Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisa Ulkaromah
"ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari upah minimum terhadap anak bekerja di Indonesia, menggunakan SAKERNAS BPS tahun 2012. Beberapa penelitian anak bekerja sebelumnya mempercayai bahwa peningkatan upah minimum dapat mengurangi fenomena anak bekerja karena kesejahteraan rumah tangga meningkat. Namun secara teori, peningkatan upah yang disebabkan oleh kebijakan upah minimum dapat menyebabkan beberapa orang dewasa terkena pemutusan hubungan kerja, akibatnya rumah tangga tersebut mengirim anaknya untuk bekerja. Penelitian ini menggunakan model multinomial logit dan membagi dua tipe anak bekerja, yaitu pekerja keluarga dan pekerja di pasar kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak pekerja keluarga meningkat seiring dengan peningkatan upah minimum, terutama jika orang tua kehilangan pekerjaan dari sektor formal. Sedangkan dampak upah minimum terhadap anak di pasar kerja tidak ditemukan adanya signifikansi. Pada kondisi daerah, penelitian ini menemukan bahwa dampak upah minimum di daerah maju, cenderung untuk mengurangi probabilitas anak bekerja lebih besar dibandingkan daerah berkembang. Penelitian ini juga menemukan adanya hubungan antara upah minimum terhadap anak bekerja rumah tangga di luar sektor formal. Secara keseluruhan, penelitian ini berpendapat bahwa dampak upah minimum terhadap anak bekerja adalah fenomena yang kompleks.
ABSTRACT This study investigates the impact of minimum wage on child labor in Indonesia using SAKERNAS BPS 2012. Some previous studies about child labor believe that, rising minimum wage could reduce the incidence of child labor because household welfare get improve. However, theoretically if rise in wage is achieved by a minimum wage law, it can for instance cause some adult to be unemployed and send their children to work. This study use multinomial logit model and separate two types of child labor, within the household and labor market. The result suggests that child labor within the household may rise as the minimum wage is raised, especially if parents lost their jobs from formal sector, while there is no significant in child labor in labor market. In type of regional condition, the impact of minimum wage in a type of modern economic, can reduce the incidence of child labor in labor market much greater. This study also found an association between minimum wage and child labor in non-formal worker households. Overall the study argues that the impact of minimum wage on child labor is a complex phenomenon.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Ayu Sasmita
"Pemerintah Indonesia setiap tahunnya meningkatkan upah minimum pekerja. Akan tetapi, pada kenyataannya kebijakan tersebut hanya diimplementasikan di sektor formal sedangkan pasar tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh sektor informal. Menurut teori Welch, kenaikan upah minimum akan menyebabkan penurunan upah pekerja informal. Penelitian ini ingin membuktikan secara empiris apakah upah minimum menekan upah pekerja informal. Melalui rangkaian analisis deskriptif dan regresi fixed-effect yang dibandingkan dengan estimasi regresi lainnya bersama beberapa variabel kontrol, ditemukan bahwa kenaikan upah minimum tidak menekan upah pekerja informal di Indonesia secara keseluruhan dan signifikan bagi pekerja perempuan.

However, in reality these policies are implemented only in the formal sector, while the labor market in Indonesia is still dominated by the informal sector. According to Welch's theory, the increase in minimum wage will cause a decrease in wages of informal workers. This study wants to prove empirically whether minimum wages depress wages of informal workers. Through a series of descriptive analysis and fixed- effects regression compared to other regression estimation along with several control variables, found that minimum wage increases do not depress the wages of informal workers in Indonesia as a whole and significant for women workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Nugraini Soekoer
"Indonesia, meskipun memiliki angkatan kerja yang relatif besar, masih dinilai kurang produktif jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya. Adapun setiap tahunnya, serikat buruh selalu menuntut pemerintah untuk menaikkan upah minimum sebagai syarat agar para pekerja berkehendak meningkatkan produktivitas mereka. Penelitian ini ingin membuktikan secara empiris apakah upah minimum mampu memberikan pengaruh positif pada produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Melalui rangkaian analisis deskriptif dan regresi fixed-effect yang dibandingkan dengan estimasi OLS bersama beberapa variabel kontrol, ditemukan bahwa dari tahun 2009-2014, kenaikan upah minimum tidak mampu mendorong produktivitas tenaga kerja pada 33 provinsi di Indonesia

Indonesia, despite having a relatively large labor force, is still perceived as a less-productive country if compared with its neighbour countries. However, the labor unions often insist the government to rise the minimum wage as a prerequisite to increase their productivity. This study empirically examines the impact of rising minimum wage to Indonesia?s labor productivity. By constructing a series of descriptive analysis as well as comparing OLS and fixed-effect regression using several control variables, this study found that the rise in minimum wage was not be able to boost the labor productivity in 33 provinces of Indonesia from 2009-2014."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krasni Rosa Pantrini Puji Rahayu
"Penulisan tesis ini secara umum memiliki tujuan untuk menganalisis faktor kenaikan upah minimum sebagai variabel utama yang dikontrol oleh pertumbuhan ekonomi, jumlah pekerja, dan partisipasi perempuan terhadap kesenjangan upah pada setiap provinsi di Indonesia. Penelitian ini juga akan menganalisis kesenjangan upah di sektor Pertanian, Manufaktur, dan Jasa, serta menganalisis kesenjangan upah di Tingkat Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi. Menggunakan data panel, 33 provinsi di Indonesia selama periode tahun 2007 hingga 2013. Hasil estimasi dengan metode fixed effect yang memungkinkan adanya perbedaan kesenjangan upah pada setiap provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa kenaikan upah minimum mempengaruhi kenaikan kesenjangan upah di seluruh model.

The thesis has generally the purpose to analyze the effect of the increase in the minimum wage on the wage gap in each province in Indonesia. It also analyzed other factors such as economic growth, employment, and the women's participation as control variable on the wage gap. Beside that the wage gap in Agriculture, Manufacturing, and Services and the wage gap in the Basic Education Level, Medium and High also to be analyzed. The data used is panel data of 33 provinces in Indonesia between 2007 to 2013. The estimation result with fixed effect model that allow for differences in the wage gap in every province in Indonesia indicates that the increase in minimum wage affects the increase in the wage gap in all models."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyadi BS Sukamdani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak kebijakan publik dalam hal ini kebijakan upah minimum terhadap kinerja perusahaan sektor industri padat karya serta tindakan yang direncanakan oleh perusahaan agar kinerja perusahaan tetap tumbuh. Kenaikan upah minimum yang tinggi dan tidak dapat terprediksi membuat perusahaan harus merencanakan keputusan untuk melakukan perubahan, perencanaan tersebut mengadopsi Theory of Planned Behavior yang di implementasikan dalam Strategic Decision Making. Attitude to Paying Minimum Wage, Interest Group Pressure yaitu serikat pekerja, pemerintah, konsumen; dan Projected Law Enforcement atas peraturan ketenagakerjaan; mendorong keinginan perusahaan untuk mengubah Intention to Change strategi perusahaan dan kemudian mengambil keputusan untuk melakukan perubahan Decision to Change dengan organizational downsizing, relocation dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.Penelitian dilakukan terhadap 206 perusahaan industri padat karya dengan jumlah karyawan minimal 100 orang setiap perusahaan, pengolahan data menggunakan Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Attitude to Paying Minimum Wage dan Interest Group Pressure berpengaruh positif terhadap Intention to Change dari perusahaan, sedangkan Projected Law Enforcement tidak berpengaruh terhadap Intention to Change perusahaan. Intention to Change perusahaan berpengaruh positif terhadap Decision to Change, dan ternyata Decision to Change berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan untuk jangka waktu tertentu karena biaya untuk melakukan perubahan cukup tinggi. Kontribusi teoritikal penelitian ini adalah menggabungkan teori psikologi dengan teori strategic management dan melakukan investigasi penerapan multi behavior pada level perusahaan. Implikasi praktikal bagi perusahaan adalah untuk merencanakan perubahan strategi terkait efisiensi biaya ketenagakerjaan secara matang karena biaya perubahan yang tinggi dan bagi pemerintah agar berhati-hati dalam menentukan kebijakan upah minimum karena akan berdampak tidak saja pada penyerapan tenaga kerja namun juga berkurangnya industri padat karya

This research is aimed to observe the impacts of public policy in this case, the minimum wage policy, towards the performances of companies in labor-intensive industry sector, and the measures planned by those companies to maintain performance growth. The high and unpredictable increase of minimum wage force the companies to plan and change their strategy. This study is combining strategic management and the theory of Planned Behavior to asses company Strategic Decision Making that consist of organizational downsizing, relocation and use of technology to increase efficiency.This research is conducted to 206 labor intensive companies in the industry with minimum employees of 100 persons. The data processing is done using Structural Equation Modeling. The result shows that Attitude to Paying Minimum Wage and Interest Group Pressure have positive impacts towards Intention to Change of the companies, while Projected Law Enforcement has no bearing whatsoever towards Intention to Change. Companies rsquo; Intention to Change has positive impacts towards the Decision to Change. The Decision to Change of organizational downsizing, relocation and use of technology to increase efficiency turns out to have negative impacts on performances for a certain length of time, due to the costs required to do those changes are quite high. Theoretical contribution from this research comes from the combination of psychological theory and strategic management theory and the investigation of multi behavior implementations at company level. Practical implications for the companies comes in the form of the changing of strategic plan due to the efficiency of labor cost and the high cost of changing investment. In determining minimum wage policy, Government should have careful thought because it is not only have an impact on labor absorption but also likely decreasing in labor intensive industries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D2506
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Rahmatalitha Wahyudi
"Women commonly face gender employment discrimination especially in the matter of unequal wage that creates the existing gender wage gap issue. Our study takes a closer look at the human capital aspect and labor market institution as the tool of decomposing equal wage distribution among genders. To be specific, female tertiary education attainment and the national minimum wage are examined using regression analysis to identify the influence on the gender wage gap. Thus, we offer insight of the educational attainment and minimum wage impact on the gender wage gap by collecting data from European Union countries in the period of 2014 to 2018. Findings of this study suggest that higher female education attainment in tertiary level may not play a significant role in narrowing the gender wage gap of EU countries, while the country’s minimum wage contributes in lowering the gender wage gap.

Wanita sering kali menghadapi diskriminasi gender terutama masalah ketimpangan upah sehingga menghasilkan masalah kesenjangan upah antar gender. Studi ini memiliki fokus kepada aspek sumber daya manusia dan institusi ketenagakerjaan sebagai tolok ukur distribusi keseimbangan upah antar gender. Untuk lebih spesifik, tingkat pendidikan tersier wanita dan upah minimum nasional diuji menggunakan analisis regresi untuk mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kesenjangan upah antar gender. Dengan mengumpulkan data dari beberapa negara Uni Eropa periode 2014 sampai 2018, studi ini memberikan gambaran mengenai pengaruh tingkat pendidikan tersier wanita serta upah minimum nasional terhadap kesenjangan upah antar gender. Hasil dari studi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tersier wanita tidak mengurangi kesenjangan upah antar gender secara signifikan, sementara upah minimum nasional secara signifikan mengurangi kesenjangan upah antar gender di negara Uni Eropa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Thomson
"Berbeda dengan penelitian sebelumnya terkait dampak upah minimum yang hanya berfokus pada total pekerja dan sektor ekonomi serta penggunaan status pekerjaan untuk membentuk pekerja formal, penelitian ini menganalisis pengaruh upah minimum terhadap salah satu variabel demografi yakni umur muda dengan membandingkan antara pembentukan pekerja formal dengan menggunakan tabulasi silang status dan jenis pekerjaan dan pembentukan pekerja formal dengan menggunakan status pekerjaan saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan dampak upah minimum terhadap pekerja muda formal dan total di Indonesia.
Penelitian ini mendeskripsikan bahwa perbedaan persentase pekerja muda formal yang tinggi sangat mendukung tujuan penelitian bahwa penting untuk membandingkan dampak upah minimum terhadap kedua pengkategorian tersebut. Dengan menggunakan data cross section SAKERNAS tahun 2015 dan metode regresi OLS dampak upah minimum terhadap pekerja muda formal dengan menggunakan tabulasi silang lebih tinggi dibandingkan dengan dampak upah minimum terhadap pekerja muda formal dengan menggunakan status pekerjaan saja. Upah minimum mengurangi pekerja muda formal (baik dengan tabulasi silang atau dengan status pekerjaan saja) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja muda total.
Mengabaikan penggunaan tabulasi silang antara status dan jenis pekerjaan dapat menyebabkan underestimate dalam persentase pekerja muda formal sehingga penggunaan tabulasi silang lebih representatif dalam menunjukkan pengaruh upah minimum terhadap pekerja muda formal dibandingkan penggunaan status pekerjaan saja.

Unlike the previous study in the minimum wage, which focused on total employment and economic sector, this paper examine its effect on one demographic variable (age) by comparing covered youth employment using cross tabulation of the status and type of job and using job status only. The aim of this study is to analyze the impact of minimum wages on youth employment in Indonesia. We analyze the impact on covered youth wemployment  and total youth employment.
This study contributes to the limited literature on youth employment as the impact of minimum wage in developing countries, especially in Indonesia. Using cross section distric data from the 2015 on OLS method of regression, we find that the districts/cities that have a higher district minimum wage has lower covered youth employment and total youth employment. Cross tabulation used is more representative than job status to show the impact of minimum wage on covered youth employment.
Ignoring cross tabulation of the status and type of job used seriously underestimates the size of covered youth emplyoment. The impact of minimum wage on covered youth employment using cross tabulation is higher than job status used. The higher the district minimum wage, the lower the covered youth employment. Surprisingly, the minimum wages reduced covered youth employment significantly more than total employment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyu Yuliani
"[Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan Upah
Minimum Regional terhadap status pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia
pada level individu. Selain itu, penelitian ini juga meneliti pengaruh dari
karakteristik demografi, karakteristik sosial, dan karakteristik regional terhadap
sektor pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia. Data yang digunakan adalah
data survei SAKERNAS untuk periode tahun 2013 dan juga data Upah Minimum
Provinsi tahun 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak semua
variabel independen signifikan mempengaruhi status pekerjaan tenaga kerja
terdidik. Kebijakan Upah Minimum Regional terhadap status pekerjaan
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda di masing-masing kelompok
pendidikan., ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan Upah
Minimum Regional terhadap status pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia
pada level individu. Selain itu, penelitian ini juga meneliti pengaruh dari
karakteristik demografi, karakteristik sosial, dan karakteristik regional terhadap
sektor pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia. Data yang digunakan adalah
data survei SAKERNAS untuk periode tahun 2013 dan juga data Upah Minimum
Provinsi tahun 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak semua
variabel independen signifikan mempengaruhi status pekerjaan tenaga kerja
terdidik. Kebijakan Upah Minimum Regional terhadap status pekerjaan
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda di masing-masing kelompok
pendidikan.
ABSTRACT
This paper aims to observe the effects of regional minimum wage raise
on occupational status of educated labour in Indonesia at the individual level.
Moreover, it also examines the effects of demographic, social and regional
characteristics on occupations of Indonesia's educated labour. Data used is
National Labour Survey (SAKERNAS) and Regional Minimum Wage for the
year 2013. Results shows that not all of the independent variable are able to affect
the occupational status of educated labour. Furthermore, the effects of minimum
wage policy that is implemented on the occupational status differ at each
educational category]"
2014
S60533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Teguh Gunawan
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum terhadap employment transition khususnya di Pulau Jawa sebagai wilayah Indonesia yang mayoritas kabupaten/kotanya menetapkan upah minimum. Studi sejenis sebelumnya dilakukan di negara maju yang tidak mempertimbangkan adanya sektor informal. Analisis yang dilakukan menggunakan data individu yang bersumber dari Sakernas BPS tahun 2010 dan 2015 yang dilihat sebagai bentuk longitudinal t-1 dan t untuk masing-masing tahun. Analisis empiris yang digunakan adalah multinomial logit dengan pendekatan markov chain. Selain upah minimum riil sebagai variabel independen utama, variabel independen lain yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status perkawinan sebagai karakteristik individu, serta PDRB, share sektor manufaktur dalam PDRB, coverage upah minimum, dan rasio penduduk usia kerja terhadap total penduduk sebagai karakteristik regional. Upah minimum berdampak negatif dan signifikan terhadap transisi dari formal ke informal (F ke I), formal ke tidak bekerja (F ke N), dan tidak bekerja ke tidak bekerja (N ke N). Selain itu, upah minimum juga berdampak positif dan signifikan pada transisi dari formal ke formal (F ke F) dan informal ke informal (I ke I). Sedangkan pada transisi dari tidak bekerja ke informal (N ke I) tidak dipengaruhi oleh upah minimum.

The objectives of the study is to determine the effect of minimum wages on employment transition, especially in Java as the majority of the Indonesian region set a minimum wage in district/city level. Previous similar studies carried out in developed countries that do not take the informal sectors. The analysis was performed using individual data sourced from Sakernas BPS 2010 and 2015 are seen as a form of longitudinal t-1 and t for each year. Empirical analysis used is multinomial logit with Markov chain approach. In addition to a real minimum wage as an primary independent variable, other independent variables used were age, gender, educational level, and marital status as individual characteristics, as well as the GRDP, the share of the manufacturing sector in the GRDP, coverage of the minimum wage, and the ratio of working age population to total population as regional characteristics. Minimum wage has a significant and negative impact on the transition from the informal to the formal (F to I), formal to not employed (F to N), and not employed to not employed (N to N). In addition, the minimum wage is also positive and significant impact on the transition from formal to formal (F to F) and informal to informal (I to I). While the transition from not employed to informal (N to I) are not affected by the minimum wage.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>