Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Ferbi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh organizational learning culture terhadap kinerja karyawan tetap dengan employee engagement sebagai variabel mediasi pada Detmold Group. Peneliti menggunakan organizational learning culture sebagai variabel independen, kinerja karyawan sebagai variabel dependen dan employee engagement sebagai variabel mediasi. Pada penelitian ini peneliti meggunakan teori organizational learning culture dari Watkins dan Marsick, teori employee engagementdari Hewitt dan pengukuran kinerja karyawan berdasarkan indikator penilaian kinerja yang dimiliki oleh Detmold Group. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode survei. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 115 karyawan tetap Detmold Group dengan menggunakan total sampling, dengan tingkat responsi 85%. Teknik analisis Partial Least Square dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS v.3. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa organizational learning cultureberpengaruh terhadap employee engagement dan kinerja karyawan secara signifikan. Employee engagement sebagai variabel mediasi dari organizational learning culture juga berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to examines the effect of organizational learning culture on employee performance with employee engagement as intervening variable case study in Detmold Group. This research used organizational learning culture as independent variable, employee performance as dependent variable and engagement as intervening variable. This research applied the theory of organizational learning culture by Watkins and Marsick, employee engagement theory by Hewitt and Employee perfomance measurement by Detmold Group measurement tools. This researchused quantitative approach to gather the data by utilizes a survey method. This research distributed self administrated to 115 respondents. The respondents were permanent employee in head office. Data were analyzed with Partial Least Square by using SmartPLS v.3. The result shows that organizational learning culture has a significant effect on employee engagement and employee performance, meanwhile employee engagement as intervening variable from organizational learning culture has a significant effect on employee performance."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryn Nabiela
"Tenaga kesehatan mengalami tingkat stres dan kelelahan yang tinggi, yang dapat berdampak negatif terhadap well-being dan bagaimana mereka memberikan pelayanan kepada pasien. Organizational justice terbukti menjadi prediktor well-being tenaga kesehatan. Sebaliknya, hubungan antara workplace spirituality dan well-being tenaga kesehatan belum diteliti lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara workplace spirituality, organizational justice dan well-being tenaga kesehatan, serta untuk menentukan apakah employee engagement berperan sebagai mediator dalam hubungan ini. Sebuah survei cross-sectional dilakukan dengan sampel tenaga kesehatan dari sebuah rumah sakit di Jakarta. Pertanyaan mengenai organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, dan well-being diberikan. Structural Equation Model digunakan untuk menguji model mediasi yang diusulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organizational justice berhubungan secara signifikan dan positif terhadap well-being tenaga kesehatan, sedangkan workplace spirituality tidak berhubungan secara signifikan. Selanjutnya, employee engagement memediasi hubungan antara spiritualitas tempat kerja, keadilan organisasi dan well-being, sehingga dampak positif lebih besar untuk tenaga kesehatan dengan tingkat engagement yang tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan organizational justice secara tidak langsung dapat meningkatkan well-being tenaga Kesehatan dengan meningkatkan employee engagement. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji generalisasi dari temuan ini dan untuk mengeksplorasi potensi intervensi untuk meningkatkan keadilan organisasi dalam pengaturan kesehatan.

Healthcare workers (HCWs) experience high levels of stress and burnout, which can negatively impact their wellbeing and patient care. Organizational justice has been shown to be a predictor of HCW wellbeing. In contrast, the relationship between workplace spirituality and HCW wellbeing is less clear. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality, organizational justice and HCW wellbeing, and to determine whether employee engagement act as mediator in this relationship. A cross-sectional survey was conducted with a sample of HCWs from a hospital in Jakarta. Measures of organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, and wellbeing were administered. Structural equation modeling was used to test the proposed mediation model. Results indicated that organizational justice was significantly and positively related to HCW wellbeing, while workplace spirituality was not significantly related. Furthermore, employee engagement mediated the relationship between workplace spirituality, organizational justice, and wellbeing, such that the positive relationship was stronger for HCWs with high levels of employee engagement. These findings suggest that interventions aimed at improving organizational justice may indirectly improve HCW well-being by increasing employee engagement. Further research is needed to test the generalizability of these findings and to explore potential interventions for improving organizational justice in healthcare settings."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Enty Evasari Hot Asi
"Industri telekomunikasi di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat cepat dan kompetitif, terutama di era digital. Perkembangan teknologi dan preferensi pasar menggeser batas-batas industri sehingga pendekatan analisa pasar dianggap kurang relevan dan tidak memberikan landasan yang aman untuk merumuskan strategi jangka panjang. Pendekatan kapabilitas dinamik sebagai perpanjangan teori resource-based view merupakan orientasi perilaku organisasi untuk terus memperbaharui dan menciptakan kembali sumber daya dan kapabilitasnya dalam menanggapi lingkungan yang berubah cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh organization learning culture, organizational process alignment secara langsung terhadap kinerja organisasi, maupun dimediasi oleh kapabilitas dinamik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer melalui pembagian kuesioner dan diolah dengan teknik statistik SEM dengan metode PLS. Unit analisisnya adalah perusahaan-perusahaan dalam value chain industri telekomunikasi dengan responden yang berpartisipasi sebanyak 116 responden.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun organization learning culture dan organizational process alignment memiliki pengaruh yang positif terhadap kapabilitas dinamik. Namun, kapabilitas dinamik tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatkan kinerja organisasi secara langsung. Hal ini disebabkan dalam lingkungan dinamis dimana perubahan terjadi dengan cepat dan sering tidak teratur, kapabilitas dinamik dianggap proses yang mahal dan manfaatnya secara ekonomis tidak dapat terlihat langsung. Selanjutnya, temuan lainnya adalah organization learning culture tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi, tetapi organizational process alignment memiliki pengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Hal ini disebabkan bahwa tidak semua pembelajaran menghasilkan kinerja yang produktif secara langsung, tergantung tingkatan pembelajaran yang diterapkan dalam organisasi, sebaliknya penyelarasan dirancang untuk menata berbagai bagian dalam perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan bersama.
Temuan penting lainnya adalah organization learning culture memiliki pengaruh yang positif terhadap organizational process alignment. Hal ini disebabkan mekanisme pembelajaran dianggap penting untuk mengisi kesenjangan pengetahuan antar bagian dalam perusahaan Hasil temuan ini menegaskan bahwa kapabilitas dinamik merupakan konsep yang abstrak dan sukar dipahami sehingga memberi masukan kepada perusahaan di dalam implementasinya memerlukan sumber daya yang mendahuluinya yaitu organization learning culture dan organizational process alignment untuk membantu untuk mengevaluasi lingkungan eksternalnya sehingga memberikan kontribusi besar terhadap kinerja yang diharapkan.

The telecommunication industry in Indonesia is currently growing rapid and competitively, especially in the digital era. Technological developments and market preferences shift industry boundaries so that market-based view are considered less relevant and do not provide a solid foundation for formulating long-term strategies. The dynamic capability approach, as an extension of the resource-based view theory, is an organizational behavioral orientation to continually renew and reconfigure its resources and capabilities in response to rapidly changing environments. The purpose of this research is to analyze the influence of organizational learning culture, organizational process alignment directly to organizational performance, or indirectly mediated by dynamic capability. This study is a quantitative research, using primary data through the distribution of questionnaires and processed by SEM with PLS method. The unit of analysis is the companies in the value chain of the telecommunications industry with 116 respondents participated.
The finding indicates that notwithstanding organizational learning culture and organizational process alignment have a positive effect on dynamic capability. However, the dynamic capability has no effect on the improvement of organizational performance directly. This happens to the dynamic environment in which changes occur quickly and often irregularly, dynamic capabilities are considered costly processes and the economic rents cannot examine directly. Furthermore, other findings are that organizational learning culture has no effect on organizational performance, but organizational process alignment has a positive effect on organizational performance. This happens because not all learning leads to productive performance directly, depending on the level of learning applied in the organization, but alignment is designed to coordinate various parts of the company to achieve company goals.
Another important finding is that organizational learning culture has a positive influence on organizational process alignment. This happens due to the mechanism of learning is considered important to fill the knowledge gap between various parts of the company. These findings confirm that dynamic capability is an abstract and elusive concept that provide advice to the company in order to its implementation requires antecedent variables the organization learning culture and organizational process alignment to help to sense its external environment to achieve superior performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T54012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jelpa Priantalo
"Dirjen PQR mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sebagian besar pendapatan Indonesia berasal dari dana yang dikumpulkan oleh Dirjen PQR. Untuk meningkatkan efektivitas Dirjen PQR, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengadakan perubahan organisasi. Kesiapan organisasi untuk berubah ditentukan oleh kesiapan pegawai. Sedangkan kesiapan pegawai sangat erat kaitannya dengan pandangan pegawai terhadap organisasi tempat ia bekerja. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui kesiapan pegawai untuk berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keadilan organisasi, dukungan organisasi, komitmen organisasi, dan iklim psikologis terhadap kesiapan untuk berubah. Penelitian menggunakan kuesioner dalam pengumpulan dan sampel 327 orang. Sampel diambil dari 10 kantor cabang Dirjen PQR di wilayah DKI Jakarta. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah regresi berganda. Kesimpulan dari penelitian adalah keadilan organisasi, dukungan organisasi, dan iklim psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan untuk berubah. Sementara, komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan untuk berubah. Saran penelitian, Dirjen PQR hendaknya secara terus menerus memberikan informasi mengenai perubahan kepada pegawai.

Dirjen PQR has significant role in Indonesia economic. Most of Indonesia income comes from fund which is collected by Dirjen PQR. Indonesia government decided to do significant changes to this organization. The Aim of change is to increase work effectiveness. Organizational readiness depends on employee readiness for change. While, employee readiness depends on employee?s view on organization. It is so important to know influential factors to readiness for change. The aim of research is to know effect of organizational justice, organizational commitment, organizational support, and psychological climate on readiness for change. This research used questionnaire to gather data and 327 subjects. It was taken from 10 branch offices in DKI Jakarta. Multiple regressions was used to analyze data. The conclusion of the research is organizational justice, organizational support, and psychological climate have significant effect on readiness for change. But, organizational commitment does not. The suggestion is Dirjen PQR must give organizational change information continuously."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
158.7 JEL p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Erfina Ningsih
"ABSTRAK
Generasi Milenial diakui sebagai kelompok yang kuat dalam angkatan kerja. Berada pada usia produktif, PNS generasi milenial jelas menjadi bagian organisasi birokrasi yang perlu dipertimbangkan. Schein dalam teorinya mengenai budaya organisasi mengemukakan bahwa asumsi dasar merupakan esensi budaya. Artinya ketika ingin memahami isi budaya organisasi, maka meniliknya pada level asumsi merupakan pilihan yang paling baik karena asumsi merupakan esensi budaya. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan tentang bagaimana asumsi dasar budaya organisasi birokrasi pada generasi milenial pegawai negeri sipil di Kementerian Pariwisata serta bagaimana konsep budaya kerja yang dihasilkan dari asumsi dasar budaya organisasi birokrasi pada generasi milenial. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis. Temuan dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor distribusi kekuasaan dan status serta misi organisasi berperan penting dalam pembentukan asumsi budaya organisasi. Perilaku budaya kerja yang muncul dikalangan milenial generasi Y bahwa kepuasan dalam bekerja didapatkan ketika memperoleh pengetahun baru, paradigma baru dalam menganalisis sebuah permasalahan, serta dapat mengimplementasikan ide-ide nya dalam ruang lingkup pekerjaanya. Sedangkan milenial generasi Z memperoleh kepuasaan dari pekerjaannya ketika mereka mengerjakan pekerjaan sesuai dengan passion, sifat pekerjaan yang dinamis (tidak rutinitas), dan mendapatkan apresiasi dari pimpinan.

ABSTRACT
Millennials are recognized as a tenacious group in the workforce. Being in the productive age, Millennials civil servants are clearly need to be considered as a part of bureaucratic organization. Schein in his theory of organizational culture suggests that basic assumptions are the essence of culture. Therefore, to understand an organizational culture, examination at the level of basic assumptions need to be done. This study will explain the basic assumptions of bureaucratic organizational culture within Millennials civil servants in the Ministry of Tourism and explain the concept of work culture that is generated from the assumptions. This research is a qualitative study with constructivist paradigm. The findings found that the factor of power, status and mission distribution play an important role in the formation of organizational cultural assumption. The work culture behavior that emerges among the Y Millennials shows that satification is obtained through acquiring new knowledge, finding new paradigm in analyzing a problem, and implementing ideas within the scope of the work. Whereas satisfication of Z Millenialls is achieved when they are doing jobs according to their passion, working in dynamic nature (not routine), and obtaining appreciation from the leaders.

"
2019
T53355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sugianti
"Iklim organisasi mempunyai peranan yang penting bagi karyawan karena dapat mempengaruhi motivasi kerja dari karyawan. Karyawan akan termotivasi jika karyawan merasa nyaman dan kondusif dengan tempat mereka bekerja, dalam hal ini iklim organisasi menjadi faktor penting dalam memotivasi karyawan guna untuk menyelesaikan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap motivasi kerja karyawan tetap non-manajerial pada Bank Yudha Bakti Kantor Pusat di Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif eksplanatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 108 karyawan tetap non-manajerial. Tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan penelitian survey. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja karyawan tetap non-manajerial.

Organization climate have an important role for employees because it can affect to work motivation of employees. Employees will be motivated if employees feel comfortable and conducive to their work places. Nowdays organization climate becomes an important factor in motivating employees in order to finish the job. This research aims to know the influence of organizational climate to work motivation permanent employee non-managerial on Bank Yudha Bakti in Jakarta.
This study used quantitative eksplanative research methods. This research used technique total sampling with 108 permanent employees non-managerial. Technique for data collection using survey research. Results of the study show that there is a significant and positive influence on the organization climate with the work motivation permanent employee non managerial.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pantow, Rulistianto Yonathan Cornelius
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pengaruh iklim organisasi yang dimiliki oleh STIKOM The London School of Public Relations Jakarta terhadap Organizational Citizenship Behavior. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dimana cara pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling dari seluruh jumlah karyawan kampus B STIKOM The London School of Public Relations Jakarta. Dalam memenuhi kebutuhan data yang dibutuhkan, maka digunakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan survey. Hasil penelitian ini meperlihatkan bahwa iklim organisasi pada STIKOM The London School of Public Relations Jakarta menunjukkan adanya pengaruh terhadapa organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki karyawan kampus B.

The research thrust is to know that the implementation of organizational climate have any influence to organizational citizenship behavior in campus B STIKOM The London School of Public Relations Jakarta. This research used descriptive quantitative, with total sampling of whole employees in campus B as respondent. Collecting data technic used survey. The results of this research shown that whole system of the organizational climate in STIKOM The London School of Public Relations Jakarta has influence with organizational citizenship behavior in campus B.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lousiana
"Penelitian ini menjelaskan tentang dua variabel yaitu variabel iklim organisasi dan variabel kepuasan kerja karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan non-manajerial Kompas Gramedia Sports and Health Media di Jakarta. Variabel Iklim Organisasi diuji dengan menggunakan 14 dimensi yang dikemukakan oleh Adrian Furnham & Leonard D. Goodstein. dan variabel kinerja karyawan diuji menggunakan 2 Indikator yang dikemukakan oleh Cammann, Fichman, Jenkins, & Klesh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survei yang menggunakan teknik total sampling terhadap karyawan non-manajerial Kompas Gramedia Sports and Health Media di Jakarta yang berjumlah 100 responden. Analisis data menggunakan uji regresi sederhana dan hasil penelitian menunjukan bahwa employee engagement mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 38,9%.

This study explains about two variables, the variables are organization climate and job satisfaction. The purpose of this study was to determine whether there is any effect of employee engagement on the performance of non-managerial employees on Kompas Gramedia Sports and Health Media in Jakarta. Organization climate variables were tested using fourteen dimensions proposed by Adrian Furnham & Leonard D. Goodstein. and job satisfaction variables were tested using 2 indicator raised by Cammann, Fichman, Jenkins, & Klesh search method that uses total sampling techniques for non-managerial employees of Kompas Gramedia Sports and Health Media in Jakarta which amounted to 100 respondents. Analysis of the data using a simple regression test and the results showed that employee engagement has a significant influence on employee performance equal to 38,9%."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"One hundred thirty one responses from public employees and 154 responses from private employees were analyzed to compare employee attitudes towward individualism-collectivitism across public and private sector organizations...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Learning organization can be defined as the ability of organization its capacity creating its future. The concept of learning organization which is common in private sector is also application to the public factor
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>