Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhilah Rahmah
"Orang tua memainkan peran penting dalam pelaksanaan pendidikan inklusi. Tanpa orang tua yang menempatkan anaknya di sekolah, pendidikan formal tidak dapat berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan sikap orang tua siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Palsigung, Depok. Jumlah sampel yang diteliti adalah 88 orang tua siswa. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 86 orang 97.7 responden memiliki sikap yang positif dan 2 orang 2.3 responden memiliki sikap yang negatif. Perawat dan penyelenggara pendidikan inklusi diharapkan dapat bekerja sama membentuk iklim yang positif demi tercapainya tujuan diselenggarakannya program pendidikan inklusi.

Parents played an important role in the implementation of inclusive education. Without parents who put their children in school, formal education can not work. This research aims to understand the parents attitude toward student with disabilities in primary inclusive school. The design of this research is descriptive quantitative. The sample of this research are 88 parents of students in Primary School State Palsigunung, Depok. The research found that 86 respondents 97.7 have a positive attitude, while 2 respondents 2.3 have a negative attitude. Nurses and inclusive education providers are expected to work together for a positive condition in order to achieve the goals of inclusive education programs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Arta Uli
"Pelaksanaan pendidikan inklusif memberikan manfaat pada siswa berkebutuhan khusus untuk bisa mengembangkan keterampilan sosialnya guna mendukung proses belajarnya. Dukungan emosional guru memiliki peran penting untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, namun kedua hal tersebut akan semakin kuat hubungannya apabila guru memiliki sikap yang positif terhadap pendidikan inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat peran sikap guru terhadap pendidikan inklusif memoderasi hubungan dukungan emosional guru dan keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif (N = 374).
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Alat tes yang digunakan adalah Multidimensional Attitudes toward Inclusive Education Scale Versi Indonesia (MATIES VI) untuk mengukur sikap guru, kuesioner dukungan emosional guru, dan Social Skills Improvement System (SSIS) form guru untuk keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus. Hasil penelitian menemukan bahwa setiap komponen sikap guru tidak signifikan memoderasi hubungan dukungan emosional guru dan keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus.

The implementation of inclusive education benefits students with special needs to be able to develop their social skills to support their learning process. Teacher emotional support has an important role in developing students social skills, but the two things will be stronger if the teacher has a positive attitude towards inclusive education. This study aims to look at the role of teacher attitudes towards inclusive education moderate the relationship between teacher emotional support and social skills of students with special needs in inclusive primary schools (N = 374).
This research was conducted by quantitative methods. The test instrument used is the Multidimensional Attitudes toward the Indonesian Version of Inclusive Education Scale (MATIES VI) to measure teacher attitudes, teacher emotional support questionnaires, and the Social Skills Improvement System (SSIS) teacher form for social skills of students with special needs. The results found that each component of the teachers attitude did not significantly moderate the relationship between the emotional support of the teacher and the social skills of students with special needs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Ullynaria Doreen
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas dari pelatihan Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) untuk menumbuhkan sikap positif siswa reguler terhadap Siswa Berkebutuhan Khusus (SBK) di sekolah dasar inklusif. Pelatihan SERASI didasarkan pada model sikap Triandis (1971) yang meliputi 3 komponen: kognitif, afektif, dan perilaku. Penelitian kuasi-eksperimental dengan pre- and post-nonequivalent control group dirancang untuk melihat efektivitas pelatihan. Sebanyak 81 siswa berpartisipasi di dalam penelitian ini. Partisipan dibagi ke dalam kelompok kontrol (N = 48) dan kelompok eksperimental (N = 33). Kelompok eksperimen diberikan enam sesi pelatihan mengenai disabilitas. Materi pelatihan mengangkat topik mengenai disabilitas secara umum, disabilitas fisik, gangguan sensorik, disabilitas intelektual, kesulitan belajar dan autisme. Untuk mengukur efek dari pelatihan, Chedoke-McMaster Attitudes Towards Children With Handicaps (CATCH) digunakan untuk mengukur sikap siswa reguler dalam tiga kali pengukuran: sebelum pelatihan, sesaat setelah pelatihan, dan tiga bulan setelah pelatihan. Uji statistik T-test digunakan untuk menganalisa dampak pelatihan SERASI pada sikap siswa reguler terhadap SBK. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap yang signifikan antara sebelum (M=50.48, SD=3.76) dan setelah (M=49.67, SD=4.54) pelatihan SERASI, t(32)=1.092, p=0.283 dan tiga bulan setelah pelatihan, t(32)=0.910, p=0.37. Selain itu, tidak ada pula perbedaan perubahan sikap baik sebelum dan setelah pelatihan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, t(32)=1.092, p=0.283, dan tiga bulan setelah pelatihan t(32)=0.910, p=0.37. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan SERASI belum efektif dalam menumbuhkan sikap positif siswa reguler terhadap SBK.


ABSTRACT

This research aims to investigate the effectiveness of Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) training in improving regular students' positive attitude toward students with Special Educational Needs (SEN) in primary inclusive school. SERASI training is based on the Triandis model of attitudes which includes 3 components: cognitive, affective and behavioral. A quasi-experimental with pre- and post-nonequivalent control group was designed to examine the effectiveness of SERASI training. A total of 81 students participated in this study. Participants were divided into a control (n = 48) and an experimental group (n = 33). The experimental group attended six training sessions that spread in three-days. The training material covering topics about disabilities in general, physical disabilities, sensory disabilities, intellectual disabilities, learning difficulties, and autism. To establish the effect of the training program, Chedoke-McMaster Attitudes Towards Children With Handicaps (CATCH) were used to measure regular students' attitude at three moments: prior to the training, immediately after the training and three months after the training. A T-test was conducted to examine the impact of SERASI training to regular students' attitude toward students with SEN. The result shows that there was no significant difference between before (M=50.48, SD=3.76) and after (M=49.67, SD=4.54) the SERASI training t(32)=1.092, p=0.283, and three months after the training t(32)=0.910, p=0.37. Additionally, there was no significant difference between experimental and control group before to after training, t(32)=1.092, p=0.283, and three months after training, t(32)=0.910, p=0.37. Thus, the result did not suggest that SERASI training was an effective practice in promoting students' positive attitude toward students with SEN.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorfazly Oktaviani
"Pendidikan inklusi memberikan kesempatan kepada siswa berkebutuhan khusus untuk menerima kualitas pendidikan yang sama dengan siswa reguler pada umumnya. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap guru dan peer acceptance siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Inklusif Swasta. Penelitian diikuti oleh guru kelas (N=45) dan siswa reguler (N=294) kelas 4, 5 dan 6. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multidimentional Attitude toward Inclusive Education (MATIES) dan Peer Acceptance Scale (PAS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap guru dan peer acceptance siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Inklusif Swasta. Namun, ditemukan bahwa dari sikap guru komponen kognitif memiliki hubungan yang signifikan dengan peer acceptance siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Inklusif Swasta. Juga, tidak ditemukan perbedaan sikap guru antara guru yang memiliki pengalaman mengajar kurang dari 6 tahun dan guru yang memiliki pengalaman mengajar lebih dari 6 tahun.

Inclusive education provides the opportunity for students with special needs to receive the same quality of education to regular students in general. However, in practice there are still some obstacles. This study aims to determine the relationship between teacher attitude and peer acceptance of regular students towards student with special needs in inclusive private primary school. The study followed by classroom teachers (N = 45) and regular students (N = 294) of grade 4, 5 and 6. The measuring instrument used in this study is Multidimentional Attitude toward Inclusive Education (MATIES) and Peer Acceptance Scale (PAS).
The results showed that there was no significant relationship between teacher attitude and peer acceptance of regular students towards student with special needs in Inclusive Private Primary School. However, it was found that the cognitive component of teacher attitudes have a significant relationship with peer acceptance of regular students towards student with special needs in Inclusive Private Primary School. As well, there was no difference in the attitudes of teachers among teachers who have teaching experience less than 6 years and teachers who have teaching experience more than 6 years.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Marjani Qalbi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dengan peer acceptance siswa reguler terhadap anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif negeri. Sikap guru pada konteks pendidikan inklusif didefinisikan sebagai kecenderungan dalam memberikan respon terhadap anak berkebutuhan khusus baik secara kognitif, afektif, dan perilaku (Mahat, 2008). Peer acceptance didefinisikan sebagai sejauh mana individu mampu diterima secara sosial oleh kelompok teman sebayanya (Berk, 2007).
Penelitian ini dilakukan pada 11 sekolah dasar inklusif negeri di sekitar Jakarta, Depok, dan Bogor. Total responden penelitian ini adalah 50 guru dan 482 siswa reguler laki-laki dan perempuan kelas 4, 5, dan 6 SD.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Multidimentional Attitudes Towards Inclusive Education versi Indonesia (MATIES-VI) dari Mahat (2008) dan Peer Acceptance Scale (PAS) dari Piercy, Wilto dan Townsend (2002, dalam Jenkins & Lloyd, 2010). Teknik unit analisis kelas digunakan dalam penelitian ini dengan merata-ratakan skor siswa reguler dan mengorelasikannya dengan skor guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dengan peer acceptance siswa reguler terhadap anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif negeri (r=-0.196, p<0,05). Artinya, sikap guru yang positif tidak selalu diikuti oleh penerimaan teman sebaya oleh siswa reguler yang positif terhadap siswa berkebutuhan khusus.

This research was conducted to find the relationship between teacher`s attitude towards inclusive education with regular student`s peer acceptance towards student with special needs in inclusive public primary school. The teacher`s attitude in the context of inclusive education is defined as a tendency to respond to children with special needs both cognitive, affective, and behavioral (Mahat, 2008). Peer acceptance is defined as a degree to which an individual is able to be accepted socially by a group of peers (Berk, 2007).
This study was conducted in 11 inclusive public primary schools in Jakarta, Depok, and Bogor. Total respondents of this study were 50 teachers and 482 regular students boys and girls grade 4th, 5th, and 6th.
This study uses Multidimentional Attitudes Towards Inclusive Education Indonesian version (MATIES-VI) by Mahat (2008) and Peer Acceptance Scale (PAS) by Piercy, Wilto and Townsend (2002, in Jenkins & Lloyd, 2010). Unit analysis of class is used in this study by averaging the scores of regular student`s score and correlate it with the teacher`s scores.
The results showed that there was no significant relationship between the teacher`s attitudes towards inclusive education with regular students peer acceptance of children with special needs in inclusive public primary schools (r = -0196, p <0.05). It means, positive teacher`s attitude is not always following by positive regular student`s peer acceptance towards student with special needs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Fatia Qandhi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pelatihan mengenal siswa berkebutuhan khusus dalam menumbuhkan sikap positif calon guru PAUD dalam konteks
pendidikan inklusif. Penelitian ini menggunakan within-subject one group pretest posttest design. Partisipan penelitian adalah mahasiswa PG-PAUD semester 7 di salah satu universitas di Jakarta (n=19). Pelatihan berlangsung selama 675 menit dengan topik anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif. Modul pelatihan dirancang berdasarkan hasil studi literatur, landasan teori, dan analisis kebutuhan. Sebagai langkah untuk mengetahui efektivitas program pelatihan, sikap calon guru diukur menggunakan Multidimentional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES). Hasil uji signifikasi Wilcoxon Signed Rank menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada sikap calon guru setelah pelaksanaan pelatihan (p=0,004). Terdapat beberapa faktor yang dapat menjelaskan efektivitas pelatihan dalam menumbuhkan sikap
positif, diantaranya dilihat dari sudut pandang pembentukan sikap, strategi mengubah sikap, dan penggunaan experiential learning Kolb. Berdasarkan hasil uji statistik juga diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan skor sikap yang signifikan setelah tiga minggu
pelaksanaan pelatihan (p=0,219). Faktor yang diduga menyebabkan belum efektifnya pelatihan dalam mempertahankan sikap positif calon guru diantaranya berkurangnya paparan terhadap anak berkebutuhan khusus setelah pelatihan, tidak diterapkannya strategi partisipasi aktif secara penuh selama pelatihan, dan proses penerapan daur belajar Kolb yang kurang ajeg. Temuan pada penelitian ini memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk memberikan penguatan setelah pelaksanaan pelatihan.

This study aimed to examine the effectiveness training of recognizing student with special needs in fostering positive attitudes pre-service teachers of early childhood education in inclusive education context. A within-subject one group pretest posttest was designed in
this study. Training was developed for the semester 7 pre-service teachers of early childhood education program at one of the universities in Jakarta (n=19). Training
consisted of a 675 minutes face to face training session comprising topics such as children with special needs and inclusive education. Training module was designed based on literature studies, the theoretical foundation, and need analysis. In order to know the effects of the training program, the pre-service teachers attitude was measured using the Multidimentional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES). Wilcoxon Signed Rank significance test revealed that there are significant differences in the preservice teachers attitude after training (p=0,004). There are several factors that can
explain the effectiveness of training in fostering positive attitude, such as aspects of attitude formation, strategies to change attitudes, and the Kolbs experiential learning approach. The results of statistical tests also revealed that there are no significant differences in the pre-service teacherss attitude after three weeks of training (p = 0.219).
Factors that might have caused the ineffectiveness of training in maintaining positive attitude, such as reduced exposure to children with special needs after the training, not implementing a full active participation strategy during training, and the lack of steady
implementation of the Kolb learning cycle. These findings suggest that the future researcher also can consider to conduct strengthening after training program was
performed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nur Zamzam Arman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas psikoedukasi "AKU PEDULI" dalam meningkatkan pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif pada orang tua anak reguler di TK. Inklusif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian berupa pre-test and post-test design. Penelitian diikuti oleh enam orang partisipan yang merupakan ibu dari anak reguler berusia 28-34 tahun yang dipilih melalui accidental sampling. Karakteristik partisipan yakni orang tua dari anak reguler yang bersekolah di TK. Inklusif dan memiliki latar belakang pendidikan minimal tingkat SLTA. Materi psikoedukasi yang diberikan terdiri atas dua topik yakni anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif. Pengetahuan partisipan diukur menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh, diuji menggunakan Wilcoxon signed rank test. Analisa statistik menunjukkan psikoedukasi "AKU PEDULI" tidak signifikan meningkatkan pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif pada orang tua anak reguler di TK. Inklusif. Walaupun demikian, berdasarkan action plan yang dibuat partisipan dalam psikoedukasi "AKU PEDULI" menunjukkan adanya kesadaran orang tua anak reguler terkait keterlibatan yang dapat dilakukan orang tua anak reguler untuk menjalankan perannya di TK Inklusif. Program psikoedukasi dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai intervensi oleh TK Inklusif dalam mensosialisasikan pendidikan inkluisf kepada orang tua siswa. Disarankan menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mengukur pengetahuan partisipan sebelum dan setelah psikoedukasi.

ABSTRACT
This study aims to examine the effectiveness of psychoeducation "AKU PEDULI" in increasing knowledge about children with special needs and inclusive education for parents of regular children in Inclusive Kindergarten. This study used a quantitative method with a research design of pre-test and post-test design. The study was attended by six participants who were mothers of regular children aged 28-34 years who were selected through accidental sampling. Characteristics of participants are parents of regular children who attend Inclusive Kindergarten and have a minimum educational background at the high school level. The psychoeducation material consists of two topics, which are children with special needs and inclusive education. Participant's knowledge is measured by quastionnaire. Collected data were tested using the Wilcoxon signed rank test. Statistical analysis shows psychoeducation "AKU PEDULI" did not significantly increase knowledge about children with special needs and inclusive education for parents of regular children in Inclusive Kindergarten. However, based on the action plan made by participants in psychoeducation "AKU PEDULI" shows the awareness of regular parents of children regarding the involvement that regular parents can take to carry out their roles in Inclusive Kindergarten. The psychoeducation program in this study can be used as an intervention by Inclusive Kindergarten in disseminating inclusive education to parents. It is suggested to use interview and observation methods to measure participants' knowledge before and after psychoeducation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
"Kehadiran anak berkebutuhan khusus di tengah-tengah keluarga, telah membawa dampak kepada perubahan sikap, karakter, dan kondisi didalam keluarga. Ada keluarga yang dapat menerima karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, ada juga keluarga yang belum bisa menerima kehadiran mereka di tengah-tengah keluarga. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk mengetahui bagaimana suatu keluarga dapat menerima kehadiran anak berkebutuhan khusus didalam keluarga, dan membangun ketahanan keluarga.
Melalui observasi dan wawancara mendalam kepada informan kunci dan informan pendukung, diketahui bahwa keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan ketahanan keluarga penting sebagai modal dasar anak memasuki interaksi sosial yang lebih majemuk dan dinamika yang lebih komplek dengan tingkat tantangan dan hambatan yang lebih luas. Peran orang tua terhadap anak baik di rumah, di masyarakat maupun di lingkungan sekolah dalam memotivasi, membimbing dan menguatkan mental dan emosional menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan demi meraih masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa kebersamaan/kebersatuan keluarga (suami, istri, dan anak) diperlukan dalam menghadapi permasalahan dan mencari penanggulangannya. Ketahanan keluarga yang ada pada keluarga-keluarga anak berkebutuhan khusus tersebut memang masing-masing memiliki tingkatan kemantapan yang berbeda. Semakin besarnya keluarga menjalankan fungsi, peran dan tugasnya dalam mendukung, memenuhi kebutuhan dasar anaknya (pendidikan inklusif), maka pencapaian keberhasilan akan mudah di raih. Selain itu peranan lingkungan sosial masyarakat dan lingkungan sekolah ternyata memberikan dukungan yang positif terhadap keragaman dan saling menghargai perbedaan.

The presence of children with special needs in the midst of the family, has an impact to change the attitude, character, and conditions within the family, there are families who can receive the gift given by God Almighty, there are also families who can not accept their presence in the middle family. Qualitative research is trying to determine how a family can accept the presence of children with special needs in the family, and build family resilience.
Through observation and in-depth interviews with key informants and informant support, it is known that families who have children with special needs, build family resilience is the main factor to be prepared in the face of growth and development, social interaction, and to participate in inclusive education. Before, during follow and so on in the learning process, the support of family support is important as the capital of a child enters the social interaction that is more diverse and more complex dynamics at the level of the challenges and barriers to broader. Role of parents of children both at home, in the community and in the school environment to motivate, guide and strengthen the mental and emotional be an absolute thing done to achieve a better future.
Conclusions from the study showed that togetherness / oneness family (husband, wife, and children) is required in dealing with problems and seek to overcome. Resilience families that exist in families of children with special needs are indeed each have different levels of stability. The growing family functioning, role and duties in favor, meet their basic needs (IE), the achievement of success will be easily in reach. Besides the role of the social environment and school environment turns giving positive support to diversity and mutual respect for differences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isqi Karimah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara mindfulness guru dan mastery motivation, baik mastery motivation secara umum maupun mastery motivation per dimensi, pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Mastery motivation siswa diukur berdasarkan penilaian guru terhadap siswa. Pengukuran mindfulness guru menggunakan alat ukur Mindfull Attention Awareness Scale yang disusun oleh Brown dan Ryan (2013) dan pengukuran mastery motivation siswa menggunakan alat ukur Dimensions of Mastery Questionnaire 18 yang disusun oleh Morgan dan kawan-kawan (2015). Partisipan dari penelitian ini berjumlah 138 guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus, kelas satu hingga kelas enam, di Sekolah Dasar Inklusif Kota Depok.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara mindfulness guru dan mastery motivation siswa. Artinya, semakin tinggi mindfulness guru, maka semakin rendah mastery motivation siswa berkebutuhan khusus tersebut. Berdasarkan hubungan mindfulness guru dan delapan dimensi mastery motivation siswa ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara mindfulness guru dan mastery motivation siswa pada dimensi cognitive/object persistence dan dimensi frustration/anger. Hubungan yang negatif pada antara mindfulness guru dan mastery motivation siswa, baik secara keseluruhan maupun per dimensi, menunjukkan bahwa semakin guru memberikan perhatiannya terhadap siswa berkebutuhan khusus dan sadar sepenuhnya terhadap apa yang guru kerjakan selama mengajar, maka usaha anak untuk menguasai keterampilan tertentu secara fokus dan persisten semakin rendah.

This research was conducted to find the relationship between teacher mindfulness and special needs student mastery motivation, in generally or mastery motivation dimensions spesifically, in inclusive elementary school. Student's mastery motivation is measure based on teacher evaluation. Mindfulness is measured by Mindfulness Attention Awareness Scale compiled by Brown and Ryan (2003), and Mastery motivation is measured by Dimensions of Mastery Questionnaire compiled by Morgan et al. (2015). Participants in this research were 138 teachers who taught special needs student which currently are in the 1st until 6th grade inclusive elementary school in Depok.
The result showed a significant negative relationship between teacher mindfulness and student mastery motivation which mean that the higher the teacher mindfulness, the lower student mastery motivation. Based on correlation between teacher mindfulness and eight dimensions student mastery motivation, the result showed significant negative relationship between teacher mindfulness and student mastery motivation on cognitive/object persistence and frustration/anger. All this negative correlation showed that the more teacher give her attention to special needs student and realized what he or she is doing at class along teaching, the lower special needs student effort solve a problem or master a skill in a focused and persistently.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Kristiyanti
"Penelitian ini tentang model penyelenggaraan pendidikan inklusif bagi anak penyandang disabilitas intelektual yang dikembangkan sebagai salah satu cara untuk meniadakan eksklusi sosial atas hak pendidikan mereka.  Penelitian sebelumnya terkait eksklusi sosial di pendidikan yang dialami penyandang disabilitas intelektual lebih menjelaskan tentang penyebab terjadinya eksklusi sosial di pendidikan dan manifestasi tindakan eksklusi sosial tersebut.  Beberapa penelitian yang ada belum memunculkan atau merekomendasikan cara ataupun model pendidikan yang tepat guna meniadakan eksklusi sosial di pendidikan bagi penyandang disabilitas intelektual. Oleh karenanya, peneliti berpendapat bahwa merupakan sebuah langkah tepat bagi para stakeholders terutama pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan sebuah model penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi anak penyandang disabilitas intelektual. Pengembangan model tersebut bertujuan agar eksklusi sosial di pendidikan bagi penyandang disabilitas intelektual dapat dikurangi atau bahkan dihapuskan.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus instrumental tunggal.  Wilayah penelitian akan dilaksanakan di DKI Jakarta sehingga data primer berasal dari para informan di lingkup dinas pendidikan DKI Jakarta, sekolah, dan masyarakat termasuk anak penyandang disabilitas intelektual.  Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder berupa dokumen kebijakan, data statistik, pemberitaan media elektronik dan laporan program yang ada.  Teori yang digunakan untuk menganalisa data yang ada serta membangun model adalah teori eksklusi sosial.

This research is about the model of the inclusive education implementation for children with intellectual disabilities that was developed to eliminate the social exclusion, so they can obtain their educational rights. Previous research related to social exclusion in education experienced by people with intellectual disabilities explained more about the causes of social exclusion in education and the manifestation of these social exclusion actions. Some existing studies have not yet emerged or recommended appropriate education methods or models to eliminate social exclusion in education for persons with intellectual disabilities. Therefore, researcher argue that it is an appropriate step for stakeholders, especially the government and the community, to develop a model for the implementation of inclusive education for children with intellectual disabilities. The development of the model aims to reduce or even abolish the social exclusion in education for persons with intellectual disabilities. This study uses a qualitative approach with a type of single instrumental case study. The research area will be carried out in DKI Jakarta so that the primary data derives from informants of DKI Jakarta education office, schools, and communities including children with intellectual disabilities. In addition to primary data, this study also uses secondary data in the form of policy documents, statistical data, electronic media coverage and existing program reports. The theory used to analyze existing data and build models is a social exclusion theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>