Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58023 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasna Dania
"ABSTRAK
Puisi Laa Tar?al? dibuat oleh seorang ekonom asal Yordania yang bernama Raed Muhammad al-Hamouz. Dengan latar belakang pendidikan yang unik, ia berhasil memenangkan banyak penghargaan atas karyanya sebagai penyair puisi. Tujuan penelitian pada jurnal ini adalah untuk memaparkan dan memahami gaya bahasa yang membangun puisi ini. Jurnal ini menggunakan teori stilistika untuk memahami gaya bahasa yang terdapat dalam puisi Laa Tar?al?. Untuk memahami gaya bahasa puisi Laa Tar?al?, penulis menggunakan teori enjambemen dan teori ilmu bal?gah, yaitu ilmu ma rsquo;an? dan ilmu bad? lsquo;. Enjambemen banyak dilakukan di dalam puisi ini untuk memberikan makna mendalam serta penekanan terhadap makna-makna dalam larik-larik puisi yang bertemakan tentang perpisahan. Untuk ilmu bal?gah yang digunakan, unsur yang paling banyak disebutkan dari ilmu ma rsquo;an? adalah unsur f? rsquo;idah al-khabar. Dari segi ilmu bad? lsquo;, puisi ini diteliti dengan menggunakan unsur saja lsquo; untuk melihat keindahan susunan rangkaian kata-katanya. lsquo;Dari teori-teori yang telah diteliti, dapat disimpulkan bahwa puisi Laa Tar?al? adalah puisi yang memiliki bahasa yang mudah dimengerti dan memiliki tema kesedihan, yaitu seseorang yang ditinggal pergi oleh kekasihnya.

ABSTRACT
AbstractThe poem Laa Tar ali was made by a Jordanian economist named Raed Muhammad al Hamouz. With his unique educational background, he has won many awards for his work as a poet. The purpose of this journal to describe and understand the style of language that builds the poem. This journal uses the stylistic theory to understand the style of language contained in the poem Laa Tar ali. To understand the style of language in Laa Tar ali, the writer uses the theory of enjambment and the science of bal gah, which are ma 39 an and bad 39 . The enjambment is often used in this poem to give a deep meaning and emphasized meaning in the lines of a poem with the subject of separation. For the science of bal gah used, the most widely mentioned element of ma 39 an rsquo is the element of f 39 idah al khabar. In terms of bad 39 , this poem is examined by using the element of saja rsquo to see the beauty of the arrangement of the sequence of words. From the theories that have been studied, it can be concluded that the poem Laa Tar al is a poem that has a language that is easy to understand and has a theme of sadness, which is someone whose left by his lover. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kahar Dwi Prihantono
"Penelitian ini menganalisis stilistika sastra Seno Gumira Ajidarma (SGA) dalam cerita pendek “Rembulan dalam Capucino” dari sudut pandang postmodern Lyotard. Dengan menggunakan metode deskriptif, penulis menemukan kepostmodernan gaya SGA yang melibatkan sekurang-kurangnya tujuh gaya postmodernisme, yakni fragmentasi, permainan bahasa yang sublim, pastiche, parodi, kitsch, camp, dan skizofrenia. Gaya fragmentasi terlihat pada gaya penggabungan sejumlah fragmen terpisah tentang rembulan sehingga menciptakan makna baru. Permainan bahasa yang sublim tampak pada permainan SGA mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Gaya pastiche terlihat pada pengutipan puisi Pablo Neruda yang menceritakan singkatnya mencintai seseorang dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melupakan seseorang. Gaya parodi terlihat pada penukaran rembulan dengan soto Betawi di restoran Italia. Gaya kitsch, Gaya camp muncul pada peniadaan nama-nama tokoh selayaknya cerpen kebanyakan. Gaya skizofrenia muncul pada pengisahan SGA mengenai rembulan yang dapat dijadikansebagai tanda atau simbol makna yangbergeser antara penanda danpetandanya. Ketika makna rembulan yang telah mapan mengacu pada ‘benda langit yg mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari’ dan ‘kecantikan malam’, SGA menggeser maknanya sebagai sebuah beban melupakan seseorang.

Theresearch analyzes literary stylistics ofSeno Gumira Ajidarma’s short story,"Rembulan dalam Capucino ",by taking advantages ofLyotard’spostmodernismperspectives. By applying andescriptivemethod, the writer found postmodern storytelling stylisticsinvolving at least sevenpostmodern styles,namely fragmentation, sublim language play, pastiche, parody, kitsch, camp, and schizophrenia. Fragmentation wasfoundin the styleof merging separate fragments of rembulan andcreating its new meanings.Sublimelanguage play wasseen on SGA trials tochange something impossible to be possible. Pastiche style wasseen in the quotation of Pablo Neruda's poem which expressed it took a glance to lovesomeone and it took a very long timeto forget someone. Parodic style was seen inthe exchange of “moon”for“soto Betawi”in Italian restaurant. Camp appearedin the elimination of characters’names as in common short stories. Schizophrenia aroseat SGA's story about a“moon”(rembulan) that couldserve as a sign or symbol of shifted meaningbetween the marker and the mark. When the established meaning of the “moon”(rembulan) referred to the 'celestial bodies which surround the earth, shine at night by the reflection of the sun' and 'night beauty', SGA shiftedits meaning as a burden of forgetting someone."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018
400 JIKKT 6:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widdowson, H.G.
Surabaya : Airlangga University Press, 1997
407 WID s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Safina Salma Sa`Adah
"Penelitian ini dilakukan untuk menemukan gaya bahasa yang digunakan dalam prosa berupa cerpen bahasa Arab berjudul Perempuan yang mengalahkan Setan atau “امرأة غلبت الشيطان”. Cerita ini merupakan salah satu cerpen dalam buku kumpulan cerita Arinillah karya Taufiq Al-Hakim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Landasan teori yang peneliti gunakan adalah teori gaya bahasa dalam buku Intisari Sastra Indonesia (Mulyadi: 2017). Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku-buku, artikel, dan skripsi. Hasil analisis data yang ditemukan oleh peneliti terdapat dua belas gaya bahasa yang ada dalam cerpen. Gaya bahasa yang paling banyak ditemukan dalam cerpen ini adalah sinestesia terdapat empat kalimat, retorik terdapat dua kalimat, hiperbola terdapat dua kalimat, sarkasme terdapat satu kalimat, sinisme terdapat satu kalimat, koreksio terdapat satu kalimat, simile terdapat satu kalimat, simbolik terdapat satu kalimat, sinekdoke pars pro toto terdapat satu kalimat, personifikasi terdapat satu kalimat, alegori terdapat satu kalimat, dan metafora terdapat satu kalimat.

This research was conducted to find the stylistics used in prose in the form of an Arabic storiette entitled Woman who defeated Satan or "امرأة غلبت الشيطان". This storiette is one of the storiette in the book collection of Arinillah stories by Taufiq Al-Hakim. The method used in this research is descriptive qualitative method. The theoretical basis that the researchers use is the theory of language styles in the book Intisari Sastra Indonesia (Mulyadi: 2017). The sources used in this research are books, articles and theses. The results of the data analysis found by the researcher were that there were twelve stylisyics in this short story. The stylistics that is most often found in these short stories is synesthesia which has four sentences, rhetoric has two sentences, hyperbole has two sentences, sarcasm has one sentence, cynicism has one sentence, correction has one sentence, simile has one sentence, symbolic there is one sentence, sinekdoke pars pro toto has one sentence, personification is one sentence, allegory has one sentence, and metaphor has one sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Andres
"Stilistika adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji aspek tertentu dalam variasi bahasa yang disebut style atau gaya. Perangkat stilistika terdiri atas kategori linguistik dan stilistika. Yang pertama mencakup sistem bahasa atau kaidah-kaidah yang menyusun sebuah bahasa. Yang kedua adalah elemen gaya yang menyangkut cara berekspresi. Skripsi ini membahas tentang bagaimana unsur-unsur leksikal, analisis percakapan, teori tindak tutur, dan penyajian pikiran pengarang mendukung tema cerita. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan stilistika, yaitu pendekatan yang didasari pada intuisi terhadap teks yang akan dianalisis, kemudian mengumpulkan data-data konkret untuk mendukung intuisi tersebut. Dari hasil analisis dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemilihan unsur-unsur leksikal, tindak tutur, analisis percakapan dan penyajian pengarang mendukung tema cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S14072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaisya Fitriasari
"ABSTRAK
Puisi yang merupakan hasil ekspresi sesorang yang dituangkan dalam tulisan menciptakan berbagai interpretasi tergantung pada pemahaman setiap individu yang menganalisisnya. Dalam jurnal ini, penulis memaparkan tentang analisis dari sebuah puisi yang berjudul Ighdhab. Puisi ini ditulis oleh seorang penyair masyhur dari Damaskus, Suriah bernama Nizar Qabbani. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk memaparkan unsur yang membentuk puisi Ighdhab karya Nizar Qabbani, mulai dari latar belakang dan biografi penyair puisi, struktur dan isi yang ada dalam puisi, serta mengetahui makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui puisi Ighdhab dengan cara menganalisis setiap larik dari puisi ini menggunakan berbagai aspek seperti analisis struktur puisi dan analisis intrinsik puisi. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan struktural semiotik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis struktur dan isi pada puisi dilihat dari bait, enjambemen, aspek semiotik, tipografi, isotopi, dan unsur retorika balaghah . Sebelum menganalisis, penulis menerjemahkan puisi ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu kemudian mengumpulkan data mengenai ilmu dari aspek-aspek puisi yang akan digunakan dalam analisis puisi ini. Apabila data sudah terkumpul, dan materi sudah dipahami, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis isi dari puisi ini. Berdasarkan hasil analisis struktur dan isi, puisi Ighdhab termasuk ke dalam puisi yang mudah dicerna dan dipahami karena penggunaan gaya bahasa yang lugas, sederhana tetapi bermakna, dominasi penggunaan diksi yang bermakna eksplisit, dan retorika yang didominasi oleh ilmu ma rsquo;ani menjadikan puisi Ighdhab karya Nizar Qabbani termasuk dalam jenis puisi diafan.

ABSTRACT
Poem is the result of the expression of someone that was poured in writing creates various interpretations depending on the understanding of each individual who analyzes it. In this journal, the author describes the analysis of a poem titled Ighdhab. This poem was written by a famous poet from Damascus, Syria named Nizar Qabbani. The purpose of this journal is to describe the elements that make up the poetry of Ighdhab by Nizar Qabbani, from the background and biography of the poem, the structure and contents of the poem, and to know the meaning and message that the writer wishes to convey through Ighdhab poem by analyzing each array of these poems uses various aspects such as the analysis of poetic structure and intrinsic analysis of poem. The method used by the authors in this study is descriptive analytical with semiotic approach structural. The theory used in this research is the theory of structural analysis and content in poem seen from the stanza, enjambemen, semiotic aspects, typography, isotopi, and element rhetoric balaghah . Before analyzing, the author translated the poem into Indonesian first and then collected data on the science of the aspects of poetry that will be used in the analysis of this poem. When the data has been collected, and the material is understood, the next step is to analyze the contents of this poem. Based on the results of structural analysis and content, the Ighdhab poem belongs to an easily digestible poem and is understood because the use of straightforward, simple but meaningful language styles, the dominance of explicitly explicit usage, and the dominating rhetoric of ma 39 ani makes the Ighdhab poem by Nizar Qabbani is included in the type of diafan poem."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Zakiyah
"Puisi sudah dikenal oleh bangsa Arab sejak zaman jahililyah dan berkembang hingga hari ini. Setelah Islam datang, bangsa Arab mulai mengalami perubahan yang signifikan, mulai dari kehidupan, kepercayaan, hingga puisi dan prosa arab pun semakin berkembang. Fokus puisi setelah kedatangan islam menjadi lebih ke arah semangat spiritual. Puisi I?tiraf Abu Nawas merupakan salah satu puisi arab yang terpengaruh oleh nilai-nilai spiritual Islam yang sangat kental. Abu nawas merupakan seorang penyair besar pada zaman dinasti Abbasiyyah (750 M ? 1258 M) dengan nama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Keindahan puisi arab dapat dilihat dan diukur oleh ilmu puisi dan ilmu retorika bahasa Arab yang merupakan rumpun dari ilmu-ilmu bahasa Arab. Puisi yang ditulis secara jujur oleh Abu Nawas merupakan sebuah rayuan serta do?a yang tersusun dari diksi yang indah dan mengandung makna yang sangat dalam.

Poem has been known by Arabs since the time of ignorance and thrive to this day. After Islam comes, the Arabs began to change significantly, ranging from life, beliefs, poetry and prose to Arabic was growing. The focus of the poem after the arrival of Islam became more toward the spiritual fervor. I'tiraf poem by Abu Nawas is one that is influenced by Arabic poetry spiritual values ​​of Islam that is very thick. Abu nawas is a great poet in the time of the dynasty of abasiya (750 AD - 1258 AD) with the original name of Abu Ali al-Hasan ibn Hani al-Hakami. The beauty of Arabic poem can be seen and measured by science poetry and rhetoric Arabic sciences which are clumps of Arabic sciences. Poems written honestly by Abu Nawas is a seduction and prayers are composed of beautiful diction and contain deep meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Astriawati Ningrum
"Penelitian mengenai link nasyid Snada, Izzatulislam, dan Gradasi yang mempergunakan analisis stilistik dan tematik dilakukan untuk menguraikan unsur_unsur stilistik apa saja yang digunakan dalam pencapaian tema dan amanat dalam link nasyid serta menunjukkan kecenderungan stilistik dan tematik link-link nasyid Snada, Izaatulislam, dan Gradasi. Dari 8 album yang sudah diproduksi Snada, 10 album Izzatulislam, dan 4 album Gradasi, kemudian dipilih secara random atau acak 5 link yang dianggap mampu mewakili kekhasan stilistika masing-masing tim. Lirik-lirik tersebut kemudian dianalisis secara stilistik untuk mengetahui kecenderungan stilistika dari masing-masing tim. Setelah itu, dianalisis pula kecenderungan tematik lirik-lirik tersebut sebagai pembuktian bahwa stilistika berkaitan erat dengan tema, begitu pula sebaliknya. Hasilnya, lirik-lirik nasyid Snada yang mengangkat tema besar ketakwaan dan kemanusiaan melalui nasihat dan ajakan, disampaikan melalui kalimat-kalimat imperatif-persuasif. Penggunaan kosakata yang umum digunakan dan bermakna denotatif dimaksudkan agar pesan dapat disampaikan dengan tepat kepada pendengar. Bahasa kias yang digunakan pun umumnya adalah bahasa kias yang sarat pengandaian dan merujuk pada tokoh atau perbuatan yang mencerminkan ketakwaan dan kemanusiaan tersebut. Hampir sama dengan Snada, Izzatulislam pun memanfaatkan kalimat-kalimat imperatif untuk mendukung tema jihad yang diangkat dalam iirik-liriknya. Namun, kalimat-kalimat imperatif yang digunakan oleh Izzatulislam lebih bemuansa provokatif. Pemanfaatan kalimat-kalimat imperatif-provokatif ini ditujukan untuk menggugah pendengar untuk berjihad dalam berbagai bentuk. Penegasan tema jihad ini juga dipertegas dengan munculnya kata-kata bernuansa sarkas dan non-eufemistis. Berbeda dengan dua tim nasyid sebelumnya, Gradasi yang mengangkat tema yang lebih beragam, yaitu keadilan, kepahlawanan, cinta, dan keindahan alam, tampaknya berusaha menghindari nuansa imperatif dalam lirik-liriknya. Gradasi justru lebih banyak menggunakan kalimat-kalimat deklaratif-naratif untuk menggambarkan tema-tema tersebut. Istilah-istilah geografis juga dipergunakan dalam lirik-lirik yang berbicara mengenai keindahan alam. Penggunaan kalimat deklaratif-naratif sengaja dilakukan oleh Gradasi untuk menghindari kesan menggurui dalam lirik-liriknya. Selain unsur-unsur stilistika di atas, ketiga tim tersebut juga menggunakan kata serapan bahasa Arab dalam liriknya. Kata serapan tersebut sebagai simbol keislaman yang menjadi ciri khas nasyid. Seperti halnya sebuah puisi, rima digunakan oleh Snada dan Izzatulislam sebagai sarana puitik. Sementara repetisi digunakan oleh ketiga tim sebagai alat pemertahanan topik dan intensifikasi makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nurfajri
"ABSTRAK
Penelitian ?Puisi Polemik Al-Farazdaq dan Jarir pada Masa Dinasti Umayyah (661 M-749 M)?
mengkaji tentang perseteruan yang terjadi antara penyair terkenal pada masa Dinasti Umayyah
yaitu al-Farazdaq dan Jarir. Secara lebih rinci penelitian ini akan membahas tentang
perkembangan tema puisi Arab pada masa Dinasti Umayyah, biografi al-Farazdaq, biografi Jarir,
puisi polemik karya al-Farazdaq kepada Jarir, puisi polemik karya Jarir kepada al-Farazdaq.
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel jurnal ini adalah metode studi pustaka dengan
teori pendekatan sejarah sastra Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi dan pengkajian tentang puisi polemik antara al-Farazdaq dan Jarir. Temuan dari
penulisan artikel jurnal ini bahwasanya al-Farazdaq dan Jarir saling berpolemik melalui puisi
bertemakan hija‟ (ejekan) dan naqa‟idh (polemik). Al-Farazdaq menyerang Jarir melalui puisi
polemiknya, dengan membanggakan kaumnya (Bani Tamim) dan mengejek Jarir (kaum Bani
Kulaib). Jarir membalas puisi naqa‟idh (polemik) al- Farazdaq dengan cara membalikkan fakta.
Tema puisi naqa‟idh (polemik) berkembang pesat pada masa Dinasti Umayyah.ABSTRACT
The article ?Polemic Poem by al-Farazdaq and Jarir in The Period of Umayyah Dinasty (661-749
c)? talks about the conflicts between two famous poets, al-Farazdaq and Jarir, in the period of
Umayyah dynasty. This article explains the development of Arabic poetry themes in the period
of Umayyah dynasty, al-Farazdaq biography, Jarir biography, polemic poem by al-Farazdaq to
Jarir, and polemic poem by Jarir to al-Farazdaq. This article uses literature review and historical
approach of Arabic literature as its method. The purpose of this article is to give information and
explanation about polemic poem between al-Farazdaq and Jarir. This article discovers that alFarazdaq and Jarir give their polemic to each other by poem themed hija‟ (mockery) and naqa‟idh (polemic). Al-Farazdaq hits Jarir by his polemic poem which talks about his pride on
Tamim tribe and mocks Jarir from Kulaib tribe. Meanwhile, Jarir answers al-Farazdaq by
reverses the fact. The theme of naqa‟idh (polemic) develop rapidly in the period of Umayyah
dynasty. ;The article ?Polemic Poem by al-Farazdaq and Jarir in The Period of Umayyah Dinasty (661-749
c)? talks about the conflicts between two famous poets, al-Farazdaq and Jarir, in the period of
Umayyah dynasty. This article explains the development of Arabic poetry themes in the period
of Umayyah dynasty, al-Farazdaq biography, Jarir biography, polemic poem by al-Farazdaq to
Jarir, and polemic poem by Jarir to al-Farazdaq. This article uses literature review and historical
approach of Arabic literature as its method. The purpose of this article is to give information and
explanation about polemic poem between al-Farazdaq and Jarir. This article discovers that alFarazdaq and Jarir give their polemic to each other by poem themed hija‟ (mockery) and naqa‟idh (polemic). Al-Farazdaq hits Jarir by his polemic poem which talks about his pride on
Tamim tribe and mocks Jarir from Kulaib tribe. Meanwhile, Jarir answers al-Farazdaq by
reverses the fact. The theme of naqa‟idh (polemic) develop rapidly in the period of Umayyah
dynasty. ;The article ?Polemic Poem by al-Farazdaq and Jarir in The Period of Umayyah Dinasty (661-749
c)? talks about the conflicts between two famous poets, al-Farazdaq and Jarir, in the period of
Umayyah dynasty. This article explains the development of Arabic poetry themes in the period
of Umayyah dynasty, al-Farazdaq biography, Jarir biography, polemic poem by al-Farazdaq to
Jarir, and polemic poem by Jarir to al-Farazdaq. This article uses literature review and historical
approach of Arabic literature as its method. The purpose of this article is to give information and
explanation about polemic poem between al-Farazdaq and Jarir. This article discovers that alFarazdaq and Jarir give their polemic to each other by poem themed hija‟ (mockery) and naqa‟idh (polemic). Al-Farazdaq hits Jarir by his polemic poem which talks about his pride on
Tamim tribe and mocks Jarir from Kulaib tribe. Meanwhile, Jarir answers al-Farazdaq by
reverses the fact. The theme of naqa‟idh (polemic) develop rapidly in the period of Umayyah
dynasty. ;The article ?Polemic Poem by al-Farazdaq and Jarir in The Period of Umayyah Dinasty (661-749
c)? talks about the conflicts between two famous poets, al-Farazdaq and Jarir, in the period of
Umayyah dynasty. This article explains the development of Arabic poetry themes in the period
of Umayyah dynasty, al-Farazdaq biography, Jarir biography, polemic poem by al-Farazdaq to
Jarir, and polemic poem by Jarir to al-Farazdaq. This article uses literature review and historical
approach of Arabic literature as its method. The purpose of this article is to give information and
explanation about polemic poem between al-Farazdaq and Jarir. This article discovers that alFarazdaq and Jarir give their polemic to each other by poem themed hija‟ (mockery) and naqa‟idh (polemic). Al-Farazdaq hits Jarir by his polemic poem which talks about his pride on
Tamim tribe and mocks Jarir from Kulaib tribe. Meanwhile, Jarir answers al-Farazdaq by
reverses the fact. The theme of naqa‟idh (polemic) develop rapidly in the period of Umayyah
dynasty. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Intan Deliza
"Jurnal ini membahas tentang analisis makna puisi karya Munir Mezyed, seorang penyair asal palestina yang berjudul shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 menggunakan teori ilmu balaghah. Selain aspek retorika, penulis juga menggunakan teori strukturalisme puisi untuk meneliti puisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis puisi tersebut dan juga aspek retorika yang terdapat dalam puisi tersebut. Puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini memiliki tema ghazal, atau tema yang sering digunakan oleh penyair arab klasik untuk menggambarkan sosok wanita, namun seiring dengan kemajuan kesusastraan Arab, tema tersebut mengalami perluasan dalam fungsinya, kini tema tersebut sudah banyak digunakan tidak hanya untuk menggambarkan sosok wanita, tapi juga perasaan, gejolak, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh seorang wanita. Puisi ini termasuk ke dalam tema tersebut karena menggambarkan gejolak dan pengaruh ketika jatuh cinta kepada seorang wanita. Dari aspek retorika, puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini menggunakan ilmu bayan, ilmu ma rsquo;ani, dan ilmu badi rsquo;, namun ilmu badi rsquo; yang digunakan lebih sedikit di dalam puisi ini, yang lebih mendominasi yaitu ilmu bayan dan ilmu ma rsquo;ani. Puisi ini termasuk ke dalam jenis puisi prismatis karena mengandung banyak bahasa kias dan juga kosakata konotatif, sehingga sukar untuk diterka maksud dan tujuannyaKata kunci: Puisi, balaghah, Makna, Munir Mezyed.

This journal discusses the analysis of the meaning of a poem by Munir Mezyed, a Palestinian poet, entitled shuwarun fii Adh dzakirah. verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 using the theory of balaghah. In addition to aspects of the rhetoric, the author also uses structuralist theory of poetry to analyze the poem. The purpose of this study was to determine the types of poetry and rhetoric aspects contained in the poem. Poetry shuwarun fii Adh dzakirah verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 have ghazal theme, or a theme often used by classical Arabic poets to describe the female figure, but along with the advancement of Arabic literature, the theme was expanded in its function, the theme has now been widely used not only to describe the woman, but also feelings, turmoil, and the effect caused by a woman. The poem is included in this theme because it depicts the turmoil and influence when falls in love with a woman. When this poem viewed from the aspect of rhetoric,it uses ilmu bayan, ilmu Ma 39 ani, and also ilmu badi 39 , ilmu badi 39 used less in this poem, which dominates ilmu bayan and ilmu Ma 39 ani. This poem is included into the prismatic types of poetry because it contains a lot of figurative language and connotative vocabulary, so it is difficult to be able to guess the intent and purpose of this poemKeywords Poem, Balaghah, Meaning, Munir Mezyed
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>