Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Hilarry
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan perancangan balanced scorecard untuk mengukur kinerja pada Organisasi Pengelola Zakat Baituzzakah Pertamina Kantor Pusat. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif deskriptif dengan data yang berasal dari wawancara tiga pihak Baituzzakah Pertamina Kantor Pusat. Pihak tersebut adalah Badan Pengurus Harian, kepala divisi keuangan, dan kepala divisi program pendayagunaan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa OPZ Baituzzakah Pertamina Kantor Pusat belum menggunakan metode apapun dalam melakukan pengukuran kinerja. Hasil penelitian ini berupa analisis lingkungan internal dan eksternal Baituzzakah Pertamina Kantor Pusat yang akan menghasilkan strategi dan pengusulan perancangan balanced scorecard untuk mengukur kinerja organisasi pengelola zakat Baituzzakah Pertamina Kantor Pusat. Balanced scorecard tersebut dibangun berdasarkan analisis visi dan misi pertama dari Baituzzakah Pertamina Kantor Pusat, analisis swot, strategy maps, dan pemetaan strategi pada empat perspektif balanced scorecard.

ABSTRACT
This research aims to propose balanced scorecard designed to measuring performance Zakat Management Organization in Baituzzakah Pertamina Center Office. The method of this research is conducted by descriptive qualitative analysis with data derived from the three party interview Baituzzakah Pertamina Center Office. The parties are the Daily Board, the head of the finance division, and the head of the empowerment program division. From the results of the research, it is found that OPZ Baituzzakah Pertamina Center Office has not used any method in performing performance measurement. The result of this research is an internal and external environment analysis of Baituzzakah Pertamina Center Office which is delivering strategies and proposing the design of balanced scorecard to measure the performance of zakat management organization in Baituzzakah Pertamina Center Office. The balanced scorecard is built on the first vision and mission analysis of Baituzzakah Pertamina Center Office, swot analysis, strategy maps, and strategy mapping on four balanced scorecard perspectives."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridz Akhmad Mauludin
"Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja saat ini, analisis implementasi balanced scorecard dan analisis indikator kinerja di Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil analisis menyimpulkan bahwa Sekretariat Jenderal memiliki dua alat ukur kinerja yaitu LAKIP dan balanced scorecard dimana keduanya menghasilkan output yang sama. Balanced scorecard memiliki keunggulan karena dapat memberikan gambaran kinerja setiap empat bulan. Implementasi balanced scorecard di Sekretariat Jenderal sudah baik namun masih ditemukan indikator kinerja yang tidak tepat atau penetapan target yang terlalu rendah. Berdasarkan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki, penulis berusaha memberikan saran-saran guna memperbaiki kelemahan-kelemahan atas implementasi balanced scorecard tersebut.

The aim of the paper is to discover the performance measurement system at this moment in time, balanced scorecard analysis implementation and performance indicator at the Secretariat General of Ministry of Trade. The research applied the qualitative methodology using case study approach. The analysis result concludes that the Secretariat General has two means of performance measurement systems, which are LAKIP and balanced scorecard, where both systems produce the same output. Balanced scorecard has the superiority for it's ability to provide the report every four months. The balanced scorecard implementation at the Secretariat General has been well performed but there are still several performance indicator that are not appropriate or the target is too low. Based on the writer's understanding and knowledge, the writer tries to provide some suggestions to overcome the shortcomings on the balanced scorecard implementation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Abdul Fatah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi para wajib zakat profesi di lingkungan PT. PERTAMINA (PERSERO). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis diskriminan. Analisis deskriptif merupakan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan analisis diskriminan dimaksudkan untuk menjawab rumusan permasalahan melalui model ekonometri yang merupakan model dengan variabel terikat berupa dummy atau kategorik. Untuk menjalankan analisis tersebut digunakan alat berupa SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Variabel pengetahuan agama dan kualitas manajemen BAZMA berpengaruh secara signifikan terhadap preferensi karyawan muslim Pertamina dalam membayar zakat profesi di Baituzzakah Pertamina. 2) Variabel pendidikan, pendapatan, usia dan status marital tidak mempengaruhi preferensi karyawan muslim Pertamina dalam membayar zakat profesi di Baituzzakah Pertamina. Atau dapat dikatakan membayar tidaknya karyawan muslim Pertamina zakat profesi tidak dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan, usia dan status marital mereka 3) Model diskriminan yang ada ternyata valid dan dapat digunakan, karena tingkat ketepatan cukup tinggi mencapai 70,4%. Dengan demikian pihak BAZMA dapat mengambil berbagai tindakan untuk lebih mensosialisasikan BAZMA terhadap karyawan muslim Pertamina Iewat kegiatan keagamaan (khususnya masalah zakat profesi) dan selalu membenahi manajemen yang selama ini berjalan.

This research aims to observe whether factors influence preference of zacca of profession obligators in PT. PERTAMINA (PERSERO). The method used in this research is descriptive one and discriminant analysis. The descriptive analysis is systematically factually, accurately illustration of facts, characters, and relation of phenomena had been observed. The discriminant analysis is intended to answer problem formulation through econometric model -with bond variable of dummy or categorist-. To carry out the research, it will use instrument. That is SPSS.
Results of research are: 1) The variable of religion knowledge and management quality of BAZMA influence significantly to preference Pertamina Moslem employee in paying zacca of profession in Pertamina Baituzzacca. 2) Variables of education, input, edge and marital status do not influence preference of Moslem employee in Pertamina in paying zacca of profession in the Pertamina Baituzzaca or it can be called as Pertamina Moslem employee pay or do not pay Zacca of profession is not influenced by their education, input, edge and marital status 3) As matter of fact, the discriminant model is valid and can be used, because of degree of higher accuracy until 70,4 %. Therefore, BAZMA side can socialize BAZMA seriously to Moslem employee of pertamina through religion activity (especially about zacca of profession) and always improve management that has been done.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayati
"PT X menyelenggarakan proyek pembangunan line baru setiap tahun sebagai upaya untuk pengembangan bisnis secara bertahap. Hal ini berkaitan juga dengan pertumbuhan pasar yang ditandai dengan permintaan produk yang terus bertambah. Harapan dari proyek - proyek tersebut adalah menghasilkan line produksi yang dapat dioperasikan tepat waktu atau lebih cepat dan menghasilkan produktivitas tinggi, misalnya melalui proses produksinya yang efisien. Kondisi proyek - proyek yang telah berlangsung mengalami beberapa kendala klasik seperti keterlambatan, biaya yang berlebih dan kemudian saat line produksi dijalankan tidak beroperasi dengen efisien. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dirancang suatu metode pemetaan strategi dengan balance scorecard untuk mengerahkan pengelolaan proyek agar dapat mencapai kinerja pada tingkatan yang diharapkan. Balanced scorecard tidak semata bertujuan untuk menilai seberapa baik atau seberapa buruk jalannya suatu proyek tetapi mengarahkan seluruh elemen untuk bisa fokus terhadap strategi yang telah dibuat. Yang mana strategi tersebut adalah upaya untuk mencapai kinerja terbaik. Disamping itu dengan metode tersebut akan dilakukan pengukuran sesuai key performance indicator yang dirancang untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja terhadap target yang telah ditentukan. hal ini akan menjadi dasar pada penentuan strategi - strategi berikutnya sebagai upaya perbaikan berkesinambungan.

PT X develop new production line construction project in almost in every year as a strategy of business expansion. It was related to market growth as an increasing trend of product demand. Objective of those project are to build a new production line that could operate on the expected time or faster than could create high productivity in efficient production process. On last project, there was classic problems like delay, over budget, than when the production line operated, there were not perform well. Therefore in this research would be designed a method of performance management with balance scorecard to force the project management to achieve on the desire level. Balanced scorecard not just objected to assess how well or how poor the project was rolled out, but to direct all element to keep focus on the strategy. That strategy is a path to achieve the best performance. With this method there would be some measurement with key performance indicators in which designed to monitor the achievement of performance to the defined target. It is a base line to formulate future strategy as a continual improvement programs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41064
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amanatu Koncoro Al Qusaeri
"Banyak tools atau metode untuk mengukur kinerja suatu Iembaga atau organisasi, salah satu tools atau metode yang bisa digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja Iembaga atau organisasi itu adalah Balanced Scorecard. Tool ini juga dapat menjabarkan visi dan strategi lembaga menjadi aksi. Balanced Scorecard memberikan seperangkat ukuran bagi pencapaian strategi lembaga dan memberi kan kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis.
Penelitian ini dilakukan dilatarbelakangi oleh perlunya penerapan Balanced Scorecard di LP Pribadi. LP Pribadi belum memiliki Sebuah metode pengukuran kinerja yang menyeluruh yang mencakup seluruh aspek manajemen unluk menerjcmahkin visi dan strateginya dalam sasaran yang jelas dan terukur.
Sasaran-sasaran strategis kerangka balanced scorecard Lembaga Pendidikan Pribadi didapat melalui penyebaran kuisioner kepada penentu kebijakan lembaga. Penyebaran ini dimaksudkan untuk melibatkan lembaga dalam menentukan sasaran strategisnya. Dari kuisioner, didapatkan dua sasaran strategis untuk perspektif keuangan, lima sasaran strategis untuk perspektif pelanggan, empat sasaran strategis untuk perspektif proses bisnis internal dan empat sasaran strategis untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengukuran kinerja Lembaga Pendidikan Pribadi dengan menggunakan kerangka balanced scorecard untuk masing-masing perspektif memberikan hasil yang bervariasi. Secara umum pada period 2000-2003, kinerja Lembaga Pendidikan Pribadi berhubungan dengan sasaran strategis perspektif keuangan dan pelanggan mengalami perbaikan. Peningkatan nilai UAN SLTP Pribadi terjadi pada tahun ajaran 2002/2003 dengan nilai rata-rata 7,5, 0,83 Iebih tinggi dari tahun ajaran sebelumnya. Pencapaian sasaran strategis perspektif pembelajaran dan pertumbuhan belum bisa diukur dengan baik mengingat beberapa indikator ukuran hasil belum terdokumentasi termasuk indeks kepuasan karyawan.

Many tools or methods are used ro measure performance of an institution or an organisation. Balanced scorecard is one of them. It enables the organization to translet its mission into action. Balanced scorecard provides framework to performance measurement and company's straregic managerneni system.
This research based on the need of balanced scorecard's implementation at LP Pribadi. LP Pribadi has not yet have any comprehensive performance measurement tool that cover all management aspecis to translate itrs vission, mission and strategy into action.
The balanced scorecard design of LP Pribadi is buili by using questioers given to its decision makers to involve the inslitution to decide its objectives. From those questioner, we got two objectives for financial perspective, five objectives for customer perspective, four objectives for internal process perspective, and four objectives for learning and growth perspectives.
The performance measurement of LP Pribadi using balanced scorecard design gave different results for each perspective. ln 2000-2003 period financial and cusiorner performance increased The average of UAN in 2002/2003 is 7,5, 0,8 more than a year before. Performance of learning and growrh perspeciive could not be well measured because of lack of some lack indicators data include worker satisfaction index.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantoruan, Nony Matilda Helena
"Dewasa ini, kesadaran publik terhadap akuntabilitas pemerintah semakin meningkat. Masyarakat menjadi semakin kritis dalam mengevaluasi kinerja lembaga publik. Salah satu metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja organisasi adalah balanced scorecard (BSC). BSC merupakan suatu sistem manajemen untuk membantu menerjemahkan visi dan misi organisasi menjadi sebuah strategi dalam pencapaian visi tersebut, serta melakukan pengukuran kinerja organisasi berdasarkan 4 (empat) perspektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan balanced scorecard terhadap nilai kinerja organisasi pada Kementerian dan Lembaga. Metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM). Dari estimasi, diperoleh hasil bahwa BSC berpengaruh sebesar 1,179 poin terhadap nilai kinerja organisasi. Ketika dilakukan estimasi terpisah antara Kementerian dan Non Kementerian ternyata BSC tidak berpengaruh pada sub sample Kementerian, sedangkan pada sub sample Non Kementerian BSC berpengaruh sebesar 2,755 poin. Ini berarti bahwa penerapan BSC tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai kinerja organisasi pada Kementerian dan Lembaga.

Nowadays, public awareness of government accountability is increasing. The public is becoming more critical in evaluating the performance of public institutions. One of the methods used in measuring organizational performance is the balanced scorecard (BSC). BSC is a management system to help translate the vision and mission of the organization into a strategy in achieving the vision, as well as measuring organizational performance based on 4 (four) perspectives. This study aims to find out how the impact of the application of the balanced scorecard on the value of organizational performance in Ministries and Institutions. The method that the author used in this study was the Fixed Effect Model (FEM). From the estimate, the results were obtained that BSC had an effect of 1,179 points on the value of organizational performance. When a separate estimate was carried out between Ministries and Non-Ministries, it turned out that BSC had no effect on the Ministry sub-sample, while in the Non-Ministerial sub-sample BSC had an effect of 2,755 points. This means that the application of BSC does not have much effect on the value of organizational performance in Ministries and Institutions."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gama Widyaputra
"ABSTRAK
Organisasi yang dibentuk dengan tujuan tertentu menerlukan suatu alat untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai, untuk mengetahui pencapaian tujuan tersebut digunakan pengukuran kinerja (performance measurement). Ada beberapa jenis performance measurement dan salah satunya pengukuran non tradisionil adalah balanced scorecard dengan keunggulan dapat mengukur hal-hal non finansial dan juga menyeimbangkan keempat misi kinerja. Pengukuran kinerja yang selama ini berjalan di PERTAMINA walau belumn dijalankan secara menyeluruh, masih bersifat tradisional dan hanya berdasarkan kinerja keuangan dan praduktifitas. Sedangkan dalam menghadapi tantangan masa datang di mana unit operasi akan menjadikan Strategic Business Unit (SBU) yang memberikan keuntungan baik secara financial maupun non finansial, SBU harus memiliki tujuan strategic dalam rangka menjalankan perusahaan yang berdasarkan Visi dan Misi. Pembuatan Balanced scorecard di unit operasi perkecil di Oil PPDN yaitu depot berguna untukmengukur pencapaian target yang telah ditentukan sebelumnya. Balanced scorecard adalah suatu alatukur yang didasari atas empat perspeklif ukuran yaitu financial, konsumen, bisnis internal dan belajar dan pertumbuhan yang saling diseimbangkan (balanced). Dari pembuatan Balanced scorecard untuk depot Lubuk Linggau sebagai studi kasus ternyata Balanced scorecard dapat diimplementasikan dengan hasil pengukuran yang informant terdapat nilai kenaikan positif 3% pada perspektif keuangan, negatif (-14%) dari perspektif konsumen, positif 23% pada bisnis internal, dan positif 2% pada belajar dan perhrnrbuhan. Nilai pasitif berarti kinerja diatas target sedangkan nilai negatif menunjukan kinerja dibawah target, dan pengukuran kinerja depot Lubuk Linggau tersebut diketegarikan menjadi depot dengan kinerja baik Selain sebagai alai ukur Balanced scorecard dapat memberikan indicator untuk manajernen mengenai kinerja, sehingga pihak managemen dapat menentukan inisiatf yang akan diarahkan untuk mencapai tujuan strategis.
Dengan menggunakan Balanced scorecard didepot Lubuk Linggau dapat disimpulkan bahwa alat ukur ini dapat digunakan dan dikembangkan di Unit PPDN II dan Unit lainnya serta tidak tertutup kemungkinan dengan modifkasi dapat digunakan pada organisasi lain.

An Organization needs took to evaluate its objective achievement. The tool that can be used for this purpose is performance measures. There are several types of performance measurement, one of them is balanced score card that can measure and can balance financial factors and non financial factors. PERTAMINA has a traditional one that measures on financial productivity aspect although these measures have not been used comprehensively. In the future PERTAMINA should build a Strategic Business Unit (SBU) for its operation unit that can give profit in financial aspect and advantages in non finance aspect. The SBU must have objectives to run the company by vision and mission. The balanced scorecard for the lower operation unit or fuel terminal in Div PPDN was used to measure the objective target that has been determined Balanced scorecard is a performance measurement basically uses 4 balanced perspectives ; finance, customer, internal business, learning and growth. The application of balanced scorecard in Lubuk Linggau free terminal as a case study has shown that this tool can be implemented. The measurement result are positives3% for finance, negatives (-I4%) for customer. positives 23% for internal business, and positives 2% for learning and growth. Positives value means the performance is higher than the large!, and negative value means the performance is lower than the Target, this measurement give result that the Lubuk Linggau fire terminal has Good category in performance. The result of balanced scorecard measurement can be an indication of organization performance so that the management can make proper initiatives to meet the strategic objectives.
As a conclusion, balanced scorecard can be applied in Lubuk Linggau fuel terminal and developed in Unit PPDN II and other units; modification of this measurement is still possible to other organization."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sukma Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan prioritas strategi Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Kinerja lembaga akan diukur dengan menggunakan BSC, dilanjutkan dengan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan AHP. Hasil penelitian pengukuran kinerja dengan metode BSC menunjukkan bahwa LAZ DD secara keseluruhan sudah mampu mengelola organisasinya dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari keempat perspektif BSC, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran yang mempunyai kinerja yang baik. Perspektif keuangan mempunyai kinerja yang rasio rata-ratanya meningkat sekitar 1,93% tiap tahunnya. Perspektif pelanggan mempunyai kinerja yang baik, diiringi dengan pertumbuhan jumlah donatur baru dan penerima bantuan yang rata-rata meningkat di atas 30% tiap tahunnya. Perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran juga mempunyai kinerja yang baik pula. Metode AHP digunakan dalam merumuskan strategi terbaik melalui perbandingan berpasangan dengan menghasilkan perspektif pelanggan (34%) pada peringkat pertama. Prioritas kedua adalah perspektif keuangan (31%). Prioritas ketiga adalah perspektif proses bisnis internal (19%) dan prioritas terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (15%).

This study aims to determine the performance and strategic of Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa (LAZ DD) using the Balanced Scorecard approach (BSC) and the Analytical Hierarchy Process (AHP). Institutional performance will be measured using the BSC, followed by prioritization strategies using AHP. The results of performance measurement with BSC method showed that the overall LAZ DD has been able to manage the organization well. It can be seen from the four BSC perspectives, namely financial perspective, customer, internal business process and learning and growth, which has good performance. Performance of the financial perspective has average ratio increased by about 1.93% per year. Customer perspective has good performance, coupled with growth in the number of new donors and beneficiaries increased by an average of 30% each year. Internal business process perspective and learning and growth perspective also has a good performance. AHP method is used to formulate the best strategy through pairwise comparisons by generating perspective customers (34%) in the first rank. The second priority is the financial perspective (31%). The third priority is the internal business process perspective (19%) and the last priority is the perspective of learning and growth (15%)."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Malvin Turangan
"Balanced scorecard merupakan pengukuran kinerja yang tidak hanya mempertimbangkan faktor finansial sebagai tolak ukurnya, melainkan juga melibatkan perspektif pelanggan. Dengan Balanced scorecard, pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan dapat memandang perusahaan dari berbagai perspektif secara simultan serta menghubungkan antar tolok ukur bisnis dengan strategi perusahaan sehingga tercipta apa yang disebut dengan organisasi yang berfokus pada strategi (strategy focused organization).
Hasil penelitian diperoleh kerangka Balanced scorecard yang terdiri dari sasaran strategis, tolok ukur, target yang ingi dicapai dan action plan yang akan dilakukan untuk perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Balanced scorecard is performance measurement that not only consider financial factor as its yardstick but also entangle in perspective customer in perspective internal business process and in company can look into company from various of in perspective simutaneous and connective between business measuring rod and corporate strategy so its created what are called and organization that focus at strategy (strategy focused organization).
Research result is obtained balanced scorecard framework that consist of strategic target, measuring rod, goals that wish reached by nad action plan that will be conducted company for in perpective financial customer, internal bussiness process, and study and growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27054
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulfa
"ABSTRAK
Pada era pasar bebas, pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat
penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk
menilai keberhasilan perusahaan. Selama ini, pengukuran kinerja hanya menitikberatkan
pada sisi keuangan dan mengorbankan aspek - aspek non keuangan.
Balanced scorecard merupakan suatu sistim manajemen strategik yang komprehensif
yang mampu memberikan kerangka yang jelas dan masuk akal bagi jajaran manajemen
dan seluruh personil perusahaan untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui berbagai
kinerja non keuangan yaitu kinerja yang berasal dari perspektif pelanggan, proses bisnis
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Disamping itu, balanced scorecard tidak
hanya mengukur hasil akhir (outcome) tetapi juga aktivitas penentu hasil akhir (driver).
Perusahaan perseroan ( Persero ) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ( TELKOM )
adalah salah satu BUMN di Indonesia yang menyelenggarakan jasa tel.ekomunikasi.
Diberlakukannya UU Telekomunikasi No. 36 tahun 1999 tentang pelaksanaan
liberalisasi sektor telekomunikasi di Indonesia telah mendorong TELKQM, sesuai
dengan visinya, untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki agar tetap
menjadi pemimpin di bidang industri jasa telekomunikasi. Untuk itu, TELKOM telah
membuat suatu program yang disebut Program T - 2001 yang merupakan rencana
strategis untuk mempersiapkan TELKOM menjadi operator berstandar kelas dunia atau
world class operator ( WCO ).
Program T - 2001 terdiri dari 10 indikator utama dan 63 indikator penunj ang yang
mencakup empat program utama yang meliputi aspek keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa Program T - 2001 TELKOM sebagai suatu
program balanced scorecard yang mencerminkan adanya hubungan sebab - akibat
diarttara indikator - indikator yang ada, mengidentifikasi iead dan lag indicators dan
saling keterkaitan diantara indikator - indikator tersebut.
Berdasarkan analisa yang dilakukan diketahui bahwa Program T - 2001 TELKOM
merupakan suatu kelompok indikator yang komprehensif tetapi belum sepenuhnya
dianggap sebagai suatu balanced scorecard karena tidak adanya hubungan sebab -
akibat yang merupakan syarat utama dari suatu balanced scorecard. Selain itu, Program
T - 2001 TELKOM belum mengidentifikasi indikator yang menjadi lead dan lag
indikator , tidak adanya saling keterkaitan antara satu indikator dengan indikator lainnya
dan tolok ukur yang dipilih sebagai indikator adalah tolok ukur yang merupakan
persyaratan untuk menjadi operator kelas dunia dan bukan merupakan sasaran strategik
perusahaan.
Untuk penerapan Program T - 2001 sebagi suatu penerapan balanced scorecard yang
dapat membantu manajemen untuk mengkomunikasikan, mengkoordinasi dan
mewujudkan berbagai sasaran strategik yang telah ditetapkan maka Program T - 2001
hams memasukkan hubungan sebab - akibat, menentukan lead dan lag indicators dan
keterkaitan dari berbagai perspektif Setiap sasaran strategik yang dipilih dalam
perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan pertumbuhan
harus bermanfaat untuk mewujudkan sasaran strategik dari perspektif keuangan.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>