Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riri Mega Lestari
"Latar Belakang : Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER sebagai instrumen penilaian kelelahan pada pekerja selain bisa mendapatkan tingkat kelelahan kronis, kelelahan akut juga dapat menilai kecukupan intershift recovery dan banyak dipergunakan secara luas di berbagai negara, akan tetapi belum ada dalam versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan OFER15 versi Bahasa Indonesia yang valid dan reliabel.
Metode Penelitian : Adaptasi OFER15 versi aslinya menggunakan metode 10 langkah dari ISPOR International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research diikuti dengan uji validitas butir dan faktor serta uji reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 172 pekerja baik itu dengan sistem shift maupunnonshift pada IndustriManufacturedi PT X di Jakarta.
Hasil Penelitian : Hasil dari ISPOR pada penelitian ini terjadi beberapa penyesuaian bahasa dan idioms. Keseluruhan 15 butir OFER15 versi Bahasa Indonesia dinyatakan valid r = 0.496-0.649 . Hasil Analisis Faktor Eksploratori mengidentifikasi struktur tiga faktor yang signifikan yang memiliki kompatibilitas yang dapat diterima untuk model kuesioner OFER-15 asli. Nilai Alpha Cronbach OFER15 versi Bahasa Indonesia adalah 0.82 pada Subskala Kelelahan Kronis , 0.88 pada Subskala Kelelahan Akut dan 0.82 pada Subskala Intershift Recovery.Didapatkan hasil tes-retest dengan nilai Intra-Class Correlation> 0.8 pada setiap subskala. Hasil penelitian di PT X dari 172 pekerja didapatkan 91 orang mengalami kelelahan kronis, 33 nya kekurangan waktu pemulihan kerja, 68 orang mengalami kelelahan akut, 34 nya kekurangan waktu pemulihan kerja, dan 13 orang 8 tidak mengalami kelelahan akibat kerja.
Kesimpulan : OFER15 versi Bahasa Indonesia ini memiliki validitas, reliabilitas dan stabilitas internal baik, sebagai instrumen yang dapat dipergunakan untuk menilai kelelahan umum akibat kerja pada populasi pekerja di Indonesia.

Background : Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER is an instrument for general fatigue assessment in workers, whether chronic fatigue, acute fatigue and adequacy of intershift recovery and has widely been used in many countries, however there hasn rsquo t been Indonesian version. This research aims at obtaining a valid and reliable OFER15 Indonesian version.
Methods : Adaptation of the original version of OFER15 using the 10 step methods of ISPOR International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research followed by a validity test of items and factors as well as a reliability test. The test was conducted toward 172 employees either in shift or non shift systems in a ManufacturingIndustry at PT X in Jakarta.
Results : The result of ISPOR in this research, there were some adjustment of idioms in Indonesia Language. All of 15 items the OFER15 questionnaire Indonesian version were all valid r 0.496 0.649. The results of Exploratory Factors Analysis identified a significant three factor structure that had an acceptable compatibility to the model of original OFER15 questionnaire. The Alpha Cronbach of OFER15 Indonesian version is 0.82 for the Chronic Fatigue Subscale, 0.88 for the Acute Fatigue Subscale and 0.82 for the Intershift Recovery Subscale. In the reliability test, the score of Intra Class Correlationis 0.8. The results of applying this instrument to 172 workers of this company, identified 91 workers suffered chronic fatigue among them 33 had inadequate intershift recovery, 68 workers suffered acute fatigue among them 34 had inadequate intershift recovery and 13 workers 8 did not experience fatigue due to work.
Conclusion : The OFER15 Indonesian version is valid, reliabel and has good internal stability. This instrument can be used to assess general fatigue due to work among Indonesian workers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Agustin
"Latar Belakang: Teacher Stress Inventory (TSI) merupakan sebuah instrumen untuk menilai stressor kerja pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk menerjemahkan instrumen agar bisa digunakan di Indonesia, lalu menilai validitas dan reliabilitasnya.
Metode. Penelitian ini dilakukan dengan metode adaptasi transkultural 10 langkah dari ISPOR diikuti dengan uji validitas butir serta uji reliabilitas terhadap 147 guru di Jakarta dan Bogor.
Hasil. Didapatkan kuesioner TSI versi Bahasa Indonesia yang terdiri atas 20 butir dimana semuanya dinyatakan valid dengan nilai r 0,577 hingga 0,852. Nilai a-Cronbach TSI versi Bahasa Indonesia pada saat tes adalah 0,957 dan uji Intra-class correlation terhadap total skor tes dan retes didapatkan hasil r 0,901 (p<0,05). 
Kesimpulan. TSI versi Bahasa Indonesia terbukti memiliki validitas, reliabilitas, dan stabilitas internal yang baik sebagai instrumen penilaian stres kerja pada guru di Indonesia.

Background : The Teacher Stress Inventory (TSI) is an instrument for measuring occupational stressor in teachers, and has been widely used in many countries. This study aimed to translate and adapt it for use in Indonesia, and to assess its reliability and validity.
Methods : Was used for adaptation of the original version of TSI using the 10-step methods of ISPOR (International Society for Pharmocoeconomics and Outcomes Research) followed by a validity test of items as well as a reliability test. The test was conducted into 147 teachers in Jakarta and Bogor.
Results : The result of ISPOR in this research, there were some adjustment of idioms in Indonesian Language. All of 20 items the TSI questionnaire Indonesian Version were all valid (r= 0.577-0.852). The results of reliability test using a-Cronbachis 0,957, and the score of Intra-Class Correlation is 0,901 which means TSI Indonesian version has an acceptable internal stability.
Conclusion : TSI Indonesian Version is valid, reliable and has good internal stability. This instrument can be used to assess stressor at work among Indonesian teachers.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Binsar
"Latar Belakang: Kelelahan (Fatigue) memiliki peran yang cukup penting dalam semua industri, terutama bila berhubungan dengan kinerja, keamanan, dan produktivitas. Operasi Minyak dan Gas, terutama pengeboran bersifat eksplorasi yang dilakukan di area lepas pantai merupakan bentuk pekerjaan yang dianggap memiliki risiko yang tinggi. Kelelahan dalam operasi minyak dan gas tercatat memberikan andil pada beberapa insiden yang sifatnya fatal dan katastropik. Sampai dengan saat ini masih sulit untuk memperkirakan sejauh mana kelelahan berkontribusi pada insiden di operasi minyak dan gas (migas). Hal ini dikarenakan kurangnya pelaporan insiden yang konsisten, cukup, dan efektif. Survai subjektif dan kuesioner seringkali dipilih sebagai instrumen dalam menilai kelelahan. Namun, instrumen tersebut masih dinilai belum sesuai untuk digunakan pada lingkungan pekerjaan Migas. Kebutuhan akan penilaian kelelahan secara subyektif yang komprehensif, reliabel, dan relevan bagi pekerja Migas inin menjadi dasar Shortz dkk mengembangkan suatu survei yang dikhususkan untuk para pekerja bidang migas. Survei ini disebut Fatigue Risk Assessment and Management in high-risk Environments (FRAME) Survey yang dalam bentuk aslinya masih berbahasa Inggris. Belum terdapat FRAME Survey dalam versi bahasa Indonesia yang baku dan telah melalui proses uji validasi dan reliabilitas. Survei ini juga belum pernah diuji kesesuaiannya dengan instrumen lain yang telah digunakan sebagai alat penilaian kelelahan. Sehingga diperlu untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dari FRAME dalam penelitian ini.
Metode: Penelitian dimulai dengan melaksanakan penerjemahan dan adaptasi transkultural dari bahasa Inggris menjadi kuesioner berbahasa Indonesia, dan kemudian di ikuti dengan pengujian dengan uji korelasi Pearson terhadap data yang dikumpulkan dari populasi pekerja Indonesia yang bekerja di lokasi penelitian. Selanjutnya dikumpulkan data dari hasil pengisian kuesioner dan pemeriksaan waktu reaksi menggunakan instrumen Lakassidaya L-77 di ikuti dengan uji kesesuaian menggunakan uji korelasi bivariat.
Hasil: Berdasarkan hasil adaptasi transkultural, expert panel, cognitive debriefing dan pengujian reliabilitas dan validitas dengan korelasi bivariat Pearson dengan sampel yang didapat dari 105 responden (n=105), nilai koefisien korelasi (r ) antara .206 hingga .697. Dengan keseluruhan butir pertanyaan memiliki nilai koefisien korelasi diatas nilai critical value (.1918). Nilai ± Cronbach didapatkan 911. Pada uji kesesuaian, hasil dari korelasi bivariat (n=150) didapat signifikansi yang rendah (p>0.05) dengan kekuatan korelasi yang moderat (r = 0.04).
Kesimpulan: Penelitian ini telah menghasilkan kuesioner Fatigue Risk Assessment and Management in High-Risk Environments (FRAME) Survey versi Bahasa Indonesia dengan validitas dan reliabilitas yang dapat diterima. FRAME Survey versi Bahasa Indonesia memiliki keeratan hubungan yang moderat dengan signifikansi yang rendah bila dibandingkan dengan hasil pengukuran kelelahan berdasarkan waktu reaksi yang diukur dengan instrumen Lakassidaya L-77.

Background: Fatigue has a significant impact in all industries, especially when it comes to performance, safety, and productivity. Oil and Gas operations, especially exploratory drilling conducted in offshore areas are forms of work considered high risk. Fatigue in oil and gas operations contribute to several fatal and catastrophic incidents. Until now it is still difficult to estimate the extent fatigue contributed to incidents in oil and gas operations,  due to the lack of consistent, sufficient, and effective incident reporting. Subjective surveys and questionnaires are often chosen as instruments in assessing fatigue. However, these instruments are still considered not suitable for use in the oil and gas work environment. 
The need of a comprehensive, reliable, and relevant subjective assessment of fatigue for oil and gas workers is the basis for  Shortz et al to develop a survey devoted to oil and gas workers. This survey is called Fatigue Risk Assessment and Management in high-risk Environments (FRAME) Survey which originally in English. There is still no a valid and reliable FRAME Survey in Indonesian language. The original survey has never been tested for compatibility with other instruments which used as fatigue assessment tools.
Method: The research began by carrying out transcultural translation and adaptation from English into an Indonesian questionnaire, and then followed by testing using pearson correlation test against data collected from the Indonesian Oil and Gas workers population at the research site. Furthermore, data was collected from the results of filling out questionnaires and checking reaction time using the Lakassidaya L-77 instrument followed by conformity study using bivariate correlation tests.
Results: Based on transcultural adaptation, expert panel, cognitive debriefing and reliability testing and validity with Pearson bivariate correlation with samples obtained from 105 respondents (n = 105), the correlation coefficient value (r) between .206 to .697 with α cronbach of 0.911. In conformity tests, the result of bivariate correlation (n=150) obtained a low significance (p>0.05) with moderate correlation strength (r = 0.04).
Conclusion: This study has produced a Indonesian version of the Fatigue Risk Assessment and Management in High-Risk Environments (FRAME) Survey questionnaire with acceptable validity and reliability. Indonesian version of FRAME Survey has a moderate relationship with low significance when compared to the results of fatigue measurements based on reaction time measured with the L-77 Lakassidaya instrument.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Putri Kusuma
"Latar Belakang. Excessive Daytime Sleepiness EDS merupakan salah satu gangguan kesehatan kerja dan merupakan indikator pengukuran rasa kantuk yang telah teruji pada sejumlah studi berkaitan dengan peningkatan resiko kecelakaan, hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol, obesitas, late life memory impairment, gangguan tidur dan sleep-disordered breathing. Berkaitan dengan hal tersebut, penting adanya suatu instrumen untuk menilai EDS, sayangnya belum terdapat instrumen penilaian EDS dalam Bahasa Indonesia. Epworth Sleepiness Scale ESS adalah instrumen potensial untuk diadaptasi berkaitan dengan pengukuran subjektif untuk mengukur daytime sleepiness yang telah digunakan secara luas sebagai instrumen screening Obstructive Sleep Apnea OSA pada pekerja. ESS memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dimana ESS telah diadaptasi secara transkultural ke dalam berbagai bahasa di dunia.
Tujuan. Mendapatkan ESS Versi Bahasa Indonesia yang valid dan reliabel dari versi asli yang berbahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
Metode. Penelitian ini dilakukan dengan metode adaptasi transkultural 10 langkah dari ISPOR International Society of Pharmacoeconomics and Outcome Research diikuti dengan uji validitas serta uji reliabilitas terhadap 90 karyawan perusahaan di Jakarta.
Hasil. Didapatkan kuesioner ESS Versi Bahasa Indonesia yang terdiri atas 8 butir dimana semuanya dinyatakan valid dengan nilai r 0.490 hingga 0.770. Nilai Cronbach ESS Versi Bahasa Indonesia pada saat tes adalah 0,645, pada saat retes 0,654 dan uji Intraclass Correlation ICC terhadap total skor tes dan retes didapatkan hasil r 0.996 p < 0.001 . Hal ini berarti ESS Versi Bahasa Indonesia memiliki stabilitas internal yang dapat diterima.
Kesimpulan. ESS versi Bahasa Indonesia terbukti memiliki validitas, reliabilitas dan stabilitas internal yang baik sebagai instrumen penilaian daytime sleepiness terhadap karyawan kantor di Indonesia.

Background. Excessive daytime sleepiness EDS is one of the potential occupational health problems and one of the most reliable indicators of sleepiness measurements in a number of studies related to increased risk of accident, uncontrolled hypertension and diabetes, obesity, late life memory impairment, sleep disturbances and sleep disordered breathing. Therefore the instrument in detecting the EDS is important to present as there was no valid instrument in Bahasa Indonesia to measure this. Epworth Sleepiness Scale ESS is a potential tools to be adapted for subjectively measuring daytime sleepiness which is widely used as an Obstructive Sleep Apnea OSA screening instrument for workers. ESS has good validity and reliability in which ESS has been transculturally adapted into various languages of the world.
Aim. To get a valid and reliable ESS Indonesian version by adapting from its original English to Bahasa Indonesia.
Methods. This research was conducted with transcultural adaptation of 10 step methods from ISPOR International Society of Pharmacoeconomics and Outcome Research followed by validity test and reliability test. Tests conducted on 90 employees in a company in Jakarta.
Result. The result of this research is ESS Indonesian Version questionnaire which consists of 8 items which are valid with r 0.490 to 0.770. The result of reliability test using Cronbach at the time of the test is 0.645, at the time of retest is 0.654 and Intraclass correlation test result of total test and retes score is r 0.996 p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasto Harsono
"Stres kerja merupakan masalah kesehatan serius di abad ke-21 dikarenakan angka kejadiannya yang tinggi dan dampaknya yang besar. Perawat diketahui merupakan sebuah profesi yang memiliki risiko stres tinggi dan memiliki karakteristik khas dan karenanya membutuhkan instrumen penilaian stres kerja yang sesuai dengan kekhasannya. Expanded Nursing Stress Scale ENSS adalah instrumen penilaian stres kerja khusus perawat yang memiliki validitas dan reliabilitas tinggi ? Cronbach = 0,96 dan banyak dipergunakan secara luas di berbagai negara namun belum ada dalam versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ENSS versi Bahasa Indonesia dengan mengadaptasi ENSS dari versi aslinya yang berbahasa Inggris ke versi Bahasa Indonesia dengan metode 10 langkah dari ISPOR International Society of Pharmacoeconomics and Outcome Research diikuti dengan uji validitas butir serta uji reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 104 perawat di Rumah Sakit X di Jakarta. Hasil dari penelitian ini didapatkan kuesioner ENSS versi Bahasa Indonesia yang terdiri atas 57 butir dan kesemuanya dinyatakan valid dengan nilai r 0,362 hingga 0,793 pada degree of freedom 102 n-2 . Nilai ? Cronbach ENSS versi Bahasa Indonesia adalah 0,956. Pada uji reliabilitas tes-retes didapatkan nilai Intra-Class Correlation 0,939 yang berarti ENSS versi Bahasa Indonesia memiliki stabilitas internal baik. Pada penelitian ini juga telah dilakukan uji validitas konvergensi dan divergensi masing-masing subskala dengan uji korelasi bivariat Spearman-Rho. ENSS versi Bahasa Indonesia terbukti memiliki validitas, reliabilitas dan stabilitas internal amat baik,.sebagai instrumen yang dapat dipergunakan untuk menilai stres kerja pada perawat di Indonesia.

Job stress has been declared as an important health problem in 21th century because of its high prevalence and serious impacts. Nurses are known to have stressful job with specific characteristics. Therefore, we need a specific instrument to measure job stress among nurses in Indonesia. Expanded Nursing Stress Scale ENSS is well known as a job stress assessment tool with excellent validity and reliability Cronbach 0,96 and widely used in various country. However, the Indonesian version of ENSS has not been available yet. This research aim to develop an Indonesian version of ENSS and assess its validity and reliability using the 10 steps of ISPOR International Society of Pharmacoeconomics and Outcomes Research translation and cultural adaption guidelines, followed with validity and reliability test. There were 104 nurses at Hospital X, Jakarta recruited as subjects in this research. The 57 items of Indonesian version of ENSS were valid r 0,362 0,793, degree of freedom 102 with Cronbach was 0,956 excellent and tes retest reliability with Intra Class Correlation measured 0,939. The convergence and divergence within each subscales also had been tested. In this research, we obtained the Indonesian version of ENSS with excellent validity, reliability and internal stability to measure job stress among nurses in Indonesia. Key words. ENSS Indonesia questionnaire job stress nurse.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Imelda Gracia Gani
"Bonding antara ibu dengan anak merupakan proses yang bersifat dinamik dan dua arah. Bonding berperan sangat penting pada masa awal kehidupan seorang anak. Bonding yang terbentuk akan mempengaruhi sikap pengasuhan ibu terhadap anak yang masih bergantung penuh pada dirinya. Bonding juga mempengaruhi perkembangan sensorik dan motorik anak. Dalam jangka panjang, gangguan bonding dapat menyebabkan berbagai gangguan emosi dan perilaku pada anak. Diperlukan alat ukur untuk menilai bonding antara ibu dengan anak, sehingga jika terdapat masalah maka dapat dilakukan intervensi segera.
Penelitian ini dilakukan untuk mengelaborasi kesahihan dan keandalan instrumen Mother-Infant Bonding Scale dalam Bahasa Indonesia. Kesahihan instrumen ini dalam Bahasa Indonesia baik, dibuktikan oleh uji validitas isi. Keandalan instrumen Mother-Infant Bonding Scale versi Bahasa Indonesia menurut nilai Cronbach?s alpha untuk keseluruhan butir instrumen adalah 0,4; untuk faktor lack of affection adalah 0,4; sedangkan untuk faktor anger and rejection adalah 0,5.

Bonding between a mother to her infant is a dynamic and bidirectional process, it play a very important role in the first days of life. Bonding create nurturing behavior of a mother to her infant that fully dependent to others to fulfill its need. Bonding also has important role in sensory motor development of the baby. In a long term, disorder of mother-infant bonding affect child?s emotional regulation and behavior. Assessment tools is needed to assess the quality of mother-infant bonding, so if there was problem, intervention should be done soon.
We did this research to evaluate validity and reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version. The validity of these instruments in Indonesian version tested with content validity by experts worth 1.00. Reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version according to Cronbach's alpha values for whole item is 0.4; for lack of affection factor is 0.4; whereas for anger and rejection factor is 0.2.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Paramita
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG. Kelelahan terkait kanker merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dilaporkan oleh pasien kanker. Tata laksana yang baik membutuhkan alat ukur kelelahan terkait kanker yang baik. Brief Fatigue Inventory (BFI) merupakan instrumen singkat yang sahih dan andal yang disusun untuk menilai kelelahan terkait kanker. Tujuan penelitian ini adalah menguji kesahihan dan keandalan BFI versi Bahasa Indonesia.
METODE. Dilakukan penerjemahan BFI ke dalam Bahasa Indonesia melalui prosedur forward-backward dan cognitive debriefing. Pada 121 pasien kanker rawat jalan yang memenuhi kriteria dan bersedia menjadi responden dilakukan pengisian BFI dan Medical Outcome Study Quality of Life Short Form 36 (MOS SF-36). Data demografis dan klinis pasien dikumpulkan dan dicatat.
HASIL. Nilai keseluruhan koefisien Cronbach alpha untuk kesembilan butir BFI versi Bahasa Indonesia adalah 0.956. Hasil analisis faktor menunjukkan solusi 1 faktor, menguatkan hipotesis bahwa BFI merupakan instrumen unidimensional. Skor BFI versi Bahasa Indonesia dibandingkan dengan subskala MOS SF-36 untuk menilai kesahihan konvergen. Sesuai dugaan, diperoleh korelasi negatif dengan seluruh subskala MOS SF-36 (r= -0.388 hingga -0.676; p<0.0000). Analisa kesahihan diskriminatif menunjukkan bahwa rerata skor BFI versi Bahasa Indonesia meningkat secara bermakna dengan meningkatnya skor Eastern Cooperative Oncology Group Performance Status (ECOG-PS) (p=0.000).
KESIMPULAN. BFI versi Bahasa Indonesia merupakan instrumen pengukur kelelahan terkait kanker yang sahih dan andal untuk digunakan pada populasi kanker di Indonesia.

ABSTRACT
BACKGROUND. Cancer-related fatigue is one of the most commonly reported symptoms in cancer patients. Concise assessment is essential to manage this symptom. Brief Fatigue Inventory (BFI) is a valid and reliable short instrument to assess cancer-related fatigue. The purpose of this study was to examine the validity and reliability of the Indonesian version of this instrument.
METHODS. Forward and backward translation approach, followed by cognitive debriefing process was done to develop Indonesian version of BFI. One hundred and twenty one consecutive adult outpatients with cancer who are willing to participate in this study filled in BFI Indonesian version along with the Medical Outcome Study Quality of Life Short Form 36 (MOS SF-36). Demographic and health data were collected.
RESULTS. The BFI Indonesian version had an overall Cronbach alpha for the nine items of 0.956. The results of the factor analysis suggested a 1-factor solution, supporting the hypothesis of unidimentionality of the BFI Indonesian version. The BFI Indonesian version score was compared to MOS SF-36 subscale to evaluate convergent validity. An expected inverse correlation between BFI Indonesia version and all domains of MOS SF-36 was observed (r= -0.388 to -0.676; p<0.0000). Discriminant validity analysis showed the BFI Indonesian version mean score significantly increased with increasing Eastern Cooperative Oncology Group Performace Status (ECOG-PS) values (p=0.000).
CONCLUSIONS. BFI Indonesian version is a reliable, valid instrument for Indonesian cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Sanjaya
"Latar Belakang: Gangguan psikologis pada pekerja dapat berdampak pada gangguan kesehatan fisik, penurunan produktivitas kerja hingga kecelakaan kerja. Kuesioner yang digunakan di beberapa dunia untuk menilai gangguan psikologis adalah kuesioner Brief Symptom Rating Scale-5 (BSRS-5). Namun kuesioner tersebut masih belum ada versi Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan validitas transkultural (adaptasi lintas budaya), uji validitas dan reliabilitas agar kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen penilaian gangguan psikologis pada pekerja di Indonesia.
Metode: Penelitian ini diawali dengan penerjemahan dan penyesuaian kultural dari kuesioner asli. Tim peneliti melakukan modifikasi kuesioner asli yang berbahasa asing diterjemahkan ke Bahasa Indonesia agar kuesioner dapat digunakan di lingkungan kerja. Penelitian dilanjutkan dengan pengumpulan data menggunakkan kuesioner BSRS-5 versi Bahasa Indonesia yang sudah melewati validitas transkultural kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji validitas konstruk, validitas eksternal dengan Depression, Anxiety dan Stress Scale-21 (DASS-21), analisa faktor dan uji reliabilitas.
Hasil: Kuesioner BRS-5 dihasilkan dari validasi transkultural dengan metode ISPOR. Hasil dari uji validitas konstruk semua pertanyaan (0.634-0.781) dengan tingkat signifikansi < 0.05. Kemudian dilakukan analisa faktor semua pernyataan > 0.3 dan didapatkan kelima item dengan nilai Eigenvalue 1. Cronbach's Alpha adalah 0.770. Nilai Corrected Item Total Correlation semua pernyataan antara 0.634-0.781. Hasil uji validitas eskternal dengan DASS-21 didapatkan BSRS-5 berkolerasi dengan DASS-21 dimensi depresi dan dimensi stres dengan nilai korelasi 0.397 dan 0.399. Sedangkan untuk BSRS-5 dengan DASS-21 dimensi anxiety menunjukkan tidak adanya korelasi dengan nilai korelasi 0.237. Oleh karena itu, diperlukan penilaian kuesioner gold standard lainnya apabila terbukti mengalami gangguan psikologis dari setiap komponen yang terdapat di BSRS-5.
Kesimpulan: Penelitian menghasilkan kuesioner Brief Symptom Rating Scale-5 (BSRS-5) yang valid dan reliable untuk digunakan oleh pekerja khususnya tenaga medis umum di Indonesia. Namun, untuk menindaklanjuti gangguan psikologis yang didapat setelah mengisi kuesioner BRSS-5 versi Bahasa Indonesia diperlukan gold standard kuesioner lain atau bantuan profesional untuk evaluasi lebih lanjut.

Background: Psychological distress in workers is associated with physical health problems and decreased work productivity costing the impact of workplace accidents. One of the questionnaires used in several countries to assess psychological distress is the Brief Symptom Rating Scale - 5 (BSRS-5). However, the BSRS-5 is not available in the Indonesian version. In this study, researchers do transcultural (cross-cultural adaptation), construct validity, external validity and reliability tests. To make BSRS-5 provide an instrument for assessing psychological distress for workers in Indonesia. Methods: This study started with the cultural adaptation of the original questionnaire. The research team modified the original questionnaire in a foreign language and translated it into Indonesian language so that the questionnaire could use in the work environment. The study continued with data collection using the Indonesian version of the BSRS-5 questionnaire, which had passed transcultural validity. Then it continued with construct validity tests, factor analysis, external validity with Depression, Anxiety and Stress Scale-21 (DASS-21), and reliability testing. Results: The BSRS-5 questionnaire was produced from transcultural validation using the ISPOR method. The results of the construct validity test for all questions between (0.634-0.781) with a significance level < 0.05. The factor analysis values for all statements > 0.3 were all items having Eigenvalues > 1. The Corrected Item Total Correlation value for all statements is between 0.634-0.781. Cronbach's Alpha score is 0.770. The external validity test results with DASS-21 showed that BSRS-5 correlated with the DASS-21 dimensions of depression and stress with correlation values of 0.397 and 0.399. In opposition to correlated BSRS-5 with the dimension of anxiety in DASS-21 showed no correlation with a correlation value of 0.237. Therefore, another standard gold questionnaire is required to evaluate physiological distress based on each item in BSRS-5. Conclusion: The absence of correlation with anxiety in this assessment tool need another gold standard questionnaire or professional assistance is required for further evaluation to follow up on psychological disorders. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmianto Abadi
"Latar Belakang: Penilaian kepatuhan minum obat adalah hal yang penting dalam tatalaksana pengobatan pasien psikosis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen untuk menilai kepatuhan minum obat pasien psikosis, yaitu MARS versi Bahasa Indonesia dan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
Metode: Penelitian potong lintang, diagnosis psikosis ditegakkan dengan SCID (Structured Clinical Interview and Diagnosis DSM IV di Unit Rawat Jalan Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Januari hingga Juli 2017 (N= 100, usia 18 hingga 59 tahun) dengan sampling konsekutif dan sampling sistematik untuk tes ulang (N=35), melakukan penerjemahan yang disesuaikan dengan budaya Indonesia, perjemahan balik, uji validitas isi dan reliabilitas instrumen MARS versi Bahasa Indonesia.
Hasil: Uji validitas isi memperoleh koefisien 0,90 yang menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan dalam instrumen sesuai dengan teori. Uji validitas konstruksi membuktikan bahwa butir-butir pertanyaan dalam instrumen mewakili konstruksi teoritis dan konseptual. Uji reliabilitas dengan penghitungan koefisien Cronbach's Alpha memperoleh hasil 0,80 dan test-retest 0.798 yang menunjukkan konsistensi internal instrumen adalah baik. Penelitian ini menghasilkan instrumen MARS versi Bahasa Indonesia yang sahih dan andal dalam menilai kepatuhan minum obat pasien psikosis.
Diskusi: Belum ada instrumen pembanding kepatuhan minum obat pada pasien psikosis di Indonesia.

Background: -Assessment of medication adherence is an important part of pharmacological treatment of psychotic disorders. This study aims to obtain an instrument to assess medication adherence in psychotic patients, MARS -- -Bahasa Indonesia version, - and to evaluate the validity and reliability of the instrument. -
Methods: This is a cross-sectional study conducted in the Psychiatric Clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital from January to July 2017. Subjects were recruited through consecutive sampling (N = 100, aged 18-59 years old). Psychotic disorders were diagnosed using SCID (Structured Clinical Interview and Diagnosis DSM-IV). The instrument was translated, adapted to Indonesian culture, and back-translated. Content validity and test- retest reliability (N = 35 using systematic sampling) of MARS -- -Bahasa Indonesia version- were evaluated.
Results-: All items in the instrument are relevant to theory, as evidenced by content validity coefficient of 0,90. Construct validity test showed that the items represent theoretical as well as conceptual construction of medication adherence. Internal consistency reliability -was good, with Cronbach’s alpha of 0,80 and 0,798 in the test--retest evaluation. This study produced a valid and reliable MARS -- -Bahasa Indonesia Version. -
Discussion-: Currently there is no other instrument assessing medication adherence in psychotic patients in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>