Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Welly Nailis
"ABSTRAK
Industri penerbangan mempunyai keunikan tcrsendiri, kendati persaingan sedemikian
ketat bahkan kerap kali merugi, namun pelaku bisnis banyak yang menggandrunginya. Mereka
berbondong-bondong memasuki area bisnis tersebut. Kenapa? Jawabannya cukup klasik, daya
tark (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan. Dilihat dari market
size, industri penerbangan cukup menggiurkan, setiap tahun lebih dari 4 juta penumpang yang
terbang lewat udara suatu ukuran pasar yang cukup besar. Permintaan (demand) akan
angkutan udara masih memungkinkan meningkat di atas jumlah tersebut, tergantung pada
musimnya, apakah musim puncak (peak season) atau musim sepi (low season). Krisis
ekonomi yang melanda indonesia sejak tahun 1997 membawa pengaruh besar terhadap
industri jasa penerbangan di indonesia. Maskapai-maskapai penerbangan mengalami
penurunan performance karena tingginya production cost yang harus ditanggung. Namun
demikian, persaingan antar maskapai penerbangan yang terjadi di pasar terus marak baik
maskapai penerbangan yang telah eksis maupun maskapai-maskapai penerbangan baru.
Maskapai penerbangan yang sudah terkenal mengandalkan diferensiasi dalam teknologi yang
sudah mereka kuasai sebagai senjata untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar. Sedangkan
pendatang-pendatang baru yang belum terkenal umumnya menerapkan strategi low cost
dengan memasang tarif murah dan diskon bagi jasanya untuk menarik konsumen.
PT Merpati Nusantara Airlines (PT MNA) sebagai salah satu maskapai penerbangan
di Indonesia tidak lepas dari persaingan yang semakin ketat tersebut. Sejak lepas dari
induknya PT Garuda Indonesia, Merpati berusaha berbenah diri dan membangun citra dunia
penerbangan di tanah air. Merpati berusaha memantapkan posisinya sebagai maskapai
penerbangan yang handal di Indonesia dengan melayani penerbangan sebanyak 111 rute
(perintis, domestik, dan internasional) dan 94 kota tujuan di seluruh nusantara. Dengan kondisi
persaingan yang sedemikian ketatnya saat ini, sangat penting bagi Merpati untuk mengetahui
dengan siapa ia berkompetisi bagaimana persepsi konsurnen terhadap produknya jika
dibandingkan dengan produk kompetitor dan strategi positioning apa yang pantas diterapkan
saat ini.
Sehubungan dengan itu, kemudian diadakan penelitian untuk melihat persepsi dan
perilaku konsunien terhadap atribut-atribut yang dimillki oleh masing-masing maskapai
penerbangan dan kinerja maskapai penerbangan tesebut dalam setiap atribut. Selanjutnya,
diharapkan akan ditemukan strategi positioning yang tepat bagi Merpati.
Mengingat banyaknya maskapai penerbangan yang ada di pasar industri jasa
penerbangan saat ini, maka penelitian hanya dibatasi pada 4 maskapai penerbangan yang
menduduku peringkat 3 besar brand equity tahun 2001, yaitu Garuda, Merpati, Bouraq, dan
Mandala.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perilaku konsurnen pemakai jasa penerbangan di lndonesia
2. Mengetahui persepsi konsumen mengenai atribut-atribut yang penting dan keempat
maskapai penerbangan yang menjadi objek penelitian.
3. Menetapkan strategi positioning yang tepat bagi Merpati.
Riset pemasaran yang dilakukan diawali dengan exploratory research (kualitatif)
yang terdiri dari secondary data analysis dan hide vidual In-depth Interview, kemudian
dilanjutkan dengan descriptive research (kuantitatif). Mengingat adanya keterbatasan waktu
dan biaya, maka akses data primer dilakukan dengan cara self administered_drop off survey.
Sedangkan akses data sekunder dilakukan melalui Internet, perpustakaan dan kunjungan ke
Kantor Pusat Merpati Nusantara Airlines. Sampel ditetapkan sejumlah 150 orang dengan
metode purposive sampling. Hasil survey kemudian dianalisa dengan menggunakan metode
frekuensi distribusi cross lab analysis, analisis atribut, brand analysis untuk setiap atribut
dan hi-plot analysis.
Beberapa temuan yang didapat dari hasil penelitian antara lain:
+ Atribut keamanan dan kenyamanan pesawat adalah atribut terpenting di mata responden
+ Dua belas atribut yang ada dapat terwakili oieh 5 faktor/dimensi, yaitu dimeimi Inflight
Service, Flight Operational Comfortable, Pre and Post flight Servic, frequent flyer program, dan price/discount.
+ Maskapai penerbangan Garuda adalah maskapai penerbangan yang paling dominan.
Tiga metode analisa yang dilakukan, yaltu analisa kinerja merek dalam setiap atribut,
analisa model Fishbein dan analisa biplot menunjukkan bahwa Garuda memiliki kinerja
terbaik disemua atribut kecuali atribut harga.
+ Dengan melihat semua hasil analisa, maka Merpati sebaiknya memfokuskan strategi
positioningnya untuk membangun kedekatan asosiasi dengan atribut keamanan dan
kenyaman pesawat, ketepatan waktu, dan jadwal penerbangan karena merupakan atribut
terpenting di mata responden.
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah : Tetap menjaga brand image yang telah
terbentuk dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan tetap melakukan kegiatan promosi dan
public relation Sebaiknya membentuk dan mengembangkan sebuah divisi atau unit khusus
yang bertugas melakukan berbagai kegiatan riset di pasar. Penulis juga menyarankan
positioning statement ?safe and comfort? untuk reposisi Merpati berdasarkan atribut
terpenting bagi konsurnen dan analisa yang dilakukan.
Dalam penelitian ¡ni juga terdapat beberapa kelemahan yang pada umumnya
ditimbulkan oleh adanya berbagai keterbatasan dari peneliti. Kelemahan-keIemahan tersebut
antara lain adalah metode sampling yang digunakan tidak memiliki tingkat kecakan yang
teruji, dan jumlah maskapai penerbangan yang diuji hanya sebanyak 4 maskapai penerbangan
saja, sehingga ada kemungkinan hasil yang diperoleh tidak bisa mewakili persepsi dan
perilaku semua konsumen jasa penerbangan di Indonesia.
"
2002
T5110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fetrizal Bobby Heryunda
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membawa pengaruh besar terhadap industri pesawat televisi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan tingkat produksi karena tingginya production cost yang harus ditanggung. Namun demikian, persaingan antar merek televisi yang terjadi di pasar terus marak, baik merek-merek terkenal maupun merek-merek tidak terkenal terus meramalkan persaingan di pasar televisi berwarna Indonesia. Merek-merek yang sudah terkenal mengandalkan diferensiasi dalam teknologi yang sudah mereka kuasai sebagai senjata untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar. Sedangkan pendatang-pendatang baru yang belum terkenal umumnya menerapkan strategi low cost dengan memasang harga murah bagi produknya untuk menarik konsumen agar berpindah ke produk mereka.
Salah satu produk yang cukup terkenal dalam industri ini adalah pesawat TV merek Panasonic. Pesawat TV merek Panasonic ini diproduksi dan dipasarkan oleh PT. National Panasonic Gobel. Walaupun sampai saat ini penjuaiannya cukup baik namun perjalanan Panasonic untuk menjadi yang teratas dalam market share tidaklah mudah, karena banyaknya pesaing yang lebih kuat, seperti Sony, Toshiba dan Sharp. Tahun 1996 Panasonic tidak mampu masuk 3 besar brand awareness, walaupun berada diperingkat ke-6 untuk perceived quality. Sedangkan tahun 2001 Panasonic sama sekali tidak mampu masuk 6 besar untuk semua kategori, mulai dari top of mind brand, top of mind advertising, brand share, quality sampai satisfaction.
Dengan kondisi persaingan yang sedemikian ketatnya saat ini, sangat penting bagi Paasonic untuk mengetahui dengan siapa la berkompetisi, bagaimana persepsi konsumen terhadap produknya jika dibandingkan dengan produk kompetitor dan strategi positioning apa yang pantas diterapkan saat ini.
Sehubungan dengan itu, kemudian diadakan penelitian untuk melihat persepsi konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek dan kinerja merek-merek tesebut dalam setiap atribut. Selanjutnya, diharapkan akan ditemukan strategi positioning yang tepat bagi Panasonic.
Mengingat banyaknya merek yang ada di pasar industri pesawat TV saat ini, maka penelitian hanya dibatasi pada 3 merek yang menduduki peringkat 3 besar brand equity tahun 2001, yaitu Sharp, Sony dan Toshiba, ditambah merek Panasonic. Dan produk yang diteliti hanya pesawat televisi berwarna, tidak termasuk hitam putih.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perilaku konsumen pemakai pesawat televisi di Indonesia.
2. Mengetahui persepsi konsumen mengenai atribut-atnbut yang penting dan keempat merck TV yang menjadi objek penelitian.
3. Menetapkan strategi positioning yang tepat bagi Panasonic.
Riset pemasaran yang dilakukan diawali dengan exploratory research (kualitatif) yang terdiri dari secondary data analysis dan Individual In-depth Interview, kemudian dilanjutkan dengan descriptive research (kuantitatif). Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka akses data primer dilakukan dengan cara self administered-drop off survey. Sedangkan akses data sekunder dIakukan meialui internet, perpustakaan dan kunjungan ke PT National Panasonic Gobel. Sampel ditetapkan sejumlah 120 orang dengan metode convenience sampling. Hasil survey ketnudian dianalisa dengan menggunakan metode frekuensi distribusi, cross lab analysis, analisjs aijbut, brand analysis untuk setiap atribut dan bi-plot analysis.
Beberapa temuan yang didapat dari hasil penelitian antara lain:
- Atribut kualitas gambar adalah atribut terpenting dimata responden
- Kesembilan atribut yang ada dapat diwakili oleh 4 faktor/dimensi, yaitu dimensi produk, dimensi kualitas, dimensi service dan dimensi harga
- Merek Sony adalah merek yang paling dominan. Tiga metode analisa yang dilakukan yaitu analisa kinerja merek dalam setiap atribut. analisa modd Fishbein dan analìsa biploe menunjukkan bahwa Sony memiliki kinerja terbaik disemua atribut kecuali atribut harga
- Dengan melihat semua hasil analisa, maka dalam jangka pendek Panasonic sebaiknya memfokuskan strategi positioning-nya untuk membangun kedekatan asosiasi dengan atribut gambar. diikuti dengan atribut suara. Untuk itu, kualitasyang ditawarkan Panasonic harus berada diatas Sharp dan Toshiba. minimal mendekati kualitas yang ditawarkan Sony.
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah:
1. Pihak manajemen Panasonic sebaiknva merumuskan sebuah positioning statement yang khusus digunakan bagi produk televisi.
2. Sebaiknya Panasonic membentuk dan mengembangkan sebuab divisi atau unit khusus yang bertugas melakukan berbagai kegiatan riset di pasar.
Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa kelemahan yang pada umumnya ditimbulkan oleh adanya berbagai keterbatasan dari peneliti. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah metode sampling yang digunakan tìdak memilìkì tingkat keacakan yang teruji dan jumlah merek yang diuji hanya sebanyak 4 merek Sehingga ada kemungkinan hasil yang diperoleh tidak bisa niewakili persepsi dan perilaku semua konsumen pesawat TV di indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Patria Abdalla Gustimigo
"Keberadaan BUMN di dalam perekonomian nasional memainkan peran yang sangat strategis. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan alat pemerintah guna mencapai tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. BUMN menjadi jawaban dari masalah terjadinya kegagalan pasar (market failure) dalam distribusi sumber daya secara optimal. PT. Merpati Nusantara Airlines merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara yang diberikan kepercayaan oleh pemerintah sebagai perusahaan penerbangan yang melayani jalur-jalur perintis di Tanah Air. Tetapi sayangnya Merpati merupakan salah satu BUMN yang mengalami kerugian, sepak terjang Merpati tidak semulus seperti yang diinginkan. Setelah mengudara selama 53 tahun, maskapai penerbangan pelat merah ini tterancam pailit dengan terbelit hutang sebesar Rp 6 Trilliun. Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan postpositivis, menggunakan wawancara mendalam dengan beberapa sumber sebagai instrumen penelitian untuk mengetahui keadaan internal dan eksternal perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Faktor internal kelemahan perusahaan lebih banyak dari kekuatan perusahaan, faktor eksternal terlihat bahwa peluang yang ada lebih besar dari ancaman yang ada. Selain itu, juga telah terformulasi beberapa alternatif strategi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada PT. Merpati Nusantara Airlines

The existence of state-owned enterprises plays a strategic role in Indonesia’s national economy. State Owned Enterprises ( SOE ) is a tool to achieve the objectives of the state government is the welfare of the nation. SOE’s to be the answer to the problem of market failure in optimizing the distribution of resources. Merpati Nusantara Airlines is a State Owned Enterprise that is given credence by the government as the airlines serving the rural lines in the country.But unfortunately Merpati is one of the SOE’s that incurred loses, Merpati’s financial journey is not as smooth as desired. After airing for 53 years, the stateowned airline is heavily in debt with the bankruptcy Rp 6 Trillion. This research conducted by postpositivis approach, using in-depth interviews with several sources as a research instrument to determine the internal and external factors that affect the company.
The results of this study indicate that the weakness in the company's internal factors are far more greater than the company’s internal strength, and the company’s external factors indicates that there are greater opportunities than its threats. Moreover, there are several alternative strategies formulated to solve existing problems in PT. Merpati Nusantara Airlines"
2014
S54005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wishnu Adhinugroho
"Menjelang diberlakukannya pasar bebas pada tahun 2020 dan juga AFTA pada tahun 2003, maka setiap perusahaan di Indonesia harus mempersiapkan diri untuk mampu bersaing secara bebas tanpa dapat lagi diproteksi oleh pemerintah melalui berbagai aturan yang dibuat. Pada saat tersebut perkembangan sebuah perusahaan akan sangat bergantung pada cara-cara perusahaan tersebut menyiasati perubahan-perubahan di dalam lingkungan bisnis yang akan terjadi. Hal ini berlaku pula dalam bisnis penerbangan komersial, khususnya penerbangan berjadwal di Indonesia. Pada saat ini dengan diberlakukannya kebijakan udara terbuka yang terbatas, semakin banyak perusahaan penerbangan asing yang menerbangi jalur penerbangan di Indonesia.
PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai salah satu perusahaan penerbangan berjadwal milik pemerintah/Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selain memiliki fungsi bisnis, juga menjalankan fungsi sebagai agen pembangunan. Hal ini merupakan suatu dilema bagi perusahaan karena tidak dapat beroperasi pada skala ekonomis. Sehingga perusahaan harus melakukan strategi pemasaran khusus dalam rangka menghadapi persaingan global.
Teknik penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. Merpati Nusantara Airlines, dan berupaya pula untuk melihat permasalahan yang ada. Studi lapangan yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dimaksudkan untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran pada perusahaan. Dengan bantuan sumber data yang berupa data primer yang diperoleh dari subjek penelitian dan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perusahaan sedang mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain adalah kondisi perekonomian, stabilitas politik dan keamanan dalam negeri yang tidak kondusif bagi dunia usaha, menurunnya daya beli masyarakat serta kesalahan dalam manajemen perusahaan itu sendiri. Akibat dari kondisi penurunan ini, perusahaan harus membuat serangkaian perubahan yang bersifat manajerial terutama yang menyangkut masalah strategi pemasaran jasa angkutan penerbangan berjadwal.
Adapun strategi pemasaran yang seharusnya dilakukan oleh PT. Merpati Nusantara Airlines adalah dengan mengupayakan angkutan barang/kargo udara dalam setiap penerbangan reguler berjadwal, karena hanya dengan cara ini perusahaan dapat bertahan dalam kondisi usaha yang sedang menurun dan bahkan akan sangat membantu perusahaan dalam segi peningkatan perolehan laba yang akan dipergunakan untuk menutupi kerugian operasional yang terjadi selama ini serta untuk ekspansi usaha."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Astutiningsih
"The modern and hitech equipment on operation, in one face can give more friendly user or make it easy, in other face can be make it trouble, such as the knowledge of worker to handle the equipment, the implementation of environment working and sense of discipline still minimum. In a working, an employee needs guarantee of his health and safety life in the company. This becomes a primary requirement to build a secure feeling amongst employees which may give a better result of his work, furthermore, this can also support the objectives of the company it self.
The Research Question are How the Implementation of Occupational Health and Safety Management System, Case Study of Aspect Safety of Air Transport at PT.Merpati, and secondly to identify the employee`s perception of that system implementation. Approach used in this research is a quantitative approach. In addition, a descriptive type of research was chosen to be in line with the research purposes. This research used 194 employee of Flight Crew division and 48 employee of Aircraft Maintenance division as population, and had 66 employee of Flight Crew division and 32 employee of Aircraft Maintenance division as samples.
The sample was chosen by using simple random sampling technique. Data collection was using questionaires and interviews. And then, data was being analyzed using univariate technique. The Implementation of Occupational Health and Safety Management System, Aspect of Air Transport Safety at PT. Merpati Nusantara Airlines based on the observation by researcher is exceptional. Furthermore, employee`s perception of that system implementation is also exceptional. However, PT.Merpati needs to reanalyze policies of the documentation of some health and safety documents in order to give a better change for that system implemantation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Dharmawan S.
"Kompetisi bisnis ritel swalayan di Indonesia akhir-akhir ini semakin intens sebagai akibat dari ekspansi yang dilakukan oleh peritel global di pasar Indonesia, menyambut gayung deregulasi yang ditetapkan pemerintah. Tesis ini meneliti persepsi dan perilaku konsumen ritel swalayan dengan tujuan untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi pelaku bisnis ritel swalayan. Persepsi yang diteliti meliputi awareness, persepsi terhadap tingkat kepentingan atribut dan persepsi terhadap kinerja 5 ritel swalayan yang diteliti (Indomaret, Hero, Matahari, Carrefour, Makro) dalam tiap atribut. Perilaku yang diteliti meliputi ritel swalayan yang paling sering dikunjungi, frekuensi kunjungan, durasi kunjungan, hari kunjungan, uang yang dibelanjakan dalam setiap kunjungan, cara pembayaran, rencana belanja dan kategori produk yang dibeli di ritel swalayan.
Hasil penelitian dianalisis dengan frekuensi distribusi, crosstab analysis, analisis atribut, brand positioning map, analisis hirarki dan analisis kuadran. Untuk mendukung analisis tersebut, penulis melakukan studi literatur yang meliputi klasifikasi institusi ritel, analisis trading format, diferensiasi kompetitif ritel, keyakinan/sikap/penilaku konsumen ritel, generic business level strategy, strategi segmentasi/targeting/posi(ioníng, strategi bauran pemasaran dan profil kelima perusahaan ritel yang diteliti.
Dengan mengetahui persepsi dan perilaku konsumen ritel swalayan, tesis ini memberikan beberapa rekomendasi strategi pemasaran bagi ritel swalayan path umumnya dan kelima ritel swalayan yang diteliti pada khususnya.
Dari segi persepsi konsumen terhadap ritel swalayan secara umum, penulis merekomendasikan ritel swalayan untuk meningkatkan top of mind (TOM) awareness melalui pembukaan gerai besar di lokasi strategis dan memenuhi kebutuhan konsumen terhadap ritel swalayan berupa kelengkapan produk, kualitas produk serta harga.
Dari segi persepsi konsumen terhadap kelima ritel swalayan yang diteliti, penulis merekomendasikan Indomaret untuk memperbaiki kinerjanya dalam kelengkapan produk dan kenyamanan berbelanja serta memposisikan diri sebagai tempat belanja murah sehari-hari, Hero untuk memperbaiki kinerjanya dalam harga dan memposisikan diri sebagai ritel swalayan yang nyaman dan berkualitas, Matahari untuk memperbaiki kinerjanya dalam harga dan memposisikan diri sebagai ritel swalayan yang lengkap dan berkualitas, Carrefour untuk memperbaiki kinerjanya dalam lokasi dan memposisikan diri sebagai ritel swalayan yang Iengkap dan nyaman, Makro untuk memperbaiki kinerjanya dalam lokasi dan memposisikan din sebagai ritel swalayan termurah.
Dari segi perilaku konsumen, penulis merekomendasikan ritel swalayan untuk meningkatkan loyalitas peJanggan melalui continuity program, meningkatkan frekuensi kunjungan pelanggan melalui penciptaan pengalaman berbelanja yang unik, meningkatkan durasi kunjungan pelanggan melalul pembukaan gerai luas dengan banyak kategori produk, melakukan antisipasi terbadap peningkatan jumlah pelanggan pada hari libur, menyediakan kategori produk yang dibeli konsumen di ritel swalayan, menyediakan pilihan produk yang sesuai bagi kelas sosio ekonomi yang lebih tinggi, meneria pembayaran dengan kartu kredit dan memfokuskan promosi hemat untuk low involvement product."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restukanti Utami
"ABSTRAK
Transportasi Udara saat ini merupakan kebutuhan transportasi yang banyak diminati, karena harganya yang relatif bersaing dengan transportasi darat dan laut. Transportasi ini juga lebih banyak diminati karena efektif dan efisien dalam masalah waktu. Menghadapi setiap persaingan yang terjadi, Merpati perlu merumuskan strategi yang tepat. Salah satu strateginya adalah melakukan restrukturisasi sumber daya manusia dan kinerjanya secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dan proaktif terhadap perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi, kepemimpinan dan kompensasi terhadap motivasi dan kinerja pegawai PT. Merpati Nusantara Airlines dan apakah terdapat hubungan langsung dan tidak langsung (variabel antara) antara variabel kompetensi, kepemimpinan, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai PT. Merpati Nusantara Airlines.
Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang disebarkan ke pegawai-pegawai PT. Merpati Nusantara Airlines di Kantor Pusat, meliputi lima fungsi bisnis yaitu fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi operasi, fungsi keuangan dan fungsi pelayanan sebanyak 135 kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan path analysis menggunakan SPSS versi 13. Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kompensasi tidak memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja. Pengaruh positif terbesar secara langsung terhadap kinerja adalah kompetensi yaitu sebesar 63,8%. Namun secara total, koefisien kepemimpinan mempunyai pengaruh paling besar diantara variabel lain melalui variabel motivasi yaitu sebesar 42,5%

ABSTRACT
Air transport is now a transportation need much in demand, because the price is competitive with land and sea transportation. Transportation is also more attractive because it is effective and efficient in a matter of time. Facing any competition, Merpati need to formulate appropriate strategies. One of the strategy is restructuring human resources and increasing performance on a continuous basis so that they can adapt and proactively change.
This study aimed to determine the relationship of competence, leadership and compensation on motivation and performance of PT. Merpati Nusantara Airline?s employees, and whether there is a direct and indirect (intermediate variabel) relationship between variabel of competence, leadership, compensation and motivation on the performance of employees of PT. Merpati Nusantara Airlines.
Data were obtained from questionnaires distributed to employees of PT. Merpati Nusantara Airlines Head Office, covering five business functions which are marketing, human resource, operations, financial and service functions, as many as 135 questionnaires. The analysis method used in this paper is descriptive quantitative path analysis using SPSS version 13. The results shows that compensation has no influence either directly or indirectly to the performance. The biggest positive influences directly the performance is competence that is equal to 63.8%. But as total, leadership coefficient has the greatest effect among other variabels through motivation variabel that is equal to 42,5%"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samudro Putranto
"Meskipun bukan maskapai penerbangan nasional (yakni: Garuda Indonesia Airlines), Merpati Nusantara menjadi "market leader" untuk rule penerbangan domestik. Salah satu faktor dari keunggulan Merpati untuk pasar domestik adalah dengan banyaknya pesawat yang dimiliki terutama untuk jenis pesawat kecil dan baling-baling (propheller) serta banyaknya akses yang menjadi daerah tujuan Merpati yang tersebar hingga ke pelosok. Jaman yang semakin global memungkinkan para pesaing memfasilitasi ekspansi usahanya yang berarti ancaman bagi Merpati. Posisi konsumen menjadi semakin penting, sehingga organisasi harus mengetahui secara pasti siapa atau bagaimana karakter dari konsumennya, apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumennya serta bagaimana melakukan penetrasi pasar serta menjadi pilihan utama bagi konsumen, untuk itu perlu strategi komunikasi pemasaran yang baik terutama dalam menciptakan "repositioning".
Dilatari oleh kondisi tersebut, penulis coba mengkaji aspek hubungan antara profit konsumen, kebutuhan konsumen, keinginan konsumen dan penciptaan citra atau reposisi citra PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai salah satu bentuk komunikasi pemasaran dengan kajian yang lebih mendalam mengingat para pesaing seperti Garuda, Mandala, Bouraq dan Awair sedang bersiap untuk "melahap" porsi domestik yang selama ini dikuasai Merpati. Disamping itu dalam upaya memenangkan persaingan dalam bisnis penerbangan domestik yang semakin ketat, diperlukan suatu pendekatan lain yang mampu memberikan nilai tambah (value added service) yang berbasis pada adanya kepuasan pelanggan (total consumer's satisfactions).
Hasil penggalian data melalui penelitian kuantitatif dengan menyebar kuesioner dilakukan di 5 (lima) rute penerbangan yang dimiliki oleh PT. Merpati Nusantara Airlines lebih diarahkan pada upaya menggali berbagai informasi mengenai profit atau karakteristik penumpang/konsumen, tujuan dan motivasi penerbangan, penilaian dan tingkat kepuasan, serta perbandingan pelayanan dengan kompetitor.
Pertimbangan penumpang memilih suatu maskapai penerbangan bagi responden kalangan bisnis adalah: ketepatan waktu penerbangan, jenis pesawat, harga tiket dan jadwal penerbangan. Sedangkan bagi responden yang mengikuti perjalanan dinas adalah: faktor pelayanan secara keseluruhan, harga tiket, ketepatan waktu penerbangan dan jenis pesawat. Dan, bagi responden yang melakukan perjalanan pribadi atau liburan adalah: harga tiket, pelayanan secara keseluruhan, ketepatan waktu penerbangan dan jenis pesawat.
Reposisi citra yang baru nampaknya perlu segera diberlakukan, namun perlu dibuat lagi suatu studi Analysis Behaviour sebagai kompilasi dari -penelitian ini. Sebagai gambaran sementara, reposisi citra hendaknya hendaknya tidak jauh bergeser dari aspek harga, pelayanan secara keseluruhan dan ketepatan waktu penerbangan. Namun mengingat kebijakan pemerintah mengenai harga tiket yang "published rate" maka sebaiknya reposisi citra lebih diarahkan pada pelayanan secara keseluruhan.

Analysis of Consumers' Needs and Wants, and Image Repositioning of PT. Merpati Nusantara AirlinesAlthough PT. Merpati Nusantara Airlines (MNA or MZ) is not a national airline/ air flag, MNA has become one of "market leader" in domestic routes. One advantage of Merpati in the domestic market is the big number of aircraft it has, particularly in terms of small propeller aircraft and the many accesses it offers through its flights to remote areas. In this increasingly globalize era, the competitors may be facilitating the expansion of their business and this means a potential threat to Merpati. The position of consumers is growing in importance that the organization should have good knowledge of their customers - who they are and what characters they have, what they want and wish to have - and how to conduct a market penetration and make themselves the first choice of the consumers. This will all require an appropriate market communication strategy, particularly in creating repositioning.
Based on these conditions, the writer attempts to analyze the aspects of relations between the consumers' profiles, consumers' requirements/ needs, consumers' wishes/ wants, and creation or repositioning of the image of PT. Merpati Nusantara Airlines. These should be conducted in a more thorough analysis as the compete with Merpati which has since then been taking the lion's share of the domestic pie of airline services. Besides, in the efforts to win the competition amid the presently closer competition in domestic airline services, it is necessary to adopt an approach that can assure the attainment of value added service based on total consumer's satisfaction.
The data collection through quantitative survey by distributing questionnaires in five routes served by PT. Merpati Nusantara Airlines gives more emphasis to getting more information on the passengers/consumers' profiles or characteristics, flight aims and motivations, valuation and levels of satisfaction, and comparison with competitors in services.
The passengers' considerations in choosing an airline are, for respondents of business community: flight punctuality, types of aircraft, ticket price and flight schedule. The respondents traveling on official duties base their choice on service factors as a whole, ticket price, flight punctuality and types of aircraft. The respondents traveling on private or tour purposes will consider the ticket price, service as a whole, flight punctuality and types of aircraft.
The reposition of the new image seems critical for now. However, this requires conducting an Analysis Behavior study as a compilation of this study. A tentative picture suggests that the image reposition should not diverge too far from the aspects of prices, services as a whole and flight punctuality. However, as the government has adopted a published-rate policy on the ticketing, it should be right to reposition the image on the service as a whole."
2001
T5697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Decy Capriconadri W.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997
S23114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>