Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarmawan Pudji
"Kemudahan pendirian bank melalul kebijakan pakto'88 yang semula dimaksudkan untuk mempercepat financial deepening ternyata tidak disertal dengan rarnbu-rambu yang mendukung kesehatan dan prilaku para pelaku perbankan. Lemahnya kondisi perbankan terlihat jelas pada saat krisis berlangsung di kurun waktu tahun 1997-1998. Permasalahan likuiditas, suku bunga yang sangat tinggi, manajemen yang berantakan, dan pelanggaran aturan prudential banking adalah sebagian masalah yang dihadapi oleh perbankan nasional.
PT. Bank Ekonomi Raharja (Bank) sebagai salah satu perusahan yang bergerak dalam bidang usaha perbankan yang lahir setelah diberlakukannya kebijakan Pakto?88 juga tidak terlepas dan permasalahan yang melanda dunia perbankan misional tersebut pada masa krisis. Namun dengan kompetisi yang sedemikian ketat dan lingkungan bisnis yang berubah drastis, Bank masih dapat bertahan dibandingkan para kompetitornya. Keterkaitan yang sangat erat dengan group perusahaan yaitu group Wings, membuat Bank dapat survive mengarungi masa krisis. Tidak urung, Bank tetap membutuhkan strategi bersaing yang Iebih baik agar dapat terus eksis dan terus bersaing dalam industri ini. Apalagi dengan semakin dekatnya pemberlakuan Global Free Trade Area tahun 2003.
Pada penyusunan Karya Akhir ini, akan ditelusuri dan dianalisis dasar-dasar yang dapat dijadikan pertimbangan Bank untuk merumuskan dan menetapkan strategi yang kiranya dapat dllaksanakan untuk mengantisipasi tingkat persaingan dan perubahan lingkungan di masa yang akan datang.
Penelusuran dimulai dengan melakukan analisa lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal Bank. Mengacu pada analisa lingkungan tersebut, dapat diIakukan analisa lebih lanjut terhadap faktor kunci sukses (key success factor) dan SWOT Bank yang bersangkutan. Hasil analisa-analisa tersebut kemudian dikombinasikan penetamn saran yang kiranya lJak dicapal oleh Bank sehingga dapat dirumuskan suatu strategi dalam upaya tetap bertahan dan memiliki keunggulan daya saing dalam industry untuk masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil analisa, ditengah perubahan lingkungan eksternal yang demikian progresif, Bank telah memiliki progresif, Bank telah memiliki sumber daya, kemampuan dan kompetensi inti yang cukup bisa diandalkan. Keterkaitan yang erat dengan Wings group, Inik dalam repurasi, dukungan produk dan dana, lagi-lagi menjadi keunggulan daya saing bank yang signifikan dibandingkan para kompetitornya. Namun tidak urung Bank tetap dihadapkan pada permasalahan untuk tetap bisa bertahan ditengah situasi politik dan perekonomian yang kurang kondusif Kenyataan tersebut memaksa Bank untuk tidak cepat puas terhadap prestasi kinerjanya selama ini yang telah mampu memenuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan Pemerintah (Bank indonesia), karena timbul lagi ancaman yang lebih besar, terutama yaitu akan mulai diberlakukannya global free trade area dan munculnya kebijakan-kebijakan baru Pemerintah yang sifatnya selalu membuat para pelaku perbankan semakin terjepit.
Dengan memiliki prestasi atas pencapaian strategi dalam jangka pendek dan menengah yang selama ini cukup memuaskan, Bank harus mampu merumuskan strategi Jangka panjang supaya tetap bisa bertahan. Strategi tingkat korporasi yang dapat dilakukan oleh Bank untuk mengantisipasi perubahan lingkungan di masa depan diantaranya adalah : go public, aliansi strategis, merger, restrukturisasi atu bahkan likuidasi.
Dari hasil kajian terhadap alternatif-alternatif strategi korporasi tersebut di atas, penetapan pada strategi merger pada kondisi perubahan lingkungan seperti yang terjadi di indonesia saat ini adalah pilihan yang paling realistis. Namun pada peIaksanaannya Bank akan dihadapkan lagi pada sejumlah kesulitan-kesulitan yang mengacu pada cukup besarnya kemungkinan kegagalan atas terjadinya suatu merger. Berdasarkan kenyataan tersebut pada Karya Akhir ini akan dikemukakan pula mengenai saran-Saran yang pantas dlketahui oleh Bank apabila hendak melakukan alternatif strategi merger tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maha, Ani Srirezeki
"Samudera Shipping Line (SSL), merupakan salah satu perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang transportasi barang melalui laut. Ada dua jenis layanan yang ditawarkan yaitu layanan SOC (Shipper Owned Container) dan COC (Carrier Owned Container). SSL saat ini harus menghadapi perubahan yang terjadi pada lingkungan industri pelayaran di Indonesia. Salah satu contoh dari perubahan tersebut adalah adanya peningkatan fasilitas pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya dan Semarang) memungkinkan perusahaan pelayaran besar memberikan jasa layanan langsung dari dan ke Indonesia. Perusahaan pelayaran besar tersebut sebelumnya tidak dapat membuka jasa layanmmya secara langsung dan menjadi pelanggan SSL untuk layanan SOC. Dengan masuknya pelayaran besar secara ke Indonesia mengurangi pangsa pasar SOC SSL.
Pertumbuhan ekonomi Cina dan negara Asia Selatan mengakibatkan terjadinya pergerakan kontainer dunia meningkat sebesar 13,5% di tahun 2003. Pertumbuhan pergerakan kontainer tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan kapasitas ruangan kapal yang mengakibatkan harga sewa kapal mengalami kenaikan diatas 25%. SSL yang mempunyai kebijakan saat ini memiliki 10% kapal sendiri dan selebihnya melakukan outsourcing untuk menyewa kapal, mengalami dampak atas kenaikan biaya sewa kapal yang terjadi. Akibat dari hal ini adalah biaya operasional SSL mengalami kenaikan yang siginifikan. Strategi bersaing SSL saat ini lebih fokus terhadap jasa SOC dan seminimal mungkin memikili kapal sendiri dalam operasional usahanya. Dengan adanya perubahan lingkungan yang terjadi seperti diatas harus menanggapi dengan segera agar perusahaan dapat tetap menghasilkan keuntungan.
Karya akhir ini mencoba untuk membahas 3 permasalahan pada perusahaan SSL di Indonesia. Permasalahan pertama adalah apa saja peluang dan ancaman yang muncul dari perubahan lingkungan yang terjadi saat ini di industri pelayaran khususnya di Indonesia. Permasalahan kedua adalah apakah strategi SSL saat ini perlu disesuaikan agar mampu menanggapi perubahan lingkungan tersebut. Permasalahan yang ketiga adalah adalah apa saja pilihan penyesuaian strategi yang realistis dan dapat diterapkan SSL. Metodelogi penelitian yang dipakai dalam karya akhir ini adalah menggunakan metode destriptif-analitis yang dilakukan secara kualitatif.
Hasil penelitian pada karya akhir untuk permasalahan pertama mengindikasikan bahwa perubahan lingkungan umum dan industri pelayaran saat ini menawarkan sejumlah peluang dan acaman yang harus di tanggapi segera oleh SSL Indonesia. Peluang tersebut adalah pertumbuhan pasar Asia yang masih positif, adanya kenaikan target ekspor pemerintah Indonesia sebesar 7% pada tahun 2004, margin keuntungan untuk rute jarak jauh lebih tinggi dan tidak ada batasan untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan pelayaran yang lain. Sedangkan ancaman yang harus diwaspadai adalah harga sewa kapal yang cederung terus naik, intensitas kapal direct semakin tinggi, biaya pelabuhan meningkat dan peingkatan pelayanan hub port di luar Singapura.
Hasil penelitian untuk permasalahan kedua adalah strategi bersaing SSL saat ini yaitu fokus terhadap jasa SOC dari Indonesia dan kebijakan untuk seminimal mungkin memiliki kapal sendiri. Strategi ini kurang mampu untuk menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi, hal ini bisa terlihat dari penurunan muatan SOC dari Indonesia sebesar 4,05% di tahun 2003 dan 13,32% untuk periode Januari-Mei 2004 dibandingkan periode yang sama di tahun 2003, serta dengan adanya kenaikan biaya sewa kapal mengakibatkan pendapatan perusahaan SSL Ltd turun sebesar 32.3% pada tahun 2003.
Hasil penelitian untuk permasalahan ketiga adalah penyesuaian strategi yang perlu dilakukan oleh SSL berdasarkan analisis matriks TOWS dalam menanggapi perubahan lingkungan yang terjadi saat ini adalah kombinasi strategi S-T (StrengthThreat) dan W -0 (Weakness-Opportunity). Koinbinasi strategi S-T dan W-0 menghasilkan 6 usulan penyesuaian strategi yaitu (I) meningkatkan volume COC dan mengurangi ketergantungan pada layanan SOC, (2) melakukan investasi untuk membeli kapal untuk menstabilkanfzxed cost, (3) melakukan slot swap, slot exchange dan aliansi dengan pelayaran lain untuk menjaga layanan dan meningkatkan frekuensi jadwal kapal serta variasi pelabuhan tujuan, (4) aktif dalam melakukan efisiensi biaya untuk meningkatkan keuntungan, (5) melakukan merger dengan pelayaran interinsuler internal untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan ( 6) selektif untuk menerima COC ke negara yang memiliki margin keuntungan yang terbaik.
Saran dalam karya akhir ini yang harus dilakukan oleh SSL dalam menanggapi perubahan lingkungan tersebut untuk prioritas pertama adalah (1) untuk menambah jumlah kapasitas kapal milik, (2) agar melakukan penetrasi pasar yang lebih aktif lagi pada jasa COC, (3) meningkatkan kerjasama dengan pelayaran lain untuk menjaga dan meningkatkan jasa layanan yang harus segera dila.kukan. Prioritas kedua adalah (1) melakukan merger dengan perusahaan interinsuler internal yaitu dengan PT. Panurijwan, (2) secara berkala melakukan evaluasi terhadap subkontraktor tersebut untuk mendapatkan harga yang rendah dan (3) mempunyai sistem infonnasi yang terintegrasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Riagandhy
"ABSTRAK
Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan hadimya Bank barn
yang berasal dari penggabungan empat bank kedalam Bank X. Bank X saat ini dalam
pelaksanaan operasional memiliki paradigma barn khususnya menyangkut Visi dan Misi
bank. Pelaksanaan Visi dan Misi ditunjang dengan pengembangan wawasan perbankan.
Bank terns mengalami transformasi, untuk menjadi bank yang dinamis serta siap bersaing
secara global dengan meningkatkan mutu pelayanan perbankan melalui pencapaian kinerja
yang baik dan memuaskan.
Pengembangan usaha diarahkan kepada segmen retail dimana dalam segmen ini
terbuka peluang dalam masyarakat Indonesia. Penelitian terhadap segmen pasar ritail
telah dilaksanakan yang mendapatkan informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen
yang diinginkan. Akhimya mengarahkan kepada bank untuk dapat lebih fokus pada
segmen nasabah individu kalangan menengah-kecil, melalui rangkaian produk yang
spesifik, bersaing dan bernilai tambah. Kualitas pelayanan yang prima mernpakan
penunjang selainjaringan cabang, ATM dan teknologi perbankan.
Dengan ditunjang jaringan cabang yang tersebar di selurnh Indonesia, sumber daya
manusia yang berpengalaman, asset yang besar, pengembangan produk-produk perbankan,
budaya pernsahaan yang barn dan didukung dengan sistim teknologi perbankan, Bank X
saat ini siap bersaing dalam perbankan di Indonesia khususnya dalam sektor retail.
Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus
studi pada karya akhir ini adalah menganalisa dan mengusulkan strategi bersaing bagi
Bank X berdasarkan keunggulan, kemampuan dan faktor-faktor yang terdapat pada
perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan kineija bank dalam meningkatkan
daya saingnya. Dengan demikian bank dapat memfokuskan kegiatan operasionalnya pada
segmen pasar retail, khususnya dalam menghadapi dinamika persaingan industri
perbankan di Indonesia dan mengidentifikasi beberapa strategi bersaing bagi Bank X
dalam rangka meningkatkan daya saingfiya dimasa yang akan datang. Untuk
menggambarkan dinamika persaingan perbankan dipergunakan beberapa bank yang berasal
dari bank pemerintah, swasta nasional dan asing.
Dari hasil penelitian pada karya akhir ini mengambarkan persaingan perbankan di
Indonesia. Persaingan perbankan khususnya pada segmen pasar retail menunjukan
persaingan yang ketat yang terlihat dari strategi yang diterapkan oleh masing-masing bank
berdasarkan sumber daya dan orientasi pengembangan produk perbankan yang dimiliki.
Strategi persaingan perbankan sekarang dikembangkan menjadi strategi persaingan
perbankan dimasa yang akan datang, beberapa bank memanfaatkan jaringan cabang dan
teknologi yang terintegrasi dengan produk-produk perbankan yang bersaing berupa
pengembangan fasilitas dan produk elektronik banking sebagai keunggulan bersaing bank
dalam menghadapi era globalisasi.
Berkenaan dengan semakin ketatnya persaingan perbankan dimasa yang akan
datang terutama dengan masuknya bank-bank asing di Indonesia, Bank X dapat melakukan
pembenahan yang bertujuan untuk mengantisipasi persaingan tersebut. Langkah yang dapat
dilakukan adalah dengan mempercepat proses integrasi cabang-cabang dengan
memanfaatkan teknologi perbankan yang cepat dan efisien dan memberikan layanan berupa
produk-produk perbankan yang inovatif dan kompetitif kepada nasabahlkonsumen
terutama produk e-banking yang akan menjadi trend dimasa yang akan datang.
Penerapan strategi persaingan perbankan yang tepat khususnya dalam segmen pasar
retail akan men ghasilkan pengembangan dan penguasaan pasar yang meningkat, dengan
demikian bagi Bank X untuk dapat memenangkan persaingan dapat menerapkan strategi
bersaing yang fokus pada segmen pasar retail dengan pengembangan produk yang
bersaing, kreatif, bernilai tambah dan diminati pasar yang ditujukan untuk
nasabahlkonsumen, seperti tabungan fiesta, sertifikat deposito yang dapat dibayar dimuka
dan dipindahtangankan, memperluas jaringan ATM dan produk-produk lainnya.
Peningkatan pendapatan perbankan hendaknya dikembangkan dengan meningkatkan feebased
income sebagai sasaran pendapatan non bunga dimasa yang akan datang dan untuk
memperkuat struktur keuangan yang didukung oleh masyarakat dapat dilaksanakan
privatisasi
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Nila Chrisanty
"ABSTRAK
Musik merupakan salah satu produk yang selalu diciptakan dan dibutuhkan oleh semua orang di dunia, Perusahaan rekaman telah membuat musik dapat dipasarkan ke konsumen selama ini dengan mencari artis yang berkualitas, merekam musik dan akhirnya memasarkannya ke konsumen disertal kegiatan promosi. Kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh berbagai perusahaan rekaman telah berjalan selama bertahun-tahun secara konvensional. Industri rekaman sendiri telah memasuki tahapan dewasa (mature) dimana produknya telah terstandarisasi, memiliki jangkauan pasar yang luas dan memiliki jumlah distribusi yang besar.
Namun lingkungan bisnis pada industri rekaman yang telah terbentuk tersebut terus mengalami perubahan yang diakibatkan adanya faktor-faktor yang membawa dampak positif maupun negatif bagi para perusahaan rekaman. Faktor utama yang telah mengubah tahapan sikius hidup industri rekaman tersebut adalah banyaknya produk bajakan yang melalui proses Counterfeit, Pirate dan Boot Legging yang berada di pasaran. Hal ini membuat produk serupa menjadi over-capacity sehingga dapat menimbulkan terjadinya perang harga. Keadaan ini diperburuk dengan adanya jenis faktor lain berupa teknologi telah menciptakan adanya internet yaitu salah satu media yang memiliki jaringan elektronik dengan menggunakan komputer. Internet tersebut selain membawa keuntungan bagi pemakainya berupa mempemudah dalam memperoleh akses untuk mendapatkan informasi maupun melakukan transaksi juga telah mempermudah terjadinya proses pembajakan karena belum adanya hukum (Cyberlaw) yang mengatur berbagal kegiatan yang dilakukan melalui internet.
PT. Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI) sebagai salah satu perusahaan rekaman besar di indonesia juga menghadapi perubahan lingungan bisnis yang ada. Strategi yang sebagian besar merupakan strategi yang diterapkan oleh pibak Sony Music pusat yang berada di New York telah membuat perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara baik selama ini. Namun dengan adanya perubahan lingkungan bisnis yang terjadi, PT. SMEI harus dapat mereformulasikan kembali strategìnya.
Berbagai masalah yang timbul bagi perusahaan SMEI alcibat perubahan lingkungan tersebut antara lain adalah: over-capacity product yang dapat menyebabkan terjadinya perang harga, kegiatan pembajakan (konvensional maupun melalui Internet) yang terus mengambil market share dan profit yang dimiliki perusahaan serta semakin banyaknya pesaing baru yang menggunakan media internet dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Karya akhir ¡ni berusaha melihat alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan berdasarkan resources based dan market based. Hal tersebut dilakukan dengan dasar keinginan untuk terus melakukan inovasi tanpa lepas dari kenyataan yang terjadi di pasarnya. Sehingga berbagai alat yang digunakan masih terkait dengan pasar dengan harapan pengembangan yang dilakukan pada kemampuan sumber daya perusahaan sejalan dan sesuai dengan keadan lingkungan pasar.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan perusahaan SMEI adalah melakukan Non Price Competition Strategy yang meliputi tindakan perluasan produk, pengembangan produk, perluasan pasar serta pengembangan pasar. Semua tindakan tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya peperangan harga antar pesaing. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah perluasan pasar dengan tetap melakukan kegiatan promosi secara konsisten pada berbagai media termasuk media internet secara maksimal, pengembangan produk dengan cara memasarkan produknya kedalam bentuk (features) baru yaitu MP3 (piringan yang mampu memuat puluhan file musik), mengembangkan pasar dengan cara memenuhi semua segmen konsumen yang ada serta memiliki semua artis yang mewakili setiap jenis rnusik yang ada dan yang terakhir adalah memperluas produk dengan cara menawarkan suatu bentuk produk MP3 kepada konsurnen lainnya yang relevan seperti konsumen elektronik dan komputer.
Sedangkan untuk memerangi kegiatan pembajakan dalam bentuk kaset atan CD, pihak SWEET dapat terus serta dalam kegiatan penerapan Undang-Undang HAKI dengan pihak pemerintah serta melakukan berbagai kampanye tentang kesadaran menerapkan UU HAKI kepada masyarakat, Cyberlaw, yang sedang melalui proses penyusunan, juga akan menjadi pelindung perusahaan dalam melakukan kegiatannya melalui media internet.
Dalam mempertahankan keunggulan bersaingnya, pihak SWEET dapat terus menerapkan sistem manajemen yang baik dan fair kepada para artis maupun organisasinya sehingga artis yang merupakan assets perusahaan rekaman akan terus terjaga kualitas maupun keloyalannya. Brand produk juga tetap dijaga dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta menjalin hubungan yang balk dengan konsumen.
Sedangkan untuk mengatasi keadaan persaingan dengan para pemain baru yang menggunakan media internet untuk melakukan kegiatan operasionalnya, pihak SMEI dapat melakukan tindakan bekerjasama dengan berbagai perusahaan Dot.Com yang ada contohnya MP3.Com untuk melakukan pendistribusian file musiknya melalui proses Down-Loading dengan pembayaran yang sesuai saat Cyberlaw telah diterapkan secara pasti oleh pihak yang berwenang. Proses pendistribusian melalui internet ¡ni merupakan salah satu jenis jalur distribusi baru yang dapat digunakan perusahaan. Namun hal ini juga harus didukung dengan adanya Complementasy Assets berupa assets physical yang menunjang (hardware & infrastruktur), kemampuan organisasi perusahaan (SDM) serta kemampuan mengelola dengan sistem kinerja yang baru."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Budi Hariadi
"Lembaga perbankan telah dikenal di Indonesia sejak jaman pendudukan Belanda Namun perkembangan perbankan nasional Indonesia mulai memasuki babak baru sejak dikeluarkannya paket deregulasi keuangan dan perbankan 1 Juni 1983. Paket tersebut kemudian disusul oleh paket-paket deregulasi lain yang tujuannya adalah menciptakan ìklim usaha yang kondusif di Indonesia.
Puncak dari paket deregulasi perbankan adalah dikeluarkannya Paket Oktober 1988 atau dikenal dengan ?Pakto 88? yang memberikan keleluasaan dalam pengelolaan operasional bank. Pakto 88 telah nyata mampu mendorong perkembangan perbankan di Indonesia dalam pertumbuhan jumlah bank, aset, dana maupun kredit perbankan. Pertumbuhan bank-bank baru maupun penambahan kantor bank dan bank yang telah ada meningkat tajam. Pada tahun 1996 ini telah terdapat 240 bank umum dengan lebih dari 5000 kantor bank. Jumlah tersebut masih ditanibah lagi dengan ribuan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Relatif banyaknya jumlah bank yang beroperasi di Indonesia tersebut menyebabkan persaingan antar bank menjadi ketat. Keadaan tersebut ditambah lagi dengan semakin dekatnya era perdagangan bebas dimana bank-bank asing dapat beroperasi di Indonesia. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, setiap bank menyusun strategi bersaing dalam kegiatan perbankannya. Penyusunan strategi bersaing yang tepat berdasarkan analisa ekternal dan internat yang mendasarinya, merupakan masatah strategik yang harus diperhatikan dengan cermat dalam menghadapi ketatnya persaingan perbankan tersebut.
Bank Danamon, salah satu bank swasta nasional telah pula menyusun strategi bersaing dalam menghadapi persaingan perbankan yang kian ketat tersebut. Misi yang diemban Bank Danamon adalah menyediakan jasa perbankan terutama pada Layanan perbankan retail. Untuk mencapal misinya tersebut, tujuan jangka panjang Bank Danamon sampai dengan tahun 2000 adalah menjadi pemimpin dalam industri perbankan di Indonesia dengan target memiliki 2000 jaringan kantor bank yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sampai pada tingkat Kabupaten dan bahkan tingkat Kecamatan.
Pemilihan misi bisnis pada layanan perbankan retail ini sesuai dengan karakteristik Bank Danamon yang merupakan bisnis inti dan kelompok usahanya, PT Danamon Internasional, yang bergerak hanya pada bisnis jasa keuangan dan perbankan. Dibanding para pesaing terdekatnya, seperti BCA, Bil, BDNT, dan Bank Lippo adalah merupakan salah satu unit bisnis dari induk perusahaannya yang memiliki banyak anak perusahaan dengan berbagai bidang bisnis pula. Dengan posisi demikian, para pesaingnya tersebut mempunyai akses lebih besar ke pasar korporasi dìbandingkan Bank Danamon.
Dalam menghadapi persaingan global pada era perdagangan bebas nanti, memasuki pasar retail Iebih menguntungkan bagi perbankan nasional, termasuk Bank Danarnon. Bank-bank asing tidak memiliki local knowledge dan jaringan distribusi bank yang luas untuk memasuki pasar retail di Indonesia. Dengan demikian, bank-bank nasional dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menggarap pasar retail di Indonesia.
Kondisi perekonomian makro Indonesia yang beberapa tahun belakang ini mengalami pemanasan atau overheating, memaksa pemerintah Indonesia mengambl kebijakan-kebijakan moneter ketat, Baru-baru ini reserve requiremelt bank dinaikkan dari 3% menjadi 5% yanng berlaku mulai 16 April 1997. Konsekwensinya, meningkatnya cost of fund bank mendorong semakin sengitnya persaingan perbankan di Indonesia dalam penghimpunan dana masyarakat maupun penyaluran kredit Alternatifnya adalah memasuki pasar retal! untuk mendapatkan penghasilan dari sektor imbal jasa (fee based income) sebagai kompensasi hal tersebut.
Dari sisi sumber dana, memasuki pasar retail juga lebìh menguntungkan dibandingkan masuk pasar korporasi. Para nasabah retail yang pada umumnya mempunyai tabungan dalam jumlah relatif kecil, lebih tidak terpengaruh pada perbedaan suku bunga. Sebaliknya, nasabah besar yang umumnya adalah korporasi sangat sensitif pada perbedaan tingkat suku bunga. Perbedaan kecil pada tingkat suku bunga menyebabkan perpindahan ke bank lain. Dengan diversifikasi retail, Bank Danamon dapat memperkuat struktur modalnya yang relatif tidak terlalu fluktuatif karena mempunyai komitmen dana jangka panjang dengan harga relatif murah.
Untuk mendukung misi bisnis Bank Danamon pada pasar retail, strategi bersaing utama yang dilakukan adaiah strategi pengembangan pasar yaltu melalui pembukaan kantor-kantor bank baru di seluruh wilayah Indonesia sampai pada tingkat Kabupaten dan bahkan Kecamatan. Strategi pengembangan pasar merupakan salah satu key sucsess factor dalam menggarap pasar retail. Sampai dengan tahun 1996 ini, Bank Danamon telah memiliki jaringan lebih dari 350 kantor bank dan dalam waktu dekat ini akan dibuka puluhan kantor bank lagi yang tensebar di seluruh wilayah Indonesia.
Selain strategi pengembangan pasar sebagai strategi utama untuk mencapai tujuannya menjadi pemimpin industri perbankan di Indonesia tersebut, Bank Danamon juga menerapkan strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi horizontal, diversifikasi konsentrik, meningkatkan teknologi pelayanan perbankan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Strategi-strategi tersebut dijaiankan secara serentak dalam menghadapi persaingan perbankan yang kian ketat dewasa ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Batara
"ABSTRAK
Salah satu sektor yang paling menderita akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan
yang melanda indonesia adalah Jasa Konstruksi. Banyak kontraktor yang tidak kuat
menghadapinYa, terpaksa menutup usahanya. Penyebabnya adalah mrnminya julTilah proyek
yang bisa dikeijakan,. yang akhirnya berakibat pula kepada likuiditas kontraktor tersebut.
Tersendatnya binis properti, industri manufaktur dan infrastxukstur berdampak
langsung kepada sektor jasa konstruksi ini.
PT. Jaya Obayashi, salah satu kontraktor besar di Indonesia yang meriipakan Joint
Venture antara PT. Pembangunan Jaya dengan Obayashi Corporation, juga mengalami
penurunan revenue / pendapatan yang cukup signifikan yang dapat mengancam likuiditas
perusahaan. Keberadaan selama 28 tahun di Indonesia, dengan pengalaman yang begitu litas
dalam membangun berbagai macam bangunan, ternyata tidak bisa menolong banyak, karena
penurunan yang ten adj mengakibatkan revenue / pendapatan banya mencapai 30-40% dan
keadan normal.
Dalam penulisan Karya Akhir ini, akan digunakan proses manajemen strategi dalam
perumusan strategi perusahaan menghadapi kondisi ini, serta persiapan mengbadapi masa
yang akan datang.
Dimulai dengan menganalisa lingkungan, baik Lingkungan Eksternal maupun
Internal, Analisa Pelanggan, Pesaing, Kineirja Perusahaan yang akhirnya dapat merumuskan
suatu strategi bersaing yang tepat bagi PT. Jaya Obayashi. Analisa persaingan Kontraktor
dilakukan di antara para Kontraktor Jepang pada proyek-proyek investasi Jepang. Hal ini
dilakukan mengingat selama beroperaSi di Indonesia mayoritas proyek PT. Jaya Obayashi
berasal dan investor Jepang dan sebagai pesaing utama adalah kontraktor kontraktor Jepang
Karena persaingan di antara kontraktor tersebut sudah sangat ketat, maka strategi
dibagi berdasarkan jangka waktu penerapannya:
- Jangka Pendek (2000 ? 2001)
- Jangka Menengah (sampai 5 tahun ke depan)
- Jangka Panjang (>5 tahun ke dcpan)
Berdasarkan analisa dan kajian yang dilakukan, maka strategi yang dipilih da1ah:
- Strategi Turn Around (untukjangka pendek)
- Perumusan Ulang Target Market
- Perbaíkan kinerja masing-masing bagian fungsional
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Kusumo
"ABSTRAK
Industri perbankan di Indonesia mernpakan salah satu industri yang merniliki tingkat persaingan yang sangat ketat dengan banyak pelaku industri. Dalam perkembangannya, Indonesia pemah memiliki sampai 240 buah bank yang beroperasi. Lalu dengan adanya krisis ekonomi, jumlah bank
terus menyusut hingga menjadi 145 bank pada bulan Desember 2001. Dan diperkirakan jumlah bank di Indonesia akan terns menyusut, dan hanya bank yang menerapkan strategi bersaing tepat yang dapat bertahan dalam persaingan tersebut.
Salah satu pelaku dalam industri perbankan di Indonesia adalah BankAB Cabang Jakarta. Dalam menjalankan usahanya, Bank AB Cabang Jakarta melaksanakan strategi diferensiasi fokus. Bank
ini membidik segmen nasabah khusus, yaitu korporasi Jepang di Indonesia dan organisasi/ perorangan yang memiliki hubungan dengan korporasi Jepang di Indonesia. Pemilihan segmen nasabah yang khusus ini dilakukan oleh Bank AB Cabang Jakarta setelah mempertimbangkan sumber daya dan kompetensi inti yang dirnilikinya.
Bank ini mernpakan cabang dari Bank AB yang berpusat di Tokyo, dan mernpakan satu-satunya bank Jepang yang memiliki status sebagai Bank Asing di Indonesia. Selain Bank AB Cabang
Jakarta, masih terdapat empat bank lain yang berafiliasi dengan bank di Jepang. Akan tetapi,
keempat bank Jepang tersebut mernpakan bank campuran Indomsia - Jepang, dan tidak memiliki
status sebagai Bank Asing.
Selain itu Bank AB Cabang Jakarta merupakan salah satu bank Jepang yang memiliki sejarah yang
panjang di fudonesia. Keberadaan Ban..lc AB Cabang Jakarta di fudonesia telah dimulai sejak
Indonesia masih berada di bawah kependudukan Kerajaan Belanda. Sedangkan sebagian besar
bank epang lainnya baru didirikan di fudonesia setelah diperkenalkannya PAKTO 88. Hal ini juga
yang menyebabkan sebagian besar bank Jepang di Indonesia belum dapat memperluas jaringan
domestiknya. Sedangkan Bank AB Cabang Jakarta pada saat ini telah berhasil mengembangkan
jaringan domestiknya dengan dua sub-cabang dan satu service point.
Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus studi pada
Karya Akhir ini adalah menganalisa strategi bersaing yang dilaksanakan oleh Bank AB Cabang
Jakarta. Lalu berdasarkan keunggulan, kemampuan dan faktor-faktor yang dimiliki, Karya Akhir
ini juga mengusulkan strategi bersaing altematif yang dapat menjadikan Bank AB Cabang Jakarta
sebagai strategic business unit bagi Bank AB.
Dari hasil penelitian Karya Akhir ini menggambarkan dalam kondisi persaingan antar bank yang
ketat, penerapan strategi diferensiasi fokus yang ditunjang oleh kompetensi inti yang unik telah
menyelamatkan Bank AB Cabang Jakarta dari krisis ekonomi di Indonesia, bahkan menempatkan
bank ini sebagai pemimpin pada segmen pasar yang dibidiknya. Dengan memperhatikan
keunggulan kompetitif yang dimiliki maka sebaiknya Bank AB Cabang Jakarta meneruskan
strategi diferensiasi fokus yang dilaksanakannya.
Akan tetapi posisi puncak yang telah dicapai bukanlah suatu yang abadi. Untuk dapat mempertahankan posisi dan kinelja yang baik, maka Bank AB Cabang Jakarta harus melakukan inovasi dalam menerapkan strategi bersaingnya. Dari berbagai pilihan yang ada, strategi altematif
yang dapat dilakukan adalah dengan memperluas jaringan domestik, dengan tetap memusatkan
pelayanan pada segmen pasar yang sama yaitu korporasi J epang di Indonesia serta organisasi/
perorangan yang merniliki hubungan dengannya. Dan melihat potensi pasar yang dimiliki, dan
kondisi persaingan yang ada, Bank AB Cabang Jakarta dapat mernilih Batam sebagai daerah tujuan
pengembangan jaringan domestik.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Eduard Guntoro
"ABSTRAK
Krisis ekonomj yang dimulaj sejak juIi 1997, bermula dan jatuhnya nilal tukar rupiah terhadap mata uang dunia Iainnya, khususnya terhadap dollar Amerika, Nilai tukar dollar Amerika yang sebelumnya stabil dikisarkan 2400 rupiah menjadi tidak stabil dengan nilai tukar yang mencapai belasan ribu rupiah. Krisis moneter ini diikuti oleh krisìs ekonomi dan politik yang sampai sekarang masih terasa dampaknya. Dampak ini antara lain, masih rendahnya nilai tukar rupiab terhadap dollar, masih enggannya para investor menanamkan modalnya dalam jumlah yang significant, menurunnya daya beli masyarakat, menurunnya aktivitas usaha sektor real, banyaknya kredit bermasalah dll. Krisis ini secara langsung juga telah membuat kemampuan bersaing perusahaan lokal melemah.
Globalisasi juga berarti hilangnya hambatan-hambatan bagi para pebisnis dan berbagai negara untuk memasuki suatu pasar dimanapun. Salah satu implikasi dari masuknya pemain internasional ini adalah semakin tingginya tingkat persaingan di suatu pasar yang dimasuki. Dengan pengalaman, modal, keahlian dan teknologi yang dimiliki mereka akan menjadi ancaman besar bagi para pemain lokal yang sebelumnya mendominasi pasar. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tampaknya semakin mempercepat proses globalisasi di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan banyaknya deregulasi-deregulasi yang dilakukan pemerintah untuk menarik para investor asing memasuki ataupun meningkatkan investasinya di Indonesia. Selain itu Iemahnya kemampuan bersaing perusahaan lokal akibat persoalan keuangan yang dimiliki juga turut berpengaruh.
Industri radio panggil juga merasakan pengaruh dan kedua faktor krisis ekonomi dan globalisasi diatas. Semakin besarnya biaya operasional, meningkatnya hutang akibat kenaikan mata uang dollar sehubungan dengan ekspansi yang dilakukan sebelum krisis, menurunnya daya beli, menurunnya pasar, masuknya pemain asing mernbuat tingkat persaingan semakin tinggi.
Dalam karya akhir ini dipelajari aktivitas dan strategi PT X dalam upayanya bersaing ditengah peluang-peluang dan ancaman yang terjadi pada industri radio panggil. Diharapkan basil penelitian ini akan bisa memberikari masukan bagi keberhasilan perusahaan dan juga memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca.
Dari hasil analisa Iingkungan usaha, terdapat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan antara lain: masih rendahnya rasio pengguna jasa radio panggil, pengembangan layanan yang lebih luas kepada pelariggan, kerjasama dengan para operator kecil, ekspansî kedaerah-daerah yang memiliki potensi, penggalian niche market dsbnya. Ancaman-ancaman yang bisa dilihat antara lain: kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat (perang harga), krisis ekonomi yang berkepanjangan, ketìdakstabilan politik, semakin murahnya harga telepon seluler dan semakin luasnya jasa pelayanan yang dibenikan, peningkatan agresivitas dan pemain asing yang ada atau yang akan masuk, penurunan citra radio panggil perubahan sikap komsumsi.
Analisa internal yang dilakukan menunjukkan beberapa dan kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu: meek(brand) yang sangat dikenal, memiliki reputasi yang baik, pengalaman yang Lama, pangsa pasar yang cukup besar, kualitas pelayanan dan jaringan pelayanan riasional yang cukup luas, pengalaman kerjasama dengan operator lainnya, dll. Selain itu beberapa dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan yaitu kurang melakukan promosi dan iklan, kurangnya sumber daya manusia, belum dapat menciptakan kompetensi khusus dan belum memiliki agenda khusus untuk penciptanya, masih memiliki daerah blank spot (tidak ada sinyal) pada daerah pemasaran, tidak memiliki jaringan internasional dll.
Dari hasil Pencapaian faktor kunci sukses perusahaan, terlihat bahwa perusahaan memenuhi semua faktor kunci sukses yang ada, namun demikian perusahaan masih dalam tahap pemenuhan yang standar, dalam pengertian belum mencapai tahap yang superior untuk bisa menciptakan keunggulan yang berkesinambungan. Perusahaan harus dapat meningkatkan faktor kunci sukses yang dimiliki ketingkat yang lebih tinggi agar bisa memenangkan persaingan.
Dari hasil kajian yang diperoleh dan juga berdasarkan pengamatan pemilihan strategi bertahan merupakan alternatif yang bisa diambil. Basis strategi tingkat bisnis pada upaya pencíptaan kepemimpinan biaya rendah, yang bisa dilakukan dengan melakukan efisiensi, konsolidasi proses bisnis, pengendalian mutu dsbnya. Selain itu dalam upaya mempertahankan posisi kompetitif melakukan strategi aliansi merupakan alternatif untuk bisa bersaing secara hemat dan resiko yang lebih rendah.
Industri radio panggil merupakan bagian dan industri telekomunikasi yang penuh dengan muatan teknologi. Pihak manajemen perlu mempelajari lebih lanjut bagaimana perkembangan teknologi ini dimasa depan, pandangan-pandangan dan para ahli, informasi mengenal kemajuan teknologi & pengalaman negara-negara lain akan merupakan input yang berharga bagi perusahaan."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Suryani
"Sebelum deregulasi perbankan 1 juni 1983, tidak banyak perubahan yang terjadi pada industry perbankan Indonesia. Baru setelah deregulasi 1 juni 1983, di mana bank-bank pemerintah diperkenankan menetapkan sendiri tingkat suk bunga, pagu kredit dihapus dan kredit subsidi disederhanakan tingkat suku bunganya, maka industry perbankan Indonesia mulai mengarah kepada suatu tingkat efisiensi yang lebih baik.
Masa penyempurnaan system perbankan Indonesia mulai terjadi setelah deregulasi 27 oktober 1988, yang isinya antara lain memberikan kemudahan bagi pendirian bank-bank baru dan bank campuran, kemudahan bagi pembukaan kantor bank, diturunkannya ketentuan cadangan wajib minimum dari 15 persen menjadi 2 persen, pemungutan pajak atas bunga deposito berjangka dan diperkenankannya badan usaha milik Negara untuk menempatkan 50 persen dari dananya di bank-bank swasta.
Paket kebijaksanaan 27 oktober 1988 disusul dengan paket-paket kebijaksanaan lainnya, yaitu paket kebijaksanaan 25 maret 1989, 29 januari 1990 dan 28 februari 1991 yang kesemuanya bertujuan untuk menjadikan industry perbankan Indonesia semakin efisien.
Sejak pakto 27 1988 pola persaingan bank-bank di Indonesia mengalami perubahan sebagai akibat semakin tajamnya persaingan antar bank dan adanya geojolak-gejolak moneter yang terjadi. Pada kondisi seperti ini bank-bank yang lemah dalam strateginya akan dikalahkan oleh bank-bank yang telah mempersiapkan strateginya dengan baik guna mengahadpi persaingan yang semakin tajam.
Dalam karya akhir ini dibahas lingkungan usaha dari industry perbankan pasca-deregulasi dan tiga strategi generic yang dilaksanakan oleh empat bank yang dijadikan sampel, yaitu strategi broad differentiation, focus differentiation dan cost focus serta hasil yang dicapai oleh keempat bank tersebut berdasarkan ukuran profitability dan pangsa pasar.
Sebagai kesimpulan disajikan pandangan mengenai strategi yang baik untuk diambil guna menghadapi persaingan dalam industry perbankan Indonesia di masa mendatang."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Chandra H.S
"ABSTRAK
Peranan angkutan laut di Indonesia menjadi sangat penting, karena
kondisi geografis dan moda transportasi ini dinilai mampu melakukan jasa
angkutan dalam volume besar dan sekaligus, dengan biaya yang lebih murah.
Menyadari hal tersebut, maka angkutan laut tidak boleh dipandang sebagai
sarana penunjang semata-mata, tetapi harus dibina dalam satu kesatuan diantara
berbagai sektor, khususnya sektor industri dan pertanian.
Disamping fungsinya sebagai penunjang kegiatan sektor-sektor
ekonomi lainnya, angkutan laut merupakan kegiatan industri yang memberi
manfaat ganda seperti lapangan kerja, penghasil pajak, penghasil devisa,
keuntungan bagi pemilik modal dan penunjang kegiatan-kegiatan industri hulu
dan huir yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan laut.
Revolusi di bidang transportasi dimulai dengan dilakukannya upaya
unitisasi dan konsolidasi muatan, lewat pemanfaatan peti kemas yang ukurannya
semakin diperbesar, serta jenisnya semakin ditambah, untuk memungkinkan
pengangkutan yang lebih efisien. Berdasarkan peti kemas ini dilakukan
penyeragaman pada bidang hardware, yaitu seluruh alat transportasi beserta
fasilitas penunjangnya serta software, yaitu administrasi angkutan, kepabeanan
dan sebagainya.
P.T. TRIKORA LLOYD sebagai salah satu perusahaan yang
menyelenggarakan jasa pengangkutan barang melalui laut, dalam usahanya
memasarkan produknya, tidak terlepas dari berbagai perrnasalahan, terutama
dampak dan revolusi di bidang transportasi yang terus berlanjut, dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal. Seperti yang menjadi tujuan
perusahaan pelayaran Iainnya, P.T. TRIKORA LLOYD berusaha untuk
mengikuti global inter- modal through freight system, yang memungkinkan
terjaminnya delivery yang tepat waktu dan berbagai himpunan unit barang yang
diperlukan perusahaan dan/atau industri di segenap penjuru dunia.
Menghadapi hal tersebut, maka PT. TRIKORA LLOYD dituntut
untuk menggunakan suatu strategi yang sesuai, yang dapat menjamin
keberadaan dan pertumbuhannya dimasa yang akan datang.
;ABSTRAK
Peranan angkutan laut di Indonesia menjadi sangat penting, karena
kondisi geografis dan moda transportasi ini dinilai mampu melakukan jasa
angkutan dalam volume besar dan sekaligus, dengan biaya yang lebih murah.
Menyadari hal tersebut, maka angkutan laut tidak boleh dipandang sebagai
sarana penunjang semata-mata, tetapi harus dibina dalam satu kesatuan diantara
berbagai sektor, khususnya sektor industri dan pertanian.
Disamping fungsinya sebagai penunjang kegiatan sektor-sektor
ekonomi lainnya, angkutan laut merupakan kegiatan industri yang memberi
manfaat ganda seperti lapangan kerja, penghasil pajak, penghasil devisa,
keuntungan bagi pemilik modal dan penunjang kegiatan-kegiatan industri hulu
dan huir yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan laut.
Revolusi di bidang transportasi dimulai dengan dilakukannya upaya
unitisasi dan konsolidasi muatan, lewat pemanfaatan peti kemas yang ukurannya
semakin diperbesar, serta jenisnya semakin ditambah, untuk memungkinkan
pengangkutan yang lebih efisien. Berdasarkan peti kemas ini dilakukan
penyeragaman pada bidang hardware, yaitu seluruh alat transportasi beserta
fasilitas penunjangnya serta software, yaitu administrasi angkutan, kepabeanan
dan sebagainya.
P.T. TRIKORA LLOYD sebagai salah satu perusahaan yang
menyelenggarakan jasa pengangkutan barang melalui laut, dalam usahanya
memasarkan produknya, tidak terlepas dari berbagai perrnasalahan, terutama
dampak dan revolusi di bidang transportasi yang terus berlanjut, dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal. Seperti yang menjadi tujuan
perusahaan pelayaran Iainnya, P.T. TRIKORA LLOYD berusaha untuk
mengikuti global inter- modal through freight system, yang memungkinkan
terjaminnya delivery yang tepat waktu dan berbagai himpunan unit barang yang
diperlukan perusahaan dan/atau industri di segenap penjuru dunia.
Menghadapi hal tersebut, maka PT. TRIKORA LLOYD dituntut
untuk menggunakan suatu strategi yang sesuai, yang dapat menjamin
keberadaan dan pertumbuhannya dimasa yang akan datang.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>