy forestry production which is produced by Asian Pulp and Paper (APP). This condition made APP announced the policy that terminate illegal logging activities in regions where the campaign held."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ayu Mirta
"Penelitian ini mengangkat fenomena Kampanye Informasi publik di Indonesia.Pemerintahan Jokowi-JK mengusung Revolusi Mental sebagai gerakan perubahan pola pikir seluruh elemen bangsa.Seluruh lembaga pemerintah diinstruksikan mendukung gerakan ini dengan ruang Lingkup pelaksanaan disesuaikan dengan kontribusi lembaga pemerintah dalam sasaran Nawacita pemerintah.Dalam mengajak masyarakat, pemerintah melakukan Kampanye informasi publik Revolusi Mental dengan dukungan pengelolaan komunikasi publik/GPR.Kemendikbud salah satu lembaga pemerintah yang berkontribusi dibidang pembangunan kepribadian dalam kampanye informasi publik Revolusi Mental.
Peneliti membatasi studi penelitian pada kasus yang dilaksanakan diHumas Kemendikbud, khususnya dalam perencanaan proses tersebut, peneliti menggunakan Model Proses Pembuatan Strategi dari Hart, disempurnakan oleh Moss dan Warnaby.
Metode penelitian Kualitatif digunakan dengan pendekatan interpretif untuk menggali pengalaman Narasumber dan desain deskriptif menggambarkan secara detail tahapan dalam proses pembutan strategi. Melalui wawancara dan observasi, diketahui bahwa peran anggota organisasi dalam proses pembuatan strategi dapat mengalami perubahan peran. Faktor perubahan struktur organisasi, belum adanya peraturan pendukung serta latar belakang Narasumber menjadi faktor belum optimalnya pelaksanaan model ini diHumas Pemrintah dalam memelaksanakan kampanye informasi publik dalam konteks GPR di Indonesia.

The research based onthe phenomenon of public information campaign in Indonesia. Jokowi-JK carries Revolusi Mental as a movement to change nation's mindset from all elements by instruct all government agencies to support this movement. The state agencies scope of implementation is targeted in government's vision in Nawacita. In public outreach, the government made public information campaign Revolusi Mental Revolution is supported byGPR. Kemendikbud one of the state agencies contributes Revolusi Mental public information campaigns to development personality.
Researcher narrowed the case study in Kemendikbud Public Relations, especially in planning the strategy process. Researcher use Model-Making Process Strategy of Hart, enhanced by Moss and Warnaby.
Qualitative research methods used by the interpretive approach to explore the experience of informants and Descriptive describes in detail the stages in the process strategy making. Through interviews and observation, it is known that members of the organization's role in the strategymaking process can change roles. Organizational structure changing, lack of regulatory support and background informant are some of the factor that this model has not beenimplemented optimally by state agencies Public Relations in implementing GPR context in public information campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Anastasia
"Tesis ini membahas kekuatan Non-Governmental Organization (NGO) dalam menjalankan strategi kampanye untuk mengubah kebijakan dari aktor-aktor lain. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisa studi kasus Kampanye Anti-Deforestasi Greenpeace Terhadap Asia Pulp and Paper (APP) di Indonesia. APP telah cukup lama diketahui melakukan praktik deforestasi di area-area pabrik penebangan kayu miliknya tanpa adanya rencana konservasi hutan yang memadai. Beberapa NGO lingkungan berusaha untuk memperoleh komitmen dari APP untuk menjalankan rencana konservasi hutan yang lebih efisien, tetapi mengalami kegagalan dalam prosesnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Greenpeace berhasil dalam menjalankan Kampanye Anti-Deforestasi terhadap APP, ketika NGO lingkungan lainnya gagal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode process tracing untuk melihat titik-titik penting dalam proses kampanye tersebut. Operasionalisasi konsep yang digunakan adalah Blanket Strategy oleh Gritten and Mola-Yudego, yang lebih memfokuskan analisa pada kampanye NGO lingkungan terhadap Multi-National Corporation (MNC). NGO memiliki kekuatan jejaring transnasional untuk menjalankan berbagai macam strategi kampanye. Greenpeace menggunakan empat strategi utama dalam kampanyenya, yaitu Information Politics, Symbolic Politics, Leverage Politics, dan Accountability Politics. Jejaring transnasional, penyebaran dan pembentukan informasi, serta pengetahuan Greenpeace terhadap isu yang terkait, menjadi faktor-faktor penting yang berkontribusi terhadap keberhasilan kampanye Greenpeace untuk memperoleh komitmen dari APP.

This thesis will examine the power of Non-Governmental Organization (NGO) in running a campaign strategy to change the policies of other actors. This research is a qualitative case study analysis of Greenpeace Anti-Deforestation Campaign Against Asia Pulp and Paper (APP) in Indonesia. APP has long been known for deforestation practice at their logging mill without a sufficient forest conservation program. Some environmental NGOs has been trying to obtain commitment from APP to run a more efficient forest conservation program, but failed along the process. The aim of this research is to determine how Greenpeace succed in running Anti-Deforestation Campaign against APP, when other environmental NGOs failed.
This research used process tracing method to see the important points from this campaign process. Operationalization concept for this research is Blanket Strategy by Gritten and Mola-Yudego, which focus on the analysis of environmental NGO campaign against Multi-National Corporation (MNC). NGO have the power of its transnational network to run a variety of campaign strategies. Greenpeace used four main strategies in their campaign, namely Information Politics, Symbolic Politics, Levergae Politics, and Accountability Politics. Transnastional network, the dissemination and formation of informations, and Greenpeace knowledge on related issues, become important factors that contribute to the success of Greenpeace campaign to obtain a commitment from APP."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Eka Putri
"Tesis ini membahas tentang pesan kampanye saveKarimunjawa oleh Greenpeace Indonesia dengan menggunakan sosial media Youtube sebagai strategi dalam pemilihan media kampanye dan pengemasan pesan dengan menggunakan pendekatan konfrontatif. Penelitian ini berlatar belakang dengan adanya permasalahan terumbu karang di Indonesia kususnya Karimunjawa yang memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi kedua di Indonesia. Greenpeace Indonesia sebagai salah satu organisasi yang melaksanakan kampanye untuk melindungi terumbu karang karimunjawa. Sebagai organisasi pelaksana kampanye, Greenpeace Indonesia memiliki pengemasan pesan yang tidak ideal dari kampanye organisasi lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi pesan kampanye savekarimunjawa yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia dengan menggunakan video youtube sebagai media kampanye. Pelaksanaan kampanye SaveKarimunjawa dilihat dari sudut pandang kampanye perubahan sosial dan komponen dan tahapan kampanye Simon. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Kesimpulkan penelitian ini menunjukkan keterkaitan antara kampanye dengan media yang digunakan serta pesan kampanye yang ditampilkan dapat menarik perhatian khalayak. 

This thesis discusses the saveKarimunjawa campaign message by Greenpeace Indonesia by using Youtube social media as a strategy in selecting campaign media and packaging messages using a confrontational approach. This research is based on the existence of coral reef problems in Indonesia, specifically Karimunjawa, which has the second highest diversity level in Indonesia. Greenpeace Indonesia as one of the organizations implementing a campaign to protect Karimunjawas coral reefs. As a campaign implementing organization, Greenpeace Indonesia has packaging messages that are not ideal from other organizations campaigns. The purpose of this study was to describe the strategy of the savekarimunjawa campaign message carried out by Greenpeace Indonesia by using youtube videos as campaign media. The implementation of the SaveKarimunjawa campaign was seen from the point of view of the campaign for social change and the components and stages of Simons campaign. This research is a descriptive qualitative study with a case study method. Conclusion This study shows the relationship between the campaign and the media used and the campaign messages displayed can attract the attention of the audience. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Tyas Nurhidayati
"Kampanye ‘Bung Kus’ oleh Program ASA-FHI menyampaikan informasi dan persuasi pada laki-laki berperilaku seks risiko tinggi supaya mengadopsi produk sosial, yaitu perubahan sikap, perubahan perilaku dan obyek fisik untuk melakukan perubahan perilaku menjadi lebih aman. Penelitian kualitatif ini merupakan studi kasus deskriptif tipe siugle-case, multiple unit of analysis\ menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data, yaitu in depth interview, direct observation dan dokumentasi; berlandaskan teori Social Marketing sebagai theoretical framework. Hasil penelitian menyarankan eksekusi komunikasi, khususnya pesan dan branding, lebih persuasif, serta penerapan seluruh bauran komunikasi pemasaran. Ini untuk memotivasi kelompok sasaran yang cenderung mengadopsi produksi sosial berddasarkan model learn-do-feel atau do-feel-learn dan tidak mengadopsi model ideal yaitu learn-feel-do.

‘Bung Kus’ campaign implemented by Program ASA-FHI, informs and persuades the high risk men to adopt the social products, i.e. attitude change, behavior change and tangible objects to do the safer behavior change. This qualitative research is the descriptive case study (single-case, multiple unit of analysis) uses the triangulation of collecting data techniques, i.e. in depth interview, direct observation and documentation, based on Social Marketing as the theoreticai framework. This research recommends the more persuasive communication executions, specifically in messages and branding, and also to implemenl the whole social marketing mix. It aims to motivate the target group who tends to adopt the social products based on the leam-do-feel or do-feei-leam model and not to adopt the ideal one, i.e. leam-feel-do model."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25739
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mitchelle Aura Alridzki
"Makalah ini membahas strategi kampanye #KerenTanpaNyampah public relations The Body Shop Indonesia yang melakukan press launch pada 14 September 2021 dalam memperkenalkan program Refill Station. Terdapat latar belakang keberlanjutan dan ekonomi sirkular; rumusan masalah pertanggungjawaban atas limbah; dengan tujuan mengetahui dan menganalisis strategi dan kegiatannya. Tipe kampanyenya, yaitu Campaign Model of Successful Organization dengan nilai berkelanjutan serta unique, selling, dan position melalui ethically sourced dan naturally-based ingredients. Program ini memiliki tujuan public awareness akan lingkungan dan alam serta behavior modification keyakinan sustainable beauty; peran publisitas dan inform or image melalui media sosial; dan strategi atau pendekatan persuasif untuk refill dan edukatif mengenai sampah. Tekniknya, yaitu secara tidak langsung partisipatif melalui unggahan, asosiasi sustainable beauty, serta ganjaran manfaat lingkungan dan berhemat.

This paper discusses the #KerenTanpaNyampah public relations campaign strategy of The Body Shop Indonesia which conducted a press launch on September 14, 2021 in introducing the Refill Station program. There is a background of sustainability and circular economy; formulation of the problem of responsibility for waste; with the aim of knowing and analyzing its strategies and activities. The type of campaign is Campaign Model of Successful Organization with sustainable values and unique, selling, and positioning through ethically sourced and naturally-based ingredients. This program has the goal of public awareness of the environment and nature as well as behavior modification of sustainable beauty beliefs; the role of publicity and inform or image through social media; and persuasive strategies or approaches to refill and educate about waste. The technique is indirectly participatory through posts, sustainable beauty associations, and rewards for environmental benefits and savings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eleonora Bergita
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang posisi
penerimaan pesan remaja terhadap pesan sanitasi yang diterima dalam Sosialisasi
Sanitasi Publik yang dilaksanakan di Cimahi dan Yogyakarta. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan konsep teori penerimaan pesan Encoding-
Decoding oleh Stuart Hall, dengan teori pendukung Theory of Planned Behavior
oleh Icek Ajzen dan Human-Processing Information. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan kualitatif. Latar belakang penelitian adalah pentingnya peran remaja
yang dengan kemampuan kognitifnya mampu menerima pesan sanitasi sehingga
dalam kondisi masyarakat yang minim kesadaran sanitasi dapat berperan dalam
menyebarkan pentingnya pesan dalam masyarakat yang sebagian besar hidup
dalam lingkungan yang kotor dan mengalami banyak penyakit terkait dengan
kebersihan lingkungan, seperti diare dan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa posisi narasumber remaja pada umumnya dominant-hegemonic, dan ada
pula yang negotiated. Posisi penerimaan pesan sanitasi remaja tersebut ditentukan
oleh pengalaman hidupnya. Posisi penerimaan pesan didukung dengan penelitian
melalui Theory of Planned Behavior melalui analisis human information
processing untuk melihat faktor-faktor yang membentuk intensi remaja terhadap
pesan sanitasi, yaitu attitude toward behavior yang positif, adanya subjective
norms, dan juga kontrol perilaku atau faktor-faktor yang mendorong atau
penghambat penerimaan pesan remaja. Penelitian ini dilakukan melalui humaninformation
processing.

ABSTRACT
The research has been conducted to get a description on the adolescents?
audience reception positions on sanitation public diplomacy campaign in Cimahi
and Yogyakarta. The research used the audience reception theory ? particularly
the encoding-decoding theory developed by Stuart Hall, supported by other theory
from Icek Ajzen called Theory of Planned Behavior and human processing
information. The research is conducted using a qualitative approach. The
background of the research is that with their cognitive development adolescence
can receive complex message and can play an important role to spread sanitation
message among the society, even though most of them are living under poor
sanitation condition which causes several diseases, such as diarrhea. The research
shown that most of the adolescence informants have chosen a dominanthegemonic
position, and one of them has a negotiated position. The positions is
supported by a research using the Theory of Planned Behavior through human
information processing to look for factors which create adolescence?s intention to
sanitation message, which include positive attitude toward behavior, subjective
norms, and perceived behavior control or factors which encourage or impede
adolescence?s reception on the message. The reseach has been conducted using
human information processing.;The research has been conducted to get a description on the adolescents?
audience reception positions on sanitation public diplomacy campaign in Cimahi
and Yogyakarta. The research used the audience reception theory ? particularly
the encoding-decoding theory developed by Stuart Hall, supported by other theory
from Icek Ajzen called Theory of Planned Behavior and human processing
information. The research is conducted using a qualitative approach. The
background of the research is that with their cognitive development adolescence
can receive complex message and can play an important role to spread sanitation
message among the society, even though most of them are living under poor
sanitation condition which causes several diseases, such as diarrhea. The research
shown that most of the adolescence informants have chosen a dominanthegemonic
position, and one of them has a negotiated position. The positions is
supported by a research using the Theory of Planned Behavior through human
information processing to look for factors which create adolescence?s intention to
sanitation message, which include positive attitude toward behavior, subjective
norms, and perceived behavior control or factors which encourage or impede
adolescence?s reception on the message. The reseach has been conducted using
human information processing., The research has been conducted to get a description on the adolescents‘
audience reception positions on sanitation public diplomacy campaign in Cimahi
and Yogyakarta. The research used the audience reception theory – particularly
the encoding-decoding theory developed by Stuart Hall, supported by other theory
from Icek Ajzen called Theory of Planned Behavior and human processing
information. The research is conducted using a qualitative approach. The
background of the research is that with their cognitive development adolescence
can receive complex message and can play an important role to spread sanitation
message among the society, even though most of them are living under poor
sanitation condition which causes several diseases, such as diarrhea. The research
shown that most of the adolescence informants have chosen a dominanthegemonic
position, and one of them has a negotiated position. The positions is
supported by a research using the Theory of Planned Behavior through human
information processing to look for factors which create adolescence‘s intention to
sanitation message, which include positive attitude toward behavior, subjective
norms, and perceived behavior control or factors which encourage or impede
adolescence‘s reception on the message. The reseach has been conducted using
human information processing.]"
2015
T43744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssa Edwina
"Profil Perusahaan
Bengawan Solo Coffee merupakan salah satu kedai kopi asli Indonesia yang menggunakan biji kopi hasil perkebunan kopi tanah air Indonesia. Bengawan Solo Coffee telah berdiri sejak tahun 1983 dan telah memiliki pengalaman dalam pemilihan biji-biji kopi Arabika asli Indonesia yang berkualitas. Pada tahun 1983 hingga 2002, Bengawan Solo Coffee hanya bergerak di bidang pengolahan biji kopi serta penggorengan biji kopi asli Indonesia yang terletak di Lampung. Pada tahun 2003, manajemen Bengawan Solo Coffee memutuskan untuk membuka kedai kopi yang memiliki produk berbagai macam minuman dengan menggunakan biji kopi asli Indonesia yang diolah di pertanian kopi Bengawan Solo Coffee di Lampung. Bengawan Solo Coffee resmi membuka kedai kopi pertama di ITC Kuningan pada 18 Mei 2003, tanggal ini ditandai sebagai tanggal berdirinya Bengawan Solo Coffee. Bengawan Solo Coffee terus mengembangkan bisnisnya dan hingga kini telah memiliki kedai kopi sebanyak 46 outlet yang terletak di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Medan.
Analisis Situasi
Kekuatan (Strengths)
1. Kedai kopi yang menggunakan biji kopi asli Indonesia yang diproduksi sendiri di perkebunan kopi di Lampung.
2. Bengawan Solo Coffee telah memiliki kedai kopi yang tersebar di titik-titik strategis di beberapa kota besar di Indonesia, hal ini memudahkan masyarakat Indonesia untuk menemukan kedai-kedai Bengawan Solo Coffee.
3. Mendukung petani biji kopi lokal dengan menggunakan biji kopi asli Indonesia
4. Mendukung program pemerintah 100% cinta Indonesia sebagai produk asli Indonesia dan menggunakan produksi biji kopi asli Indonesia
5. Adanya peliputan artikel oleh majalah Grazia pada tanggal 23 September 2013 sebagai kedai kopi khas Indonesia yang direkomendasikan
Kelemahan (Weaknesses)
1. Rendahnyabrand awarenessBengawan Solo Coffee di kalangan masyarakat Indonesia.
2. Tidak memiliki bagian Public Relations (PR) sehingga kurangnya kegiatan-kegiatan PR yang dilakukan
3. Kurangnya promosi-promosi yang dilakukan di berbagai media
Kesempatan (Opportunities)
1. Kini telah banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi kopi
2. Alasan generasi muda mengonsumsi kopi karena menggemari kopi dan mengonsumsi kopi sebagai gaya hidup
Ancaman (Threats)
1. Bengawan Solo Coffee kalah saing dengan kompetitor-kompetitornya yang berasal dari luar negeri dan lebih terkenal dibanding Bengawan Solo Coffee.
2. Munculnya kedai kopi lain yang berasal dari Indonesia yang dapat menjadi kompetitor Bengawan Solo Coffee
Pernyataan Masalah
Kurangnya brand awareness yang dimiliki masyarakat Indonesia terhadap Bengawan Solo Coffee
Usulan Program
Program Kampanye Public Relations, yang terdiri dari:
1. Kegiatan Promosi
2. Corporate Social Responsibility
3. Customer Relations
Tujuan Program
1. Untuk meningkatkan brand awareness dan minat masyarakat Indonesia terhadap Bengawan Solo Coffee, khususnya masyarakat Indonesia berumur 17-45 tahun yang bertempat tinggal di kota-kota besar Indonesia sesuai dengan lokasi penjualan Bengawan Solo Coffee, yakni Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Jogja, dan Medan.
2. Membentuk citra positif mengenai Bengawan Solo Coffee sebagai kedai kopi asli Indonesia terbaik. Sebagai indikator, Bengawan Solo Coffee menjadi kedai kopi asli Indonesia yang memiliki penjualan tertinggi diantara kompetitornya, yakni kedai kopi asli Indonesia seperti Cuppa Coffee dan Coffee Toffee.
3. Untuk meningkatkan penjualan Bengawan Solo Coffee di tahun 2014 sebesar 10% dari tahun 2013.
4. Meningkatkan jumlah followers yang dimiliki oleh Bengawan Solo Coffee pada media sosial sebesar 2x lipat dari jumlah followers yang dimiliki sekarang yakni 4.781 followers di Twitter dan 4.432 likes di Facebook Bengawan Solo Coffee1.
Khalayak Sasaran
1. Demografis: Laki-laki dan perempuan berumur 17-45 tahun bertempat tinggal di kota-kota besar Indonesia sesuai dengan lokasi penjualan Bengawan Solo Coffee, yakni Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Jogja, dan Medan dengan tingkat SES (Socio Economic Status) A (> Rp 3.000.000) sampai SES B (Rp 2.000.000-Rp 3.000.000) yang berlatarbelakang pendidikan SMA, D3, S1, S2, S3, dan bekerja.
2. Psikografis: memiliki lifestyle (gaya hidup) yang senang mengonsumsi kopi, seringkali nongkrong atau hangout di kedai kopi, dan menggunakan media sosial rata-rata 5 jam perharinya.
Pesan Kunci
1. Bengawan Solo Coffee ingin membentuk suatu citra yang positif sebagai kedai kopi asli Indonesia terbaik yang mengolah dan menggunakan biji-biji kopi asli Indonesia.
2. Bengawan Solo Coffee juga turut berpartisipasi dalam program pemerintah yakni, gerakan 100% cinta Indonesia yang dikoordinir oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang dibentuk pada tahun 2009.
Anggaran
Rp 796.235.972
Evaluasi
Tahapan evaluasi yang digunakan adalah:
1. Tahap Input
2. Tahap Output
3. Tahap Outcomes
Setiap tahap memiliki tolak ukur dan instrumen masing-masing"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54185
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Kurnia
"Menggunakan hak suara pada saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan bentuk partisipasi politik paling sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, penting dilakukan kegiatan sosialisasi bagi masyarakat, khususnya kelompok pemilih pemula yang belum pernah mengikuti Pilkada sebelumnya. Berdasarkan hasil survei terhadap pemilih pemula di DKI Jakarta, sebesar 61.5 persen tidak mengetahui kegiatan sosialisasi Pilkada yang pernah dilaksanakan, dan 57.8 persen responden tertarik dengan kegiatan yang dapat memberikan pendidikan politik dan sosialisasi Pilkada. Penulisan karya akhir ini bertujuan untuk merancang rangkaian kegiatan dalam kampanye humas yang dapat tidak hanya mensosialisasikan kegiatan Pilkada, namun juga memberikan pendidikan politik yang menarik bagi pemilih pemuladi DKI Jakarta.

Using the voting rights at the time of local elections is the simplest form of political participation that can be done by the people of Indonesia. Therefore, it is important for a socialization activities for the community, especially the group of first voters who have not completed the previous elections. Based on a survey of first voters in Jakarta, 61.5 percent did not know the socialization activities that had been carried out, and 57.8 percent of respondents interested in activities that may give political education and election socialization. This final assignment aims to design a series of activities in a public relations campaign that can not only socialize election activities, but also to provide political education that appeal to first voters in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Miranda
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pernyataan Masalah: Minimnya pengetahuan masyarakat perkotaan terhadap transformasi dan revitalisasi bisnis yang telah dilakukan Pos Indonesia sejak tahun 2009.
Tujuan: Meningkatkan awareness dan pengetahuan masyarakat terhadap transformasi dan revitalisasi bisnis yang telah dilakukan Pos Indonesia.
Sasaran:
1. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai perkembangan produk sebesar 50%
2. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai peningkatan kualitas pelayanan sebesar 50%
3. Peningakatan pengetahuan masyarakat mengenai identitas Pos Indonesia sebagai The Network Company sebesar 100%.
Strategi:
1. Strategi pesan:
a. Informasi mengenai transformasi Pos Indonesia;
b. identitas baru Pos Indonesia sebagai The Network Company;
c. memiliki varian produk berbasis digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan.
2. Strategi saluran:
a. media online untuk menciptakan efek word of mouth;
b. liputan media masa merupakan strategi publisitas paling murah dan efektif;
3. Strategi implementasi:
a. Dimulai bertepatan pada hari ulang tahun Pos Indonesia yang ke-269;
b. memanfaatkan sesuatu yang sederhana untuk menjadi pusat perhatian banyak orang;
c. menggunakan objek ikonik Pos Indonesia;
d. memanfaatkan kekuatan visual;
e. third party endorsement;
f. kekuatan public engagement;
g. special event yang akan diselenggarakan pada Hari Pos Sedunia.
Khalayak Sasaran:
1. Masyarakat Jakarta rentang usia 15-40 tahun dan memiliki aktivitas dominan di luar rumah
2. Media massa:
3. Pelaku pasar e-commerce
Pesan Kunci:
1. Pos Indonesia telah bertransformasi dan kini telah siap memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan akan jasa pengiriman, seperti logistik, e-commerce (Plasapos.com), dan layanan keuangan (Pospay) yang kesemuanya memanfaatkan jaringan online di seluruh Indonesia.
2. Masyarakat: Melalui program kampanye ini, PT Pos Indonesia membuktikan bahwa kini ia telah memfokuskan diri dalam pelayanan terhadap masyarakat perkotaan yang memiliki mobilitas tinggi.
3. Media Massa: PT Pos Indonesia kini telah memiliki wajah baru yang lebih segar dan modern dengan peningkatan kualitas pelayanan dan perkembangan produk digital melalui identitas barunya The Network Company.
4. Pelaku Pasar E-Commerce: PT Pos Indonesia kini telah memiliki berbagai varian produk pelayanan berbasis digital berkualitas tinggi yang dapat memudahkan para pengusaha e-commerce dalam memenuhi permintaan pasar.
Program
1. Robo Pos in Town
2. Kompetisi Komik Foto Meme
3. Third Party Endorsement (media sosial)
4. Event "The Transformation of Robo Pos Indonesia"
5. Publikasi online
6. Media briefing
7. Pre-conditioning release
Jadwal
Juni Oktober 2015
Anggaran
Total anggaran: Rp 2.170.100.000,00
Evaluasi
Evaluasi tahap input, output, oucome, serta proyeksi program.

EXECUTIVE SUMMARY
Problem Statement:
The lack of knowledge of the urban communities about the business transformation and revitalization of Pos Indonesia since 2009.
Goal:
To raise public awareness and public knowledge towards business transformation and revitalization of Pos Indonesia
Objectives:
1. Increasing public knowledge about the development of products by 50%
2. Increasing public knowledge about enhancement of the quality of service by 50%
3. Increasing public knowledge about the latest identity of Pos Indonesia, that is ?The Network Company, by 100%
Strategy
1. Message Strategies:
a. Information about the transformation of Pos Indonesia;
b. the new identity of Pos Indonesia as "The Network Company";
c. they have variants of digital-based products to meet the needs of urban communities.
2. Channel Strategies:
a. Online media to create the effect of word-of-mouth;
b. media coverage is the most inexpensive and effective publicity strategy;
3. Implementation Strategies:
a. The program will be started on the 269th Pos Indonesia anniversary;
b. take advantage of something simple to become the center of attention of many people;
c. using iconic objects of Pos Indonesia;
d. harness the power of the visual;
e. third party endorsement;
f. public engagement power;
g. special event to be held on The World Post Day.
Target Audience:
1. Jakarta community with range of the age of 15-40 y.o., have outdoor activities as the dominant
2. The mass media
3. The market of e-commerce
Key Messages:
1. Pos Indonesia has been transformed and is now ready to meet the needs of urban communities for shipping services, such as logistics, e-commerce (Plasapos.com), and financial services (Pospay), all of which utilize an online network throughout Indonesia.
2. Community: Through this campaign, PT Pos Indonesia proves that they are focusing on service to the urban communities who have high mobility.
3. Mass Media: PT Pos Indonesia now has a new, more fresh and modern, appearance with improvement of the quality of service and the development of digital products through their new identity as "The Network Company".
4. E-Commerce Market Participants: PT Pos Indonesia now has various products of high quality digital-based services that can facilitate e-commerce entrepreneurs to meet the market demand.
Programs
1. "Robo Pos in Town"
2. Meme Photo Comic Competition
3. Third Party Endorsement (social media)
4. Event "The Transformation of Robo Pos Indonesia"
5. Online publication
6. Media briefing
7. Pre-conditioning Release
Schedule:
June October 2015
Budget:
Total budget required:
Rp 2.170.100.000,00
Evaluation:
The inputs, outputs, outcomes evaluation method, and also program projection
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>