Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 237240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emilia Puspitasari Sugiyanto
"ABSTRAK
Anggota keluarga yang sakit merupakan salah satu stressor yang dapat mempengaruhi keluarga. Koping keluarga adalah suatu upaya yang dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi stressor. Ketidak mampuan keluarga dalam mengatasi stressor yang ada menyebabkan beban keluarga. Upaya perlu dilakukan untuk membantu keluarga dalam mengatasi kondisi tersebut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah memperoleh gambaran tentang “Manajemen Asuhan Keperawatan Spesialis Jiwa pada Keluarga dengan Koping Tidak Efektif menggunakan Modifikasi Model Adaptasi Roy dan Kebutuhan Dasar Manusia Virginia Henderson”. Model Adaptasi Roy dan Kebutuhan Dasar Manusia Virginia Henderson memberikan gambaran tentang proses terjadinya koping tidak efektif dan bentuk ketidakmampuan yang dialami oleh keluarga. Analisis dilakukan pada 24 keluarga. Hasil didapatkan tanda gejala koping keluarga tidak efektif menurun, kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan kemampuan mengelola beban keluarga meningkat. Karya ilmiah akhir ini merekomendasikan manajemen asuhan keluarga dengan koping tidak efektif perlu dilakukan di rumah sakit, dengan meningkatkan kemampuan perawatan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan meningkatkan kemampuan mengelola beban yang dialami oleh keluarga.

ABSTRACT
The health of the familly members is one of the stessor which effected the family. Family coping is the effort that we can take to solve this kind of problem. The unability of the family to solve the stressor, it would be familly burden. The effort that is needed to suport the familly in solving the problem. The porpuse of this essay is to get the explanation of “Psychiatric Specialist Nursing Care Management on The Family with Ineffective Coping by The Modification of Roy Adaptation Model and Henderson’s Basic Needs”. The Modification of Roy Adaptation Model and Henderson’s Basic Needs give us the explanation about the uneffective coping proccess and the unability of the family to take care of them. There are 24 family that have been analyzed. The result is signs and symptoms of uneffective famiy coping is decrease, the ability of the family to take care of the family member and the ability to manage the family’s burden are increse. This final work recomend to apply the nursing care management in hospitasl for the familly with ineffective coping, by increasing the ability of family nursing in take care of family member and increasing the ability to manage the burden of the family ."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Jek Amidos
"Isolasi sosial sebagai suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam. Isolasi sosial merupakan gejala negatif dari skizofrenia yang dihubungkan dengan menarik diri dari lingkungan. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memberikan gambaran manajemen kasus spesialis keperawatan jiwa pada klien isolasi sosial menggunakan pendekatan model dan konsep teori Hildegrad Peplau dan Virginia Henderson di Ruang Arimbi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Social Skill Training (SST) dan Cognitive Behavior Social Skill Training (CBSST) diberikan kepada 32 klien. Hasil yang ditemukan SST dan CBSST efektif dalam menurunkan gejala isolasi sosial yang ditunjukkan melalui respon kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. SST dan CBSST direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada klien isolasi sosial.

Social isolation as a solitary experience of a person and shyness toward others as somethingnegative or threatening circumstances The process of social isolation can be extracted fromthe occurrence of psychiatric disorders especially schizophrenia are associated withwithdrawing from the environment This study aims to describe the case managementspecialist in mental nursing to the patients with social isolation using model and theoryconcepts Hildegard Pepalu and Virginia Henderson approach at Arimbi room Dr H Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor Social Skill Training SST and Cognitive BehaviorSocial Skill Training CBSST provided to 32 clients The results of SST and CBSST werefound effective in reducing symtoms of social isolation is demonstreted through the responseof cognitive affective physiological behavioral and social SST and CBSST isrecommended as therapy of nursing specialists at the client 39 s social isolation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Ratna Wulan
"Karya ilmiah akhir ini bertujuan menganalisis pelaksanaan aplikasi manajemen asuhan keperawatan pada keluarga dengan koping inefektif melalui pendekatan model adaptasi Roy di Ruang Arimbi Rumah Sakir Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Terapi psikoedukasi keluarga dan terapi keluarga triangles diberikan kepada 8 keluarga Hasil yang ditemukan adalah bahwa terapi psikoedukasi keluarga dan terapi kelompok triangles efektif untuk meningkatkan koping keluarga Terapi psikoedukasi keluarga dan terapi keluarga triangles direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada keluarga dengan koping inefektif

This study aims to analyze the implementation of nursing care management applications on to the family with inefective coping using Roy adaptation model approach at Arimbi ward Dr H Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor Family psychoeducation therapy and triangles therapy provided to 8 families The results of Family psychoeducation therapy and triangles therapy were found effective to increasing family coping Family psycho education therapy and triangles therapy are recommended as therapy of nursing specialist at the family with ineffective coping."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Ratna Wulan
"Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan menganalisis pelaksanaan aplikasi manajemen asuhan keperawatan pada keluarga dengan koping inefektif melalui pendekatan model adaptasi Roy di Ruang Arimbi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Terapi psikoedukasi keluarga dan terapi keluarga triangles diberikan kepada 8 keluarga. Hasil yang ditemukan adalah bahwa terapi psikoedukasi keluarga dan terapi kelompok triangles efektif untuk meningkatkan koping keluarga. Terapi psikoedukasi keluarga dan terapi keluarga triangles direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada keluarga dengan koping inefektif.

This study aims to analyze the implementation of nursing care management applications on to the family with inefective coping using Roy adaptation model approach at Arimbi ward Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor. Family psychoeducation therapy and triangles therapy provided to 8 families. The results of Family psychoeducation therapy and triangles therapy were found effective to increasing family coping. Family psycho education therapy and triangles therapy are recommended as therapy of nursing specialist at the family with ineffective coping."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Tryastuti
"Pre-hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg, diperkenalkan tidak sebagai katagorisasi penyakit tetapi untuk mengidentifikasi individu yang sangat berisiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Praktik kesehatan keluarga adalah upaya yang dilakukan keluarga untuk memelihara dan meningkatkan status kesehatan
keluarga, khususnya dalam pencegahan prehipertensi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik individu, koping individu dan praktik kesehatan keluarga dengan kejadian prehipertensi pada usia dewasa. Desain
penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 107 orang yang diambil melalui teknik cluster
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara karakteristik individu, koping individu dan praktik kesehatan keluarga dengan kejadian prehipertensi. Faktor yang paling dominan mempengaruhi prehipertensi adalah
Indeks massa tubuh (OR= 29,4). Hasil ini merekomendasikan perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada seluruh penderita prehipertensi untuk melakukan perubahan gaya hidup agar tidak menderita hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler dimasa akan datang.

Prehypertension is a state where blood pressure sistolic 120-139 mmHg and diastolic 80-89 mmHG. It is not a catagorical of disease but for indicating individual that has higher risk of hypertension and cardiovasculer diseases. Family health practices are effort that was done by family to maintain and promote family health. Especially in the prevention of prehypertension. The
research aims to determinan assosiation of individual characteristics, individual copyng and family health practices with prehypertension at aged adults. The research design used observational descriptive design with cross sectional approach. Total sample of 107 people were taken by using a cluster sampling technique. The results showed that body mass index (OR =29,4) was the highest
factor that impact prehypertension case. The result recommended nurses to give health education to all of prehypertension adults to change life style to prevent
hypertension and cardiovasculer diseases in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Samjunanto
"Latar Belakang: Infeksi HIV/AIDS merupakan penyakit yang kronis dan tidak dapat disembuhkan namun gejalanya masih dapat dikendalikan. Oleh karena itu, kualitas hidup menjadi luaran terapi yang penting untuk diperhatikan. Berbagai faktor psikosial seperti stigma, citra diri, gangguan depresi, risiko bunuh diri dan mekanisme koping merupakan faktor yang diduga berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien dengan HIV/AIDS dan dapat diintervensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stgima, citra diri, gangguan depresi, risiko bunuh diri dan mekanisme koping terhadap kualitas hidup pasien dengan HIV/AIDS.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan consecutive sampling pada pasien dewasa yang berobat di poliklinik khusus HIV/AIDS di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Juni 2023. Instrumen swaperiksa digunakan untuk menilai variabel kualitas hidup (WHOQOL-Bref), stigma (Berger HIV Stigma Scale), mekanisme koping (Brief-COPE) dan citra diri (RSES). Wawancara semi terstruktur juga dilakukan untuk menilai gangguan depresi (MINI-ICD) dan risiko bunuh diri (CSSRS). Analisis regresi liner multipel digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan luaran kualitas hidup.
Hasil: Dari 207 subjek penelitian yang diteliti, didapatkan hubungan yang bermakna antara stigma diri dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:-0.15; IK95%: -0.23– -0.07), hubungan sosial (B:-0.19, IK95%:0.27– -0.10) dan lingkungan (B:-0.12; IK95% -0.20– -0.04). Didapatkan hubungan yang bermakna antara citra diri dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:1.12; IK95%:0.71– 1.67), psikologis (B:1.73; IK95%:1.21– 2.26), hubungan sosial (B:0.91, IK95%:0.35– 1.46) dan lingkungan (B:1.27; IK95%:0.77– 1.77). Didapatkan hubungan yang bermakna antara gangguan depresi dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:-4.59; IK95%:-7.41– -1.77), psikologis (B:-5.64; IK95%:-8.72– -2.56),  dan hubungan sosial (B:-4.92, IK95%:-8.17– -1.66). Didapatkan hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:5.97; IK95%:1.71–10.24), psikologis (B:9.65; IK95%:4.99– 14.31), hubungan sosial (B:12.99, IK95%:8.07– 17.91) dan lingkungan (B:10.79; IK95%:6.39– 15.18) Koefisen determinasi pada penelitian ini sebesar 43.5-54.4%.
Simpulan: Terdapat hubungan antara stigma, gangguan depresi, risiko bunuh diri, citra diri dan mekanisme koping terhadap tiap ranah kualitas hidup pada pasien dengan HIV/AIDS. Citra diri dan mekanisme koping yang berfokus pada masalah menjadi faktor protektif sedangkan stigma dan gangguan depresi menjadi faktor risiko.

Background: HIS/AIDS is a chronic incurable yet controllable diseases. Thus, quality of life is a pivotal clinical outcame that must be evaluated other than its morbidity and mortality. Some psychosocial factors, such as  stigma, self-esteem, depressive disorder, sucidality, and coping mechanism, are prominent indicators that affect quality of life and could be intervened. This study aim to elaborate the relationship of stigma, self-esteem, depressive disorder, sucidality, and coping mechanism to the quality of life in patient with HIV/AIDS.
Method: A cross-sectional study was conducted in June 2023 in outpatient HIV/AIDS clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital. Consecutive sampling was used in adult patients. Self rating instrument was used to measure quality of life (WHOQOL-Bref), stigma (Berger HIV Stigma Scale), coping mechanism (Brief-COPE) and self esteem (RSES). Semi-structured interview was used to assess depressive disorder (MINI-ICD) and suicide risk (CSSRS). Multiple linear regression was used to explore the relationship between the independent variables and quality of life.
Results: There are 207 respondents in this study. The results showed significant relationship between stigma and quality of life in physical health (B:-0.15; CI95%:-0.23– -0.07), social relationship (B:-0.19, CI95%:0.27– -0.10) and environment domains (B:-0.12; CI95% -0.20– -0.04) There was a significant relationship between self esteem and quality of life in physical health domain (B:1.12; CI95%:0.71– 1.67), psychological (B:1.73; CI95%:1.21– 2.26), social relationship (B:0.91, CI95%:0.35– 1.46) and environment domains (B:1.27; CI95%:0.77– 1.77). Significant relationships were found between depressive disorder and quality of life in physical health domain (B:-4.59; CI95%:-7.41– -1.77), (B:-5.64; CI95%:-8.72– -2.56), and social relationship domains (B:-4.92, CI95%:-8.17– -1.66). There was a significant relationship between coping mechanism and quality of life in physical health domain (B:5.97; CI95%:1.71–10.24), psychological (B:9.65; CI95%:4.99– 14.31), social relationship (B:12.99, CI95%:8.07– 17.91)  and environment domains (B:10.79; CI95%:6.39– 15.18). The determinant coefficient in this study were 43.5-54.4%.
Conclusion: There is relationship relationship of stigma, self-esteem, depressive disorder, sucidality, and coping mechanism with the quality of life in patient with HIV/AIDS in each domains. Stigma and depressive disorder are risk factors while self-esteem and problem focused coping mechanism are the protective factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Sudiatmika
"Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memberikan gambaran manajemen kasus spesialis keperawatan jiwa pada klien harga diri rendah kronis melalui pendekatan model adaptasi Roy di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Rational emotive behavior therapy (REBT) dan cognitive therapy (CT) diberikan kepada 25 klien.
Hasil yang ditemukan REBT dan CT efektif dalam menurunkan gejala harga diri rendah kronis yang ditunjukkan melalui respon kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. REBT dan CT direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada klien harga diri rendah kronis.

This study aims to describe the case management specialist in mental nursing to the patients with chronic low self-esteem using Roy adaptation model approach at Yudistira Room Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor. Rational emotive behavior therapy (REBT) and cognitive therapy (CT) provided to 25 clients.
The results of REBT and CT were found effective in reducing symtoms of chronic low self-esteem is demonstreted through the response of cognitive, affective, physiological, behavioral and social. REBT and CT is recommended as therapy of nursing specialists at the client's chronic low selfesteem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Fitriana Semudi
"Kasus DMT2 pada anak di dunia meningkat 132,6 ribu anak. Ada 1213 kasus DMT2 pada anak di Indonesia. Manajemen perawatan harian yang dilakukan oleh anak-anak dengan DMT2 membuat stres. Stres yang dialami dapat mengganggu pengendalian penyakit dan tingkat kualitas hidup anak dengan DMT2. Salah satu aspek yang dapat meningkatkan manajemen pengasuhan dan kualitas hidup anak dengan DMT2 adalah ketahanan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stres, dukungan keluarga dan koping dengan resiliensi pada anak DMT1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 36 balita di Jawa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Area Masalah dalam Diabetes (DIBAYAR), Skala Dukungan Keluarga Diabetes Hensarling (HDFSS), Coping with a Disease (CODI) dan Child & Youth Resilience Measure-Revised Person Most Knowledgeable (PMK-CYRM) untuk mengukur ketahanan. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan resiliensi pada anak DMT1 dengan p-value 0,021, OR 5,360 dan α 0,05. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pelayanan keperawatan psikologis pada anak DMT1.
T2DM cases in children in the world increased by 132.6 thousand children. There are 1213 cases of T2DM in children in Indonesia. The daily care management performed by children with T2DM is stressful. The stress experienced can interfere with disease control and the level of quality of life for children with T2DM. One aspect that can improve parenting management and quality of life for children with T2DM is psychological resilience. This study aims to see the relationship between stress levels, family support and coping with resilience in children with T2DM. This study used a cross sectional design with a sample of 36 toddlers in Java. The instruments used to measure stress levels are the Problem Area in Diabetes (PAID), the Diabetes Hensarling Family Support Scale (HDFSS), Coping with a Disease (CODI) and the Child & Youth Resilience Measure-Revised Person Most Knowledgeable (PMK-CYRM) to measure endurance. The results of the chi-square test showed that there was a relationship between stress levels and resilience in DMT1 children with p-value 0.021, OR 5.360 and α 0.05. Researchers hope that this research can be developed to improve knowledge and psychological nursing services in children with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Herawati
"Harga diri rendah merupakan penilaian negatif seseorang terhadap dirinya sendiri berlangsung terus menerus. Perubahan pada lansia memperparah kondisi harga diri rendah pada lansia sehingga menimbulkan gangguan depresif. Perlu memperluas kesadaran diri, mengeksplorasi diri dengan mengenali kemampuan dan aspek positif yang dimiliki dan yang pernah dimilikinya, merencanakan dan bertindak realistis dengan melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya.
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk penerapan terapi kognitif dan reminiscence pada klien menggunakan pendekatan Model Stres Adaptasi Stuart dan Adaptasi Roy, sebagai kerangka utama untuk menstabilkan perilaku adaptif dan memodifikasi perilaku inefektif. Analisis dilakukan pada 12 klien.
Hasil analisis menunjukkan terapi kognitif dan reminiscence dapat meningkatkan harga diri, menurunkan tanda dan gejala harga diri rendah, meningkatka kemampuan dan menurunkan tingkat depresi klien. Kombinasi kedua psikoterapi ini dapat diberikan sebagai program pemulihan bagi klien harga diri rendah.

Low self-esteem is a negative judgment over oneself ongoing. Changes in the elderly, the condition of low self esteem in the elderly, causing depressive disorder. Need to expand self-awareness, explore yourself by recognizing the ability and positive aspects that are owned and ever owned, plan and act realistically to perform activities in accordance with its capabilities.
This scientific paper is aimed at the application of cognitive therapy and reminiscence on the client using the approach Model Adaptation Stress and Adaptation Stuart Roy, as the main framework to stabilize and modify the behavior of adaptive behavior ineffective. Analysis was conducted on 12 clients.
The analysis showed cognitive therapy and reminiscence can improve self-esteem, decrease the signs and symptoms of low self esteem, improve capabilities and lower levels of depression client. This combination of both psychotherapy can be administered as a recovery program for low self esteem clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Debrina Annisa Putri
"Emerging adults berada pada masa eksplorasi diri mengenai karir, pasangan, dan pandangan hidup. Eksplorasi diri membawa kepada tantangan bagi emerging adults yang mengarah pada ketidakpastian. Oleh karena itu, mereka membutuhkan religiusitas untuk dapat melaluinya dengan baik. Religiusitas dapat ditinjau melalui motivasi yang mendasarinya, yakni orientasi religiusitas intrinsik dan ekstrinsik. Diketahui bahwa orientasi religiusitas intrinsik dan ekstrinsik berkaitan dengan bagaimana fungsi dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara keberfungsian keluarga dan orientasi religiusitas pada emerging adults. Sebanyak 309 individu, laki-laki (N = 129) dan perempuan (N = 180), berusia 18-25 tahun, berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian mengenai keberfungsian keluarga (Family Assessment Device) dan orientasi religiusitas (Religious Orientation Scale-Revised). Uji korelasi dilakukan melalui teknik Spearman Rank Correlation, serta menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dengan orientasi religius intrinsik (rs (307) = 0.185, p <0.05, two-tailed) dan orientasi religius ekstrinsik (rs (307) = 0.259, p <0.05, two-tailed). Dengan kata lain, peningkatan fungsi dalam keluarga disertai dengan peningkatan baik orientasi religiusitas intrinsik maupun ekstrinsik pada individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa untuk dapat meningkatkan orientasi religiusitas, individu perlu meningkatkan keberfungsian dalam keluarga.

Emerging adults are in a period of self-exploration about careers, partners, and perspective on life. Self-exploration brings challenges to emerging adults that lead to uncertainty. Therefore, they need religiosity to get through it well. Religiosity can be seen through the underlying motivation, which are intrinsic and extrinsic religious orientation. It is known that both religiosity orientation, intrinsic and extrinsic, are related to how their family functions. This study aims to determine the relationship between family functioning and religiosity orientations in emerging adults. A total of 309 men (N = 129) and women (N = 180), between the age of 18 and 25 years old, engaged in the research by completing questionnaires on family functioning (Family Assessment Device) and religiosity orientation (Religiosity Orientation Scale-Revised). Using Spearman’s rank correlation, the results showed a positive and significant correlation between family functioning and intrinsic religiosity orientation (rs (307) = 0.185, p <0.05, two-tailed) and extrinsic religiosity orientation (rs (307) = 0.259, p <0.05, two-tailed). In other words, improved family functioning is accompanied by improved intrinsic and extrinsic religious orientation. Therefore, it may be claimed that people need to enhance family functioning in order to improve their religious orientation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>