Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhaimah Irbah Riyani
"ABSTRAK
Di tengah kebebasan yang diberikan internet dan media sosial dalam hal pembuatan
konten dan penyebarannya dalam waktu yang cepat, ada satu
tantangan yang dihadapi masyarakat
di era digital ini yaitu disinformasi. Sebagai media sosial yang memiliki pengguna terbanyak di
dunia dan menjadi sumber informasi, Facebook dikritik karena tidak bisa mengatasi masalah
konten disinformasi dan berita pals
u yang disebarkan oleh para penggunanya. Salah satu cara
yang ditempuh Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook untuk mengatasi masalah tersebut adalah
berkolaborasi dengan jurnalis dan organisasi media berita untuk mendeteksi disinformasi dalam
program
third p
arty fact checking.
Di Indonesia, Facebook bekerjasama dengan organisasi media
berita daring yaitu Tirto.id. Facebook akan meminta Tirto.id untuk memeriksa keakuratan konten
di Facebook dan menuliskan hasil verifikasi
nya dalam bentuk artikel ulasan
di situ
s Tirto.id.
Kerjasama ini menjadi salah satu bentuk jurnalisme kolaborasi antara organisasi media berita
dengan perusahaan teknologi. Jurnal ini akan membahas bagaimana jurnalisme kolaborasi dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk menghadapi fenomena
disinformasi yang ada di media
sosial.

ABSTRACT
In the midst of freedom given by the internet and social media in terms of content creation
and instant sharing, the public is faced with a challenge in this digital era of disinformation. As a
social
media with the most users in the world and has become a source of information, Facebook
was criticized for not being able to overcome the problem of disinformation and fake news which
has been shared by its users. One way the CEO of Facebook Mark Zuckerbe
rg dealt with it was
by collaborating with journalists and news media organizations to detect disinformation through
third
-
party fact
-
checking program. In Indonesia, Facebook collaborate with a news media
organization called Tirto.id. Facebook asked Tirto.
id to check the accuracy of contents on
Facebook and write the verification report to contents on Tirto.id website. The collaboration
became one of the forms of collaboration between news media organization and technology
company. This journal will discuss
how collabo
rative
journalism could be used to face the
phenomenon of disinformation in social media."
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Radita Dwiseptiani Adiningrum
"ABSTRAK
Perkembangan media sosial pada masa sekarang telah membuat cakrawala komunikasi menjadi lebih luas, hal ini juga memberikan pengaruh pada komunikasi pemasaran. Media sosial membangun hubungan dengan komunitas tertentu dan juga mempromosikan keterikatan secara aktif terhadap konsumen, dan memberikan tantangan baru kepada brand manager untuk mengembangkan mereknya. Facebook dipilih sebagai media sosial yang diteliti karena memiliki jumlah dan kualitas informasi pribadi penggunanya yang dapat diakses dan dapat diidentifikasi. Gaya hidup sehat terutama pada dewasa muda meningkat, terjadi peralihan konsumsi fast food dan soft drink ke healthy food serta air mineral dan minuman isotonik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brand page commitment, brand awareness, word-of-mouth, serta annoyance terhadap minat beli konsumen terhadap minuman isotonik di Indonesia. Responden penelitian ini adalah anggota dari fan page minuman isotonik dimana sebuah kuesioner elektronik digunakan sebagai instrumen penelitian dan dianalisis menggunakan Structural Equation Model dengan Path Analysis. Hasil dari path analysis menunjukkan bahwa brand page commitment berpengaruh positif namun annoyance berpengaruh negatif terhadap minat beli konsumen. Brand page commitment adalah variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keinginan untuk membeli. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap literatur komunikasi pemasaran terutama interaksi konsumen terhadap merek di media sosial dan sebagai acuan kepada manajer pemasaran digital untuk lebih meningkatkan interaksi anggota fan page.

ABSTRACT
The evolution of social media nowadays has widened the horizon of comunication this also has an effect to marketing communication. Social media build the relationship with specific community and promote the active engagement with consumers as well as give the new challenges to the brand manager to develop their brand. Facebook is chosen as social media under study because it has the biggest number and quality of personal information of its users which can be accessed and identified. Healthy life style is increasing especially in young adult the life style is shifted from fast food and soft drink consumption into healthy food and mineral water as well as isotonic drink. This study aims to analyze the effect of brand page commitment, brand awareness, word of mouth and annoyance to purchase intention of isotonic in Indonesia. The subject of this study is fan page member of isotonic drink rsquo s brand where the e questionnaire is used as the research instrument and has been analyzed by Structural Equation Model with Path Analysis. The result shows that brand page commitment affect positively to purchase intention, while annoyance affects negatively to purchase intention. Brand page commitment has the greatest influence to purchase intention. This study is expected to be able to contribute in marketing communication literature especially consumer interaction with selected brand in social media, as well as a reference to the digital marketing manager to increase the fan page engagement in social media. "
2018
T49426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Surjo Koentjoro
"ABSTRAK
Belum banyak pemahaman tentang efek komunikasi media sosial milik perusahaan pada Brand Advocacy, Brand Equity, Brand Attitude, dan Purchase Intention ketika diterapkan pada industri properti. Jadi, kami menyelidiki 164 pengguna Facebook menggunakan survei online terstandarisasi. Untuk menguji model yang diusulkan, kami menganalisis akun Facebook resmi PT. Lippo Cikarang, pengembang properti yang berlokasi di sebelah Timur Jakarta, ibu kota Indonesia. Dalam analisis data, kami menerapkan Analisis Jalur. Hasil studi empiris kami menunjukkan bahwa komunikasi media sosial yang dibuat perusahaan hanya mempengaruhi Brand Advocacy, Brand Attitude, dan Brand Equity, tetapi tidak mempengaruhi Purchase Intention. Namun, pengukuran dengan mengabaikan responden muda di bawah 30 tahun mengungkapkan bahwa komunikasi media sosial yang dibuat perusahaan hanya mempengaruhi Brand Advocacy dan Brand Attitude, tetapi tidak mempengaruhi Brand Advocacy dan Purchase Intention. Brand Advocacy, Brand Attitude, dan Band Equity menunjukkan pengaruh positif pada Purchase Intention di semua kelompok umur.

ABSTRACT
There have been limited understanding of the effects of firm created social media communication on Brand Advocacy, Brand Equity, Brand Attitude, and Purchase Intention when applied to the property industry. Thus, we investigated 164 Facebook users using a standardized online survey. To test the proposed model, we analyzed the Official Facebook account of PT. Lippo Cikarang, a property developer located to the East of Jakarta, the capital of Indonesia. In the data analysis, we applied the Path Analysis. The results of our empirical studies showed that firm created social media communication affected only Brand Advocacy, Brand Attitude, and Brand Equity, but did not affect Purchase Intention. However, measurement removing young respondents below 30 years of age reveals that firm created social media communication only affected Brand Advocacy and Brand Attitude, but did not affect Brand Equity and Purchase Intention. Brand Advocacy, Brand Attitude, and Brand Equity and showed a positive influence on Purchase Intention across all age groups. "
2018
T51243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Febrianne Windiastrisa
"ABSTRAK
Laporan magang ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Extraversion, Neuroticism dan Openness to Experience fans fanspage PT.ADM terhadap liking dan commmenting dengan mediasi broadcsting dan communicating yang menghasilkan liking dan communicating. Desain penelitian yang digunakan adalah regensi berganda one failed.pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui google form berdasarkan non probality sampling sugmental .Responden penelitian berjumlah 157 orang responden para pengikut facebook fanspage PT.ADM yang tinggal di wilayah indonesia.meodel penelitian dengan hipotesis 10 sepuluh . Hipotesis ini di olah menggunakan Spps 21. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Extraversion berpengaruh postif terhadap Broadcasting dan berelasi positif terhadap Liking dan Commenting.. Kata Kunci : Social Media, Facebook, Facebook fanspage, Automotif, Liking, Commenting, Broadcasting, Communicating, Extraversion, Neurotiscism, Openess to Experience.

ABSTRACT
This internship report examines the effect of Extraversion, Neuroticism and Opennes to Experience of fans to liking and commenting behaviour on facebook fanspage PT. ADM with mediation Broadcasting and Communicating. Reasearc design using Multiple Regression one tailed. Gathering fans information using survey methode using Googgle Form based on non probability sampling sugmental . 157 fans Facebook fanspage PT. ADM living in Indonesia use to be research. In these research, there is 10 ten hipotesis. These Hipotesis process by SPSS 21. The research result states that Extraversion has positif effect to Broadcasting has postive relationship with Liking and Commenting. Key Word Social Media, Facebook, Facebook fanspage, Automotive, Liking, Commenting, Broadcasting, Communicating, Extraversion, Neurotiscism, Openess to Experience "
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maramis, Abigail Felicia
"Fitur tombol "Like" di Facebook merupakan sebuah cara untuk menunjukan respon positif atau kesukaan seseorang akan sebuah konten yang diunggah di linimasa, seperti status update. Salah satu motif yang memotivasi seseorang untuk memberikan like di SNS adalah adanya like yang sudah ada pada konten tersebut. Mengacu pada teori konformitas dari psikologi sosial, peneliti berhipotesis bahwa seseorang cenderung untuk mengikuti perilaku atau respon orang lain dalam SNS. Penelitian ini mencoba untuk melihat apakah kehadiran "Like", status pertemanan pengguna yang memberikan "Like", dan popularitas pemberi "Like"; dapat memengaruhi pengguna dalam memberikan "Like", pada sebuah status update yang mereka baca di Facebook. Sebuah penelitian natural field experiment dengan desain penelitian 2 ada vs. tidak adanya like x 2 pemberian like dari teman vs. bukan teman x 2 pemberian like dari individu yang populer vs. tidak populer dilakukan di Facebook dengan melibatkan anggota dari Komunitas Stand Up Comedy Indonesia sebagai partisipannya. Mixed factorial ANOVA sebagai uji statistik membuktikan bahwa kehadiran like sebelumnya, status pertemanan pemberi like, dan popularitas pemberi like sebagai main effect tidak memiliki pengaruh terhadap meberian like pada sebuah konten di Facebook. Walaupun begitu, ditemukan interaksi dua arah antara ada atau tidak adanya like dengan status pertemanan. Hal ini menyimpulkan bahwa pengguna memiliki kemungkinan lebih besar untuk memberikan like pada konten yang telah diberikan like oleh seseorang yang mereka kenal. Sebagai tambahan, analisis pada penelitian ini juga menunjukan interaksi tiga arah antara ada atau tidak adanya like, status pertemanan, dan popularitas pemberi like, yang mana memiliki arti bahwa pengguna cenderung untuk memberikan like pada konten yang diberikan like oleh orang yang mereka kenal dan dipersepsikan sebagai individu yang populer dalam kelompoknya.

Facebook "Like" button, is a way to show that someone favors a shared content, such as status or updates. A reason that might motivate someone to give Likes on SNS is the presence of previous likes on the content. Drawing from the theory conformity of social psychology, we hypothesized that people tend to conform to the behavior or response of other SNS users. The present study investigates the influence of existing "Like", the peer status of person who gave ldquo like, and the liker's popularity on whether Facebook users would hit the "Like" button upon reading Facebook statuses. A 2 whether an existing like is present vs. not present x 2 whether existing like comes from peer vs. non peer x 2 whether existing like comes from popular individual vs. less popular individual natural field experiment was conducted on Facebook, involving the Indonesian Stand Up Comedy Community members Komunitas Stand Up Indonesia as the participants. Mixed factorial ANOVA revealed no main effect of the presence of existing "Likes", the peer status of the liker, and the popularity of the liker on whether Facebook users would give thumbs up on a status. A two way interaction between the presence of existing like and peer status was found. That is, users were more likely to like a status when they saw that it has received "Like" from another person that they were familiar with. Additionally, the analysis also showed a 3 way interaction among existing "Like", peer status, and popularity, which suggests that users tend to like statuses that have gained "Like" from a person they knew and was perceived as popular in the community. Conformity, Social Networking Sites SNS, Social Media, Facebook, Like Button."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moniaga, Pritha Sati Putri
"ABSTRAK
Fake news dan hate speech mengenai imigran Timur Tengah di Jerman berkembang pesat di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube. Oleh karenanya, Jerman membuat undang-undang mengendalikan penyebaran fake news di media sosial yang disebut NetzDG. Undang-undang ini bertujuan memberi denda pada media sosial yang tidak segera menghapus fake news yang dilaporkan oleh pengguna. Penelitian ini diuji dengan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif, menggunakan Teori Hegemoni Antonio Gramsci, Teori Sekuritisasi Barry Buzan, dan Teori Normatif milik Wilbur Scrahmm. Hasilnya, fake news melalui media sosial dijadikan alat partai sayap kanan untuk membentuk hegemoni bahwa imigran adalah hal yang membahayakan. Fake news mengancam demokrasi serta kehidupan bermasyarakat di Jerman, sehingga dianggap sebagai ancaman oleh Pemerintah Jerman dan akhirnya menjadikan hukum sebagai bentuk kontrol atas media sosial yang beroperasi di negara tersebut.

ABSTRACT
Fake news and hate speech on Middle Eastern immigrants in Germany are growing rapidly in social media like Facebook, Twitter, and YouTube. Therefore, Germany makes laws to control the spread of fake news in social media called NetzDG. This law aims to impose penalties on social media that do not immediately remove fake news reported by the user. This study was tested with a combination of qualitative and quantitative methods, using Antonio Gramsci 39 s Hegemony Theory, Barry Buzan 39 s Theory of Securitization, and Wilbur Scrahmm 39 s Normative Theory. As a result, fake news through social media is used as a tool of the right wing party to establish hegemony that immigrants are dangerous. Fake news threatens democracy and social life in Germany, so it is considered a threat by the German Government and ultimately makes law as a form of control over the social media that operating in the country. "
2018
T51111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhana
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara penggunaan Facebook dengan harga diri, adiksi sosial media, dan narsisme. Penelitian ini melibatkan 852 peserta (545 perempuan, 289 laki-laki, 15 nonbiner, 3 identitas lainnya) dengan rata-rata umur 29 tahun. Peserta melengkapi survei online yang terdiri dari pertanyaan demografis dan skala pengukuran (Rosenberg Self-Esteem Scale, Bergen Social Media Addiction Scale, Dirty Dozen Dark Triad Scale, Facebook Intensity Scale). Korelasi Pearson’s digunakan untuk meniliti hubungan antara penggunaan Facebook dan 3 variabel lainnya. Hasil menampilkan bahwa meningkatnya level harga diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap penggunaan Facebook, level adiksi sosial media yang tinggi menunjukkan korelasi yang positif terhadap penggunaan Facebook. Sebaliknya, narsisme tidak menunjukkan korelasi dengan penggunaan Facebook. Meskipun demikian, hasil dari variabel harga diri dan narsisme tidak sesuai dengan hipotesis dan adiksi sosial media menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis. Penelitian ini memiliki limitasi yang hanya meneliti penggunaan Facebook, sedangkan terdapat beberapa sosial media lain yang memiliki potensi untuk diteliti lebih lanjut. Karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan penelitian sosial media lain. Limitasi lainnya adalah untuk fokus ke populasi yang lebih kecil agar penelitian dapat dilakukan dengan spesifik.

The purpose of this research study was to examine the correlation between Facebook use and self- esteem, social media addiction, and narcissism. There are 852 participants (545 female, 289 male, 15 non- binary, and 3 other-identifying) with an age range of 29 years old who completed an online survey consisting of a demographic questions and measurements scales (Rosenberg Self-Esteem Scale, Bergen Social Media Addiction Scale, Dirty Dozen Dark Triad Scale, Facebook Intensity Scale). A pearson's correlation was used to investigate thecorrelation between facebook use and the 3 variables. Results showed that increased level of self- esteem relates to statistically significant Facebook use, high levels of social media addiction is positively correlated with the use of Facebook. On the contrary, narcissism was reported having no correlation with Facebook use. However, the result of self-esteem and narcissism are not in line with the hypotheses while only social media addiction that is equivalent to the hypothesis. This research has a limitation which only examines Facebook use. Meanwhile, there are many social media platforms that can be investigated as well. Hence, future research might consider the use of other social networking platforms and narrow down the population size to make the research in more detail.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Hans Surjadinata
"Sosial media telah membawa beberapa perubahan berarti berkat kehadiran fitur User Generated Content yang memungkinkan pengguna untuk membuat konten secara mandiri yang mengakibatkan kaburnya batas-batas komunikasi massa dengan privat, serta adanya algoritma penyebaran informasi milik platform sosial media yang mengubah aliran informasi dengan hanya memilih dan mengamplifikasi konten yang dianggap dapat menggugah dan meningkatkan keterlibatan pengguna. Tidak hanya itu, perkembangan sosial media juga mengubah fungsinya dari yang awalnya hanya sebagai sarana penyampaian informasi, kini juga menjadi sarana perdagangan melalui sistem elektronik. Namun kebebasan dalam pembuatan konten tersebut malah membawa isu baru mengenai maraknya penyebaran konten illegal seperti misinformasi yang dapat menyebabkan kekacauan dalam masyarakat maupun disinformasi yang dapat merugikan konsumen, terutama dalam fungsinya sebagai penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik. Penyebaran konten illegal juga diperparah oleh algoritma penyebaran informasi milik platform sosial media yang bersifat komersil yang hanya mengutamakan penyebaran informasi berbasis sensasionalisme untuk menarik keterlibatan pengguna sebanyak mungkin demi keuntungannya sendiri. Mengacu pada semakin besarnya kebergantungan masyarakat akan keberfungsian platform sosial media yang kini semakin meluas khususnya di Indonesia, maka keproaktifan dan juga pertanggungjawaban para platform sosial media untuk memastikan keandalan sistem dalam layanan digitalnya pun sangat diperlukan, terutama dalam memoderasi konten dan menyediakan sistem tata kelola dalam memitigasi penyebaran konten tersebut. Sebagai penelitian doktrinal, dengan memahami konsep dan kerangka hukum yang ada sebagai sumber hukum tertulis, penelitian ini akan membahas mengenai kesesuaian upaya pertanggungjawaban dan tata kelola para platform sosial media dengan kerangka regulasi Indonesia dan juga dalam menangani resiko. Melihat peraturan perundang-undangan yang secara tegas melarang keberperanan platform dalam menyebarkan konten illegal, para platform sebagai bagian dari pertanggungjawabannya sudah seharusnya wajib memastikan bahwa pihaknya tidak menjembatani penyebaran konten illegal dengan menerapkan sistem tata kelola yang aman, andal, dan bertanggungjawab.

Social media has brought significant changes thanks to the feature of User Generated Content that allow users to create content independently which results in the blurring between mass and private communication, as well as the existence of information dissemination algorithms owned by social media platforms that changes the information flow by only selecting and amplifying content that is able to increase user-engagement. Notwithstanding, the development of social media has also changed its original function from means of disseminating information, to now also means of trading through electronic systems. However, freedom to create content has instead brought new issues regarding the rampant spread of illegal content such as misinformation that cause chaos in society or disinformation that can harm consumers, especially in its function as means of trade through electronic systems. The spread of illegal content is also exacerbated by the information dissemination algorithm owned by social media platforms that prioritizes the spread of sensationalism-based information to attract as much user-engagement for their own benefit. Referring to the increasing dependence of society on the functioning of social media platforms in Indonesia, the proactivity and responsibility of social media platforms to ensure the reliability of their digital environment are demanded, especially in moderating content and providing a system to mitigate the spread of such content. As a doctrinal study, understanding the existing legal concepts and frameworks as written legal sources, this study will discuss the suitability of social media platforms' responsibility and governance efforts with the Indonesian regulatory framework upon dealing with the risk. Seeing the laws and regulations that has strictly prohibited the role of platforms in spreading illegal content, platforms as part of their responsibility should ensure that they don’t bridge the spread of illegal content by implementing a safe, reliable, and responsible governance system."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cs. Purwowidhu Widayanti
"

Penelitian ini mengeksplanasi tipe interaktivitas; jangkauan interaktivitas; dan prediktor yang dapat memperkuat interaktivitas media sosial Facebook dan Twitter pemerintah. Kebaruan penelitian ini dari penelitian terdahulu adalah elaborasi pengukuran interaktivitas di media sosial serta uji prediksi variabel yang lebih komprehensif. Metode penelitian menggunakan metode campuran analisis isi dan kualitatif. Uji hipotesis dilakukan dengan regresi binomial negatif. Hasil penelitian menunjukkan tipe interaktivitas media sosial pemerintah adalah interaktivitas reaktif. Komunikasi pemerintah melalui media sosial masih cenderung satu arah. Sementara jangkauan interaktivitas pesan pemerintah memiliki frekuensi kedua terbesar setelah pengaplikasian interaktivitas dengan tipe reaktif oleh pengguna. Prediktor signifikan interaktivitas dari fitur konten baik di Facebook maupun twitter adalah topik post/tweet. Topik yang secara umum berpengaruh positif terhadap keseluruhan tipe interaktivitas dan jangkauan interaktivitas baik di Facebook maupun Twitter adalah topik Iklan Layanan Masyarakat. Prediktor signifikan interaktivitas dari fitur struktur di Facebook adalah hashtag. Sementara prediktor signifikan interaktivitas dari fitur struktur di Twitter adalah elemen multimedia dan external link. Hasil penelitian diperkaya dalam bentuk masukan dari pengguna untuk meningkatkan interaktivitas media sosial pemerintah di era open government.

 


This study describes the type of interactivity; the breadth of interactivity; and predictors that can strengthen the interactivity of government account on Facebook and Twitter. The novelty of this research from previous research is the elaboration of measurements of interactivity on social media as well as more comprehensive variable prediction tests. The research method uses a mixture of content and qualitative analysis methods. Hypothesis testing is done by negative binomial regression. The results of the study show that the type of government social media interactivity is reactive interactivity. Government communication through social media still tends to be one-way. While the message the breadth of interactivity of the government has the second largest frequency after the application of interactivity to the reactive type by the user. A significant predictor of interactivity from content features both on Facebook and Twitter is the topic of posts / tweets. Topics that generally have a positive influence on the overall type of interactivity and interactivity range both on Facebook and Twitter are the topics of public service advertising. A significant predictor of interactivity from the structural features on Facebook is the hashtag. While significant predictors of interactivity from structural features on Twitter are multimedia elements and external links. The research results are enriched in the form of input from users to enhance the interactivity of government social media in the open government era.

 

 

"
T54155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Jukiyanto
"ABSTRAK
Pada penelitian ini penulis melakukan pengukuran tingkat kesadaran keamanan data privasi pengguna Facebook pada mahasiswa STSN. STSN dipilih karena STSN merupakan perguruan tinggi kedinasan yang berada dibawah koordinasi BSSN. Pengukuran yang dilakukan pada mahasiswa STSN dengan menggunakan Multiple Criteria Decision Analysis MCDA yang dikembangkan oleh Kruger dan Kearney 2006 . MCDA merupakan prototype pengukuran kesadaran keamanan informasi berdasarkan dimensi knowledge, behaviour dan attitude. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, secara umum tingkat kesadaran keamanan data privasi pada mahasiswa STSN berada pada level sedang. Kondisi tersebut disebabkan karena nilai-nilai kesadaran keamanan informasi yang telah didapatkan melalui pembinaan akademik maupun pengasuhan belum terinternalisasi secara menyeluruh pada mahasiswa STSN. Pengetahuan Knowledge mahasiswa STSN tentang keamanan data privasi dalam menggunakan Facebook, belum tentu dapat menggambarkan tingkat kesadaran mahasiswa STSN secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor dimensi Behaviour dan Attitude pada mahasiswa. Kondisi tingkat kesadaran keamanan data privasi pada mahasiswa STSN dapat menjadi sebuah kerentanan bagi organisasi BSSN. Hal ini dikarenakan mahasiswa STSN telah menjadi salah satu bagian dari sistem BSSN. Selain itu, kaitannya dalam pekerjaan nanti lulusan STSN akan berhubungan dengan informasi yang sifatnya sensitif maupun berklasifikasi. Hal ini dapat memicu adanya kegiatan profiling maupun social engineering yang berpengaruh terhadap ketahanan siber Indonesia. Dari hasil studi ini, merekomendasikan upaya untuk meningkatkan kesadaran keamanan data privasi pengguna Facebook pada mahasiswa STSN. Adapun upaya yang dapat dilakukan meliputi, pembinaan kesadaran keamanan informasi pada tenaga pendidikan STSN baik dosen maupun satuan pengasuhan, pemuatan materi kesadaran keamanan data privasi pada pola pembinaan yang diberikan serta internalisasi nilai-nilai kesadaran keamanan data privasi pada mahasiswa STSN.

ABSTRACT
In the current study, the researchers measure the Facebook users 39 privacy data security awareness among STSN students. STSN was chosen because STSN is the official college under the coordination of BSSN. STSN students are the main human resources in BSSN, so when graduated later STSN students have a role in maintaining the resilience and security of Indonesian cyber. The method used in this research is mixed method with explanatory approach.The measurement was done by using Multiple Criteria Decision Analysis MCDA developed by Kruger and Kearney 2006 . MCDA is a measurement prototype for information security awareness that rests on the dimension of Knowledge, Behavior, and Attitude. Based on the measurement result, STSN students 39 level of privacy data security awareness was classified as medium level. The condition of the level of awareness of the security of privacy data on STSN students is due to the awareness of information security that has been obtained through academic guidance and care has not been completely internalized to STSN students. Knowledge of STSN students about the security of data privacy in using facebook, not necessarily can describe level of awareness of STSN student as a whole. This is due to the dimensions of Behavior and Attitude on the students. This condition may be a vulnerability for STSN graduates that will affect the role of BSSN in maintaining national defense in the cyber sector. This is because STSN students have become one part of BSSN system. In addition, the connection in the later work STSN graduates will be associated with information that is sensitive or classified. This can trigger the existence of profiling and social engginering activities that affect the resilience of Indonesian cyber. When STSN students are graduated, they will close to things whose nature is classified or restricted. This study recommended some attempts to improve Facebook users 39 privacy data security awareness among STSN students. Those attempts included Coaching of information security awareness towards STSN educators, involving the material of privacy data security awareness on the coaching pattern, and internalization of values of privacy data security awareness on STSN students. "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>